Selasa, 12 Juni 2012

A-10 Thunderbolt II

A-10 Thunderbolt II adalah pesawat jet tempur untuk misi dukungan udara pada pertempuran darat. Jet tempur A-10 Thunderbolt II diawaki oleh satu orang pilot yang merangkap sebagai operator system persenjataan. Pesawat yang sudah diproduksi dan dioperasikan sejak awal dasawarsa 1970 dan digerakkan oleh dua mesin jet General Electric TF34-GE-100A ini dikenal sebagai pesawat tempur yang tangguh karena strukturnya dirancang agar pesawat bisa tetap terbang meskipun telah berkali-kali terkena tembakan lawan.




A-10 Thunderbolt II adalah pesawat jet tempur berkursi tunggal dan bermesin ganda yang memiliki spesialisasi sebagai pesawat tempur dukungan udara yang sudah dibuat pada awal 1970. Pesawat ini diproduksi oleh pabrikan pesawat Fairchild Republic, perusahaan yang didirikan pada tahun 1925 dan beberapa kali berpindah pemilik. Terakhir kali perusahaan ini dibeli oleh sebuah industri pertahanan Israel, Elbit Systems.

A-10 Thunderbolt II dirancang untuk kebutuhan Angkatan Udara AS untuk perlindungan dan dukungan udara (CAS: Close Air Support) bagi pasukan di darat dari tank atau kendaraan tempur lapis baja musuh. A-10 merupakan pesawat tempur pertama milik AS yang dirancang untuk dukungan udara.

Pesawat ini dipersenjatai dengan meriam rotary berat GAU-8 Avenger sebagai senjata utamanya. Senjata ini menjadi meriam rotary terberat yang pernah dipasangkan pada sebuah pesawat tempur. Beberapa bagian dari lambung pesawat dilapisi baja dengan total berat lebih dari 540 kg. Bagian-bagian tersebut dirancang untuk bisa terus berfungsi selama mungkin. Dengan perlindungan lapisan baja tersebut, diharapkan pesawat bisa tetap terbang meskipun telah mengalami kerusakan yang parah. Tak heran jika hingga sekarang Angkatan Udara AS masih mengoperasikan A-10 Thunderbolt II.

Nama dibelakang A-10 diambil dari pesawat P-47 Thunderbolt, sebuah pesawat tempur yang sangat efektif sebagai dukungan udara pada masa Perang Dunia II. Di kalangan penerbangan tempur AS, A-10 Thunderbolt terkenal dengan julukan nama "Warthog" atau "Hog". Sebagai penempur udara untuk misi sekunder, pesawat ini menyediakan control udara ke garis depan dan membimbing pesawat tempur lainnya guna menyerang target di darat. Yang sering digunakan pada misi seperti ini adalah dari varian OA-10. Menurut kabar, A-10 Thunderbolt akan terus digunakan oleh Angkatan Udara AS hingga tahun 2028.

Sejarah

Sebelum kemunculan A-10 Thunderbolt II, Angkatan Udara AS sempat dikritik karena dianggap tidak serius menyediakan pesawat tempur khusus dukungan udara bagi pasukan di darat. Dalam Perang Vietnam, banyak pesawat tempur AS yang berjatuhan saat digunakan untuk melakukan serangan dalam pertempuran darat. Pesawat-pesawat itu dengan mudah dihancurkan dengan tembakan persenjataan ringan. Helikopter tempur seperti Bell UH-1 Iroquois dan AH-1 Cobra ternyata tidak cocok untuk menghadapi kendaraan lapis baja musuh. Kedua helikopter tersebut hanya dilengkapi senapan mesin anti personil dan roket dengan target jarak dekat. Sedangkan jet tempur supersonik seperti F-100 Super Sabre, F-105 Thunderchief, dan F-4 Phantom II memiliki kelajuan terbang yang terlalu cepat sehingga awak pesawat tidak bisa menembak target permukaan dengan akurat juga tidak leluasa melakukan manuver pada pertempuran darat. Satu-satunya pesawat tempur dukungan udara yang dianggap efektif pada masa itu adalah A-1 Skyraider, namun dianggap sebagai penempur udara yang sudah usang.

Pada tahun 1966, Angkatan Udara AS membentuk Program A-X (Attack Experimental) yang dipimpin oleh Kolonel Avery Kay. Pada tanggal 6 Maret 1967, Angkatan Udara meminta kepada 21 perusahaan industri pertahanan untuk terlibat pada Program A-X ini. Tujuan dari program ini adalah melakukan studi untuk mendapatkan desain pesawat tempur serangan permukaan yang berbiaya murah.

Selanjutnya pada tahun 1969, Angkatan Udara AS meminta Pierre Sprey untuk membuat rincian usulan Program A-X. Sprey melakukan diskusi dengan para pilot pesawat tempur A-1 Skyraider yang bertugas pada Perang Vietnam. Dari diskusi ini didapatkan kesimpulan bahwa yang mereka butuhkan adalah sebuah pesawat tempur yang mampu bermanuver dalam waktu lama di arena pertempuran, berkecepatan rendah, memiliki meriam otomatis dengan daya tembak kuat, dan mampu bertahan dari balasan serangan musuh di darat. Selain itu, biaya pembuatan per satu unit pesawat harus kurang dari US$ 3 juta.

