Kapal Perang | PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Daftar berbagai jenis kapal perang yang telah dipergunakan dalam berbagai pertempuran. Armada Kapal Perang Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut. Kapal perang adalah kapal yang digunakan untuk kepentingan militer atau angkatan bersenjata. Umumnya terbagi atas kapal induk, kapal kombatan, kapal patroli, kapal angkut, kapal selam dan kapal pendukung yang digunakan angkatan laut seperti kapal tanker dan kapal tender. Di beberapa negara yang memiliki lautan yang membeku pada musim tertentu seperti Rusia dan Finlandia misalnya, kapal pemecah es juga digunakan. Kehadiran kapal perang dimulai ketika banyak kerajaan atau pemerintahan membutuhkan atau merasa perlu menegaskan posisinya di perairan sekaligus memberikan jaminan keamanan di perairan untuk melindungi negaranya dan aktivitasnya seperti nelayan dan perdagangan. Banyak gangguan keamanan di perairan yang harus dicegah, termasuk adanya serangan dari negeri-negeri lain yang lebih aman bila langsung ditangkal dari laut. Selain itu, ada pula yang menggunakan kapal-kapalnya untuk merompak atau menjarah negeri-negeri lain melalui perairan. Bangsa Viking dari Skandinavia, banyak menjelajah lautan ke kawasan lain dengan kapal-kapal yang dikenal sebagai "Viking Longship" yang dirancang khusus. Pada masa penjelajahan, kapal-kapal dagang dirancang khusus menjadi kapal perang layarsehingga dapat pula mengangkut persenjataan seperti meriam, baik untuk sarana membela diri dari serangan bajak laut, ataupun bahkan untuk menguasai kawasan yang diinginkannya. Banyak bangsa barat seperti Spanyol dan Portugal menggunakan kapal perang layar jenis galleon yang digunakan untuk menjelajah samudera, mengangkut hasil dagangan atau bahkan jarahan sekaligus digunakan untuk berperang baik terhadap armada dagang saingannya, bajak laut, atau bahkan penguasa lokal yang tidak tunduk pada keinginannya. Pada abad-abad yang diawali dengan penjelajahan inilah yang kemudian berlanjut menjadi abad penjajahan terhadap bangsa lain dan mendirikan koloni-koloni baru. Pada masa sekarang ini, khususnya negara-negara yang memiliki kawasan perairan, kebutuhan membangun Angkatan Laut dan kapal-kapal perang adalah penting. Yang kemudian disesuaikan dengan kemampuan dan kesanggupan masing-masing negara. Sebagaimana Angkatan Udara, pembangunan Angkatan Laut bergantung pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di dunia perairan. Selain itu, membangun angkatan laut membutuhkan biaya dan sumber daya yang besar. Tidak hanya untuk membangun jumlah armada yang dibutuhkan, melainkan juga untuk menjaga agar armada yang ada dapat beroperasi dengan baik. Umumnya, kemampuan negara-negara dalam menjaga kelangsungan operasi Angkatan Lautnya juga bergantung pada kemampuan perekonomian suatu negara. Namun juga dapat berarti bahwa mengoperasikan angkatan laut yang kuat juga dapat dianggap atau dipandang sebagai investasi untuk menjaga perekonomiannya. Untuk itu, kelangsungan kehidupan Angkatan Laut termasuk pula Angkatan Udara juga bergantung bagaimana kebijakan politik dan ekonomi termasuk pandangan suatu negara terhadap perkembangan politik kawasan yang pada saat ini dikenal sebagai geopolitik. Hal yang berbeda dengan Angkatan Darat dimana personel yang dipersenjatai, Angkatan Laut dan Angkatan Udara menganut filosofi "senjata yang diawaki". Manajemen dalam Angkatan Laut dan Angkatan Udara berbeda dengan Angkatan Darat. Sebagai gambaran, besarnya biaya untuk menjaga agar armada Angkatan Laut tetap beroperasi, dapat diberikan gambaran sebagai berikut. Untuk melayarkan sebuah kapal jenis fregat kelas Van Speijk, membutuhkan 560 ton avtur yang harus disiapkan untuk satu minggu. Jumlah ini baru memadai, kalau kecepatan ekonomis sebesar 15 knot dipertahankan. karena dengan kecepatan penuh 30 knot menghabiskan 4 ton bahan bakar perjamnya. Sumber-sumber lain menyebutkan bahwa biaya untuk satu bulan kapal perang kelas Van Speijk ini beroperasi sama dengan biaya operasional satu batalyon pasukan darat selama setengah tahun. Dengan penemuan dan perkembangan teknologi dirgantara seperti adanya helikopter dan pesawat tempur yang dirancang khusus untuk kegiatan operasi Angkatan Laut, maka jarak jangkau sekaligus manajemen operasi armada dapat dioptimalkan, karena pesawat terbang dan helikopter dapat memperluas jangkauan pengawasan dan penangkal dengan kemampuan radar dan persenjataan yang dimiliki. Perkembangan teknologi juga memungkinkan setiap angkatan bersenjata termasuk angkatan laut setiap negara dapat mengoperasikan armadanya sesuai dengan kebutuhan namun dengan daya pukul yang tidak kalah dengan negara yang memiliki angkatan laut besar. Angkatan laut di banyak negara, mengoperasikan kapal-kapal patroli yang dilengkapi dengan rudal dan torpedo dan kapal perang bertipe korvet yang dianggap cukup untuk menjaga wilayah perairannya. Sejarah mencatat, kapal-kapal kecil dan pesawat terbang yang dilengkapi dengan rudal antikapal khusus mampu menghancurkan armada angkatan laut lawan. Dalam Perang Dunia II, kapal perang sekelas battleship seperti Bismark, IJNS Yamato, HMS Price of Wales dan HMS Repulse ditenggelamkan dengan serangan torpedo dan bom yang diluncurkan dari pesawat udara. Kapal-kapal berukuran besar milik armada kekaisaran Jepang banyak dihancurkan atau dirusak oleh torpedo yang diluncurkan oleh Motor Torpedo Boat milik Angkatan Laut Amerika Serikat dalam pertempuran di selat Surigao, Filipina. Dalam perang enam hari, kapal jelajah Israel, Elliat dihancurkan oleh rudal rudal SS-N2 Styk yang diluncurkan oleh kapal patroli cepat kelas Komar milik Mesir. Serta kapal perang Inggris, HMS Shiffield yang dihancurkan oleh rudal exocet milik Argentina dalam perang Malvinas.