Jumat, 17 Mei 2013

Jerman Keluar Dari Proyek Pesawat UAV Mata-mata Euro Hawk

Jerman mengkahiri partisipasinya dalam proyek pesawat UAV mata-mata Eiro Hawk. Meskipun telah mengeluarkan dana 300 juta Euro, namun Jerman menganggap harus keluar dari proyek pembuatan pesawat mata-mata tanpa awak Euro Hawk tersebut karena menganggap proyek itu memiliki potensi masalah sejak setahun lalu. Jerman juga beranggapan bahwa pesawat UAV Euro Hawk akan sulit mendapatkan izin terbang di kawasan Eropa sehingga tidak berguna untuk kebutuhan di Eropa.
Euro Hawk. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Euro Hawk
Jerman Keluar dari Proyek Euro Hawk

Jerman keluar dari proyek bernilai ratusan juta pesawat tanpa awak mata-mata Euro Hawk. "Kami menarik garis batas," demikian keterangan jajaran pimpinan Kementerian Pertahanan Jerman di Berlin pekan ini. Militer Jerman Bundeswehr menurut rencana semula akan membeli empat pesawat mata-mata tanpa awak tipe Euro Hawk. Alasannya adalah Bundeswehr tidak melihat perspektif, dengan biaya yang dikeluarkan mendapat ijin pengoperasian pesawat mata-mata tanpa awak terbesar di dunia itu di kawasan udara Eropa. Selama ini Bundeswehr hanya memiliki satu prototip Euro Hawk, yang dibuat oleh perusahaan perlengkapan militer AS Northrop Grumman dan dilengkapi dengan peralatan sensor yang dibuat oleh anak perusahaan EADS Cassidian. Sebetulnya direncanakan pembuatan empat seri tipe pesawat Euro Hawk dan seluruh proyek bernilai 1,2 miliar Euro.

Untuk pengembangan proyek tersebut sudah 508 juta Euro yang diinvestasikan. Ditambah lagi biaya 158 juta Euro untuk kewajiban yang terkait perjanjian dan pembuatan sarana kemampuan terbang. Dari biaya pengembangan, 248 juta Euro dibebankan kepada perusahaan teknik penerbangan Eropa EADS. Kerugian anggaran pemerintah Jerman akibat gagalnya proyek Euro Hawk lebih dari 300 juta Euro.

Meskipun demikian untuk pembatalan rencana pembuatan empat pesawat mata-mata itu tidak dikenai biaya, karena sesuai perjanjian ini tergantung dari kesuksesan proses uji coba peralatan pesawat mata-mata tanpa awak tersebut. Termasuk di dalamnya ijin untuk penerbangan di kawasan udara Jerman dan Eropa. Hal ini menjadi problematis karena produsen AS tersebut tidak bersedia memaparkan rencana konstruksi terkait keamanan pesawat mata-mata tersebut. Selain itu menurut laporan harian Jerman "Frankfurter Allgemeine Zeitung", untuk peralatan yang dimaksud tidak ada teknik mengelak otomatis jika terjadi bahaya tabrakan.

Masalah Perijinan

Berbeda dengan pesawat mata-mata itu sendiri, peralatan sensor untuk selanjutnya masih dapat digunakan. Ini menunjukkan hasil yang bagus dan diharap dapat dipasang pada plattform mata-mata yang berawak maupun tanpa awak. Sedangkan bagi pesawat mata-mata itu sendiri disimpulkan bahwa ini tidak akan mendapat ijin terbang. Memang menurut kementerian pertahanan Jerman, ada kemungkinan mengubah pesawat mata-mata itu dan memperlengkapi sistemnya agar bisa mendapat ijin beroperasi. Tapi ini berarti tambahan biaya sampai 600 juta Euro. Kementerian Pertahanan Rabu (15/05) melaporkan mundurnya Bundeswehr dari proyek Euro Hawk. "Lebih baik akhir yang buruk daripada keburukan tanpa akhir," demikian disebutkan dari lingkungan kementerian.

Euro Hawk dikembangkan atas basis pesawat mata-mata Global Hawk yang dikembangkan oleh perusahaan perlengkapan militer AS Northrop Grumman. Dengan pesawat mata-mata tanpa awak itu pemerintah Jerman juga ingin ambil bagian dalam sistem mata-mata Nato "Alliance Ground Surveillance" AGS. Yakni sebuah sistem mata-mata untuk darat yang didukung dari udara, yang antara lain dapat mengikuti gerakan pasukan di daratan. Pesawat mata-mata itu dapat mengudara pada ketinggian 20 km tanpa pendaratan singgah, dan menempuh jarak 6000 km.

www.dw.de