Rabu, 23 September 2015

TNI AL - Royal Australian Navy Gelar Latma New Horizon Exercise 2015

TNI AL dan Royal Australian Navy (RAN) pada tahun ini kembali melaksanakan Latihan Bersama (Latma). Pada latihan bersama ini, Angkatan Laut dari dua negara bertetangga ini menggelar latihan diberi nama New Horizon Exercise 2015 yang dilaksanakan selama 4 hari dan mengambil lokasi di wilayah perairan Indonesia.

KRI Usman-Harun (359). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
KRI Usman-Harun (359).
Setelah Australia, TNI AL Tantang Malaysia.

Angkatan Laut Indonesia dan Australia saat ini sedang melaksanakan Latihan bilateral. TNI AL dan Royal Australian Navy (RAN) terakhir kali melaksanakan latihan bersama tahun 2011 dan kembali dilaksanakan lagi tahun 2015 ini dengan fokus kegiatan dalam bidang Militery Operation Other Than War (MOOTW). Pelaksanaan latihan bersama kali ini diberi nama New Horizon Exercise 2015 yang dilaksanakan selama empat hari di wilayah perairan Indonesia dalam tiga kegiatan yaitu Harbour Phase, Sea Phase dan Post Exercise Phase.

Hal itu mengemuka saat Wakil Asisten Operasi (Waasops) Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Pertama TNI I. G. Putu Wija Mahadi, S.H., menerima laporan persiapan pelaksanaan Latihan Perang Laut bersama dengan Angkatan Laut Australia (Royal Australian Navy), bertempat di ruang rapat Waasops Kasal di Markas Besar Angkatan Laut (Mabesal), Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (22/9/2015).

Menurut Kolonel Laut (P) Didong Rio Duta selaku Komandan Satgas dan juga Komandan KRI Usman Harun mengatakan, pada latihan ini TNI Angkatan Laut melibatkan 2 KRI, yaitu KRI Usman Harun-359 dan KRI Diponegoro-365, satu Heli BO 105 serta Pesud CN 235 MPA. Sementara dari pihak Royal Australian Navy (RAN) mengerahkan dua Kapal perang HMAS Arunta (FFGHM) dan HMAS Sirius (AOR) serta sati heli RAN Seahawk.

Dalam latihan bersama tersebut, sebanyak 313 prajurit TNI Angkatan Laut dilibatkan guna meningkatkan hubungan dan pemahaman melalui pelatihan di pangkalan (dalam bentuk interaksi sosial), meningkatkan kemampuan tempur, saling pengertian dan kerja sama melalui program latihan terstruktur di pangkalan. Selain itu, meningkatkan kemampuan dalam keterampilan kepelautan, dan keterampilan aksi peperangan serta komunikasi.

Laksma TNI I. G. Putu Wija Mahadi, S.H., menegaskan unsur yang terlibat agar dipersiapkan dengan baik. Seluruh personel yang terlibat dalam latihan ini juga diminta tetap memerhatikan faktor keamanan personel dan material. "KRI dan Pesud yang terlibat dalam latihan dengan kedua negara dipersiapkan dan baik dan faktor keamanan personel dan material diperhatikan," kata Waasops Kasal melalui keterangan pers Kasubdispenum Dispenal, Kolonel Laut (P) Suradi Agung Slamet, S.Sos., S.T.

Selain latihan dengan Angkatan Laut Australia, TNI Angkatan Laut juga akan melaksanakan latihan bersama dengan Tentara Laut Diraja Brunai. Dalam Latihan ini, Letkol Laut (P) Lukman Harish bertindak selaku Komandan Satgas yang saat ini menjabat Komandan KRI Keris-624. Latihan TNI Angkatan Laut dengan Tentara Laut Diraja Brunai ini dilaksanakan di Surabaya selama 6 (enam) hari dengan nama latihan "Helang Laut 16A/15". Dalam latihan ini akan dilaksanakan kegiatan simulasi perang elektronika yang seluruhnya dilaksanakan di darat.

www.jpnn.com

Kamis, 03 September 2015

Kontrak Pembelian Su-35 Diteken Bulan September 2015

Kontrak pengadaan jet tempur Sukhoi Su-35 Flanker-E dijadwalkan ditanda-tangani pada September 2015. Indonesia akan membeli pesawat tempur buatan Rusia ini sebanyak sekitar 1 skuadron atau 16 unit jet tempur Sukhoi Su-35 Flanker-E. Armada baru penempur udara ini dipersiapkan untuk menggantikan pesawat F-5 Tiger milik TNI AU yang akan segera dipensiunkan.

Sukhoi Su-35 Flanker-E. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Sukhoi Su-35 Flanker-E.
Kemhan Akan Ganti F-5 dengan Sukhoi Su-35.

Kementerian Pertahanan telah memutuskan akan mengganti satu skuadron atau 16 unit pesawat F-5 Tiger milik TNI Angkatan Udara yang akan memasuki masa pensiunnya dengan pesawat tempur Sukhoi Su-35 Flanker-E dari Rusia. "Kita sepakat (Panglima TNI dan KSAU) akan membeli satu skuadron Sukhoi Su-35 dari Rusia untuk menggantikan pesawat tempur F-5 Tiger," kata Menhan Ryamizard Ryacudu usai sidak persenjataan milik TNI Angkatan Darat di tiga kesatuan, yakni Kopassus, Yonkav 1/1 Kostrad, dan Yonif Mekanis 201 Jaya Yudha, di Jakarta, Rabu (2/9/2015).

Pertimbangannya Kementerian Pertahanan memilih Sukhoi Su-35 sebagai pengganti F-5 Tiger, kata dia, karena penerbang TNI Angkatan Udara sudah terbiasa menggunakan Sukhoi. "Sekarang kita memiliki pesawat tempur dari Amerika (F-16), Tiongkok, dan Rusia. Kita bukan negara yang blok-blokan," katanya.

Pembelian pesawat Sukhoi Su-35 itu akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan keuangan negara. "Kita ingin membeli satu skuadron, tetapi disesuaikan kemampuan pemerintah," kata Ryamizard.

Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini mengatakan bahwa pada bulan September 2015 akan ada penandatanganan pembelian Sukhoi Su-35 dengan pihak Rusia.

Di tempat yang sama, Dirjen Perencanaan Pertahanan Kemhan Marsekal Muda TNI M. Syaugi mengatakan bahwa pembelian pesawat Sukhoi Su-35 yang baru melalui alih teknologi atau transfer of technology (ToT) dengan pihak Rusia. "Ini sesuai dengan aturan yang ada bahwa kalau kita ingin membeli alutsista harus ada ToT. Semua itu disesuaikan dengan kemampuan. Jadi, berapa kemampuan anggaran kan tidak mungkin kita minta satu unit terus minta TOT bikinnya gimana, jadi disesuaikan dengan uang yang ada," kata Syaugi.

Ia mengatakan, "Pembelian pesawat tempur canggih itu akan lengkap dengan senjatanya. Lebih baik sedikit ketimbang banyak, tetapi kosongan." Kemhan menginginkan agar pembelian pesawat itu sebanyak 16 unit. Akan tetapi, disesuaikan dengan keputusan pemerintah. "Kita ini kan belum diputuskan uangnya berapa. Kita sudah pingin beli itu cepat-cepat. Penetapan dari Bappenas itu belum keluar. Mungkin dihitung-hitung dahulu dolarnya berapa. Berapa ini mampunya negara, ini kan dari pinjaman luar negeri," kata Syaugi.

www.beritasatu.com