Jumat, 09 Maret 2012

KRI Clurit (641)

KRI Clurit (641) adalah kapal perang dengan misi kapal pemukul reaksi cepat yang dimiliki dan dioperasikan oleh TNI-AL. Kapal perang KRI Clurit (641) dikembangkan dan diproduksi oleh PT Palindo Marine Industries, Tanjunguncang, Batam, atas pesanan TNI-AL. Kapal ini merupakan kapal perang dengan tipe Kapal Cepat Rudal.
KRI Clurit (641). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
File Gambar : KRI Clurit (641)
KRI Clurit (641) adalah Kapal Perang Republik Indonesia bertipe Kapal Cepat Rudal yang pembuatanya dilakukan PT Palindo di Batam. Menhan berjanji akan terus membangun kapal-kapal perang seperti KRI Clurit yang 100% pembuatannya di lakukan di PT Palindo Marine Industries, Tanjunguncang, Batam. Kapal tersebut memiliki panjang 43 meter, lebar 7,4 meter, dan berat 250 ton. Kemampuan kecepatan manuver kapal itu 27 knot yang dilengkapi rudal C-705. KRI Clurit 641 juga dilengkapi sistem persenjataan canggih berupa sensor weapon control, meriam kaliber 30 milimeter, 6 laras sebagai close in weapon system, dan dua meriam anjungan kaliber 20 mm. Kapal semacam itu, menurut Purnomo, cocok dioperasikan di medan yang banyak memiliki pulau-pulau kecil dan berselat. KRI Clurit (641) selanjutnya akan dioperasikan di perairan wilayah barat. Peluncuran satu unit kapal perang jenis Kapal Cepat Rudal (KCR-40) hasil karya putra-putri Bangsa Indonesia menjadi Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) yang diberi nama KRI Clurit dengan nomor lambung 641 merupakan jawaban atas panggilan rasa tanggungjawab sebagai bangsa yang berdaulat untuk menjaga lautan NKRI yang sebenarnya adalah bagian dari good governance atau lebih spesifik lagi, good governance at sea. Demikian dikatakan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Senin (25/4) saat melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Batam, Kepulauan Riau (Kepri) dalam rangka meresmikan dan menyerahkan KRI Clurit-641 kepada TNI AL sebagai pihak pengguna sekaligus juga penandatanganan Protocol of Delivery serta melantik Komandan KRI Clurit-641, di dermaga Batu Ampar, Batam. Penandatanganan Protocol of delivery dilakukan Kabaranahan Kemhan, Aslog Panglima TNI, Aslog Kasal, Pangarmabar, dan Dirut PT. Palindo Marine Batam dengan disaksikan Menhan, Panglima TNI dan Kasal. Selama kegiatan berlangsung Menhan yang bertindak sebagai Inspektur Upacara (Irup) dalam acara peresmian dan penyerahan KRI Clurit-641 didampingi Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Kasal Laksamana TNI Soeparno, Irjen Kemhan Laksdya TNI Gunadi, MDA, Gubernur Kepri H.M. Sani, Direktur PT. Palindo Marine Batam Hemanto, Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksda TNI Hari Bowo M.Sc, Kabaranahan Laksda TNI Susilo, Dirjen Kuathan Laksda TNI M. Jurianto, S.E serta pejabat militer dan sipil di lingkungan Kemhan, Mabes TNI, Mabes AL dan Pemda Kepri. Menurut Menhan peluncuran dan peresmian KRI Clurit (641) ini sebenarnya juga menyimpan sebuah nilai penting lain yaitu kapal ini dibangun oleh anak-anak bangsa. Oleh sebab itu, peristiwa ini harus dilihat sebagai salah satu milestone dari suatu perjalanan kemandirian, dan dari langkah-langkah yang terlihat biasa ini akan mencapai tujuan akhir yang istimewa. Kehadiran KRI Clurit-641 KCR-40 yang desain dan pembangunannya dilakukan oleh putra- putri bangsa Indonesia akan memperkuat alat utama sistem senjata (alutsista) TNI AL sekaligus meningkatkan kemampuan TNI AL dalam melaksanakan tugas menjaga kedaulatan dan penegakkan hukum di laut yuridiksi nasional. Pemerintah saat ini memberikan perhatian yang sangat besar terhadap upaya pemberdayaan industri pertahanan nasional dalam mendukung pemenuhan alutsista TNI. Pemerintah sendiri telah melakukan berbagai upaya, salah satu upaya yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan, pengendalian dan kebijakan nasional industri adalah terbentuknya Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) yang dituangkan melalui Perpres Nomor 42 Tahun 2010. Lebih lanjut Menhan mengatakan upaya pemberdayaan industri pertahanan tersebut seyogianya jangan hanya dikonotasikan sebagai bentuk perhatian kepada industri semata. Sesungguhnya, hal tersebut juga merupakan bagian dari cita-cita pemerintah yang didorong oleh keinginan seluruh bangsa Indonesia, untuk memenuhi Minimum Essential Force (MEF) dan pada akhirnya mencapai postur TNI yang ideal secara bertahap. Ditegaskan Menhan, di bidang kapal perang pun tidak akan berhenti pada program pembangunan kapal cepat sekelas KRI Clurit (641). Saat ini Indonesia tengah menggulirkan program pembangunan kapal Perusak Kapal Rudal (PKR) dan kedepan tidak tertutup kemungkinan juga program kapal fregat, destroyer bahkan kapal selam. “Kita semakin menyadari bahwa negara ini membutuhkan Angkatan Laut yang kuat dan mampu hadir di perairan-perairan yang jauh untuk melindungi kepentingan nasional kita termasuk diluar ZEE,” tegas Menhan.
KRI Clurit (641) merupakan kapal pemukul reaksi cepat yang dalam pelaksanaan tugasnya mengutamakan unsur pendadakan, mengemban misi menyerang secara cepat, menghancurkan target sekali pukul dan menghindar dari serangan lawan dalam waktu singkat pula. Kapal berukuran panjang 43 meter, lebar 7,40 meter dan berat 250 ton ini memiliki sistem pendorong handal yang mampu berlayar dan bermanuver dengan kecepatan 27 knot serta memiliki daya tembak/hancur yang besar karena dilengkapi persenjataan Rudal C-705. Kelebihan kapal perang ini dilengkapi dengan sistem persenjataan canggih berupa Sensor Weapon Control (Sewaco), meriam caliber 30 mm 6 laras sebagai Close in Weapon System (CIWS) dan meriam anjungan 2 unit caliber 20 mm.

