Selasa, 20 Maret 2012

Yonif 514/Raiders gelar simulasi penanggulangan serangan teroris

Yonif 514/Raiders
Yonif 514/Raiders Prokimal Online Kotabumi Lampung Utara. Yonif 514/Raiders gelar simulasi penanggulangan serangan teroris. Aksi penyerangan oleh kelompok teroris di berbagai wilayah Indonesia kian marak akhir-akhir ini. Kabupaten Bondowoso juga tidak luput dari aksi tersebut. Sekelompok teroris kembali beraksi, kali ini yang menjadi sasaran mereka adalah dua pejabat di Kabupaten Bondowoso. Bupati dan Wabup Bondowoso menjadi korban penculikan pada Rabu pagi (6/10). Kejadian itu berawal ketika kedua petinggi Pemkab Bondowoso tersebut tengah menghadiri sebuah acara, tiba-tiba datang sekelompok teroris beranggotakan 6 orang dengan mengendarai kendaraan roda empat nopol P 9 DD , mereka turun dari mobil dan langsung melepaskan rentetan tembakan ke udara untuk menciutkan nyali korbannya. Bupati dan Wabup diseret memasuki kendaraan dan dibawa ke sebuah rumah kosong di tempat terpencil. Kedua pejabat disekap di ruangan sempit selama kurang lebih 5 jam 10 menit hingga kondisi mereka melemah. Tim pasukan anti teror Batalyon Infantri 514/Raider Bondowoso yang datang beberapa saat kemudian berusaha membebaskan para sandera, sempat terjadi baku tembak antara tim penyelamat dengan kelompok teroris yang diduga sebagai pengikut Noordin M. Top, gembong teroris yang berhasil ditembak mati oleh pasukan Densus 88 beberapa bulan lalu. Para teroris berhasil meloloskan diri dari kepungan pasukan Raider dengan mengendarai mini bus dan membawa kabur para sandera, meskipun dikepung rapat dan pintu rumah sempat diledakkan oleh pasukan Raider. Aksi kejar-kejaran di jalan raya disertai tembakan membuat sejumlah warga panik dan berusaha menghindari dari lokasi tersebut. Setelah melalui proses pembebasan yang sulit, akhirnya mobil mini bus yang digunakan para teroris untuk meloloskan diri berhasil dihentikan di depan Makodim 0822 Bondowoso. Sedangkan 6 anggota teroris berhasil ditembak mati oleh pasukan Raider Yonif 514, sementara itu para sandera segera dibebaskan kemudian dibawa ke tempat aman. Peristiwa tersebut adalah Simulasi Pemberantasan Teroris yang diperagakan oleh Tim Anti Teror pasukan Raider Yonif 514 Bondowoso dalam rangkaian kegiatan upacara memperingati Hari Ulang Tahun TNI ke 65 di halaman Makodim 0822 Bondowoso. Hadir dalam acara tersebut jajaran Muspida didampingi ibu-ibu Persit Kartika Chandra Kirana dan para undangan lainnya.
Batalion Infantri 514/Raiders 'bebaskan ketua DPRD'

Pasukan Batalyon Infanteri (Yonif) 514/Raider Bondowoso membebaskan Ketua DPRD Jember, Jawa Timur, dari sekapan teroris. Turun dengan teknik rappeling dari helikopter di ketinggian, petinggi di kabupaten itu bisa dibebaskan. Bukan bebas begitu saja, melainkan melalui satu pertempuran jarak pendek dalam durasi waktu singkat. Unsur pendadakan, ketepatan, dan kecepatan gerak sangat menentukan keberhasilan operasi; juga informasi intelijen dan pemilihan persenjataan.

Satu gerombolan teroris menyandera ketua DPRD Bondowoso di Gedung DPRD setempat dengan satu tuntutan berlatar politik. Karena keadaan sangat genting, Batalion Infantri 514/Raiders diperintahkan melakukan operasi anti teror berupa pembebasan sandera sekaligus melumpuhkan jaringan teroris itu. Sejumlah pasukan antiteror terlibat baku tembak dengan teroris dan empat teroris berhasil dilumpuhkan oleh Yonif 514 Raider Bondowoso.

Sebelum berpikir macam-macam, hal itu semua merupakan bagian besar dari skenario latihan anti teror dengan pelaku personel-personel Batalion Infantri 514/Raiders. Mereka dibentuk pada 2004, bersama sembilan batalion infantri lain yang diimbuhi kemampuan anti teror dan raiders (serbuan cepat). "Kegiatan simulasi ini merupakan latihan rutin untuk menanggulangi serangan teroris melalui jalur udara dengan menggunakan helikopter," kata Komandan Batalion Infantri 514/Raiders Bondowoso, Letkol Infanteri Ade Rizal M.

Menurut dia, pasukan yang dilibatkan dalam simulasi tersebut sebanyak 650 orang dengan mengamankan sejumlah objek vital di Kabupaten Jember seperti Gedung DPRD, Bank Mandiri Syariah, Universitas Muhammadiyah, dan Pasar Tanjung. "Latihan penanggulangan teroris melalui jalur laut rencananya dilakukan di pasir putih Kabupaten Situbondo, dan jalur darat akan dilaksanakan di Kabupaten Bondowoso," tuturnya.

Sejak bertahun lalu, jaringan teroris yang ada di Indonesia memanfaatkan keadaan di wilayah-wilayah yang "tidak diperhitungkan". Wilayah yang sepi, relatif damai, dan jauh dari aktivitas perekonomian itu kerap dimanfaatkan untuk merekrut dan melatih anggota-anggota mereka.

www.antaranews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar