Minggu, 20 Oktober 2013

5 Orang Ahli Strategi Perang Gerilya Dalam Sejarah Militer Dunia

Berita Hankam: 5 Orang Ahli Strategi Perang Gerilya Dalam Sejarah Militer Dunia. 5 ahli strategi perang gerilya yang namanya tercatat dalam sejarah militer dunia tersebut adalah Jenderal AH Nasution, Jenderal Vo Nguyen Giap, Ernesto Che Guevara, Mao Zedong, dan Thomas Edward Lawrence.
Perang Gerilya. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
5 Pakar perang gerilya, dari Nasution sampai Giap

Perang gerilya adalah bentuk peperangan tidak teratur di mana sekelompok kecil pejuang seperti warga sipil bersenjata (atau " laskar ") menggunakan taktik militer termasuk penyergapan, sabotase, serangan, perang kecil, unsur kejutan, dan mobilitas yang luar biasa untuk mendominasi lebih besar dan tentara tradisional kurang mobile, atau memukul target kebal, dan menarik segera. Istilah ini berarti "perang kecil" dalam bahasa Spanyol, dan kata, gerilya telah digunakan untuk menggambarkan konsep sejak abad ke-18, dan mungkin sebelumnya. Dalam penggunaan Spanyol benar, orang yang merupakan anggota gerilya adalah guerrillero jika laki-laki, atau guerrillera jika perempuan. Istilah "gerilya" digunakan dalam bahasa Inggris sejak 1809, untuk menggambarkan pejuang (misalnya , "Kota ini diambil oleh gerilyawan"), dan juga (seperti di Spanyol) untuk menunjukkan kelompok atau band pejuang tersebut. Namun, dalam kebanyakan bahasa gerilya masih menunjukkan gaya tertentu peperangan. Penggunaan mungil membangkitkan perbedaan jumlah, skala, dan ruang lingkup antara tentara gerilya dan formal, tentara profesional negara. Dalam bahasa Inggris, "gerilya" sering diucapkan sebagai homophone untuk "gorila". Strategi dan taktik perang gerilya cenderung berfokus seputar penggunaan kecil, kekuatan ponsel bersaing lebih besar, yang lebih berat. Gerilya ini berfokus pada pengorganisasian dalam satuan kecil, tergantung pada dukungan dari penduduk setempat, serta mengambil keuntungan dari medan lebih akomodatif unit-unit kecil. Taktis, tentara gerilya akan menghindari konfrontasi dengan unit besar pasukan musuh, tetapi mencari dan menghilangkan kelompok kecil tentara untuk meminimalkan kerugian dan menguras kekuatan lawan. Tidak membatasi target mereka untuk personil, sumber daya musuh juga pilihan sasaran. Semua itu adalah untuk melemahkan kekuatan musuh, menyebabkan musuh akhirnya tidak mampu untuk menuntut perang lagi, dan memaksa musuh untuk mundur. Hal ini sering disalahpahami bahwa perang gerilya harus melibatkan menyamar sebagai warga sipil menyebabkan pasukan musuh gagal dalam memberitahu teman dari musuh. Namun, ini bukan merupakan fitur utama dari perang gerilya. Jenis perang dapat dipraktekkan di mana saja ada tempat kombatan untuk menutupi diri mereka dan di mana keuntungan tersebut tidak dapat dimanfaatkan oleh kekuatan yang lebih besar dan lebih konvensional. Pemimpin Komunis seperti Mao Zedong dan Vietnam Utara Ho Chi Minh baik perang gerilya diimplementasikan memberikan kerangka teoritis yang berfungsi sebagai model untuk strategi serupa di tempat lain, seperti Kuba "Foco" teori dan mujahidin anti-Soviet di Afghanistan. Mao Zedong diringkas taktik gerilya dasar di awal Cina "Kedua Perang Saudara Revolusioner" sebagai: "Kemajuan musuh, kita mundur, kamp-kamp musuh, kita melecehkan, ban musuh, kita serangan, retret musuh, kita mengejar.". 124 Setidaknya satu penulis credits karya Cina kuno The Art of War (berasal dari setidaknya 200 SM) dengan memberikan instruksi dalam taktik seperti Mao.
Vietnam baru saja kehilangan salah satu pahlawan perangnya, Jenderal Vo Nguyen Giap. Ratusan ribu orang mengantar kepergian Vo Nguyen Giap, sosok yang bertarung melawan kolonialisasi Prancis dan juga serangan Amerika Serikat ke Vietnam. Vo Nguyen Giap juga dikenal sebagai salah satu master strategi perang gerilya. Dia adalah orang yang memimpin pasukan Vietnam dalam serangan Dien Bien Phu dengan strategi gerilya. Selain Vo Nguyen Giap, dunia mengenal banyak master perang gerilya. Salah satunya adalah jenderal kebanggaan Indonesia, Jenderal AH Nasution. Berikut 5 master perang gerilya yang dirangkum oleh tim redaksi.

