Selasa, 29 Januari 2013

Superdrone Taranis Buatan BAE System Siap Uji Coba Terbang

Pesawat tempur tanpa awak Taranis akan melaksanakan uji coba penerbangan dalam minggu ini di kawasan udara Australia. Taranis adalah pesawat jet tempur tanpa awak yang dikembangkan oleh BAE System bekerjasama dengan perusahaan Rolls-Royce, GE Avistion System, QinetiQ, dan Kementerian Pertahanan Inggris.
Taranis. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Taranis
Sebuah pesawat tempur tanpa awak (UCAV: Unmanned Combat Air Vehicle) yang dikembangkan oleh perusahaan pertahan BAE System (Inggris) dikabarkan siap untuk melakukan uji coba penerbangan dalam minggu ini. Jika uji coba terbang yang direncanakan akan dilakukan di Australia itu berhasil, pesawat tempur tanpa awak yang diberi nama Taranis itu bisa digunakan dalam peperangan di garis depan untuk melawan terorisme di wilayah seperti di Afrika Utara dan Timur Tengah.

Kinerja superdrone berbobot 8 ton ini akan dipantau oleh pejabat militer Inggris. Uji coba penerbangan Taranis yang awalnya akan dilakukan di kawasan Inggris ini pernah terpaksa dijadwal ulang karena terbentur dengan undang-undang penerbangan yang ketat di Inggris.

Taranis merupakan proyek pesawat tempur tanpa awak yang pelaksanaannya dikerjakan oleh BAE System sebagai kontraktor utama bekerjasama dengan Rolls-Royce, GE Avistion System, QinetiQ, dan Kementerian Pertahanan Inggris. Pesawa tanpa awak ini menggunakan mesin jet dan sudah mengaplikasikan teknologi stealth (siluman) sehingga mampu menyusup jauh ke dalam jantung pertahanan musuh.

Pemberitaan tentang pesawat tempur tanpa awak Taranis ini telah muncul sejak tahun 2010 lalu (baca: Taranis, Jet Tempur UAV Masa Depan Rancangan Inggris). Untuk membangun satu unit prototipe Taranis yang selesai dibuat pada 2010 lalu, menelan dana sekitar 143 juta poundsterling atau sekitar Rp 2,17 triliun. Prototipe tersebut awalnya direncanakan untuk uji penerbangan pada 2012 tapi terkendala oleh undang-undang penerbangan Inggris selain memang karena masih terdapat kendala teknis pada pesawat.

Selama ini armada drone milik militer Inggris dioperasikan dengan cara dikendalikan oleh petugas pengendali yang berada di darat. Jet tempur tanpa awak Taranis akan menggunakan sistem komputer yang memungkinkan pesawat mampu melakukan manuver secara mandiri. Sistem komputer tersebut akan menghubungi petugas di darat saat akan meminta otoritas untuk melakukan serangan menggunakan sistem persenjataan pada pesawat.

Kontroversi seputar penggunaan drone telah disorot oleh PBB. Lembaga tersebut telah memulai penyelidikan beberapa kematian pihak sipil dan militer yang disebabkan oleh serangan pesawat tak berawak. Menanggapi hal itu, seorang juru bicara dari BAE System mengatakan: "Taranis adalah program BAE-MoD bersama dan kita tidak berhak untuk mengkonfirmasi rincian apapun dari penerbangan yang akan datang, termasuk lokasi, waktu atau semua data mungkin ada."

www.ibtimes.co.uk