Senin, 04 Februari 2013

700 Prajurit TNI Dikirim Menjaga Perbatasan Indonesia-Papua Nugini

700 orang prajurit TNI yang akan bertugas sebagai pasukan satuan tugas pengamanan perbatas Indonesia dan Papua Nugini telah diberangkatkan melalui Dermaga Markas Komando Pangkalan TNI-AL (Lantamal) VI Makassar pada hari Minggu, 3 Februari 2013. 700 prajurit penjaga dan pengamanan perbatasan Indonesia-Papua Nugini ini berasal dari Satgas Batalyon Infanteri (Yonif) 762 / Tamalatea, Kodam VII/Wirabuana.
Perbatasan Indonesia-Papua Nugini. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Perbatasan Indonesia-Papua Nugini
TNI Kirim 700 Personel Jaga Perbatasan RI-Papua Nugini

Pasukan satuan tugas pengamanan diberangkatkan ke perbatasan negara Indonesia dan Papua Nugini untuk menggantikan pasukan yang bertugas sebelumnya dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. "Satgas pengamanan perbatasan Indonesia-Papua Nugini yang diberangkatkan ini berasal dari Satgas Batalyon Infanteri (Yonif) 762 / Tamalatea, Kodam VII/Wirabuana," ujar Pangdam VII Wirabuana Mayor Jenderal Muhammad Nizam di Makassar, Minggu (3/2/2013).

Pasukan pengamanan perbatasan tersebut diberangkatkan ke Papua dari Dermaga Markas Komando Pangkalan TNI-AL (Lantamal) VI dengan disaksikan Pangdam VII/Wirabuana serta sejumlah Panglima Komando Utama (Pangkotama).

Nizam meminta kepada prajurit yang akan bertugas menjaga perbatasan Indonesia-Papua Nugini agar menjunjung tinggi kehormatan dan kepercayaan negara yang diemban melalui unjuk prestasi kinerja dan dedikasi yang tinggi dengan tetap memperhatikan prosedur tetap. Prajurit juga harus memegang pedoman tugas di antaranya adalah memelihara dan meningkatkan terus keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, menanamkan dalam diri masing-masing prajurit bahwa tugas yang diberikan merupakan kehormatan, kebanggaan, dan harga diri. "Oleh karena itu laksanakan tugas dengan penuh kedisiplinan dan dedikasi tinggi serta loyalitas sesuai jatidiri dan identitas prajurit Sapta Marga sejati," tegasnya.

Khusus kepada komandan satgas pengamanan perbatasan, kata dia, diperintahkan untuk memahami analisa daerah operasi dan kecenderungannya serta mekanisme serta prosedur pelibatan yang berlaku karena penting untuk keberhasilan pelaksanaan tugas satuan di tiap perbatasan. Menurut dia, adanya isu gangguan dari kelompok separatis yang memanfaatkan wilayah perbatasan Papua Nugini sebagai basis perlindungan, baik sebagai wilayah pelarian maupun sebagai basis tuntutan pemisahan diri dari NKRI harus diwaspadai. "Kelompok separatis memanfaatkan kesenjangan di daerah daerah yang tidak terawasi untuk mencoba mengganggu keutuhan dan kedaulatan NKRI," katanya.

Wakil Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan Brigjen Syahrul Mamma yang menjadi inspektur upacara juga memberikan arahan kepada pasukan pengamanan NKRI tersebut. Dia mengingatkan kepada 700 personel pasukan tersebut untuk menjalankan amanah dengan penuh tanggung jawab. Selain itu, ia juga meminta agar tetap waspada dalam setiap menjalankan tugas. "Ini adalah tugas negara yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab serta dedikasi. Selain membawa nama negara, para prajurit juga harus pandai menjaga diri karena keluarga anda masih menantikan," jelas Syahrul.

www.metrotvnews.com