Jenderal AH Nasution. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
1. Jenderal AH Nasution

Jenderal Nasution dikenal sebagai ahli perang gerilya. Pengalamannya sebagai ahli perang gerilya datang setelah persetujuan Renville 17 Januari 1948. Saat itu pasukan Siliwangi hijrah ke Jawa Tengah. Nasution saat itu sebagai Wakil Panglima Besar Angkatan Perang. Tentara RI ketika itu memperkirakan Belanda akan mengulangi agresi militer I. Nasution pun menyusun konsep perlawanan rakyat semesta dengan inti perang gerilya. Pada agresi militer II, Nasution diangkat sebagai Panglima Tentara di Jawa. Bermarkas di sebuah desa di Prambanan dan Kulonprogo, Nasution mengeluarkan berbagai instruksi pelaksanaan perang gerilya. Setelah menjadi KSAD, Nasution sempat dinonaktifkan akibat peristiwa 17 Oktober 1952. Nasution diaktifkan kembali pada 1955 dan berjuang melawan berbagai pemberontakan.

Jenderal Nasution dikenal sebagai pengarang buku yang produktif. Dia banyak menulis buku di antaranya 11 jilid buku Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia. Bukunya "Pokok-Pokok Gerilya" diterjemahkan ke berbagai bahasa asing. Konon, Vietcong belajar dari buku Nasution saat perang melawan Amerika Serikat di Vietnam. Nasution juga menulis memoar berjudul "Memenuhi Panggilan Tugas" sebanyak 8 jilid. Nasution meninggal dunia pada 5 September 2000. Jenazahnya dimakamkan di TMP Kalibata.

Jenderal Vo Nguyen Giap. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
2. Vo Nguyen Giap

Pemimpin militer terkemuka Vietnam, Jenderal Vo Nguyen Giap yang pasukannya bisa menundukkan Prancis di Dien Bien Phu, mengungkapkan sejumlah rahasia kekuatan pasukannya. Pada akhir April 1975, pasukan Vietnam Utara berhasil membuat pasukan AS dan pasukan Vietnam Selatan bertekuk lutut. Peristiwa ini ditandai dengan simbol menyedihkan bagi Amerika ketika Dubes AS untuk Vietnam Selatan terbang dengan helikopter dari atap bangunan kedutaannya. "Kami dipaksa untuk menghadapi imperialis agresif paling kuat dan kejam. Perang berlangsung selama lima pemerintahan dari lima presiden dan menghadapi kami dengan kekuatan tak setara," kata Vo. "Tanpa memegang senjata, Vietnam bisa berdiri dan menghancurkan rantai perbudakan dan kemudian mengalahkan dua imperialis besar untuk membebaskan bangsa dan rakyat. Mari kita melihat kembali ke dalam ribuan tahun sejarah, mempelajari kebudayaan nasional serta tradisi serta warisan kemiliteran bangsa Vietnam, sekaligus kecenderungan revolusioner Vietnam."

