Senin, 12 November 2012

Indonesia Harus Lebih Tingkatkan Pertahanan Maritim

Pertahanan Maritim Indonesia
Pertahanan Maritim Indonesia harus bisa melindungi kedaulatan perairan Indonesia yang memiliki luas 3.257.483 km². Tugas pengawasan dan pengawalan ini tidak bisa ditawar lagi. Untuk mengemban tugas tersebut, TNI-AL mengoperasikan 132 kapal (KRI) dari berbagai jenis, jumlah kapal perang yang sangat tidak mencukupi untuk mengawal lautan Indonesia yang sangat luas. Terlebih ada dua dimensi laut yang harus diawasi, yaitu permukaan dan bawah laut. Untuk pengawalan bawah laut, saat ini Indonesia hanya mengoperasikan 2 unit kapal selam. Dengan kata lain, bawah laut Indonesia adalah medan yang sangat mudah disusupi oleh pihak asing. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara | Indonesia Harus Lebih Tingkatkan Pertahanan Maritim.
Pertahanan Maritim Sebagai Strategi Geopolitik Indonesia

Potensi laut yang kaya dan letak yang strategis menjadikan Indonesia sebagai pintu perdagangan dunia. Menurut Pengamat Militer dari Universitas Indonesia, Edy Prasetyono, hal itu mengharuskan Indonesia memperkuat geopolitiknya melalui pertahanan maritim. "Hal yang penting dalam geopolitik Indonesia adalah cara pandang bangsa agar melihat Indonesia sebagai negara maritim. Kita harus menjadikan laut sebagai prioritas, ditopang (pertahanan) udara dan darat," kata Edy.

Hal itu disampaikan Edy dalam acara diskusi Ikatan Sarjana Nadhlatul Ulama (ISNU) dengan tema "Geopolitik dan Diplomasi Luar Negeri," di Gedung PBNU Jalan Keramat Raya, Jakarta, Senin (5/11/2012). Edy mengatakan geopolitik merupakan hubungan antara geografi, politik dan kekuatan serta hubungan antar negara yang muncul dari kombinasi ketiga faktor tersebut. Secara sederhana geopolitik berhubungan dengan strategi negara untuk mempertahankan wilayahnya. "Geopolitik dalam perspektif klasik, melihat negara itu punya ancaman dari negara lain. Jangan berpikir negara tidak punya musuh," ujar Dosen Hubungan Internasional Universitas Indonesia ini.

Menurutnya, jika ada ekspansi kekuatan laut di sebuah negara dan pertahanan laut itu kalah, maka lawan bisa masuk ke darat dan menguasai negara. Oleh karena itu pertahanan laut harus diperkuat. "Kalau pertahanan kuat maka negara lain akan datang dan mengajak untuk berteman," ucap Edy.

Menurutnya, Geopolitik Indonesia bersifat anomali karena tidak berdasarkan pada pakem yang ada. Misalnya di kawasan Asia Tenggara, negara terbesarnya adalah Indonesia, tetapi pertahanan Indonesia bukanlah yang terkuat. "Kalau memenuhi pakem, seharusnya Indonesia sebagai negara terbesar dan Indonesia harus terkuat," katanya.

Hadir juga dalam acara tersebut, Ketua Umum ISNU Ali Masykur Musa, Mayjend Abdul Chasid dari Lemhanas.

news.detik.com