Jumat, 05 September 2014

Sengketa Laut China Selatan Makin Memanas, TNI Diperintahkan Makin Siaga

Panglima TNI memerintahkan kepada seluruh kesatuan TNI dari matra darat, udara, dan laut, untuk lebih meningkatkan kesiagaan menyusul makin meningkatnya ketegangan yang berpotensi menjadi konflik terbuka di kawasan Laut China Selatan. Kondisi geopolitik yang cenderung memanas ini menuntut peran TNI untuk lebih sigap sebagai garda pengawal dan pengaman wilayah NKRI.

Armada Kapal Perang TNI AL. Prokimal Online Kotabumi Lampung Utara
Armada Kapal Perang TNI AL.
Laut China Selatan memanas, Panglima TNI minta prajurit siaga.

Memanasnya suhu politik di di Laut China Selatan, ditanggapi serius oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI). Panglima TNI Jenderal Moeldoko bahkan memerintahkan seluruh kesatuan, baik darat, laut maupun udara untuk siaga. Hal tersebut untuk mengantisipasi segala kemungkinan menyusul ketegangan yang semakin meningkat. "Semua situasi yang terjadi pada suatu wilayah bias saja berpengaruh besar pada wilayah lainnya. Seperti di Suriah, kondisi perang di sana ikut mempengaruhi stabilitas negara Turki serta negara-negara lain yang berdekatan dengan Suriah. Untuk itu,saya minta semua kekuatan yang dimiliki TNI untuk selalu waspada," ujar Moeldoko seusai memimpin Apel Dansat di Yonif 413, Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (3/9/2014).

Moeldoko menegaskan, salah satu upaya yang dilakukan TNI menghadapi perang persenjataan modern, selain terus melakukan modernisasi persenjataan yaitu dengan memperluas pangkalan udara militer yang dimiliki TNI, yang mendesak dilakukan. Tujuannya adalah agar mampu didarati pesawat- pesawat militer berbadan besar dalam jumlah cukup banyak untuk mengantisipasi ancaman dari negara lain. "Pembangunan kekuatan selalu dikaitkan dengan berbagai kemungkinan ancaman, baik ancaman faktual maupun potensial," katanya.

Menurut Moeldoko, negara Indonesia selalu dihadapkan dengan berbagai situasi keamanan dengan negara tetangga. Dia mencontohkan wilayah Tanjung Datuk, yang hingga saat ini masih menjadi perdebatan dengan Malaysia. Ketegangan di Tanjung Datuk, lanjut Moeldoko, terjadi akibat lemahnya keamanan di wilayah tersebut. "Keamanan di Tanjung Datuk lemah. Agar sejengkal tanah wilayah negeri tak di injak lagi, seluruh kekuatan TNI digiring di daerah perbatasan dengan negara lain," tegasnya.

Selain menghadiri Apel Dansat, kunjungan Panglima TNI Jenderal Moeldoko ke Yonif 413 Solo, juga untuk mengonsolidasikan kekuatan TNI AD (Angkatan Darat) pasca pengamanan Pengamanan Pemilihan Presiden 2014.

www.merdeka.com