Jumat, 03 Agustus 2012

Australia tolak HMAS Stirling dijadikan pangkalan kapal induk nuklir AS

HMAS Stirling Pangkalan AL Australia
Menteri Pertahanan Australia Stephen Smith telah menolak proposal rencana penempatan armada kapal induk dan kapal perang AS di negara tersebut. Rencana AS tersebut dikhawatirkan akan mengundang reaksi negatif dari China yang selama ini telah menjadi mitra dagang penting bagi Australia.

Proposal yang rencananya akan menggunakan pangkalan angkatan laut Australia di HMAS Stirling yang berdekatan Perth itu dikabarkan telah masuk dalam studi postur militer AS di kawasan Asia-Pasifik. Media di Australia mengatakan bahwa CSIS (Centre for Strategic and International Studies) yang berbasis di Washington telah menyampaikan proposal tersebut kepada Kongres.

Menhan Australia Stephen Smith mengatakan bahwa akses AS untuk menggunakan HMAS Stirling itu mungkin akan makan waktu lama, namun kapal induk Amerika tidak akan berbasis di Australia. "Ini merupakan laporan independen kepada pemerintah Amerika Serikat. Tapi ini bukan dokumen pemerintah Amerika Serikat," katanya. "Dasar pemikiran strategis itu adalah semakin pentingnya Samudera Hindia, terutama untuk kepentingan angkatan laut dan maritim."

Pada bulan Juni lalu, Pejabat Pentagon, Leon Panetta, mengumumkan di Singapura bahwa Amerika Serikat akan menggeser sebagian besar armada angkatan lautnya ke Pasifik pada tahun 2020 sebagai bagian dari fokus strategis baru di Asia. Pernyataan tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan kunjungan ke Australia tahun lalu oleh Presiden AS Barack Obama, yang mengumumkan peningkatan kerjasama pertahanan dengan Canberra dengan pengiriman 2.500 personil Marinir AS ke negara itu. Pasukan pertama sudah berada di Australia pada bulan April lalu dan akan dirotasi setiap enam bulan.

Ini adalah bagian dari rencana Washington untuk memperkuat kehadiran militernya di Asia-Pasifik, di tengah kekhawatiran terhadap meningkatnya pengaruh China di kawasan tersebut. Laporan CSIS mempertimbangkan berbagai pilihan untuk meningkatkan, mengurangi atau meninggalkan kehadiran militer AS di kawasan itu pada tingkat saat ini, kata media Australia.

Usulan lain dalam laporan tersebut adalah memperluas kehadiran Marinir AS yang melibatkan ribuan pasukan lainnya di utara Australia, demikian menurut Australian Financial Review. Tapi Menhan Smith menampik kabar itu dengan mengatakan, "Itu tidak berarti Australia harus menerima pengiriman pasukan Marinir AS dalam jumlah besar yang didatangkan dari Okinawa atau dari Guam."

Dalam pidatonya, Smith menyoroti pergeseran ke arah Asia-Pasifik sebagai kawasan dengan bobot global, khususnya tepi Samudra Hindia. "AS, China dan India akan menjadi kekuatan strategis besar di wilayah kami dan masyarakat internasional," katanya. "Munculnya tiga kekuatan strategis besar di wilayah ini akan diperlukan penyesuaian pada keseimbangan kekuatan di seluruh wilayah dan seluruh dunia. Kehadiran Amerika Serikat di kawasan Asia Pasifik sangat penting bagi perdamaian dan stabilitas di kawasan kami."

www.defencetalk.com