Rabu, 02 Mei 2012

Indonesia satu-satunya negara Asia yang mengirim kapal perang untuk misi perdamaian di Lebanon

KRI Diponegoro-365 Kapal Perang Indonesia
TNI Perbanyak Personel Pasukan Perdamaian PBB

Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan senantiasa meningkatkan jumlah prajurit yang dikirim dalam misi perdamaian PBB di seluruh dunia. Pengiriman kapal perang (KRI) untuk misi di Lebanon juga terus dilakukan. Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan, jumlah prajurit yang dikirim akan ditingkatkan hingga mencapai angka tertentu. "Kita ingin keterlibatan pada posisi penting di PBB," ujarnya saat menyambut kedatangan Satgas Maritim Kontingen Garuda XXVIII-C/UNIFIL, Lebanon di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Tanjung Priok, Jakarta.

Posisi itu, ujar Agus, bisa didapatkan mana kala jumlah prajurit TNI di dalam misi perdamaian terus bertambah dan sesuai dengan jumlah yang ditetapkan PBB.Jumlah pasukan TNI yang tergabung dalam misi perdamaian PBB di seluruh dunia saat ini sebanyak 1.828 prajurit. Mereka tersebar di berbagai wilayah konflik, yakni Lebanon, Kongo, Haiti, Liberia, Sudan Selatan, Darfur, dan Suriah. Diharapkan pada 2014, Indonesia dapat mengirimkan 4.000 penjaga perdamaian di seluruh dunia dalam misi PBB. Dia mengatakan, penugasan pasukan TNI pada misi pemeliharaan perdamaian merupakan bentuk pengakuan dunia internasional terhadap Indonesia, khususnya TNI, dalam upaya memberikan kontribusi nyata terhadap terwujudnya perdamaian dunia sesuai yang tercantum dalam piagam PBB.

Kepercayaan ini mengandung makna bahwa bangsa Indonesia telah menjadi bagian penting dari komunitas dunia dalam berperan menciptakan kehidupan masyarakat internasional yang adil dan beradab. Di antara pasukan itu,sebanyak 100 prajurit dalam Satgas Maritim Kontingen Garuda XXVIII-C/UNIFIL, Lebanon telah kembali ke tanah air, berikut kapalnya, KRI Sultan Iskandar Muda (367), dan helikopter.

Indonesia merupakan negara Asia pertama dan satu-satunya yang mengirim kapal perang dalam misi perdamaian di Lebanon. KRI SIM-367 merupakan kapal ketiga yang pernah dikirim ke sana. Dua sebelumnya yaitu KRI Frans Kaisiepo (368) dan KRI Diponegoro (365). Nantinya TNI akan mengirim KRI ke Lebanon,menggantikan peran SIM-367 yang sebelumnya bertugas enam bulan. "Kita masih akan mengirim satuan berikutnya, yakni KRI Hasanuddin. Sekarang sedang dipersiapkan. Mungkin dua atau tiga bulan lagi akan diberangkatkan. Setelah itu juga akan dilakukan pengiriman selanjutnya," kata Agus. Jumlah awak prajurit KRI Hasanuddin (366) juga berjumlah 100 orang. KRI ini memiliki bobot yang hampir sama dengan KRI Sultan Iskandar Muda.

Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul menambahkan, KRI Sultan Iskandar Muda- 367 sebagai unsur MTF memiliki tugas membantu Angkatan Laut Pemerintah Lebanon dalam menegakan kedaulatan negaranya secara mandiri, mengamankan garis pantai, mencegah masuknya senjata dan material lainnya secara ilegal ke Lebanon dari pihak-pihak tertentu. Di antara kegiatan yang dilakukan selama bertugas adalah latihan menghadapi kondisi cuaca ekstrem, procedure boarding ke kapal suspect, dan joy sailing.

Keberhasilan misi MTF UNIFIL ini menunjukkan profesionalitas TNI diakui dan sejajar dengan angkatan bersenjata negara-negara lain di dunia yang mengirimkan pasukannya pada misi PBB di Lebanon atau Troops Contributing Countries (TCC), di antaranya Jerman, Prancis, Italia, Spanyol, Yunani, danTurki.

www.mediaindonesia.com