Akhirnya spesifikasi pesawat yang diinginkan adalah bahwa pesawat tersebut memiliki kecepatan maksimum 740 km/jam, bersenjatan meriam mesin kaliber 30 mm, landasan lepas-landas 1.200 meter, angkutan eksternal hingga 7.300 kg, radius tempur 460 km, dan biaya per unit US$ 1,4 juta. Enam perusahaan mengajukan proposal untuk pesawat ini. Yang terpilih adalah prototip pesawat YA-9A buatan Northrop dan YA-10A buatan Fairchild Republic. Sedangkan General Electric dan Philco-Ford dipilih untuk mengembangkan dan menguji coba prototip meriam mesin GAU-8.

Pesawat YA-10A yang dibangun di Hagerstown, Maryland oleh Fairchild-Republic dan melakukan penerbangan perdana pada tanggal 10 Mei 1972 akhirnya terpilih untuk digunakan dalam Program A-X. Sedangkan General Electric terpilih untuk membuat meriam mesin GAU-8. Produksi pertama pesawat jet tempur A-10 Thunderbolt terbang pertama kali pada Oktober 1975 dan penyerahannya kepada Angkatan Udara AS dimulai pada Maret 1976. Total ada 715 unit A-10 Thunderbolt yang sudah diproduksi, terkahir kali diserahkan kepada Angkatan Udara AS pada tahun 1984.

A-10 Thunderbolt II vs F-35 Lightning II

Angkatan Udara AS (USAF) menjadwalkan operasional pesawat A-10 hingga tahun 2028. Segera menggantikannya dengan pesawat F-35 Lightning II telah menuai kritikan. Langkah ini dianggap sebagai kemunduran besar jika mengingat A-10 Thunderbolt telah menunjukkan kinerja tempur yang sangat efektif pada banyak operasi militer dibandingkan F-35 Lightning II yang pada tahap proyek saja sudah menghabiskan biaya yang sangat besar. Selain itu, USAF menyimpulkan bahwa spesifikasi F-35 tidak dapat memenuhi kebutuhan mereka sehingga tidak akan menggantikan pesawat A-10. Namun demikian, pada awal tahun 2012 lalu, USAF telah membubarkan lima skuadron A-10 Thunderbolt dengan alasan penghematan anggaran.

Varian
  • YA-10A, merupakan varian pra-produksi. Ada 10 unit yang telah dibuat.
  • A-10A, berkursi tunggal, versi serangan permukaan.
  • OA-10A, penyedia bimbingan serangan udara.
  • YA-10B Night/Adverse Weather, pesawat eksperimen untuk operasional malam hari dan dalam cuaca buruk. Varian ini berdasarkan desain A-10A.
  • A-10C, varian yang ditingkatkan kemampuannya pada program PE (Precision Engagement)
  • A-10PCAS, varian tampa awak yang sedang dikembangkan oleh perusahaan Raytheon dan Aurora Flight Sciences, merupakan bagian dari program Persistent Close Air Support milik DARPA.
Spesifikasi Jet Tempur A-10 Thunderbolt II

Karkateristik Umum
  • Crew : 1
  • Panjang : 16,26 m
  • Lebar Rentang Sayap : 17,53 m
  • Tinggi : 4,47 m
  • Luas Area Sayap : 47,0 m
  • Airfoil : NACA 6716 root, NACA 6713 tip
  • Berat Kosong : 11.321 kg
  • Berat Angkut : 21.361 kg
  • Berat Maksimum Lepas-Landas : 23.000 kg
  • Mesin Pendorong : 2 unit General Electric TF34-GE-100A, masing-masing berdaya dorong 40,32 kN
Kinerja
  • Kecepatan Maksimum : 381 knot (439 mph, 706 km/jam)
  • Kecepatan Stall : 120 knot (138 mph, 220 km/jam)
  • Radius Tempur : 467 km
  • Jangkauan Terjauh : 4.150 km
  • Batas Maksimum Ketinggian Penerbangan : 13.700 m
  • Laju Panjat : 30 m/detik
  • Daya Angkat Sayap : 482 kg/m²
  • Rasio Dorongan dan Berat : 0.36
Persenjataan
  • Senjata Utama : 1 unit meriam mesin GAU-8/A Avenger kaliber 30 mm dengan 1.174 putaran
  • Roket : Hydra 70 kaliber 70 mm, CRV7 kaliber 70 mm, dan Zuni kaliber 127 mm
  • Rudal : 2 unit AIM-9 Sidewinder dan 6 unit AGM-65 Maverick
  • Bom : Mark 80, Mk 77, BLU-1, BLU-27/B Rockeye II, Mk20, BL-755, CBU-52/58/71/87/89/97, Paveway
Avionik
  • AN/AAS-35(V) Pave Penny
  • HUD
Wikipedia.org