Rabu, 08 Januari 2014

Indonesia Incar Jet Tempur Sukhoi Su-35 Flanker-E Untuk Gantikan Armada F-5 Tiger TNI AU

Indonesia Incar Jet Tempur Sukhoi Su-35 Flanker-E Untuk Gantikan Armada F-5 Tiger TNI AU. Pesawat jet tempur Sukhoi Su-35 Flanker-E buatan Rusia tersebut menjadi salah satu opsi utama yang akan dipilih oleh Kementerian Pertahanan Republik Indonesia untuk menggantikan armada pesawat tempur F-5 Tiger milik TNI AU yang sudah dianggap usang. Modernisasi alutsista utama berupa pengadaan jet tempur baru ini merupakan bagian dari rencana strategis (Renstra) II 2015-2020.
Sukhoi Su-35 Flanker-E. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Sukhoi-35 prioritas pengganti F-5 Tiger TNI AU

Kementerian Pertahanan berencana mengganti pesawat tempur TNI Angkatan Udara F-5 Tiger yang harus pensiun, dengan mengganti pesawat tempur baru yang jauh lebih canggih, salah satunya pesawat tempur Sukhoi Su-35 dari Rusia. "Ada beberapa usulan pesawat tempur yang saat ini masih dikaji untuk memilih yang paling tepat. Apakah pesawat tempur dari Rusia, Amerika, Eropa atau dari negara lain," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro usai Rapim Kementerian Pertahanan yang dihadiri Panglima TNI dan Kepala Staf Angkatan, di Kantor Kemhan di Jakarta, Selasa (7/1/2014).

Menurut dia, ada sekitar 5-6 usulan pengganti pesawat tempur TNI AU yang sudah berusia 30 tahun tersebut. Namun, dirinya meminta agar dilakukan pembobotan dan ditambah spesifikasi teknis, sehingga ditemukan pesawat yang tepat untuk gantikan F-5 Tiger. Menhan berharap agar keputusan untuk memilih pesawat tempur pengganti itu segera diputuskan agar pada rencana strategis (Renstra) II 2015-2020 dapat dilakukan pembeliann sehingga datang tepat pada waktunya. "Saya berharap pesawat tempur yang canggih tersebut mampu membawa peluru kendali jarak jauh," katanya.

Di tempat yang sama, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko mengatakan, TNI AU telah membuat kajian untuk pesawat tempur pengganti F-5 Tiger, seperti Sukhoi SU-35, F-15, F-16 dan pesawat tempur buatan Swedia. "Kajian itu sedang kami pelajari, tergantung dari kemampuan keuangan negara," katanya.

Kepala Staf TNI AU (KSAU) Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia menambahkan, TNI AU menginginkan satu skuadron (16 unit) dalam pengajuan pesawat tempur pengganti F-5 Tiger. "Kami ikuti renstra yang ada. Selanjutnya kami masih revisi sesuai arahan Panglima TNI dan Kemhan sesuai kemampuan negara untuk membuat masterlist," katanya.

KSAU mengatakan, setiap Renstra itu ada pergantian pesawat yang tak layak, sehingga dilakukan modernisasi sesuai perkembangan teknologi.

www.antaranews.com