Iran lakukan pelatihan AL di Selat Hormuz
Iran akan menyelenggarakan pelatihan angkatan laut enam hari di Selat Hormuz, Teluk Persia, akhir pekan ini untuk menunjukkan "kemampuan"nya, kata perwira penting angkatan lautnya Selasa. Pelatihan itu bersandi "Velayat 91" akan meliputi daerah yang termasuk selat itu, Laut Oman dan bagian-bagian dari Samudra India, kata Laksamana Habibollah Sayari dalam pernyataan yang disiarkan kentor berita ISNA.
Kapal-kapal perang, kapal selam akan digunakan dan diuji dalam pelatihan yang menurut rencana akan dimulai 28 Desember, katanya. "Kami akan menghormati perbatasan maritim tetangga-tetangga kami, dan melakukan manuver-manuver didasarkan pada hukum internasional," kata Sayari.
Iran bertujuan untuk meunjukkan kemampuan pertahanan angkatan laut dengan melakukan pelatihan ini, dan mengirim pesan perdamaian dan persahabatan kepada negara-negara kawasan itu. Iran sering melakukan uji coba rudal dan manuver untuk menegaskan kekuataan militernya dan berulang-ulang mengancam akan menutup Selat Hormuz bagi lalu lintas kapal-kapal tangki seandainya negara itu diserang. Selat itu adalah jalur pelayaran yang sempit di pintu masuk ke Teluk di mana sepertiga dari perdaganan minyak dunia melewati selat itu. Amerika Serikat memperingatkan Iran bahwa setiap usaha untuk menutup selat itu akan dianggap sebagai satu "garis merah"-- landasan bagi serangan militer AS.
Angkatan laut Iran, dengan 17.000 personil, bertugas untuk mempertahankan kepentingan-kepentingan Iran di Samudra India dan tempat lain. Pasukan lepas pantainya enam fregat kecil dan perusak, dan tiga kapal selam klas Kilo buatan Rusia. Satuan angkatan laut dari pasukan elit Pengawal Revolusi bertugas mempertahankan perairan Iran di Teluk itu.
Iran secara reguler mengecam kehadiran pasukan asing termasuk AS, khususnya yang digelar di Teluk. Iran mengatakan keamanan kawasan itu harus dijamin oleh negara-negara kawasan itu. Sejumlah monarki Arab di Teluk khawatir apa yang mereka anggap sebagai ambisi wilayah Republik Islam itu, yang sering menegaskan bahwa menurut sejarah Persia perairan itu adalah milik Iran, demikian AFP
www.antaranews.com