Kamis, 02 Februari 2012
126 jet tempur Rafale akan perkuat militer India
India Borong Pesawat Tempur Buatan Perancis
Pemerintah India akan memborong ratusan pesawat tempur tipe Rafale buatan Perancis untuk memperkuat angkatan udaranya. Belum ditentukan harga pasti pesawat tersebut, namun transaksi ini akan menghidupkan kembali nafas perusahaan produsen jet tempur Perancis.
Seperti diberitakan Reuters, Rabu 1 Februari 2012, India akan membeli 126 jet tempur Rafale buatan perusahaan Dassault Aviation Perancis. Kesepakatan ini didukung sepenuhnya oleh Presiden Perancis Nicolas Sarkozy yang popularitasnya menurun jelang pemilihan presiden. Sebanyak 18 pesawat Rafale siap terbang diantarkan ke India dalam waktu tiga tahun. Sementara itu 108 sisanya akan dirakit oleh perusahaan India, Hindustan Aeronautics Ltd, melalui transfer teknologi.
Kementerian Pertahanan India dan pemerintah Perancis masih melakukan perundingan soal harga. Salah satu sumber di India mengatakan, ditambah dengan pelatihan dan perawatan, harga keseluruhan pesawat itu sekitar US$15 miliar (Rp134 triliun).
Pesawat ini telah digunakan angkatan udara Perancis sejak 2006 dalam berbagai operasi, di antaranya perang Afganistan 2007, dan bergabung bersama NATO di Libya tahun lalu. Jika saja India tidak memborong Rafale, dipastikan Dassault akan berhenti produksi pada 2021 mendatang. Hal ini telah disampaikan tahun lalu oleh Menteri Pertahanan Gerard Longuet.
Pesawat Rafale buatan Dassault dipilih India karena lebih murah sekitar US$5 juta per pesawatnya dibanding pesawat buatan negara lain. Sebelumnya, India telah menolak tawaran pesawat jet tempur Boeing dan Lockheed Martin dari Amerika Serikat dan produsen pesawat Rusia dan Swedia. Selain karena lebih murah, pesawat Perancis dipilih India karena sebelumnya negara ini telah menggunakan puluhan pesawat buatan Dassault. Tercatat, India saat ini menggunakan 50 pesawat jet Mirage yang diproduksi perusahaan ini.
Saat ini, India memiliki sekitar 700 pesawat tempur, terbanyak keempat setelah Amerika Serikat, Rusia dan China. India juga merupakan importir senjata terbesar seiring dengan upaya negara itu memodernisasi persenjataan era Soviet.
Selain itu, penambahan armada angkatan udara India adalah untuk menangkis ancaman dari negara tetangga, China dan Pakistan, yang juga maju dalam persenjataan. "Rafale akan memberikan tambahan kekuatan pada angkatan udara kami untuk mengatasi ancaman di kawasan," kata mantan Kepala Angkatan Udara India, Fali Homi Major.
dunia.vivanews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar