Jumat, 17 Januari 2014

China Lakukan Uji Coba Pesawat Hypersonic Berkecepatan Mach 10

China Lakukan Uji Coba Pesawat Hypersonic Berkecepatan Mach 10. Militer China dikabarkan telah berhasil melaksanakan uji penerbangan pesawat berkecepatan hypersonic pada tanggal 9 Januari 2014 lalu. Pesawat yang mampu melesat hingga kecepatan Mach 10 (12.000 km/jam) tersebut berhasil diamati uji cobanya oleh pihak Pentagon. Keberhasilan eksperimen ini menempatkan China sebagai negara kedua setelah Amerika Serikat yang telah melakukan uji penerbangan kendaraan berkecepatan hypersonic.
Pesawat Hypersonic. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Uji Coba Teknologi Pesawat Terbang Hipersonik

Pekan lalu militer China melakukan uji terbang pertama kendaraan rudal kecepatan ultra - tinggi baru yang bertujuan untuk memberikan hulu ledak melalui pertahanan rudal AS, kata para pejabat Pentagon. Pengujian kendaraan meluncur hipersonik baru dilakukan 9 Januari dan senjata eksperimental sedang dijuluki WU-14 oleh Pentagon, kata para pejabat yang berbicara tanpa menyebut nama. The hipersonik kendaraan merupakan langkah maju yang besar dalam program rahasia militer dan rudal nuklir dan konvensional strategis Cina. Kendaraan hipersonik baru terdeteksi dengan kecepatan yang sangat tinggi selama uji terbang di atas China, kata para pejabat yang membahas beberapa rincian tes. Kerajinan hipersonik muncul dirancang akan diluncurkan di atas salah satu rudal balistik antarbenua China, dan kemudian meluncur dan manuver pada kecepatan hingga 10 kali kecepatan suara dari dekat ruang dalam perjalanan ke target, kata para pejabat. Seorang juru bicara Pentagon menegaskan tes tetapi menolak untuk memberikan rincian. "Kami secara rutin memantau kegiatan pertahanan asing dan kita sadar tes ini," Korps Marinir Letnan Kolonel Jeffrey Pool, juru bicara, mengatakan kepada Washington Gratis Beacon. "Namun, kami tidak mengomentari kecerdasan atau penilaian sistem senjata luar negeri kita," kata Renang dalam sebuah pernyataan. "Kami mendorong transparansi yang lebih besar [oleh Republik Rakyat Cina] mengenai investasi pertahanan mereka dan tujuan untuk menghindari kesalahan perhitungan," tambahnya. Amerika Serikat, Rusia, dan China semuanya terlibat dalam perlombaan senjata hipersonik. Ketiga negara sedang mengembangkan kecepatan tinggi kedirgantaraan kendaraan. India juga mengembangkan varian hipersonik nya rudal BrahMos pesiar. Senjata hipersonik menggunakan teknologi yang mutakhir untuk terbang dan manuver pada kecepatan ultra- tinggi di angkasa dan udara. Senjata di masa depan akan mencakup bertenaga dan kendaraan hipersonik unpowered dipecat dari tahap terakhir ICBM dan rudal kapal selam, dan dari bom - teluk pembom strategis. Rudal jelajah dan pesawat hipersonik pengawasan juga diharapkan. Keuntungan militer kerajinan hipersonik termasuk penargetan tepat, pengiriman sangat cepat senjata, dan bertahan hidup lebih besar terhadap rudal dan ruang pertahanan.
China pertama kalinya melakukan uji coba kendaraan misil hipersonik. Pentagon atau Departemen Pertahanan AS mengonfirmasi uji pesawat yang dijuluki WU-14. Dilansir Theguardian, Kamis (16/1/2014), China merupakan negara pertama dengan percobaan kendaraaan misil hipersonik yang bisa melesat beberapa kali lipat lebih cepat dari kecepatan suara. Pesawat ini kabarnya bisa mencapai target dengan kecepatan Mach 10 atau lebih dari 12 ribu kilometer per jam.

Pengujian ini membuat China sebagai negara kedua setelah Amerika Serikat meluncurkan penerbangan percobaan dengan kendaraan hipersonik. Teknologi yang untuk bidang militer ini memungkinkan pasukan untuk menyerang target dengan cepat. "Kami mengetahui, ada uji kendaraan hipersonik tetapi kami tidak sedang mengomentari hal itu," kata juru bicara Pentagon, Lieutenant Colonel Jeff Pool. Penerbangan WU-14 ini dilakukan pada 9 Januari 2014.

Menurut Washington Free Beacon, kecepatan pesawat ini ialah Mach 10, yang berarti 10 kali lipat lebih cepat daripada kecepatan suara. Pemerintah China mengungkap bahwa percobaan ini tidak untuk menyerang negara atau target apapun. "China merencanakan riset ilmiah domestik dan percobaan yang normal serta tidak menyasar pada negara atau target," tutur kementerian pertahanan China melalui China Radio International.

China memiliki kekuatan ekonomi yang melonjak, yang sesuai dengan kekuatan militer, termasuk investasi pada teknologi kapal induk, misil balistik anti-kapal, satelit dan perangkat keras lainnya.

techno.okezone.com