Kamis, 26 Juni 2014

Komisi I DPR: TNI Perlu Tambah Alutsista

Alutsista (Alat Utama Sistem Persenjataan) TNI masih harus ditambah dan dilengkapi, menurut Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq. Penambahan jumlah dan kualitas alutsista tersebut sangat diperlukan agar TNI bisa lebih mampu melaksanakan tugas pengawalan dan pengamanan di semua wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Armada Kapal Perang TNI-AL. Prokimal Online Kotabumi Lampung Utara
Armada Kapal Perang TNI-AL.
TNI perlu tambah persenjataan.

Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq, menyatakan TNI di tiga matranya perlu menambah persenjataan untuk mengamankan wilayah Indonesia dari segala aspek. "Minimal kita harus punya tiga kapal selam dan kapal patroli cepat terutama untuk wilayah-wilayah perbatasan, dijalur perdagangan yang sibuk," katanya, di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (24/6/2014).

Ia menambahkan, sebetulnya Indonesia sudah menambah kapal perang tetapi belum dilengkapi persenjataan dan alat pendukung. Bicara soal TNI AL, dia menguraikan, masih harus diperkuat wahana pengintai maritim, karena untuk saat ini pesawat pengintai TNI AL masih terbatas jumlah dan jangkauannya. Sinergitas antara sayap udara maritim dengan kapal perang permukaan dan bawah permukaan akan menjadi prioritas ke depan. "Namun masih bisa didukung TNI AU," kata dia.

Tantangan terbesar di kelautan dari sisi ekomomi adalah menyelamatkan potensi ekonomi nasional dari kejahatan-kejahatan yang masih terjadi, di antaranya pencurian ikan. "Ke depan, rencana strategis yang harus diprioritaskan adalah memperbesar postur anggaran pertahanan untuk wilayah laut," katanya.

DPR, katanya, mendukung rencana induk TNI AL yang akan membangun tiga komando armada Indonesia, yaitu di wilayah barat, tengah, dan timur. Antisipasi dinamika Laut China Selatan juga harus dilakukan secara baik.

Pada sisi lain, buku Satu Dasawarsa Membangun Untuk Kesejahteraan Rakyat terbitan Kantor Staf Khusus Presiden Bidang Komunkasi Sosial, disebutkan anggaran pertahanan Indonesia meningkat 400 persen, dari Rp21,42 triliun pada 2004 menjadi Rp84,47 triliun pada 2013. Ini peningkatan terbesar sepanjang sejarah APBN untuk sektor pertahanan sejak 10 tahun terakhir. Pada 1980-an, postur TNI pernah menjadi paling menonjol di ASEAN namun kini tidak lagi dari beberapa sisi. Akan tetapi, secara akumulatif, dana negara di sektor pertahanan ini telah Rp440,94 triliun pada 2004 sampai 2013.

Dalam buku yang disunting Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Sosial, Sardan Marbun, itu disebutkan, modernisasi arsenal TNI semata-mata untuk menjaga kedaulatan Indonesia serta menjaga keamanan regional maupun kawasan Asia Tenggara dan sekitarnya.

www.antaranews.com