Kamis, 19 Juli 2012

Malaysia-Denel Inks sepakati pengadaan sistem persenjataan IFV senilai 340 juta Euro

Denel LCT30 Turret
Denel Inks, perusahaan yang berkedudukan di Afrika Selatan, diberitakan telah menandatangani kontrak senilai € 340 juta (Rp.3,95 triliun) dengan Malaysia untuk memasok turret (kubah meriam kendaraan lapis baja) dan beberapa sistem persenjataan terpadu yang akan dipasang pada kendaraan tempur infanteri 8x8 lapis baja milik militer Malaysia. Kesepakatan itu akan berlaku selama 7 tahun.

Pejabat dari perusahaan Denel, Zwelakhe Ntshepe, mengatakan bahwa kontrak dengan Malaysia tersebut adalah kontrak ekspor terbesar dalam sejarah perusahaan dan akan menghasilkan injeksi kas yang signifikan dan penciptaan lapangan kerja di industri lokal. Turret tersebut akan diekspor ke Malaysia selama tujuh tahun dengan konsinyasi pertama siap untuk pengiriman pada awal tahun depan.

Ntshepe mengatakan bahwa negosiasi akhir dengan Malaysia berhasil disepakati pada akhir pelaksanaan Defence Services Asia Exhibition yang diadakan di Kuala Lumpur, bersama dengan mitra lokal mereka DRB-HICOM (Deftech).

Seorang pejabat Denel lainnya, Stephan Burger, mengatakan bahwa perusahaannya akan bertanggung jawab untuk sejumlah komponen strategis yang telah mereka rancang dan kembangkan, yang meliputi:
  • 69 unit turret yang dilengkapi dengan meriam utama GI30 kaliber 30mm.
  • 54 unit peluncur rudal anti tank Ingwe yang dilengkapi dengan meriam GI30 kaliber 30mm. Paket ini juga mencakup penyediaan 216 unit rudal Ingwe.
  • 54 unit sistem kendali persenjataan jarak jauh.
Stephan Burger mengatakan produksi turret pertama dijadwalkan akan dikirimkan pada Januari 2013 untuk diuji coba oleh Tentara Malaysia. Turret dan sistem persenjataan akan diintegrasikan pada kendaraan 8x8 lapis baja baru Angkatan Darat Malaysia yang desain dasarnya merupakan platform kendaraan lapis baja Pars buatan perusahaan Turki, FNSS.

Melalui kontrak ini perusahaan Denel akan berpartisipasi dalam program pengembangan industry pertahanan Malaysia yang memerlukan produksi dan perakitan sistem turret di Malaysia. Perjanjian tersebut menyediakan platform untuk mentransfer teknologi sistem persenjataan terpadu untuk Deftech guna menciptakan kemampuan yang berkelanjutan di Malaysia. Burger menambahkan kontrak ini juga akan membuka pintu kerjasama industri pertahanan masa depan antara Malaysia dan Afrika Selatan.

www.defpro.com