Pihak TNI dalam waktu dekat akan melakukan uji coba penggunaan biofuel sebagai bahan bakar kendaraan militer. Biofuel sebagai bahan bakar kendaraan militer ini merupakan hasil kerjasama riset antara TNI AD dengan sejumlah perguruan tinggi. Sebagai awal, biofuel akan digunakan pada kendaraan pejabat militer. Setelah menunjukkan kinerja yang bagus, akan segera diuji coba pada kendaraan tempur seperti tank dan sebagainya. |
Tank Leopard TNI AD. |
Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Budiman mengatakan dalam waktu dekat pihaknya akan menguji penggunaan biofuel pada pemakaian kendaraan pejabat militernya sebelum dicoba terhadap tank. "Dalam beberapa minggu lagi kita coba pada mobil-mobil pejabat dulu," katanya setelah mengisi seminar nasional tentang cyber warfare di Institut Teknologi Bandung, Sabtu, 14 Juni 2014.
Saat berbicara dalam seminar itu, Budiman sempat menyinggung rencana penggunaan biofuel untuk mendukung program kemandirian energi. Dia mencontohkan biofuel itu sebagai salah satu dari sekian riset yang tengah digarap TNI Angkatan Darat dengan sejumlah perguruan tinggi. "Hasil-hasil riset itu akan kita pakai sendiri," kata Budiman.
Budiman mengungkapkan biofuel yang digunakan belum murni mengganti 100 persen bahan bakar, baru menjadi campuran bahan bakar dengan porsi 50 persen. "Saya akan pakai di mobil-mobil pejabat dulu, kalau rusak masih mampu ganti. Setelah tidak ada masalah, kami akan pakai di tank kami yang sangat boros (bahan bakar)," katanya.
Menurut Budiman, biofuel yang tengah dikembangkan bersama sejumlah perguruan tinggi itu berasal dari beragam bahan nabati. Di antaranya dari tanaman sorgum, kemiri sunan, sawit, jagung, serta ketela. "Pengembangan dari (riset) universitas terus kita lanjutkan, dan terus kita tingkatkan dengan berbagai perencanaan," katanya.
Budiman menyinggung sejumlah riset yang tengah dilakukan TNI Angkatan Darat lainnya. Di antaranya riset pengembangan solar cell serta satelit. Dia menolak membeberkan rincian riset yang tengah dikembangkan dengan alasan masih dirahasiakan. "Mudah-mudahan ke depan kalau nanti sudah settled, saya sudah lapor pimpinan tentang penemuan terakhir, baru berani expose," katanya.
Dia mengatakan institusinya sudah berkonsultasi dengan BPK serta KPK dalam hal penggunaan beragam hasil riset itu untuk memenuhi kebutuhan peralatan TNI Angkatan Darat. "Ini enggak ada urusan politiknya. Bagi kami, betul-betul mau bangun negara ini," kata Budiman.
Dia mengklaim, salah satu hasil riset tersebut sukses memangkas pengeluaran institusinya. Dia mencontohkan salah satunya berhasil memangkas biaya pembuatan selembar peta ditekan hingga 1 persen biaya sebelumnya. "Kita niatnya untuk membangun Angkatan Darat yang keren," kata Budiman.
www.tempo.co