Selasa, 01 April 2014

TNI AD Siapkan 5 Lokasi Untuk Kandang 103 MBT Leopard

103 unit MBT Leopard buatan Jerman yang merupakan pesanan pemerintah Indonesia telah disediakan beberapa lokasi untuk penempatannya oleh pihak TNI AD. 5 lokasi yang akan menjadi kandang bagi tank-tank kelas berat Leopard tersebut adalah Batalyon Kavaleri 1 Kostrad (Cijantung), Batalyon Kavaleri 8 Kostrad (Pasuruan), Pusat Pendidikan Kavaleri (Padalarang), Kompi Kavaleri CAMB (Sentul) dan Kompi Kavaleri Pusat Latihan Pertempuran (Baturaja).

MBT Leopard TNI AD. Prokimal Online Kotabumi Lampung Utara
MBT Leopard TNI AD.
TNI AD Klaim MBT Aman.

Mabes TNI AD berupaya meyakinkan publik jika rencana mengimpor Main Battle Tank (MBT) Leopard sudah tepat dan sesuai dengan kebutuhan militer. Hal itu disampaikan pihak TNI AD menyusul kritikan dari mantan Presiden BJ Habibie atas rencana memasukkan puluhan MBT ke Indonesia.

Kadispenad Brigjen Andika Perkasa menjelaskan, pihaknya telah merencanakan penempatan 103 MBT Leopard di lima lokasi. Yakni:

1. Batalyon Kavaleri 1 Kostrad, Cijantung (total 41 unit)
  • 13 unit Leopard 2A4.
  • 28 unit Leopard 2 RI.
2. Batalyon Kavaleri 8 Kostrad, Pasuruan (total 41 unit)
  • 28 unit Leopard 2A4.
  • 13 unit Leopard 2 RI.
3. Pusat Pendidikan Kavaleri, Padalarang (total 4 unit)
  • 3 unit Leopard 2 RI.
  • 1 unit Leopard 2A4.
4. Kompi Kavaleri CAMB, Sentul (total 13 unit)
  • 13 unit Leopard 2 RI.
5. Kompi Kavaleri Pusat Latihan Pertempuran, Baturaja (total 4 unit)
  • 4 unit Leopard 2 RI.
Menurut Andika, kebijakan mendatangkan tank leopard sudah diperhitungkan betul dengan kondisi di Indonesia, termasuk jalannya. Meskipun berat tank Leopard mencapai 62 ton, namun tekanan pada tanah hanya berkisar 0,8 kg/cm2 atau 8,9 ton permeter persegi. Tekanannya relatif sama dengan tank AMX-13 (bobot 14,5 ton) dan Scorpion (bobot 8 ton). "Artinya, tank tersebut sangat memenuhi syarat untuk menggunakan jalan kelas 1 dan 2," ujarnya kemarin.

Sebab, jalan kelas 2 saja masih boleh dilewati kendaraan dengan tekanan maksimal 10 ton. Tekanan yang ditimbulkan tank leopard diperkirakan sama seperti truk kontainer pada umumnya. Untuk jembatan, Andika meyakinkan jika tank tersebut tidak akan membuat jembatan runtuh. Perhitungan TNI AD, beban tank leopard di jembatan mencapai 2,38 kN (kilonewton) permeter persegi atau 238 kilogram permeter persegi. Lebih kecil dari beban maksimal yang mampu ditahan jembatan kelas A, yakni 4,46 kN/m2.

Andika mengatakan, tank leopard tidak hanya digunakan oleh negara gurun. Dari 20 negara pengguna leopard di dunia, hanya tiga negara yang memiliki gurun. Yakni, Australia, Cile, dan Lebanon. "Tank leopard mampu bermanuver off road di permukaan berlumpur maupun sungai dengan kedalaman di bawah empat meter," tambahnya.

Sebelumnya, mantan Presiden BJ Habibie mengkritik rencana Menhan mengimpor leopard dalam jumlah besar. Habibie menilai Indonesia adalah negara maritime sehingga tidak memerlukan leopard. Habibie juga khawatir dengan dampak yang ditimbulkan jika tank tersebut melewati jalan dan jembatan.

www.jpnn.com, nasional.kompas.com