Rabu, 07 Maret 2012

KRI Nuku (873)

KRI Nuku (873) adalah kapal perang jenis korvet kelas Parchim yang dimiliki dan dioperasikan oleh TNI Angkatan Laut. Kapal perang KRI Nuku (873) ini sebelumnya adalah milik Jerman Timur yang awalnya dibuat untuk dioperasikan oleh Angkatan Laut Uni Soviet. Namun setelah terbentuknya negara Jerman Bersatu, pada tahun 1993 belasan unit kapal korvet kelas Parchim ini dibeli oleh Indonesia, termasuk yang kemudian menjadi KRI Nuku (873) dan kemudian memperkuat armada kapal perang TNI-AL.
KRI Nuku (873). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
File Gambar : KRI Nuku (873)
Kapal patroli Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) KRI Nuku (873) yang dikomandani oleh Mayor Laut (P) Maman Firmansyah, Kamis (11/3) sore, berhasil memergoki dan menangkap dua kapal ikan asing jenis tramper berbendera Cina MV Fu Yuan Yu 555 dan MV Cen Long yang tengah mencuri ikan di sekitar perairan Laut Arafuru. Kapal Tramper MV Cen Long yang terlebih dahulu diperiksa unsur KRI Nuku-873 adalah kapal berbobot 1268 GT (Gross Tonage) yang diageni oleh PT Goldnet Jakarta dengan pemilik David Siahan. Kapal tersebut diawaki oleh 25 orang Anak Buah Kapal (ABK) masing-masing 23 orang Warga Negara Cina dan 2 orang WNI. Saat ditangkap, MV Cen Long telah memuat 430 ton ikan campuran. Saat tengah memeriksa MV Ceb Long, kapal lainnya yakni MV Fu Yuan Yu 555 ternyata berusaha melarikan diri. Melihat tindakan itu, unsur KRI Nuku-873 segera melakukan pengejaran terhadap MV FU Yuan Yu 555. Setelah melakukan pengejaran kurang lebih hingga satu jam, tidak terlihat tanda-tanda MV FU Yuan Yu 555 akan menyerah. Bahkan kapal tersebut bermanuver merubah haluan untuk menabrak KRI Nuku (873). Melihat keadan yang membahayakan tersebut unsur KRI Nuku-873 segera melakukan tembakan peringatan dengan menggunakan AK-47, namun hal tersebut tidak diindahkan. Tembakan peringatan ke dua dengan menggunakan meriam caliber 30 mm ke arah samping kanan dan kiri juga tidak diindahkan oleh MV Fu Yuan Yu 555, sehingga diputuskan untuk melumpuhkannya dengan tembakan meriam ke lambung kapal. Setelah tertembak pada lambung kapal, MV Fu Yuan Yu 555 baru berhenti. Akibat kejadian tersebut, seorang ABK MV Fuan Fu Yuan Yu 555 bernama Wang Chang Xian 51 tahun mengalami luka-luka terkena pecahan kaca dan kayu. ABK bagian mesin yang Warga Negara Cina tersebut segera dipindahkan ke KRI Nuku-873 untuk diberikan pertolongan. Kejadian tersebut merupakan akibat dari tindakan MV Fu Yuan Yu 555 yang tidak mematuhi perintah atau isyarat berhenti dan berusaha melarikan diri bahkan melakukan manuver yang membahayakan KRI Nuku (873). Saat ini kapal tramper MV Cen Long dan MV Fu Yuan Yu 555 beserta barang bukti dan tersangka sedang dibawa dengan dikawal oleh KRI Nuku 873 menuju Lanal Tual untuk dilaksanakan proses penyelidikan lebih lanjut.
KRI Nuku (873) merupakan kapal perang Indonesia dari jenis korvet, nama sebelum dibeli adalah Warent (224). Kapal ini termasuk kapal korvet kelas Parchim dengan kode Pakta Warsawa Type 133.1.

Pembuatan
Kapal perang KRI Nuku (873) ini didesain untuk perang anti kapal selam diperairan dangkal / pantai. Enambelas kapal dibuat untuk Volksmarine (1997-1981) dan 12 kapal yang dimodifikasi dibuat untuk AL Soviet pada 1985-1990 oleh Peenewerft, Wolgast. Setelah Penyatuan kembali Jerman, bekas negara Jerman timur menjual kapal-kapal ini ke TNI-AL Indonesia pada 1992 yang kemudian memperbaikinya di PT. PAL Indonesia. Kapal korvet ini pernah digunakan sebelumnya oleh Angkatan Laut Jerman Barat.

Nama
Nuku adalah nama seorang sultan dari Kesultanan Tidore, yang merupakan salah satu Pahlawan Nasional Indonesia, Sultan Nuku yang bernama lengkap Nuku Muhammad Amiruddin.

Nomor lambung
Pada saat awal bertugas di Koarmabar, KRI Nuku (873) menggunakan nomor lambung 373, dan sekarang sudah dipindahtugaskan ke Koarmatim, maka nomor lambung KRI Nuku berubah menjadi 873.

Persenjataan :
  • Torpedo
    KRI Nuku (873) dilengkapi dengan empat tabung peluncur torpedo 15.7 inci.
  • Peluru kendali
    Sistem pertahanan udaranya adalah dua peluncur rudal SA-N-5, rudal darat ke udara untuk pertahanan udara jarak-dekat terhadap pesawat sayap tetap, pesawat sayap putar dan terhadap rudal anti-kapal yang datang.
  • Anti-kapal selam
    Selain itu ia juga dilengkapi dengan 2 RBU-6000 untuk peranan anti-kapal selam (ASW RL) dan juga mempunyai 2 para (Deep Charge).
  • Meriam
    Meriam utama kapal perang KRI Nuku (873) dipasang pada dek depan, adalah meriam kembar 57mm/70 caliber DP. Kapal ini juga dilengkapi dengan satu senapan 30 mm kembar serbaguna.
Sensor dan senjata elektronik :
  • Radar dan Sonar
    Radar kapal ini adalah MR-302/Strut Curve bisa digunakan untuk pencarian sasaran di permukaan dan di udara yang dipadukan dengan sistem kontrol tembakan MR-123 Vympel/Muff Cob. Kedua alat itu bekerja secara bersamaan dalam men-scan area diudara maupun dipermukaan. Kapal anti-kapal selam (ASW) ini juga dilengkapi dengan sonar aktif berfrekuensi sederhana di badan kapal dari jenis MG-322T.
  • Pengumpan
    PK-16 decol RL yang bisa diluncurkan dalam mode ganggu (distraction) atau menarik (seduction) untuk mengelabui rudal musuh. Selain itu ia juga mempunyai sistem pemantau Watch Dog intercept.
Tenaga penggerak
Kapal perang KRI Nuku (873) ini mempunyai tiga mesin diesel type deutz cartepillar buatan Jerman, untuk menggantikan mesin diesel sebelumnya yang tidak efisien karena hanya memiliki masa jelajah dua hari. Mesin jenis ini menggunakan bahan bakar yang lebih irit serta spare part yang banyak tersedia di indonesia yang dihubungkan dengan tiga gandar bagi menghasilkan tenaga sebesar 14,250 bhp, dengan kecepatan beroperasi 24 knot.

wikipedia.org