KRI Clurit (641) mampu menampung bahan bakar 50 ton, air tawar 15 ton, 35 orang Anak Buah Kapal (ABK) dan masih mampu memuat 13 personel Pasukan khusus. Kapal ini juga memiliki peralatan navigasi akurat sehingga memberikan keyakinan keamanan bernavigasi, selain itu dilengkapi peralatan komunikasi yang mampu digunakan untuk melaksanakan komunikasi antar kapal permukaan dan pesawat udara dalam satu kesisteman, sehingga diharapkan mampu mengemban tugas-tugas TNI AL dan juga memberikan efek deterrence bagi Pertahanan Negara.

KRI Clurit (641) merupakan kapal pertama dari dua kapal perang jenis KCR-40 yang dibangun PT. Palindo Marine Batam dan selanjutnya ditetapkan secara organik berkedudukan di jajaran Satuan Kapal Cepat Komando Armada RI Kawasan Barat (Satkat Koarmabar). Kapal ini juga sudah melakukan uji coba Harbour Acceptance Test atau uji coba merapat di pelabuhan/dermaga oleh Dislaikmatal, Sea Acceptance Test atau uji coba di laut oleh Dislaikmatal dan Yard Assistance Test oleh galangan dengan hasil yang memuaskan.

KRI Clurit (641) yang merupakan kapal perang jenis KCR - 40 ini sepenuhnya dikerjakan oleh putra-putri bangsa dan sebagian besar material kapal perang tersebut diproduksi di dalam negeri. Putra-putri terbaik bangsa yang terlibat dalam proses pekerjaan KCR ini berasal dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) yang bekerja di Batam. Kapal dengan teknologi tinggi ini memiliki spesifikasi panjang 44 meter, lebar 8 meter, tinggi 3,4 meter dan sistem propulasi fixed propeller 5 daun.

KCR - 40 terbuat dari baja khusus bernama High Tensile Steel pada bagian hulunya (lambung). Baja High Tensils Steel ini merupakan produk dalam negeri yang diperoleh dari PT. Krakatau Steel. Sementara untuk bagian atasnya, kapal ini menggunakan Aluminium Alloy sehingga memiliki stabilitas dan kecepatan yang tinggi jika berlayar.

dmc.kemhan.go.id