Senin, 03 September 2012

Presiden Obama berusaha jual rudal Maverik kepada Indonesia

AGM-65K2 Maverick All-Up-Round
Obama Setuju Jual Rudal ke Indonesia

Pemerintah Presiden Amerika Serikat Barack Hussein Obama menyetujui penjualan peluru kendali dari udara ke darat jenis Maverick kepada Indonesia. Penjualan senilai US$ 25 juta atau sekitar Rp 237 miliar itu diusulkan Obama melalui nota kepada Kongres Amerika. Berdasarkan nota tersebut, Indonesia disebut-sebut meminta paket 18 rudal jenis AGM-65K2 "Maverick All-Up-Round", 36 rudal untuk latihan para pilot, tiga rudal latihan "perawatan" beserta suku cadangnya, perlengkapan pengujian, serta latihan personal.

Rudal AGM-65 buatan Raytheon Co itu dirancang untuk menyerang target jarak jauh, termasuk kendaraan lapis baja, pertahanan udara, transportasi darat, dan fasilitas penyimpanan. "Penjualan ini akan menjadikan Indonesia mitra regional yang berharga di sebuah wilayah penting di dunia," kata Pentagon, seperti dikutip dari laman Business Recorder.

Dalam notanya kepada Kongres, Kementerian Pertahanan dan Keamanan mengatakan rudal-rudal itu dibutuhkan untuk melatih pilot F-16 Indonesia dalam kemampuan dasar menggunakan senjata saat serangan dari udara ke darat. Obama dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan rencana hibah pesawat F-16 saat Obama menggelar sembilan hari tur Asia-Pasifik pada November tahun lalu. Momen ini dimanfaatkan Obama untuk kembali menekankan kepentingan Amerika di wilayah Asia-Pasifik.

Amerika menonaktifkan armada F-16 yang mereka miliki dan tidak lagi menjadikan F-16 sebagai bagian dari sistem persenjataan angkatan udaranya. Setelah diperbarui, kata Pentagon, hibah F-16 akan meningkatkan kerja sama Indonesia dengan Amerika Serikat. Kementerian Pertahanan Indonesia membuka pintu di balik rencana Amerika menjual rudal AGM-65K2. "Kalau memang ada rencana itu, tentu kami sambut baik," kata juru bicara Kementerian, Brigadir Jenderal TNI Hartind Asrin. Namun ia belum mengetahui ihwal pembelian rudal asal Amerika ini.

Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat mengakui bahwa rencana pembelian 18 rudal AGM-65K2 dari Amerika sudah disetujui. "Sejak tahun lalu sudah direncanakan untuk melengkapi sistem persenjataan udara Indonesia," ujar Wakil Ketua Komisi Pertahanan Tubagus Hasanudin.

Indonesia sangat berharap rencana tersebut dikabulkan Negeri Abang Sam, mengingat TNI Angkatan Udara tak memiliki sistem persenjataan lengkap untuk pesawat F-16. "Apalagi, Indonesia akan menerima 24 pesawat F-16 asal Amerika," kata Hasanuddin.

Namun pengiriman nota usul penjualan tersebut tidak berarti keputusan penjualan rudal oleh Obama mencapai kata final. Usul kepada Kongres merupakan mekanisme hukum yang harus dipatuhi Obama sebelum ia menjual peralatan militer ke negara lain.

DPR Sudah Setujui Rencana Pembelian Rudal F-16

Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat mengakui rencana pembelian 18 rudal AGM-65K2 ''Maverick All-up-round'' sudah disetujui. "Sejak tahun lalu sudah direncanakan untuk melengkapi sistem persenjataan udara Indonesia. Harus disetujui karena Indonesia tak memiliki sistem persenjataan yang lengkap untuk pesawat F-16. Apalagi, Indonesia akan menerima 24 pesawat F-16 asal Amerika Serikat," ujar Wakil Ketua Komisi Pertahanan DPR RI Tubagus Hasanudin.

Namun, Hasanudin mengaku tak tahu dengan detail perkembangan rencana pembelian tersebut. "Saya belum tahu apakah rencana pembeliannya sudah disampaikan ke Pemerintah Amerika Serikat atau belum," ujar dia.

Selain menjual rudal, pemerintah Amerika Serikat juga menawarkan hibah tambahan 10 pesawat F-16. "Kami menerima kabar dari Sekertaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsekal Madya TNI Eris Heryanto bahwa pemerintah Amerika Serikat kembali menawarkan 10 pesawat F-16 miliknya pada tanggal 17 Agustus lalu," ujar Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro Kamis, 23 Agustus lalu.

Tapi, pemerintah RI belum memberikan jawaban atas tawaran hibah tersebut. "Masih akan didiskusikan dengan DPR karena hibah ini membutuhkan dana untuk upgrading pesawat," kata Menteri Purnomo.

www.tempo.co