Senin, 30 Juni 2014

TNI Waspadai Peta Baru Laut China Selatan

Tentara Nasional Indonesia (TNI) mewaspadai peta terbaru kawasan Laut China Selatan yang dibuat oleh Republik Rakyat Tiongkok. Pada peta yang telah diperbaharui pihak China tersebut tampak garis putus-putus (dash line) yang melintasi sebagian Kepulauan Natuna yang menjadi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Meskipun setelah dikonfirmasi, pihak kedutaan RRC Republik Rakyat Tiongkok bahwa negeri tirai bambu tersebut tidak punya klaim atas wilayah Indonesia, pihak TNI tetap menyiapkan antisipasi dengan memperkuat armada pertahanan di kawasan Natuna.

Kepulauan Natuna. Prokimal Online Kotabumi Lampung Utara
Kepulauan Natuna.
Peta Baru Tiongkok Bikin TNI Waspada.

Munculnya peta terbaru Republik Rakyat Tiongkok dengan garis putus-putus melintasi wilayah Natuna membuat TNI waspada meski tidak bereaksi keras. Mabes TNI menyatakan telah meminta klarifikasi kepada kedutaan Tiongkok karena hal tersebut berkaitan dengan persoalan perbatasan dan sengketa laut Tiongkok Selatan.

Kapuspen TNI Mayjen Mochamad Fuad Basya menjelaskan, Panglima TNI telah bertemu dengan Kuasa Usaha Kedubes Tiongkok untuk membicarakan persoalan garis putus-putus kesepuluh di peta negara tersebut. hasilnya, Tiongkok memang mengakui jika mereka memperbaharui peta. Pembaruan itu tampak dari makin luasnya cakupan garis putus-putus yang direncanakan sebagai wilayah baru Tiongkok. Garis tersebut melintasi wilayah kepulauan Natuna. "Namun, Kuasa Usaha Tiongkok menyatakan jika mereka tidak punya klaim terhadap wilayah Indonesia," terang Fuad, Sabtu (28/6/2014).

Pihak Tiongkok menjelaskan jika peta tersebut merupakan peta sementara dan bukan sebagai klaim wilayah. Kalaupun nanti ada permasalahan di kemudian hari, maka yang akan bertindak kali pertama adalah Kementerian Luar Negeri. Sampai saat ini, lanjutnya, tidak ada permasalahan perbatasan antara Tiongkok dengan Indonesia meski peta terbaru menunjukkan jika Tiongkok ingin mendominasi Laut Tiongkok Selatan. "Sampai saat ini tidak ada kapal-kapal Tiongkok yang mendekat ke Natuna," lanjutnya. Batas antara Tiongkok dengan Indonesia juga masih cukup jauh.

Meski begitu, Mabes TNI sudah menyiapkan segala kemungkinan jika Tiongkok memperluas cakupan wilayahnya di Laut Tiongkok Selatan. Seluruh lanal di sekitar kawasan Natuna dalam kondisi aktif. Namun, TNI hanya akan bereaksi jika ada keputusan pemerintah. Selebihnya, TNI tetap mengawasi perbatasan Indonesia di Natuna dengan patroli-patroli laut.

Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyatakan jika pihaknya sedang memperkuat armada di kawasan Natuna. "Kalau persoalan Laut Tiongkok Selatan meluas, yang paling potensial terkena imbas itu kepulauan Natuna," ujarnya saat menjelaskan perkembangan rencana pembangunan Lanal Tanjung Datu baru-baru ini.

www.jpnn.com