Jumat, 02 Maret 2012

KRI Nala (363)

Sebagai kapal perang, KRI Nala (363) milik TNI-AL ini termasuk dalam jenis fregat. Oleh TNI-AL, KRI Nala (363) difungsikan dalam jajaran kapal perang jenis Perusak Kawal Berpeluru Kendali dan termasuk dalam kelas Fatahillah. TNI-AL memesan kapal perang KRI Nala (363) ini kepada Belanda dan pembuatannya dilakukan di galangan kapal Wilton-Fijenoord, Schiedam, Belanda pada tahun 1980.
KRI Nala (363). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
KRI Nala (363)
Diusianya yang ke-33, KRI Nala (363) “Tetap Semangat”, hal tersebut ditujukkan dalam acara apel khusus di geladak KRI Nala-363 dalam rangka memperingati Peluncuran KRI Nala-363 yang ke-33 (Peluncuran Kapal pada tanggal 11 Januari 1979 di galangan kapal Wilton Feyenoord Belanda). Peringatan ini dilaksanakan dalam rangka mengingat kembali hakekat dari pemberian nama KRI “NALA”, nama tersebut merupakan nama sosok pahlawan laut nusantara yaitu Laksamana Nala yang merupakan Jalasena kerajaan Majapahit yang memiliki jiwa dan semangat patriotisme yang tinggi serta sikap pantang menyerah dalam mewujudkan kekuasaan wilayah Kerajaan Majapahit pada masa itu. Tentunya peringatan ini, juga dimaksudkan agar seluruh prajurit KRI Nala (363) dapat mewarisi nilai-nilai semangat juang dan sikap pantang menyerah dari Laksamana Nala yang dapat diimplementasikan dalam kedinasan sehari-hari. Dengan kemampuan mobilitas tinggi, pendadakan, daya pemusnah dan kemampuan sistem kodal dengan unsur – unsur KAA, KS dan udara maka KRI Nala (363) dapat digunakan untuk tugas – tugas operasi laut berupa pendeteksian, pengendalian dan penghancuran. Keunggulan teknologi pada kapal jenis ini antara lain kecepatan dan ketepatan sistem kerja, kecepatan dan ketepatan sistem akuisisi, daya pemusnah yang besar, kecepatan yang tinggi serta kemandirian logistik. Pada hakekatnya, kapal ini memiliki falsafah penggunaan tempur sebagai berikut : “BEROPERASI DI MANA SAJA DAN KAPAN SAJA” “MENYERANG DENGAN TIBA – TIBA” “SENDIRI MAUPUN BERKELOMPOK” “MENANGGULANGI SEGALA JENIS ANCAMAN YANG BERIMBANG” KRI Nala-363 memiliki fungsi azasi melaksanakan peperangan anti permukaan, peperangan anti kapal selam, peperangan anti udara serta bantuan tembakan kapal. Dengan fungsi tambahan adalah sebagai bantuan pengamanan tempur dan patroli keamanan laut. Dalam riwayatnya sejak masuk di jajaran TNI AL yang tergabung dalam Satuan Kapal Eskorta Koarmatim, KRI Nala (363) telah banyak berkiprah melaksanakan tugas-tugas operasi dan latihan yang cukup berkesan diantaranya operasi pemulihan keamanan di Aceh, operasi penyekatan laut saat terjadi konflik di Ambon, operasi dan latihan pengendalian laut, penembakan peluru kendali Exocet serta latihan bersama dengan negara lain dengan sandi “KAKADU” dimana latihan ini merupakan latihan multilateral yang pertamakalinya diikuti oleh TNI AL, dan masih banyak lagi operasi yang telah dilaksanakan dengan baik oleh KRI Nala-363.
KRI Nala (363) merupakan kapal ketiga dari kapal perang jenis Perusak Kawal Berpeluru Kendali kelas Fatahillah milik TNI AL. KRI Nala merupakan sebuah fregat yang dibuat oleh galangan kapal Wilton-Fijenoord, Schiedam, Belanda pada tahun 1980 khusus untuk TNI-AL. Bertugas sebagai armada pemukul dengan kemampuan anti kapal permukaan, anti kapal selam dan anti pesawat udara. Termasuk dalam kelas Fatahillah bersama KRI Nala antara lain KRI Fatahillah (361), dan KRI Malahayati (362).

Data teknis
KRI Nala (363) memiliki berat 1.450 ton. Dengan dimensi 83.85 meter x 11.1 meter x 3.3 meter. Ditenagai oleh 2 mesin diesel jelajah bertenaga 8.000 bhp dengan kecepatan jelajah 21 knot dan 1 booest gas turbine dengan22.360 shp yang sanggup mendorong kapal hingga kecepatan 30 knot. Diawaki oleh maksimal 82 pelaut.di buritan ada helly deck.

Persenjataan
KRI Nala (363) dipersenjatai dengan berbagai jenis persenjataan modern untuk mengawal wilayah kedaulatan Republik Indonesia. Termasuk di antaranya adalah :
  • 4 peluru kendali permukaan-ke-permukaan Aerospatiale MM-38 Exocet dengan jangkauan maksimum 42 km, berkecepatan 0,9 mach, berpemandu active radar homing dengan hulu ledak seberat 165 kg.
  • 1 meriam Bofors 120/62 berkaliber 120 mm (4.7 inci) dengan kecepatan tembakan 80 rpm, jangkauan 18.5 km dengan sistem pemandu tembakan Signaal WM28.
  • 2 kanon Penangkis Serangan Udara Rheinmetall kaliber 20 mm dengan kecepatan tembakan 1000 rpm, jangkauan 2 km untuk target udara.
  • Mortir anti kapal selam Bofors 375 mm laras ganda.
Sensor dan elektronis
KRI Nala (363) diperlengkapi radar Racal Decca AC 1229 untuk surface search dan Signaal DA 05 untuk air and surface search. Serta pemandu tembakan Signaal WM 28. Sistem sonarnya menngunakan Signaal PHS 32 (Hull Mounted). Sistem pengecoh menggunakan 2 Knebworth Corvus 8-tubed launchers dan 1 T-Mk 6 torpedo decoy.

Penerbangan
Memiliki dek untuk 1 helikopter yang sebelumnya adalah Westland Wasp HAS 1 (kini pensiun) dengan fungsi sebagai heli anti kapal selam. Mungkin kini diganti dengan NBO-105.

wikipedia.org