Senin, 15 September 2014

Myanmar Tertarik Beli Alutsista Buatan Indonesia

Negara Myanmar tertarik untuk membeli produk alat utama sistem persenjataan (Alutsista) buatan Indonesia. Menanggapi minat Myanmar untuk membeli produk militer buatan Indonesia tersebut, pemerintah Indonesia mengirim tim delegasi industri strategis pertahanan Indonesia yang dipimpin oleh Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin ke Myanmar untuk menggelar pameran dan melakukan presentasi kepada Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing dan sejumlah pejabat tinggi negara tersebut.

Panser Anoa PT Pindad. Prokimal Online Kotabumi Lampung Utara
Panser Anoa PT Pindad.
Wakil Menhan optimistis Myanmar beli alutsista Indonesia.

Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin optimistis Myanmar membeli alat utama sistem senjata (alutsista) produksi perusahaan industri pertahanan dari Indonesia. "Kita dapat menjawab kebutuhan Myanmar," kata Sjafrie dalam perbincangan selama penerbangan dari Jakarta menuju Naypyitaw, Myanmar, Kamis untuk kunjungan kerja 11--13 September 2014.

Sjafrie memimpin delegasi industri strategis pertahanan Indonesia yang menggelar pameran dan presentasi kepada Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing, Menteri Dalam Negeri Letnan Jenderal Ko Ko, dan pejabat Kementerian Keuangan negeri itu. Pimpinan sepuluh perusahaan industri pertahanan turut dalam rombongan seperti dari BUMN PT Dirgantara, PT PAL, PT Pindad, dan selebihnya perusahaan swasta. Selain itu, Kabaharkam Polri Komjen Putut Bayuseno, Irjen Kemhan Marsdya TNI Ismono Wijayanto, dan sejumlah pejabat Kemhan serta dari Komite Kebijakan Industri Pertahanan.

Sjafrie menyebutkan Myanmar membutuhkan pesawat transpor C212i, kapal patroli, kendaraan militer antihuruhara, senjata, dan kelengkapan personal militer. Mantan Pangdam Jaya, Kapuspen TNI, dan Sekjen Kemhan itu menambahkan bahwa Myanmar pada tahun depan menyelenggarakan pemilu, sehingga membutuhkan peralatan pengamanan dan militer.

Kedatangan delegasi industri pertahanan ke Myanmar itu untuk memastikan bahwa Indonesia bisa memenuhi kebutuhan Myanmar. Sjafrie menyebutkan ada empat tahap dalam pembelian alutsista itu yakni promosi, observasi, negosiasi, dan produksi.

Myanmar, katanya, telah melihat berbagai keberhasilan Indonesia dalam produksi dan pemanfaatan alutsista. Ia memastikan bahwa alutsista Indonesia sangat kompetitif dalam harga, kualitas, "delivery" dan "service". Untuk itu, katanya, untuk lingkup ASEAN, produksi alutsista Indonesia sangat diminati Malaysia, Thailand, Brunei Darussalam, Filipina, Timor Leste, dan Myanmar.

Kedatangan Sjafrie beserta rombongsn disambut Dubes RI untuk Myanmar Ito Sumardi, dan Deputi Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar Mayor Jenderal Maung Aye. Sjafrie dan Maung Aye sempat beramah tamah dan melakukan pembicaraan di ruang tamu VVIP Bandara Naypyitaw.

www.antaranews.com