Sabtu, 05 Mei 2012

Red Baron, si penerbang tempur legendaris Perang Dunia I

Manfred von Richthofen
Manfred von Richthofen lahir pada tanggal 2 Mei 1892 Breslau, Jerman (kini Wroclaw Polandia). Ia meninggal di Vaux sur Somme, Perancis, pada tanggal 21 April 1918, menjelang usianya yang ke 26 tahun. Rekan-rekan di sekuadron terbangnya sering memanggilnya dengan sebutan der rote Kampfflieger (The Red Battle-Flyer), Orang Prancis menyebutnya le petit rouge, dan dunia lebih mengenalnya dengan sebutan The Red Baron. Dan pilot muda ini pun hadir sebagai penerbang tempur yang sangat ditakuti pada masa Perang Dunia I.

Pada masa Perang Dunia I, saat pesawat terbang tempur masih terbuat dari kayu dan kain, dua puluh kemenangan pertempuran udara membuat seorang pilot mendapat status sebagai pilot legendaris dan berhak untuk penghargaan Pour Le Mérite ("Blue Max"), Richthofen telah membukukan 80 kemenangan pertempuran udara. Dan hari ini dianggap sebagai The Ace of Aces.

Manfred von Richthofen adalah putra dari Mayor Albrecht von Richthofen, seorang bangsawan Prusia. Manfred adalah sulung dari tiga bersaudara. Pada usian 11 tahun dia terdaftar sebagai siswa sekolah militer di Wahlstatt, dan kemudian belajar di Royal Military Academy Lichterfelde. Manfred lebih pantas disebut sebagai atlet daripada seorang pelajar. Salah satu keterampilan olah-raga yang dikuasainya adalah menunggang kuda. Keterampilan itu untuk membuatnya menjadi seorang perwira kavaleri. Pada bulan April 1911 dia bertugas di Resimen 1 Uhlans Kaiser Alexander III. Dan pada tahun 1912 dia dipromosikan menjadi Letnan.

Sayangnya, perang yang terjadi pada abad kedua puluh sangat sedikit membutuhkan keberadaan pasukan kavaleri. Penemuan senapan mesin telah mengakibatkan perlunya operasi tempur yang lebih aman ketimbang pasukan berkuda yang sulit berlindung atau bersembunyi sehingga mudah menjadi sasaran tembak. Ketika perang pecah pada bulan Agustus 1914, Richthofen melihat bahwa satuan tempur udara merupakan tantangan baru baginya. Awalnya dia bergabung dengan Fliegertruppe (layanan udara) pada tahun 1915 sebagai pengamat karena waktu pelatihannya lebih pendek dan bisa segera membuatnya terlibat dalam pertempuran. Setelah pertemuannya dengan Oswald Boelcke, Manfred memilih untuk menjadi pilot pesawat tempur. Setelah menghabiskan latihan hanya selama 24 jam terbang bersama Oberleutnant Georg Zeumer, dia melakukan penerbangan solo pertamanya pada tanggal 10 Oktober 1915.

Berikut perjalanan waktu keterlibatan The Red Baron dalam pertempuran udara.

