Jumat, 16 Maret 2012

Kapal perang KRI Mandau (621)

KRI Mandau (621)
KRI Mandau (621) PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara. Kapal perang KRI Mandau (621). KRI Mandau (621) merupakan kapal perang patroli utama Indonesia dari jenis Kapal Cepat Rudal (KCR) dan merupakan kapal pertama dari kapal kelas Mandau. Kapal patroli TNI AL, KRI Mandau-621 yang dikomandani Mayor Laut (P) Yayan Sofyan menangkap tiga kapal berbendera China saat melakukan berbagai pelanggaran di perairan Indonesia. Kadispen Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), Letkol Laut (KH) Drs Toni Syaiful di Surabaya, Rabu menjelaskan, penangkapan itu diawali dengan aksi pengejaran selama dua jam yang diikuti tembakan peringatan. "Ketiga kapal itu sempat melarikan diri menuju perbatasan perairan Australia dengan kecapatan sembilan knot. Namun karena KRI Mandau mampu melaju dengan kecepatan 38 knot, ketiga kapal itu berhasil ditangkap," katanya. Ketiga kapal itu adalah Liao Dagan Yu 8989, Liao Dagan Yu 15126 dan Liao Dagan Yu 15127. Mengutip Komandan KRI Mandau, Kadispen mengemukakan, ketiga kapal China iitu diketahui menangkap ikan jenis secara ilegal di perairan Indonesia. Pelanggaran lainnya, kapal itu tidak mempunyai surat ijin berlayar (SIB). "Pelanggaran lainnya, kapal itu tidak memiliki `crew list`, tidak ada surat laik operasi (SLO), tidak memiliki surat kemudahan khusus keimigrasian (Dahsuskim), serta dokumen-dokumen kapal lainnya nihil. Tindakan tersebut merupakan pelanggaran terhadap UU Perikanan, Pelayaran dan Keimigrasian," ujarnya. Saat ditangkap ketiga kapal ikan China itu kedapatan memuat 90 ton ikan jenis campuran. Kapal Liao Dagan Yu 8989 yang dinahkodai Liu Haibo memuat 26 ton, kapal Liao Dagan Yu 15126 yang dinahkodai Wang Jianju memuat 37 ton serta kapal Liao Dagan Yu 15127 yang dinahkodai Wang Zhingiang memuat 27 ton. "Selanjutnya, setelah dikawal dan digiring oleh KRI Mandau-621, ketiga kapal pencuri kekayaan laut ini tiba pada Rabu (21/3) di Pangkalan TNI AL Tual, Maluku Tenggara untuk proses hukum lebih lanjut," katanya.

KRI Mandau (621) merupakan kapal perang patroli utama Indonesia dari jenis Kapal Cepat Rudal (KCR) dan merupakan kapal pertama dari kapal kelas Mandau. Kapal ini dibuat di Galangan kapal Tacoma SY, Masan, Korea Selatan pada tahun 1979. Kapal lain dalam kelas yang sama adalah KRI Mandau (621), KRI Rencong (622), KRI Badik (623), dan KRI Keris (624).

KRI Mandau (621) didesain untuk melakukan patroli cepat di perairan Indonesia. Nama Mandau, diambil dari nama senjata khas Dayak di Kalimantan, begitu pula nama-nama kapal di kelas ini, diambil dari nama senjata khas suku-suku yang berada di Indonesia.

Desain kapal ini bermula dari kapal bersenjata kelas Ashville milik USA , dikemudian hari kapal ini dialihkan ke Korea Selatan dan menjadi Kapal kelas Baek Ku, kelas Baek Ku inilah yang dikembangkan oleh Korea Selatan dan menjadi KRI Mandau. Kapal ini didesain sebagai kapal serang berkecapatan tinggi , untuk mencapai itu maka badan kapal dibuat dari Aluminium sehingga bisa lebih ringan selain itu untuk mencapai kecepatan tinggi kapal ini dilengkapi dengan mesin gas turbin General Electric LM 1500 selain 2 buah mesin diesel untuk kecepatan rendah. Diharapkan dengan kombinasi ini , kapal mampu mencapai kecepatan 40 knot. Pada kecepatan rendah, KRI Mandau (621) mampu menempuh pelayaran sejauh 2.100 mil laut.

Karakteristik Umum kapal perang KRI Mandau (621) :
  • Berat benaman : 255 ton standar, 290 ton beban penuh
  • Panjang : 5.358 m (17,578.74 kaki)
  • Lebar : 800 m (2,624.67 kaki)
  • Draft : 163 m (534.78 kaki)
  • Tenaga penggerak : 2 unit M504 Diesel, 1425 hp , melalui 2 shaft ke 2 propeler ,dan 1 turbin GE LM 1500
  • Kecepatan maksimum : 41 knot
  • Jarak tempuh : 2.100 nm pada 14 knot
  • Awak kapal : 43 orang
Persenjataan :

Torpedo
Kapal ini tidak dilengkapi dengan torpedo dan persenjataan anti-kapal selam lainnya.

Peluru kendali
Awalnya KRI Mandau (621) menggunakan Rudal Aerospatiale MM-38 Exocet sebanyak 4 pucuk (2 x 2), yang memiliki jangkauan maksimum 42 km (23 mil laut) dengan kecepatan 0,9 mach, berhulu ledak 165 kg, berpemandu active radar homing, bersifat jelajah inersia, sea-skimmer. Sejak ada kerja sama alih teknologi dengan China Exocet maka mulai diganti dengan rudal C-802 buatan SACCADE.

Meriam
  • Meriam Bofors 57 mm/70 : 1 pucuk, kecepatan tembakan 200 rpm, berjangkauan maksimum 17 km (9,3 mil laut) dengan berat amunisi 2,4 kg, anti kapal, pesawat udara, helikopter, rudal balistik, rudal anti kapal, berpemandu tembakan Signaal WM28.
  • Meriam Bofors 40 mm/70: 1 pucuk, kecepatan tembakan 300 rpm, dengan jangkauan maksimum 12 km (6,6 mil laut) dengan berat amunisi 0,96 kg, anti kapal, pesawat udara, helikopter, rudal balistik, rudal anti kapal.
  • Kanon Penangkis Serangan Udara (PSU) Rheinmetall 20 mm: 2 pucuk, kecepatan tembakan 1000 rpm, dengan jangkauan efektif 2 km dengan berat amunisi 0,24 kg, anti pesawat udara, helikopter.
Sensor dan senjata elektronik
Sonar MG-322T dan Decoy PK-16 decol RL

Radar dan sonar
Radar MR-302/Strut Curve, Radar kontrol tembakan MR-123 Vympel/Muff Cob

wikipedia.org