Rabu, 07 November 2012

Pameran Indodefence 2012 Secara Resmi Dibuka Hari Ini

Indodefence 2012
Indodefence 2012 secara resmi telah dibuka hari ini (Rabu, 7/11/2012) oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Budiono. Pameran industri peralatan pertahanan yang diselenggarakan setiap dua tahun sekali oleh Indonesia ini kali ini membawa tema "Building Roadmap for Defence Industry, Present and Futures" dan diikuti oleh 600 perusahaan pertahanan dari 50 negara. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara | Pameran Indodefence 2012 Secara Resmi Dibuka Hari Ini.
Wapres Resmikan Indodefence 2012

Pameran Indodefence 2012 secara resmi dibuka Wakil Presiden RI Budiono di JI Expo, PRJ Kemayoran, Rabu (7/11). Pameran dan forum ini akan berlangsung hingga Sabtu (10/11).
Pelaksanaan Pameran Indodefence 2012 menurut Wapres Budiono cukup penting bagi industri pertahanan nasional sebab dapat berinteraksi antara industri pertahanan dalam negeri dengan negara lain sehingga nantinya dapat bersaing dengan dunia internasional. "Kegiatan ini penting bagi pelaku industri pertahanan karena memberikan inspirasi agar dapat memperoleh potensi dan peluang untuk meningkatkan kualitas industri pertahan di masa yang akan datang," kata Wapres Budiono.

Lebih lanjut Wapres Budiono mengatakan pameran ini juga bermanfaat bagi publik sebagai pendidikan untuk mengenali secara luas tentang perkembangan industri pertahanan. Menurutnya, industri pertahanan merupakan bagian tersendiri yang mengelola omset terbesar. Sebagai indikator, pengeluaran militer untuk tahun lalu 2011 dengan harga konstan 2010 itu mencapai 1.735 miliar dolar AS dalam 1 tahun. "Ini 2,5 PDB dan hampir 10 kali APBN kita. Ini peluang yang luar biasa bagi suatu negara. Ini sangat penting dan perlu digarisbawahi bahwa ekspo dan forum ini benar bisa dimanfaatkan," terangnya.

Berdasar catatan, lanjut Wapres, belanja di bidang pertahanan itu 0,7 persen PDB kita. Kedepan akan meningkat agar dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. "Kalau kita lihat di statistik, AS tertinggi, China dll. Tapi PDB tertinggi Arab Saudi 10 persen lebih dari PDBnya. Jika dilihat statistik impor alutsista, kita nomor 15. Artinya memang masih ada peluang bagi indonesia untuk mengembangkan lagi produksi industri pertahanan dalam negeri baik dari segi pertimbangan ekonomi maupun pertimbangan keamanan."

Pengalaman di banyak negara yang sudah sukses mengembangkan industri pertahanan, kata dia, selalu sukses dibarengi pertumbuhan industri lain. Industri pertahanan tentunya tidak akan mematikan industri lain sebab akan saling membutuhkan.

infopublik.kominfo.go.id