  • September 1915
    Dalam tempur udara kedua (masih sebagai pengamat), Richthofen membuat jatuh sebuah pesawat Perancis. Tapi Richthofen tidak mencatatnya sebagai kemenangan.
  • 24 April 1916
    Richthofen pertama kali menerbangan pesawatnya sebagai seorang pilot. Dengan pesawatnya itu dia berhasil menembak jatuh sebuah Nieuport Perancis. Dan sekali lagi, kemenangan itu tidak tercatat dalam kemenangan tempur udaranya.
  • September 1916
    Saat menemui Oswald Boelcke, Richthofen ditugaskan di Front Barat. Richthofen mengawali karir sebagai penerbanga tempur dengan Jagdstaffel 2, pesawat terbang Albatros D. II dengan sayap ganda (biplane) . Meskipun Richthofen dikenang dunia sebagai Red Baron dengan pesawat tempur Fokker Dr.I bersayap tiga tingkat (triplane), tapi sebenar dia lebih lama menghabiskan sebagian besar waktu terbangnya dengan pesawat tempur Albatros D.II dan D.III.
  • 17 September 1916
    Skor kemenangan Richthofen udara pertama kali dikonfirmasi.
  • 23 November 1916
    Seorang penerbang tempur andalan Inggris, Mayor Lanoe Hawker, menjadi korban kesebelas Richthofen.
  • 4 Januari 1917
    Richthofen membukukan kemenangan pertempuran udaranya yang ke-16, sehingga membuatnya menjadi The Ace dari Jerman. Selanjutnya pada tanggal 12 Januari 1917, Richthofen menerima anugerah Pour Le Mérite ("Blue Max") dan ditetapkan sebagai komandan Jasta 11. Sejak itu Richthofen memutuskan untuk mengecat pesawat tempurnya dengan warna merah dengan maksud agar mudah dikenali oleh sekutu-sekutunya pada saat dia sedang terbang. Richthofen mengatakan bahwa ia memilih warna merah karena warna resimen kavaleri Uhlan dimana dia mengawali karier militernya. Hal ini diikuti oleh para penerbang di skuadronnya yang menggunakan warna merah untuk menunjukkan solidaritas. Pada saat perang, beberapa pesawat Inggris menggunakan warna merah pada bagian hidung pesawat yang mengumumkan niat mereka untuk memburu The Red Baron.
  • 9 Maret 1917
    Richthofen ditembak jatuh di atas Oppy, tapi terbang lagi pada hari yang sama.
  • 7 April 1917
    Richthofen dipromosikan untuk Rittmeister.
  • 8 April 1917
    Sayap bawah Albatros D. III tidak bisa digerakkan untuk kedua kali saat diterbangkan oleh anggota lain Jasta III dalam sebuah penerbangan. Dengan marah Richthofen menulis surat ke Berlin. Dan hasilnya adalah kedatangan seorang desainer pesawat Anthony Fokker yang segera mengamati kendala pada sayap bagian bawah itu. Anthony Fokker telah mengamati Sopwith Triplane milik Inggris, dan ini membuatnya memutuskan untuk membangun Fokker Dr.I bersayap tiga tingkat (triplane) .
  • 29 April 1917.
    Richthofen menembak jatuh empat pesawat musuh dalam satu hari. Bulan tersebut juga dikenal sebagai "Bloody April". Inggris telah kehilangan 912 pilot dan pengamat selama bulan April itu, sementara Richthofen mencetak 21 kemenangan yang luar biasa selama periode yang sama. Setelah kemenangan 41 nya, Richthofen diperintahkan cuti. Ia menghabiskan liburan dengan berburu di kota asalnya, dan juga bertemu dengan Kaiser Wilhelm.
  • 24 Juni 1917
    Jagdgeschwader 1 (Fighter Wing 1) dibentuk dan dibawah komando Manfred von Richthofen. Skuadron tempur ini kemudian diganti namanya menjadi "Jagdgeschwader Frieherr von Richthofen" untuk menghormatinya.
  • Juli 1917
    Richthofen ditembak jatuh oleh Capt Cunnel Douglas dan Lt. Albert Woodbridge. Meskipun selamat, tapi dia telah mengalami luka tembak serius di kepala. Dengan segera dia dipensiunkan dari pertempuran udara dan dilarang terbang kecuali benar-benar diperlukan. Richthofen mulai menghabiskan lebih banyak waktu di bagian administrasi dan bagian umum lainnya. Tapi akhirnya ia kembali ke medan pertempuran udara ketika para pemimpin Jerman menyadari bahwa mereka tidak memiliki penerbang tempur yang lebih baik selain Richthofen.
  • Agustus 1917
    Fokker triplane yang pertama dikirim untuk skuadron tempur Jagdgeschwader 1.
  • 1 September 1917
    Richthofen membukukan kemenangannya yang ke-60. Kemenangan ini menjadi kemenangan pertamanya setelah menggunakan pesawat tempur Fokker Dr.I triplane. Pada 6 September 1917, dia mengambil cuti untuk penyembuhan sakit pada kepalanya. Pada bulan berikutnya ia kembali menggunakan pesawat tempur VD Albatros.
  • April 1918
    Richthofen mencatat dua kemenangan lagi saat terbang menggunakan Fokker Dr.1 triplane. Meskipun pesawat tempur yang ia terbangkan sebagian besar adalah pesawat terbang bertype biplane pada hampir seluruh karirnya, dan pesawat-pesawat terbang itu juga dicat dengan warna merah, Fokker Dr.1 triplane inilah yang membuatnya dikenal dunia dengan sebutan The Red Baron.
  • Pada tanggal 21 April 1918, Richthofen mengikuti pesawat tempur Camel Sopwith yang dikemudikan pilot Wilfred May hingga masuk jauh ke wilayah Inggris hingga sebuah peluru yang ditembakkan dari belakang menembus dadanya. Tembakan ini diyakini berasal dari penembak Australia di tanah, tapi mungkin juga berasal dari senjata penerbang Kanada Arthur "Roy" Brown yang datang untuk membantu May. Pesawat yang dikemudikan Manfred von Richthofen terhempas di sebuah lapangan yang terletak di samping jalan antara Corbie dan Bray. Tubuhnya ditemukan oleh pasukan Inggris, dan dia dikuburkan dengan upacara militer penuh.
briggsenterprises.com, acepilots.com