Menurutnya kekuatan bangsa Vietnam terletak pada pengembangan falsafah kehidupan dan kebudayaannya dengan patriotisme pada intinya, (yang menghasilkan) keinginan tidak menyerah untuk berjuang. Kekuatan ini telah dimanfaatkan untuk mengatasi kekerasan alam dan agresi asing. Jenderal Vo mencatatkan dirinya dalam sejarah kemiliteran Vietnam karena strategi-strategi militernya yang sangat cemerlang, seperti pengepung pasukan Prancis di Dien Bien Phu tahun 1954 dan Serangan Tet (Tet Offensive) terhadap AS di Vietnam Selatan tahun 1968. Strategi andalannya adalah perang gerilya.

Ernesto Che Guevara. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
3. Che Guevara

Ernesto Che Guevara lahir pada 14 Juni 1928. Dia lebih dikenal sebagai El Che atau Che. Dia seorang revolusioner, dokter, intelektual, pemimpin gerilya, diplomat, sekaligus ahli militer. Dia disukai dan dibenci banyak orang. Che Guevara bisa berarti cinta atau benci. Bagi sebagian orang, nama ini sama dengan perjuangan kebebasan, namun buat yang lain berarti pembunuhan. Nama asli Che adalah Ernesto Lynch. Sewaktu muda Che dijuluki 'Chanco' (babi) karena jarang mandi, sehingga badannya bau. Dia berganti kaus oblong sekali saban pekan. Che menulis buku Guerilla Warfare setelah revolusi Kuba. Buku itu diterbitkan pada 1961. Buku karangan Che menjadi panduan bagi gerilyawan di seluruh dunia. Banyak yang menyebut prinsip gerilya Che hampir mirip seperti isi buku Mao. Tapi Che mengaku tidak pernah membaca buku Mao.

Mao Zedong. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
4. Mao Zedong

Mao Zedong merupakan pemimpin Partai Komunis China. Dia menjadi Presiden Republik Rakyat China pada 1949. Pada masa dia berkuasa, rakyat China hidup di bawah tekanan tangan besinya. Pada perang sipil di China melawan kubu nasionalis, Mao memunculkan strategi yang sering diadopsi banyak pihak sebagai strategi perang gerilya. Prinsip strategi perang Mao adalah, saat lawan maju, kami mundur. Saat musuh berkumpul, kami mengusik. Saat musuh lelah, kami menyerang. Saat musuh mundur, kami mengejar. Salah satu slogan yang marak digunakan sebagai perlambang strategi Mao adalah tarik lenganmu sebelum memukul. Dengan cara ini pukulan yang keluar akan lebih dahsyat.

Thomas Edward Lawrence. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
5. Lawrence of Arabia

Thomas Edward Lawrence atau Lawrence of Arabia adalah seorang petualang dari Inggris, ahli strategi militer. Dia juga menulis mahakarya "The Seven Pillars of Wisdom" (1927). Dia menggalang revolusi Arab dan memulai perlawanan terhadap Turki. Dia berperan dalam membantu Arab kala berhadapan dengan Turki semasa Perang Dunia I. Dia memperkenalkan teori taktik gerilya di sebuah artikel yang ditulisnya pada tahun 1938. Dalam artikelnya dia membandingkan pejuang gerilya dengan gas. Gerilyawan berjuang di daerah operasi secara acak. Mereka atau selnya menduduki tempat inti yang sangat kecil sementara molekul gas menempati tempat inti terkecil di wadahnya. Gerilyawan dapat bergantung dengan kelompok untuk tujuan taktis tetapi posisi pimpinan tersebar. Pejuang seperti itu sangat sulit dikalahkan. Perjuangan Lawrence difilmkan dalam "Lawrence of Arabia" dirilis pertama kali pada tahun 1962 dengan aktor Peter O''Toole sebagai pemeran tokoh sejarah itu. Film tersebut berhasil mendapatkan 7 Oscar termasuk film terbaik dan sutradara terbaik untuk David Lean.

www.merdeka.com