Selasa, 07 Februari 2012
Usai overhaul, KRI Nanggala-402 kini lebih berotot dan lebih canggih
Penantian panjang melihat kapal selam KRI Nanggala-402 kembali menelusup perairan Indonesia berakhir sudah. Kapal yang pernah dijuluki monster bawah laut karena kemampuan tempurnya ini kembali memperkuat jajaran TNI Angkatan Laut (AL) setelah menjalani perbaikan dan perawatan menyeluruh (overhaul) di Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering, Korea Selatan.
Kemarin kapal tipe U-29 buatan Jerman ini sukses berlabuh di dermaga Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) Surabaya setelah menempuh perjalanan selama 21 hari. Keberhasilan overhaul KRI Nanggala-402 tersebut tentu semakin meningkatkan sistem pertahanan Indonesia di wilayah perairan.Kini Indonesia memiliki kapal selam tempur supercanggih yang mampu menjaga kedaulatan hukum dan keamanan laut dari serangan musuh.
Menurut Komandan Satuan Tugas Overhaul KRI Nanggala- 402 Kolonel Tunggul Suropati, ada sejumlah peranti penting yang diperbaiki dan diganti selama kapal berdimensi 59,5 meter x 6,3 meter x 5,5 meter ini berada di Korsel, di antaranya sistem kendali senjata, radar, sonar, alat komunikasi, hingga penggantian separuh badan kapal dari haluan sampai buritan. "Sekarang KRI Manggala- 402 ini sudah berimbang dengan milik negara tetangga, termasuk Australia.Sistem kendali senjata kapal ini sudah canggih. Senjata torpedo pada kapal ini bisa menembak dengan akurat dari jarak yang cukup jauh," ungkapnya di Markas Koarmatim Surabaya kemarin.
Tunggul menjelaskan, keunggulan lain KRI Nanggala-402 pasca-overhaul adalah kemampuan sonar yang mencapai 24,03 mil (40 km), kemampuan selam hingga 200 meter dengan waktu selama 52 hari, radar yang dilengkapi peta elektronik, hingga komunikasi yang terintegrasi dengan sistem lain. "Jadi meskipun di bawah laut,kapal ini bisa berkomunikasi hingga seluruh dunia," ungkapnya.
Tunggul menuturkan, banyaknya perbaikan inilah yang memerlukan waktu lama selama overhaul,termasuk biayanya yang cukup tinggi. Untuk keseluruhan perbaikan kapal, negara mengeluarkan biaya hingga USD75 juta. "Tetapi nilai itu sudah sebanding dengan kemampuan yang dimiliki. Bayangkan, KRI Nanggala-402 ini kemampuannya delapan kali dibanding kapal perang biasa," katanya.
Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana Soeparno menyambut gembira sukses overhaul KRI Nanggala-402 tersebut. Dia berharap kapal tersebut mampu menjalankan fungsinya dengan bagus, yakni melakukan infiltrasi, peperangan atas dan bawah air, penyebaran ranjau terbatas, hingga proses evakuasi. "Sudah waktunya kita memiliki kapal selam canggih seperti ini sehingga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tetap terjaga," ungkap alumnus Akademi Angkatan Laut 1978 ini.
Jenderal bintang empat kelahiran Surabaya ini menjelaskan, dengan wilayah perairan yang cukup luas, jumlah kapal selam yang dimiliki Indonesia jauh dari cukup.Saat ini baru ada dua kapal selam, yakni KRI Cakra- 401 dan Nanggala-402. "Kami memang sudah memesan kapal selam lagi ke Korsel, tetapi jumlahnya hanya tiga. Padahal minimal kebutuhan kita mencapai 12 unit," tutur mantan Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat ini.
Menanggapi kebutuhan tersebut, Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq mengaku, DPR akan terus membantu mengupayakan. Kebutuhan alutsista memang mendesak. "Tahun 2012 ini keseluruhan anggaran pertahanan kita adalah Rp72 triliun. Anggaran ini sengaja besar karena sebagian besar alutsista kita rusak," katanya.
www.seputar-indonesia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar