Selasa, 08 Desember 2015

Perkuat Operasional Tempur, TNI AL Gunakan Sistem Komunikasi Satelit

Kini jajaran TNI AL mulai menggunakan Sistem Komunikasi Satelit (Siskomsat) untuk semakin memperkuat operasionalnya dalam menjaga NKRI. Sistem Komunikasi Satelit (Siskomsat) yang digunakan di lingkungan TNI AL ini berbasis bantuan Satelit Komunikasi BRISAT yang mulai mengorbit pada Oktober 2015

KRI John Lie (358) dan KRI Usman-Harun (359). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
KRI John Lie (358) dan KRI Usman-Harun (359).
TNI AL Mulai Gunakan Sistem Komunikasi Satelit.

Sistem komunikasi di lingkungan TNI AL kini memasuki era baru dengan menerapkan sistem komunikasi canggih bernama sistem komunikasi satelit (Siskomsat). Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi, meresmikan penggunaan Siskomsat tersebut di Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) Surabaya, Senin (7/12).

Siskomsat TNI AL dapat dioperasikan karena berbasis bantuan Satelit Komunikasi BRISAT yang telah mengorbit pada bulan Oktober 2015 lalu. Siskomsat TNI AL direalisasikan dalam dua kegiatan yaitu Pengembangan Siskomsat TNI AL dengan Backbone C Band untuk pendirian darat dan Siskomsat TNI AL dengan Backbone Ku-Band untuk KRI. Pada tahapan pelaksanaannya TNI AL juga menjalin kerja sama dengan PT Telkom dan PT LEN dari tahap perencanaan teknis, tahap pengembangan software hingga pengadaan hardware-nya.

Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, dalam keterangannya, Senin (7/12) menegaskan, dalam perang laut modern, komunikasi sangat menentukan keberhasilan operasi. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi menuntut pelaksanaan gelar operasi yang semakin kompleks dimana jaminan terjalinnya komunikasi yang lancar, aman dan dapat dipercaya merupakan suatu keharusan.

Selama ini, dijelaskan, sistem komunikasi di lingkungan TNI, baik di pendirat maupun unsur kapal perang (KRI) yang menggunakan perangkat radio HF, VHF, dan UHF, memiliki keterbatasan dalam pengoperasiannya karena memiliki data rate rendah. "Demikian juga dengan gelar Sistem Komunikasi Satelit (Siskomsat) TNI, yang berada di bawah Komando Pengendalian Panglima TNI, tidak dapat diaplikasikan di sebagian besar KRI karena dimensi Antena C-Band yang relatif cukup besar," kata Kasal.

Karena itu TNI AL mengambil peluang kesempatan dengan adanya alokasi satu transponder Ku-Band untuk TNI AL melalui Satelit Komunikasi BRISAT yang mulai mengorbit pada bulan Oktober 2015 lalu.

Menurutnya,? Siskomsat TNI AL akan diaplikasikan untuk penugasan prajurit yang bertugas di pulau-pulau terluar, survellance, mobile trunking, dan backpack prajurit Korps Marinir. Untuk penggunaan surveillance atau pengamatan, Siskomsat dilengkapi dengan perangkat yang terdiri dari fasilitas radar, kamera, Automatic Identification System (AIS) transponder, PSTN dan E-mail.

Sebagai Siskomsat mobile atau mobile trunking, kendaraan Siskomsat dilengkapi perangkat Very Short Aperture Terminal (VSAT) dan repeater, serta pada aplikasi bacpack untuk pasukan Korps Marinir, Siskomsat dilengkapi fasilitas e-mail, PSTN dan handy talky (HT) berbasis Internet Protocol (IP). Sedangkan Siskomsat TNI AL dengan Backbone KU-Band, kata Kasal, diterapkan pada KRI dari unsur-unsur pemukul sehingga Komando dan Pengendalian Operasi bisa dilaksanakan secara langsung oleh pimpinan kepada unsur-unsur pelaku operasi.

Siskomsat pada aplikasi KRI ini memiliki fasilitas berupa data, PSTN dan Visual Comunication (Vicom) serta dilengkapi dengan kamera, radar dan Automatic Identification System (AIS) Transponder. Tahun ini, Siskomsat dengan Backbone KU-Band dipasang di Multi Role Light Frigate KRI Usman Harun-359 dan korvet KRI Sultan Iskandar Muda-367.

www.beritasatu.com

Sabtu, 05 Desember 2015

SCA Pengembangan Jet Tempur KFX/IFX Diteken Indonesia-Korea Selatan

Program pengembangan jet tempur KF-X/IF-X kini makin mencapai tahap yang lebih lanjut. Kepastian kelanjutan program industri penerbangan militer antara Indonesia dan Korea Selatan ini ditandai dengan ditandatanganinya Strategic Cooperation Agreement (SCA) antara PT. Dirgantara Indonesia (DI) dan Korea Aerospace Industries (KAI). Ltd. Penandatanganan SCA ini dilakukan oleh Budi Santoso selaku Direktur Utama PT. Dirgantara Indonesia dan Ha Sung Yong selaku CEO Korea Aerospace Industries Ltd serta disaksikan oleh Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu bersama Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Cho Taiyoung, Jumat (4-12-2015).

Jet Tempur KFX/IFX. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Jet Tempur KFX/IFX.
Indonesia – Korea Selatan Kerja Sama Produksi Pesawat Tempur Tercanggih.

Kerja sama di bidang pertahanan antara Indonesia dan Korea Selatan khususnya kerja sama dalam program pengembangan pesawat tempur KF-X/IF-X terus berlanjut. Hal tersebut ditandai dengan penandatanganan Strategic Cooperation Agreement (SCA) antara PT. Dirgantara Indonesia (DI) dan Korea Aerospace Industries (KAI). Ltd. SCA tersebut ditandatangani oleh Direktur Utama PT. DI Budi Santoso bersama CEO KAI.Ltd Ha, Sung Yong dan disaksikan langsung Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu bersama Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Cho Taiyoung, Jumat (4-12-2015).

Penandatanganan SCA ini merupakan langkah awal yang cukup strategis antara industri pertahanan Indonesia dan Korea Selatan. Di dalam SCA secara Bisnis to Bisnis, PT. DI dengan KAI.Ltd akan melaksanakan kerja sama yang meliputi fase produksi pesawat tempur KFX/IFX termasuk maintenance/sustainability, modification dan upgrading. Di samping itu, potensi kerja sama lainnya sesuai kapasitas dan kapabilitas kedua belah pihak yang akan dilaksanakan secara simultan sejalan dengan pelaksanaan fase Engineering Management and Development (EMD).

Menhan RI Ryamizard Ryacudu mengatakan penandatanganan SCA antara PT. DI dengan KAI.Ltd ini merupakan langkah awal yang cukup strategis antara industri pertahanan kedua negara, terutama kepada PT. DI agar dapat mengembangkan kemampuan produksi dan teknologi terutama di bidang pesawat tempurdan diharapkan pada masa mendatang akan menjadi produk unggulan karya anak bangsa yang menjadi andalan dan kebanggaan Indonesia.

Menhan berharap melalui penandatanganan SCA ini seluruh program dan kegiatan terkait dengan pembangunan dan penguasaan teknologi pesawat tempur dapat diselesaikan dengan lancar dan tepat waktu. "Momentum penandatanganan ini harus menjadi pendorong semangat kerja kedua belah pihak untuk membuktikan bahwa kerjasama ini sudah sesuai tujuan dan sasaran yang diharapkan," ungkapnya.

Menhan RI mengatakan, proses penguasaan teknologi pesawat terbang bukanlah suatu proses yang sederhana, tetapi memerlukan dukungan dan komitmen semua pihak yang terkait termasuk pemerintah dengan dukungan regulasi dan anggaran, demikian pula peran aktif dari industri pertahanan dalam melaksanakan proses kerja sama termasuk sharing keahlian, pengetahuan dan teknologi.

Dengan tingginya persaingan ekonomi global dewasa ini, menurut Menhan RI, perlu adanya sikap antisipasi dan komitmen kuat dari para pelaku industri strategis terutama PT. DI agar tetap eksis dalam dunia internasional sebagai perusahaan yang bergerak di bidang teknologi pesawat terbang. "Harus senantiasa berupaya mencari terobosan dan inovasi teknologi agar tidak tertinggal dari negara-negara lain," katanya.

www.jpnn.com

Rabu, 23 September 2015

TNI AL - Royal Australian Navy Gelar Latma New Horizon Exercise 2015

TNI AL dan Royal Australian Navy (RAN) pada tahun ini kembali melaksanakan Latihan Bersama (Latma). Pada latihan bersama ini, Angkatan Laut dari dua negara bertetangga ini menggelar latihan diberi nama New Horizon Exercise 2015 yang dilaksanakan selama 4 hari dan mengambil lokasi di wilayah perairan Indonesia.

KRI Usman-Harun (359). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
KRI Usman-Harun (359).
Setelah Australia, TNI AL Tantang Malaysia.

Angkatan Laut Indonesia dan Australia saat ini sedang melaksanakan Latihan bilateral. TNI AL dan Royal Australian Navy (RAN) terakhir kali melaksanakan latihan bersama tahun 2011 dan kembali dilaksanakan lagi tahun 2015 ini dengan fokus kegiatan dalam bidang Militery Operation Other Than War (MOOTW). Pelaksanaan latihan bersama kali ini diberi nama New Horizon Exercise 2015 yang dilaksanakan selama empat hari di wilayah perairan Indonesia dalam tiga kegiatan yaitu Harbour Phase, Sea Phase dan Post Exercise Phase.

Hal itu mengemuka saat Wakil Asisten Operasi (Waasops) Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Pertama TNI I. G. Putu Wija Mahadi, S.H., menerima laporan persiapan pelaksanaan Latihan Perang Laut bersama dengan Angkatan Laut Australia (Royal Australian Navy), bertempat di ruang rapat Waasops Kasal di Markas Besar Angkatan Laut (Mabesal), Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (22/9/2015).

Menurut Kolonel Laut (P) Didong Rio Duta selaku Komandan Satgas dan juga Komandan KRI Usman Harun mengatakan, pada latihan ini TNI Angkatan Laut melibatkan 2 KRI, yaitu KRI Usman Harun-359 dan KRI Diponegoro-365, satu Heli BO 105 serta Pesud CN 235 MPA. Sementara dari pihak Royal Australian Navy (RAN) mengerahkan dua Kapal perang HMAS Arunta (FFGHM) dan HMAS Sirius (AOR) serta sati heli RAN Seahawk.

Dalam latihan bersama tersebut, sebanyak 313 prajurit TNI Angkatan Laut dilibatkan guna meningkatkan hubungan dan pemahaman melalui pelatihan di pangkalan (dalam bentuk interaksi sosial), meningkatkan kemampuan tempur, saling pengertian dan kerja sama melalui program latihan terstruktur di pangkalan. Selain itu, meningkatkan kemampuan dalam keterampilan kepelautan, dan keterampilan aksi peperangan serta komunikasi.

Laksma TNI I. G. Putu Wija Mahadi, S.H., menegaskan unsur yang terlibat agar dipersiapkan dengan baik. Seluruh personel yang terlibat dalam latihan ini juga diminta tetap memerhatikan faktor keamanan personel dan material. "KRI dan Pesud yang terlibat dalam latihan dengan kedua negara dipersiapkan dan baik dan faktor keamanan personel dan material diperhatikan," kata Waasops Kasal melalui keterangan pers Kasubdispenum Dispenal, Kolonel Laut (P) Suradi Agung Slamet, S.Sos., S.T.

Selain latihan dengan Angkatan Laut Australia, TNI Angkatan Laut juga akan melaksanakan latihan bersama dengan Tentara Laut Diraja Brunai. Dalam Latihan ini, Letkol Laut (P) Lukman Harish bertindak selaku Komandan Satgas yang saat ini menjabat Komandan KRI Keris-624. Latihan TNI Angkatan Laut dengan Tentara Laut Diraja Brunai ini dilaksanakan di Surabaya selama 6 (enam) hari dengan nama latihan "Helang Laut 16A/15". Dalam latihan ini akan dilaksanakan kegiatan simulasi perang elektronika yang seluruhnya dilaksanakan di darat.

www.jpnn.com

Kamis, 03 September 2015

Kontrak Pembelian Su-35 Diteken Bulan September 2015

Kontrak pengadaan jet tempur Sukhoi Su-35 Flanker-E dijadwalkan ditanda-tangani pada September 2015. Indonesia akan membeli pesawat tempur buatan Rusia ini sebanyak sekitar 1 skuadron atau 16 unit jet tempur Sukhoi Su-35 Flanker-E. Armada baru penempur udara ini dipersiapkan untuk menggantikan pesawat F-5 Tiger milik TNI AU yang akan segera dipensiunkan.

Sukhoi Su-35 Flanker-E. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Sukhoi Su-35 Flanker-E.
Kemhan Akan Ganti F-5 dengan Sukhoi Su-35.

Kementerian Pertahanan telah memutuskan akan mengganti satu skuadron atau 16 unit pesawat F-5 Tiger milik TNI Angkatan Udara yang akan memasuki masa pensiunnya dengan pesawat tempur Sukhoi Su-35 Flanker-E dari Rusia. "Kita sepakat (Panglima TNI dan KSAU) akan membeli satu skuadron Sukhoi Su-35 dari Rusia untuk menggantikan pesawat tempur F-5 Tiger," kata Menhan Ryamizard Ryacudu usai sidak persenjataan milik TNI Angkatan Darat di tiga kesatuan, yakni Kopassus, Yonkav 1/1 Kostrad, dan Yonif Mekanis 201 Jaya Yudha, di Jakarta, Rabu (2/9/2015).

Pertimbangannya Kementerian Pertahanan memilih Sukhoi Su-35 sebagai pengganti F-5 Tiger, kata dia, karena penerbang TNI Angkatan Udara sudah terbiasa menggunakan Sukhoi. "Sekarang kita memiliki pesawat tempur dari Amerika (F-16), Tiongkok, dan Rusia. Kita bukan negara yang blok-blokan," katanya.

Pembelian pesawat Sukhoi Su-35 itu akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan keuangan negara. "Kita ingin membeli satu skuadron, tetapi disesuaikan kemampuan pemerintah," kata Ryamizard.

Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini mengatakan bahwa pada bulan September 2015 akan ada penandatanganan pembelian Sukhoi Su-35 dengan pihak Rusia.

Di tempat yang sama, Dirjen Perencanaan Pertahanan Kemhan Marsekal Muda TNI M. Syaugi mengatakan bahwa pembelian pesawat Sukhoi Su-35 yang baru melalui alih teknologi atau transfer of technology (ToT) dengan pihak Rusia. "Ini sesuai dengan aturan yang ada bahwa kalau kita ingin membeli alutsista harus ada ToT. Semua itu disesuaikan dengan kemampuan. Jadi, berapa kemampuan anggaran kan tidak mungkin kita minta satu unit terus minta TOT bikinnya gimana, jadi disesuaikan dengan uang yang ada," kata Syaugi.

Ia mengatakan, "Pembelian pesawat tempur canggih itu akan lengkap dengan senjatanya. Lebih baik sedikit ketimbang banyak, tetapi kosongan." Kemhan menginginkan agar pembelian pesawat itu sebanyak 16 unit. Akan tetapi, disesuaikan dengan keputusan pemerintah. "Kita ini kan belum diputuskan uangnya berapa. Kita sudah pingin beli itu cepat-cepat. Penetapan dari Bappenas itu belum keluar. Mungkin dihitung-hitung dahulu dolarnya berapa. Berapa ini mampunya negara, ini kan dari pinjaman luar negeri," kata Syaugi.

www.beritasatu.com

Rabu, 05 Agustus 2015

TNI AL Dan US Navy Gelar Latma CARAT 2015

TNI AL dan US Navy (Angkatan Laut Amerika Serikat) menggelar Latihan Bersama yang bersandi CARAT 2015 (Cooperation Afloat Readiness and Training 2015). Latma CARAT 2015 ini dilaksanakan mulai 27 Juli 2015 hingga 10 Agustus 2015. Latihan ini bertujuan untuk lebih meningkatkan hubungan bilateral dan memelihara stabilitas keamanan di kawasan Asia Tenggara.

Armada Kapal Perang. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Armada Kapal Perang.
Latma CARAT 2015 upaya tingkatkan hubungan Indonesia-AS.

TNI Angkatan Laut dan Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy) kembali menggelar Latihan Bersama (Latma) bersandi "CARAT" (Cooperation Afloat Readiness and Training) 2015" untuk meningkatkan hubungan bilateral dan memelihara stabilitas keamanan di kawasan Asia Tenggara. "Latma CARAT 2015 itu secara resmi dibuka oleh Asops Kasal Laksamana Muda TNI Arie Henrycus Sembiring yang didampingi oleh Comlog Westpac RDML Charles William di Puslat Kaprang Kolatarmatim, Senin (3/8/2015)," kata Kadispen Koarmatim Letkol Laut (KH) Maman Sulaeman di Surabaya, Selasa (4/8/2015).

Pembukaan Latma CARAT yang berlangsung selama 14 hari, sejak 27 Juli hingga 10 Agustus 2015 itu, ditandai dengan penyematan tanda peserta latihan oleh Asops Kasal kepada perwakilan US Navy, lalu Commander Logistics Group Western Pacific menyematkan tanda peserta kepada perwakilan TNI AL.

Dalam amanatnya, Asops Kasal menerangkan Latma CARAT 2015 memiliki peran yang penting, tidak hanya untuk meningkatkan profesionalisme tetapi juga untuk mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat. "CARAT 2015 merupakan implementasi dari hubungan bilateral di bidang pertahanan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas, profesionalisme, dan koordinasi di bidang kemaritiman," katanya.

Dalam Latma CARAT 2015 bertajuk "Engineer Enclosure (Encap) itu, TNI Angkatan Laut melibatkan CN-235, NBO-105, BELL-412, NC-212-200, 1 FFG (kelas Van Speijk), MRLF, Corvette (kelas Sigma), LPD, Kapal Selam, dan satu Batalyon Marinir (350 personel). Selain itu, satu Peleton Zeni (60 personel), satu Detasemen Force Protection (35 personel), tiga Tim Kopaska Untuk Serial Latihan Riverine (21 personel), dua Tim Penyelam (delapan personel tiap tim), 16 personel pelatihan Eod (delapan penyelam, delapan Kopaska), dan satu Tim Band Koarmatim,

US Navy melibatkan Task Force-73, USNS Safeguard, DDG (dilengkapi 1 heli MH-60R), LCS (dilengkapi heli MH-60R), SSN, LSD, USMC (300 personel), Pesud P-3/P-8, Survey/Beach Master, Sevent Fleet Band, satu Detasemen Riverine, satu Detasemen Seabee, satu tim VBSS, satu Batalyon MDSU, satu peleton EOD, satu Detasemen Force Protection, dan satu UAV MQ-8 Firescout.

Materi latihan yang akan dikembangkan, adalah kemampuan mengaplikasikan dan mengembangkan doktrin, taktik, dan prosedur operasi di laut sesuai dengan referensi yang telah disepakati dan kemampuan kodal dan komunikasi kerja sama teknis dan taktis antarpersonel TNI AL dan US Navy pada penyelenggaraan pelayanan masyarakat, meliputi bakti sosial dan kunjungan sekolah.

Acara pembukaan tersebut dihadiri Pangarmatim Laksda TNI Darwanto, Dankobangdikal, Kasarmatim, Danlantamal V, Danpuspenerbal, Karumkital Dr. Ramelan, Dan STTAL, US Naval Attache LCDR Jenefer Barnes, perwakilan dari masing-masing "working group", dan 15 perwakilan dari USS Safeguard dan USS Fortworth.

Memasuki hari kedelapan Latma CARAT 2015, pasukan Marinir TNI AL dan United States Navy (US Navy) melaksanakan karya bakti renovasi SDN Tebalo di Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur (3/8/2015). Tahap renovasi SD untuk saat ini telah mencapai 60 persen. Bangunan yang direnovasi adalah enam ruang kelas, satu ruang guru, serta membuat dua kamar mandi dan WC untuk siswa dan guru.

Para prajurit dari kedua negara tersebut melaksanakan pemasangan instalasi listrik, pengecatan dinding, plester, dan pengacian dinding, pemasangan rangka plafon serta pemasangan kuda-kuda atap. "Saya berharap renovasi ini dapat memberikan manfaat bagi siswa SDN Tebalo," kata Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Carat 2015 Kolonel laut (P) Arsyad Abdullah yang sehari-hari menjabat sebagai Komandan Satuan Kapal Eskorta (Dansatkor) Koarmatim itu.

www.antaranews.com

Rp 886 Triliun Untuk Pengadaan Kapal Perang Baru AL Australia

Untuk pengadaan kapal perang dan kapal selam baru, pemerintah Australia bersiap menganggarkan dana sebesar Rp. 886 triliun lebih. Anggaran sebesar itu ditujukan terutama untuk pengadaan kapal fregat masa depan SEA5000, Kapal Patroli Lepas Pantai SEA1180, dan kapal selam mata-mata.

Armada Kapal Selam Collins-Class, Angkatan Laut Australia. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Armada Kapal Selam Collins-Class, Angkatan Laut Australia.
Australia Anggarkan Rp886 Triliun untuk Modernisasi AL.

Australia akan menganggarkan A$89 miliar atau lebih dari Rp886 triliun untuk pembelian kapal perang dan kapal selam sebagai bagian dari program modernisasi angkatan laut dalam 20 tahun ke depan. Diberitakan Reuters, Selasa (4/8/2015), untuk kapal perang Australia menganggarkan A$20 miliar dalam proyek Fregat Masa Depan SEA5000 dan Kapal Patroli Lepas Pantai SEA1180. Pembuatan kapal ini akan dilakukan di dalam negeri. Sementara untuk kapal selam, ada tarik ulur antara perusahaan asing dan dalam negeri untuk pembuatannya. Anggaran yang digelontorkan Australia untuk kapal selam mata-mata sekitar A$50 miliar.

Beberapa perusahaan asing telah ikut serta dalam tender tersebut, di antaranya adalah ThyssenKrupp (TKMS) dari Jerman, DCNS dari Perancis, Mitsubishi Heavy Industries dan Kawasaki Heavy Industries dari Jepang. TKMS menawarkan keuntungan politik dan ekonomi untuk pembelian kapal selam yang mereka kembangkan. Sementara pemerintah Jepang tengah berunding dengan Babcock International Group dan BAE Systems di Inggris untuk memenuhi keinginan Australia agar produksi juga melibatkan perusahaan dalam negeri.

Sementara itu kritikan datang dari negara bagian di selatan Australia dan serikat dagang yang khawatir mereka tidak dapat jatah produksi senjata karena diborong perusahaan asing. Australia Selatan, pusat produksi sektor kelautan dan otomotif, merupakan daerah dengan tingkat pengangguran terbesar di negara itu. Serikat Pekerja Manufaktur Australia, AMWU, akan menagih janji Perdana Menteri Tony Abbott sebelum pemilu pada September 2013 yang mengatakan kapal selam akan diproduksi di dalam negeri. "Janji adalah janji, kami akan menagih janji kapal selam sampai pemilu berikutnya," kata asisten sekretaris nasional AMWU, Glenn Thompson.

Abbott dalam pengumumannya di Adelaide juga mengatakan akan meningkatkan hubungan keamanan dengan Jepang. Pernyataan ini, mencerminkan keinginan Amerika Serikat agar dua sekutu besar mereka--Jepang dan Australia--mengambil porsi keamanan lebih besar di Asia untuk menandingi militer China yang terus berkembang.

www.cnnindonesia.com

Sabtu, 01 Agustus 2015

Kapal Induk USS Bonhomme Richard (LHD 6) Milik AS Kunjungi Pulau Bali

Kapal Induk USS Bonhomme Richard (LHD 6) milik Amerika Serikat telah berlabuh di Selat Bali, tepatnya di lepas pantai Benoa, sejak Jumat, 31 Juli 2015 lalu. Kapal perang ini dijadwalkan untuk berada di Bali selama 5 hari hingga 4 Agustus 2015. USS Bonhomme Richard (LHD 6) sejatinya adalah kapal serbu amfibi dari kelas Waps. Tapi karena ukurannya yang besar dan dilengkapi dengan landasan pesawat terbang, orang lebih akrab menyebutnya sebagai kapal induk.

USS Bonhomme Richard (LHD 6). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
USS Bonhomme Richard (LHD 6).
Kapal Perang Amerika Serikat Sandar di Benoa, Ini Kecanggihannya.

Kapal Induk USS Bonhomme Richard (LHD 6) berlabuh di perairan selat Bali, tepatnya di lepas Pantai Benoa, Denpasar, Bali, Jumat (31/7/2015) sekitar pukul 09.30 Wita. Kapal perang Amerika Serikat Serikat itu rencananya akan berada di Bali selama lima hari yakni tanggal 31 Juli hingga 4 Agustus 2015. Selama di Bali untuk port visit, kapal induk yang diawaki sekitar 3.000 personil US Navy termasuk di dalamnya 1.800 personil Manirinir dari USMC, akan mengunjungi sejumlah tempat wisata di Pulau Dewata.

Pada hari pertama kunjungannya, mereka sudah mengunjungi pejabat di Bali dimulai dari Gubernur Made Mangku Pastika serta ke Lanal Bali. Saat bertemu Pastika, Komandan Kapal Induk USS Bonhomme Richard (LHD 6) Rear Admiral (Laksmana Muda) Hugh D Wetherald menyampaikan terima kasih pada Pemerintah Provinsi Bali yang telah memberi bantuan penuh sehingga bisa berlabuh di Pelabuhan Benoa.

Ia menambahkan bahwa Bali merupakan destinasi favorit para kru kapal. Ia juga berharap dengan kunjungan mereka ke Bali, hubungan kerjasama khususnya kerjasama dalam bidang kelautan antar-kedua negara yaitu Indonesia dan Amerika Serikat terjalin semakin erat.

Pastika menyambut baik kedatangan para awak kapal perang angkatan laut asal Negeri Paman Sam tersebut. "Saya berharap para awak kapal dapat menikmati kunjungannya selama berada di Bali yang merupakan daerah wisata," ungkapnya.

Selama kunjungannya di Bali, pihak Lanal Bali akan menjaga para awak US Navy. Lanal Bali sudah menyiagakan sekitar 200 personil. Tugas pokok personil adalah melakukan pengawasan terhadap sejumlah prajurit dari US Navy selama berada di Bali. "Tujuan dari pengerahan personil untuk menjaga keamanan selama mereka berkunjung di sini. Itu juga sudah menjadi prosedur bagi kami," terang pihak Lanal Bali.

Selain mengerahkan 200 personil prajurit TNI Angkatan Laut, Lanal Bali juga mendapat bantuan dua KRI dari Komando Armada Wilayah Timur (Kowarmatim) yakni KRI OWA-354 dan KRI Badau-841, satu combat boat catamaran, Kal Tanjung Pandangan dan rubber Boat. Semua alutsista yang dikerahkan itu untuk mengawasi pergerakan Kapal Induk USS Bonhomme Richard (LHD 6) selama berada di perairan Bali.

USS Bonhomme Richard (LHD 6) merupakan kapal Waps class jenis Kapal Serbu Amfibi yang dibangun di galangan kapal Litton Industries, Pascagoula, Mississippi. Diluncurkan pada Maret 1997. Kapal ini mempunyai spesifikasi panjang kapal 257 meter, lebar 32 meter, draf 8,2 meter dengan bobot sekitar 40.500 ton.

Selain itu, USS Bonhomme Richard juga dilengkapi dengan peralatan canggih yakni 2 X Rudal NATO Sea Sparrow Surface Missile System (NSSMS), 2 X Rudal RIM-116 Rolling Airframe Missile (RAM), 2 X Phalanx CIWS, 3 X 25 mm Mk 38 cannons, 4 X senapan mesin call 50 mm. Di samping persenjataan tersebut, USS Bonhomme Richard (LHD 6) juga berfungsi sebagai landasan terbang bagi pesawat tempur jenis AV-8B Harrier sebanyak lima unit, 42 Helikopter jenis MV-22B Osprey, enam unit Helikopter jenis AH-1W Super Cobra, lima Helikopter angkut jenis CH-53E Super Stallion, dan Helikopter untuk search and rescue jenis MH-60S Sea Hawk.

Selain perlengkapan tempur udara, kapal ini juga digunakan untuk mengangkut kendaraan tempur ampibi yakni tank ampibi jenis Amfibious Assault Vehicle (AAV) dan pendarat pasukan Landing Craft Air Cushion (LCACs).

Kapal induk ini juga digunakan untuk operasi kemanusiaan. Hal ini dibuktikan dengan keberadaan rumah sakit yang dilengkapi obat-obatan dengan menampung 55 tempat tidur untuk merawat inap serta sejumlah poliklinik yang menunjang untuk aktivitas kemanusian.

tribunnews.com

Korps Marinir TNI AL Masuk Tiga Besar Dunia

Kekuatan Pasukan Marinir TNI AL disebut-sebut sebagai nomor tiga terbesar di dunia. Posisi ini dibawah kekuatan pasukan Marinir negara Amerika Serikat dan Inggris. Pengakuan ini didapat pada pelaksanaan pertemuan tahunan persatuan Marinir tingkat dunia yang digelar di Hawai, Amerika Serikat beberapa waktu lalu.

Marinir TNI AL. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Marinir TNI AL.
Kekuatan Marinir Indonesia Masuk Tiga Besar di Dunia.

Meski tak dilengkapi alat utama sistem persenjataan (alutsista) secanggih milik negara-negara maju, Indonesia patut berbangga hati terhadap Korps Marinir TNI Angkatan Laut (AL). Pasalnya, Indonesia disebut-sebut memiliki kekuatan Korps Marinir terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat (AS) dan Inggris. "Kekuatan Marinir Indonesia adalah yang terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Inggris," kata Komandan Korps Marinir Mayjen TNI Buyung Lalana di Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis 30 Juli 2015.

Buyung memaparkan, di dalam sebuah pertemuan tahunan persatuan Marinir tingkat dunia yang digelar di Hawai, Amerika Serikat beberapa waktu lalu, korps baret ungu ini mendapatkan sambutan hangat dari sejumlah negara adikuasa. "AS bilang Anda negara kekuatan ketiga terbesar di dunia. Marinir yang berhasil membuat kita gentar. Saya berkunjung ke Indonesia dan Marinir punya yel-yel yang berhasil memprovokasi kami, buat gentar kita," ungkap Buyung menirukan pujian pihak Marinir AS.

Apresiasi dari Marinir AS terhadap Marinir Indoneisa tersebut memang bukan tanpa alasan. Buyung mengatakan, dari sejumlah kegiatan latihan bersama yang diadakan antara prajurit Marinir dari tiga negara (Indonesia-AS-Inggris), kegigihan prajurit Indonesia tak kalah dengan dua negara adikuasa tersebut. "Kita sering berlatih bersama dengan mereka (AS-Inggris). Dengan kemampuan dan besarnya armada kita, mereka memuji kita. Sebagai ilustrasi, dalam kegiatan berenang menyeberangi Selat Sunda tahun lalu, 817 dari 1000 personel Marinir itu berhasil menyeberang," ucap Buyung.

sindonews.com

Jumat, 31 Juli 2015

Avro Canada CF-105 Arrow, Kisah Tragis Jet Tempur Canggih Yang Batal Diproduksi

Avro Canada CF-105 Arrow adalah jet tempur interceptor (pencegat) dengan sayap delta, kursi ganda, dan dua mesin jet pendorong. Pesawat ini mulai dirancang pada tahun 1953 dan prototipenya mulai diproduksi pada tahun 1957 dan berhasil melakukan penerbangan perdana pada tanggal 25 Maret 1958. Avro Canada CF-105 Arrow merupakan pesawat tempur tangguh dan canggih pada masa itu. Jet tempur ini menjadi bukti kehebatan pencapaian negara Kanada di bidang teknologi dirgantara. Namun sayang pembatalan proyek jet tempur interceptor masih menjadi misteri hingga sekarang.
CF-105 adalah delta-bersayap, besar, interceptor cepat. Pesawat produksi akan memiliki mesin 11700kg Orenda Iroquois, tapi prototipe didukung oleh J75 jauh lebih kuat. Arrow adalah pesawat yang sangat menjanjikan, namun dibatalkan karena alasan politik, bersama-sama dengan mesin Iroquois dan Sparrow 2 rudal. Enam dibangun. Pada tahun 1950, AVRoe Kanada dari Malton Ontario mengembangkan bermesin ganda, delta bersayap pencegat supersonik untuk RCAF. Ini dirancang untuk mengatasi ancaman pembom nuklir Soviet datang Arktik. Dari tahun 1953 hingga tahun 1959, tim Avro dirancang dan dibangun salah satu pesawat paling canggih di dunia. Itu disebut Avro CF-105 Arrow. Pesawat ini adalah dari waktu ke depan dan masih bisa menjadi seorang pejuang garis depan dalam perang dunia teknologi tinggi saat ini. Namun sayangnya, pemerintah Konservatif waktu, yang dipimpin oleh John Diefenbaker, membatalkan proyek dan memerintahkan semua pesawat untuk dihancurkan. Arrow sangat canggih untuk waktu, dan memiliki banyak orang fitur tersembunyi desain waktu tidak menyadari. Pertama, tidak ada prototipe. Pesawat pertama datang dari jalur perakitan adalah untuk bisa masuk ke layanan di RCAF. Desain tes dilakukan pada model jig dan alat-alat pengembangan yang dirancang untuk digunakan pada semua pesawat produksi. Pada awalnya, Arrow dirancang akan didukung oleh dua Rolls-Royce RB-106 mesin, tapi pembangunan itu diatur kembali dan akhirnya proyek itu dibatalkan. Oleh karena itu, Arrow hampir selesai dalam pengembangan, tetapi tidak memiliki mesin untuk daya nya. Oleh karena itu Orenda Mesin, divisi mesin Avro, dipanggil untuk mengembangkan mesin untuk mengisi dua "46 lubang inch" pada panah dan kekuatannya. Mesin harus memiliki rating dorong 20.000 lbs dorong masing-masing, di dorong kering (thrust optimal tanpa afterburner). Pengembangan mesin melihat beberapa masalah di sana-sini, tetapi biaya pengembangan tidak melebihi $ 90 juta. Cukup terjangkau, bahkan di tahun 1950-an, untuk turbojet yang paling kuat di Amerika Utara! Di sisi lain, badan pesawat itu sendiri juga sangat maju. Itu 80ft panjang, memiliki rentang sayap 50 kaki dari dan 21 ft tinggi (di ujung sirip). Ini memiliki kapasitas bahan bakar 2800 galon bahan bakar dan bisa terbang di mach 1 selama 2,5 jam tanpa pengisian bahan bakar. Hal ini juga bisa menarik 2G dengan kecepatan Mach 1,5 tanpa kehilangan satu inci dari ketinggian atau simpul kecepatan. Arrow juga pesawat pertama yang mengadopsi "fly-by-wire" teknologi, yang merupakan jenis sistem kontrol di mana komputer membantu pilot dalam mengemudikan pesawat, membuat pesawat lebih mudah untuk terbang dan manuver. Sistem ini disebut Flight Control System Otomatis, dan terus pesawat stabil dalam keadaan darurat dan dapat melakukan pendaratan otomatis dan take-off. Ini juga adalah semacam pesawat "cruise-control" yang terus pesawat di lapangan set dan kecepatan. Fly-by-Wire teknologi hanya mulai muncul di pesawat jasa lainnya 20 tahun kemudian. Hal ini juga memiliki senjata teluk roomier dibandingkan dari B-29 atau Lancaster, dua pembom besar dari WW II. Setiap jenis senjata bisa dipasang, dan ini membantu dalam membuat panah lebih fleksibel. Karena bisa membawa pilihan senjata, itu adalah pencegat-tempur-bomber pemogokan-anti pesawat kapal. Tapi itu semata-mata dirancang sebagai interceptor, tapi itu mampu memberikan rudal, bom, roket dan torpedo. Hal ini membuat sebuah pesawat udara superioritas, pesawat tempur universal. Ketika kritikus mengatakan bahwa Panah tidak memiliki banyak keuntungan, mereka tidak tahu Arrow. Hal ini juga memiliki kabin semi-bertekanan dan kru dua pria, dalam konfigurasi pilot navigator. Navigator ada di sana untuk mengontrol radar dan sistem navigasi (meskipun pilot juga memiliki konsol navigasi, dalam hal penerbangan solo). Arrow itu harus dilengkapi dengan Canadian dirancang dan dibangun sistem pengendalian kebakaran ASTRA-Sparrow II untuk pengiriman senjata. Tapi sistem ini melihat banyak kesulitan dan pemerintah membatalkan sebelum sisa Arrow, mencoba untuk memotong biaya. Pintu senjata Teluk dibuka pada 0,3 detik dan rudal ditembakkan dalam 2 detik (pintu dibuka, dikerahkan, dibersihkan dan dipecat). Anehnya, Arrow juga memiliki sistem iklim, untuk mendinginkan tangki bahan bakar, teluk senjata dan dingin atau panas kokpit. Arrow dirancang untuk kecepatan tinggi, yang berarti panas dari gesekan, dan terbang di udara Arktik, yang berarti udara kering dingin di sekitar pesawat. Jendela memiliki de-fogging sistem, kontrol iklim kanopi dan de-icing dan anti-icing sistem otomatis di daerah yang paling penting. Hal ini juga memiliki sistem hidrolik yang sangat kuat untuk kontrol penerbangan dan roda pendaratan. Sebagai contoh, diukur bahwa tekanan hidrolik diterapkan pada lift dapat dengan mudah mengangkat 6 gajah besar! Arrow terungkap ke publik pada 4 Oktober 1957. Sayangnya pada tanggal tersebut, Soviet meluncurkan Sputnik, satelit buatan pertama. Acara ini mencuri sorotan dari Arrow, dan mengakibatkan mengubah cara orang berpikir tentang pertahanan udara. Karena Iroquois masih dalam pengembangan pada tahun 1957, Avro memutuskan untuk daya lima pertama Arrows dengan Pratt & Whitney J75 turbojet. Ini mesin Amerika bahkan tidak memenuhi dorong kering dari PS-13 di afterburner penuh. Ini pertama lima Arrows yang ditunjuk Mk. (Mark) 1, dan semua pesawat Kanada dengan mesin Iroquois akan Mk.2s. Uji penerbangan dimulai segera setelah mesin dipasang di Arrow 201, pesawat pertama. Hal itu membuat penerbangan pertama, tanpa masalah, pada 25 Maret 1958. Januz (Jan atau Yan, sebagai orang-orang memanggilnya) "Zura" Zurakowski adalah orang pertama yang terbang Arrow. Dia mengatakan itu terbang seperti sebuah keajaiban dan lebih mudah untuk terbang daripada banyak pesawat umum lainnya dari waktu. Kecuali beberapa landing gear dan peredam masalah, pengujian penerbangan tanpa masalah, dan tidak ada yang tewas atau terluka selama pengujian penerbangan. Hanya 2 pendaratan kecelakaan terjadi ketika landing gear tidak selaras dengan benar, tetapi masalah ini dengan cepat diperbaiki dan bug telah dihapus. Pada saat yang sama, Iroquois menjalani tes penerbangan. Mesin Iroquois diuji di tempat tidur uji statik, dan ketika hasilnya menguntungkan untuk tes penerbangan, Orenda dipinjamkan B-47 bomber dari USAF. Canadair dibangun cowling pada sisi bomber enam bermesin, untuk memasukkan Iroquois. Setelah Iroquois dipasang, tes penerbangan dimulai segera. Pada penerbangan pertama, USAF bomber besar diangkat di udara, enam mesin yang menjerit dan memancarkan asap hitam tebal. Pada 15000 ft, ketinggian aman, mereka menyala Iroquois tersebut. Itu begitu kuat, mereka harus memotong-off enam mesin lain, atau pesawat akan pergi supersonik; kecepatan itu tidak bisa menahan tanpa over-menekankan. Dan mereka tidak bisa mendorong throttle masa lalu 60% karena akan terguncang pesawat berkeping-keping. Kita harus mengatakan bahwa bahkan dengan kokoh, B-47 tidak dirancang untuk menahan turbojet paling kuat di dunia pada itu pesawat belakang. The Iroquois disampaikan £ 20.000 dorong tanpa setelah-pembakar, dan melaju pembom sendiri, dan pada kecepatan itu tidak dirancang untuk melebihi. Pada afterburner, tercatat bahwa Iroquois bisa melampaui £ 26.000 dorong. Dengan dua mesin, ini memberikan dorongan maksimum lebih dari 50.000 pound untuk Arrow, kekuatan bahkan dongeng Tomcat dapat mencapai, dan mungkin aku memberitahu Anda, F-14 adalah pesawat yang sangat kuat. The Iroquois adalah turbojet paling kuat di Benua Amerika Utara, dan ketika itu dirancang, itu yang paling kuat di dunia. Tapi semua bahan ini dan ketenaran teknis tidak cukup untuk Konservatif di kantor di Ottawa. Dan sementara program ini berjalan pada kecepatan yang besar dari pengembangan dan perbaikan, pemerintah Amerika datang untuk tahu tentang Arrow. Beberapa orang kunci USAF diundang untuk Malton untuk mengunjungi pabrik dan mendapatkan pengarahan mengenai Arrow. Mereka sangat terkesan dengan program dan disebut Arrow yang "dekat pesawat yang sempurna". Pada awal tahun 1958, Kanada menandatangani NORAD (North American Air Defence) perjanjian, yang tujuannya adalah untuk membentuk norma-norma untuk pertahanan udara Amerika Utara. The NORAD dewan memiliki anggota baik Kanada dan Amerika, tetapi Amerika memiliki keuntungan memiliki kata terakhir dan memiliki lebih banyak anggota juga.

Avro Canada CF-105 Arrow (Gambar 1). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Avro Canada CF-105 Arrow (Gambar 1).

Avro Canada CF-105 Arrow (Gambar 2). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Gambar 2.

Avro Canada CF-105 Arrow (Gambar 3). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Gambar 3.

Avro Canada CF-105 Arrow (Gambar 4). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Gambar 4.

Avro Canada CF-105 Arrow (Gambar 5). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Gambar 5.
Jet Tempur Interceptor Avro Canada CF-105 Arrow.

Avro Canada CF-105 Arrow adalah sebuah pesawat tempur pencegat dengan sayap delta, yang diciptakan oleh perusahaan Avro Aircraft Limited (Canada) di Malton, Ontario pada tahun 1953-1959. Serangkaian lima pesawat uji berhasil diuji pada 1958-1959, tetapi program ini dihentikan pada tahun 1959 oleh Pemerintah Diefenbaker , yang keputusan kontroversial-nya menyebabkan banyak perdebatan politik dan kontroversi.

Pesawat ini dirancang dan dibangun oleh Avro Canada sebagai puncak dari studi desain yang dimulai pada tahun 1953. Arrow dianggap telah menjadi prestasi teknis dan aerodinamis canggih untuk industri penerbangan Kanada.

CF-105 MK 2 mampu melesat dengan kecepatan hamper Mach 2 pada ketinggian 50.000 kaki (15.000 m) dan dimaksudkan sebagai pesawat buru sergap utama Angkatan Udara Royal Kanada pada tahun 1960 dan seterusnya.

Tahun 1958 tidak lama setelah program awal uji penerbangannya, pengembangan Arrow (termasuk mesin jet Orenda Iroquois nya) tiba-tiba dihentikan, memicu perdebatan politik yang panjang dan pahit. Kontroversi yang ditimbulkan oleh pembatalan dan penghancuran dari produksi pesawat tetap menjadi topik perdebatan di kalangan sejarawan, pengamat politik dan pakar industri.

Avro Canada CF-105 Arrow mungkin menjadi proyek pesawat paling kontroversial. Dirancang dan dibangun oleh Avro Canada pada pertengahan 1950-an, berdasarkan studi yang dilakukan oleh militer Kanada. Militer Kanada menyimpulkan dari studi mereka bahwa Soviet yang paling mungkin untuk menyerang daratan Amerika Utara dengan terbang di atas Kutub Utara menggunakan dan pembom kecepatan dan ketinggian tinggi. Cara yang paling efektif untuk memerangi ancaman ini adalah untuk mengembangkan pencegat yang tangguh.

Ketika awal Perang Dingin, Kanada muncul sebagai pemain utama dalam industri penerbangan, mampu memproduksi pesawat seperti Canadair F- 86 dan Avro Canada CF-100 Canuck.

Pada awal 1950-an, Kanada menemukan Angkatan Udara tidak memiliki pencegat supersonik. Sementara itu, para insinyur di Avro Canada yang sebagian adalah dari program CF-103 gagal. Meskipun program CF-103 adalah sebuah kegagalan, ilmuwan Kanada mendapatkan pengalaman berharga yang mempengaruhi dalam desain Arrow Avro. Seperti banyak pencegat periode waktu, pesawat ini besar, sayap delta dan dua mesin yang kuat. Pesawat menggunakan turbojet Orenda Iroquois Seri II.

Pesawat ini hampir seratus persen buatan Kanada dan dipandang sebagai lambang industri kedirgantaraan negara tersebut. Tetapi pembatalan tiba-tiba terhadap program ini terjadi pada 20 Februari 1959 oleh Perdana Menteri Diefenbaker. Pembatalan mendadak tentu saja sangat mengejutkan. Langkah berikutnya dari Perdana Menteri bahkan lebih keterlaluan. Enam pesawat prototipe dan cetak biru mereka harus dipotong dan dihancurkan. Meskipun laporan resmi menyatakan bahwa semua prototipe dan peralatan terkait hancur, laporan tidak resmi mengatakan bahwa salah satu contoh dari Arrow Avro diam-diam diterbangkan ke pangkalan udara RAF Kent International, di Inggris.

Spesifikasi Jet Tempur Avro Canada CF-105 Arrow :

Karakteristik Umum :
  • Crew: 2
  • Panjang : 23,71 m
  • Lebar Bentang Sayap : 15,24 m
  • Tinggi : 6,25 m
  • Luas Area Sayap : 113,8 m²
  • Airfoil : NACA 0003.5 mod root, NACA 0003.8 tip
  • Berat Kosong : 22.245 kg
  • Berat Terisi : 25.820 kg
  • Maksimum Berat Lepas Landas : 31.120 kg
  • Mesin Pendorong : 2 unit mesin turbojet Pratt & Whitney J75-P-3
Kinerja :
  • Kecepatan Maksimum : Mach 1.98 (2.104 km/jam)
  • Kecepatan Jelajah : Mach 0.91 (977 km/jam)
  • Radius Tempur : 660 km
  • Batas Ketinggian Penerbangan : 16.150 m
  • Daya Angkat Sayap : 226,9 kg/m²
  • Dorongan/Berat : 0,825 at loaded weight
Persenjataan :
  • 4 unit roket AIR-2 Genie, 8 unit rudal AIM-4 Falcon atau 3 unit rudal AIM-7 Sparrow II 2D active guidance missiles (cancelled)
Avionik :
  • Sistem Kendali Tembakan Hughes MX-1179
wikipedia.org

Rabu, 29 Juli 2015

Subterrene, Tank Tempur Bawah Tanah Uni Soviet Yang Gagal Beraksi

Subterrene yang dalam penggunaan pada misi militer disebut juga Battle Moles adalah kendaraan yang berjalan di bawah tanah dengan cara menggali terowongan dan menembus bawah tanah. Sebelum Perang Dunia II, Uni Soviet telah merancang dan mengembangkan kendaraan Subterrene atau Battle Moles ini. Misi utama jika kendaraan tempur bawah tanah ini bisa diwujudkan adalah menyerang AS dan menempatkan bom nuklir di bawah tanah pada wilayah yang penuh dengan fasilitas strategis Amerika. Namun proyek militer yang sangat rahasia ini dibatalkan karena terjadi beberapa kegagalan.

Subterrene (Battle Moles). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Subterrene (Battle Moles).
Tikus Tempur Soviet, Proyek Rahasia Khrushchev untuk Ledakkan Amerika.

Ide untuk menciptakan mesin yang bisa menggali terowongan dan menembus bawah tanah seperti tikus tak hanya muncul di benak para penulis cerita sains-fiksi, tapi juga beberapa ilmuwan dan desainer sungguhan.

Secara rahasia, Uni Soviet mengembangkan 'tikus tempur' yang mampu menghancurkan komunikasi bawah tanah musuh, melacak gudang senjata, dan menembus bebatuan. Senjata ini bisa masuk ke lini pertahanan musuh secara diam-diam dan mendaratkan pasukan secara mendadak. Di awal abad ke-20, 'tank bawah tanah' atau Subterrenes semacam ini dianggap sebagai senjata yang sangat luar biasa.

Robot tempur bawah tanah ini pertama kali dirancang oleh Pyotr Rasskazov pada 1904. Namun sayang, pada awal Perang Dunia I rancangannya hilang di tangan pasukan Jerman. Pada awal 1930-an, Uni Soviet membangkitkan kembali ide tersebut. Gagasan untuk menciptakan 'tikus tempur' diusung oleh seorang insinyur bernama Trebelev. Ia ingin merancang mesin yang terlihat seperti tikus, ia telah membuat prototipe dan melakukan uji coba, namun sayangnya proyeknya terhenti sampai di situ.

Proyek 'tikus tempur' sangat rahasia, bahkan lebih tertutup dari proyek nuklir Soviet. Informasi mengenai senjata ini sangat terbatas, tapi yang jelas proyek ini didukung penuh oleh Khrushchev. Pabrik bawah tanah rahasia kendaraan ini dibangun di Ukraina. Pada 1964, Subterrene reaktor nuklir Soviet pertama 'Battle mole' diluncurkan. Namun, tak banyak diketahui tentang pengembangan ini. Subterrene tersebut memiliki cangkang silinder berujung lancip dari titanium. Berdasarkan info dari berbagai sumber, ukuran Subterrene atom berdiameter tiga hingga hampir empat meter dan panjangnya mencapai 25 – 35 meter. Di bawah tanah, kendaraan ini bisa melaju tujuh hingga 15 kilometer per jam.

Sakharov juga berperan dalam kemunculan mesin ini. Kala itu, teknologi sistem penghancur tanah dan propulsi telah dikembangkan. Arus kavitasi menciptakan friksi di sekeliling tubuh 'tikus' tersebut dan memungkinkannya untuk menembus batu granit dan basal.
Kru 'tikus tempur' terdiri dari lima orang. Kendaraan ini juga dapat mengangkut 15 orang penerjun payung dan sekitar satu ton kargo berupa bahan peledak atau senjata. Kendaraan tempur ini didesain untuk menghancurkan benteng, markas bawah tanah, pos komando, dan peluncur misil yang terletak di ladang ranjau. 'Battle moles' juga dapat digunakan untuk misi khusus.

Unit militer Uni Soviet berencana menggunakan kendaraan ini untuk meluncurkan serangan bawah tanah pada Amerika. Mereka hendak mengangkut 'tikus tempur' menggunakan kapal selam dan mengirimnya ke pesisir seismik California yang tidak stabil untuk menyerang AS dan memasang bom nuklir bawah tanah di wilayah yang penuh dengan fasilitas strategis Amerika. Aktivasi granat nuklir di wilayah ini akan menciptakan gempa bumi dahsyat dan tsunami, yang akan dianggap sebagai bencana alam belaka.

Menurut beberapa laporan, uji coba Subterrene nuklir Soviet dilakukan di berbagai tempat—di pinggiran Moskow, wilayah Rostov, dan Pegunungan Ural. 'Tikus tempur' ini dengan mudah memecah bebatuan dan menghancurkan target bawah tanah di Ural. Namun, saat uji coba dilakukan beberapa kali, mesin meledak dan menewaskan seluruh kru di dalamnya. Tak lama kemudian, proyek ini dihentikan.

www.tribunnews.com

Senin, 27 Juli 2015

Indonesia Ekspor Kapal Perang SSV Ke Filipina

Kapal perang jenis Strategic Sealift Vessel (SSV) yang dibuat oleh PT PAL untuk Angkatan Laut Filipina kini sedang dikebut proses produksinya karena sudah bersiap masuk jadwal launching pada November 2015 dan selanjutnya akan segera diserahkan kepada negara pembeli. 2 kapal perang jenis Strategic Sealift Vessel (SSV) ini sudah dipesan oleh pemerintah Filipina.
Setelah melaksanakan First Steel Cutting pada Januari lalu, saat ini Strategic Sealift Vessel (SSV) kapal ke-1 memasuki tahap prosesi Peletakan Lunas (Keel Laying) bertempat di Bengkel Assembly, Divisi Kapal Niaga, PT PAL INDONESIA (Persero), yang ditandai dengan prosesi peletakan koin pada block bagian ADB 3 PS milik kapal SSV ke-1, serta prosesi Pemotongan Plat Pertama (First Steel Cuttting) SSV kapal ke-2. Ini merupakan momentum penting bagi PT PAL INDONESIA (Persero) dalam mengemban tugas dan amanah sebagai Lead Integrator Matra Laut. Nantinya kapal SSV akan menjadi Alutsista pertama yang diekspor oleh Indonesia, khususnya PT PAL INDONESIA (Persero) dan sebagai pembuktian terhadap positioning PT PAL INDONESIA (Persero) di mata dunia international untuk produk Alutsista. Acara diawali dengan penekanan tombol sebagai penanda dilakukan peletakan lunas SSV-2 serta pemotongan plat pertama (First Steel Cutting) untuk SSV-1 oleh Wakil Kepala Staff Angkatan Laut Filipina (Vice Commander Philippine Navy) RADM CAESAR C TACCAD yang didampingi oleh Irjen Kementerian Pertahanan, Deputy Bid. Usaha Agro & Industri Setrategis Kemeterian BUMN, Wakil Ketua Komisi VI DPR-RI, Aslog KASAL, Wakil Komisaris, dan Direktur Utama PT PAL INDONESIA (Persero). Kapal pesanan Filipina ini merupakan peningkatan dan pengembangan dari kapal jenis pengangkut yang pernah diproduksi oleh PT PAL INDONESIA (Persero) yakni Landing Platform Dock 125 Meter (KRI Banda Aceh 593 & KRI Banjarmasin 592). SSV didesain dengan panjang kapal 123 meter, lebar 21,8 meter, diawaki oleh 121 crew dengan mengangkut 500 pasukan, mampu mengangkut bobot hingga 10.300 Ton dengan draft 6 meter yang dapat melaju selama 30 hari dengan jarak 9.360 mile laut dengan kecepatan maksimal 16 knot dengan mesin berkapasitas 2 x 2.920 kw. SSV juga dapat membawa dua helikopter, kapal Landing Craft Utility (LCU), Landing Craft Vehicle Personnel (LCVP), tank, hingga truk militer. Dengan jenis kapal ini, mampu mencapai hingga ke perairan dangkal. Selain itu SSV memiliki keunggulan khusus untuk negara kepulauan, dapat digunakan untuk keperluan perang dan non-perang. Seperti ketika terjadi bencana, kapal ini dapat dijadikan sebagai rumah sakit apung & SAR. Secara teknis untuk persyaratan tahapan Keel Laying kapal SSV ke-1 ini adalah cukup dengan meletakkan 1 buah blok konstruksi kapal di dalam Graving Dock 50.000 DWT, namun secara realisasi pembangunannya, mampu membangun 9 buah blok konstruksi kapal yang digabung. Progress pembangunan ini adalah sebagai konsekuensi yang diterapkan dalam rangka menjaga komitmen delivery kapal. Berbagai pengalaman yang dimiliki dalam membangun berbagai jenis dan ukuran kapal perang yang telah beroperasi baik yang digunakan oleh TNI Angkatan Laut, Bea & Cukai maupun Kepolisian, maka kapal pesanan Kementerian Pertahanan Filipina ini (SSV) akan dilengkapi teknologi yang canggih dan komplek. Sehingga mengakomodasi kepentingan pemesan untuk mengarungi samudra lepas maupun perairan internasional serta berkoordinasi baik dalam operasi militer maupun non militer menuju peradaban dunia yang lebih baik. Dengan prestasi yang ditorehkan diharapkan Indonesia dapat menjadi bangsa Bahari yang mandiri, besar serta menjadi negara yang disegani oleh kawan dan ditakuti oleh lawan. Selain itu PT PAL INDONESIA (Persero) dapat mengambil peran dalam memposisikan diri di pasar industri Internasional, serta dapat berperan dalam mewujudkan poros maritim dunia.

Strategic Sealift Vessel (SSV). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Strategic Sealift Vessel (SSV).
Tangan-tangan Terampil Anak Bangsa Dalam Membuat Kapal Perang Filipina.

Medium Mei 2016, nama besar bangsa ini akan ditentukan di dunia internasional. Tangan-tangan terampil dan otak-otak cemerlang anak bangsa akan menjawab tantangan terbesar sepanjang sejarah Indonesia. Dari Surabaya, Indonesia dipercaya Filipina membuat kapal perang canggih.

Kapal dengan nama Strategic Sealift Vessel (SSV) tersebut saat ini telah dipesan dan ditunggu negara tetangga. Saat ini, pengerjaan kapal perang ini terus dikebut dengan standar dan kualitas kontrol internasional. "Alhamdulillah, pengerjaan kapal perang SSV pertama untuk Filipina sudah 80 persen. Tantangan terberat kami sebebenarnya pada ketepatan waktu kirim ke Filipina. Terus terang kami betul-betul perhatikan khusus mengenai delivery time ini," kata Project Manager SSV Philippine, Turitan Indaryo, kepada SURYA (TRIBUNnews.com Network), Minggu (26/7/2015).

Namun, doktor kapal lulusan Jepang ini bersyukur karena timnya memiliki semangat yang sama. Membuktikan martabat bangsa di mata internasional. Semuanya bekerja keras tak kenal lelah demi nama bangsa. Untuk kali pertama, Indonesia membuat kapal perang dan dieskpor.

Saat ini, tim yang beranggotakan sekitar 400 orang dikerahkan khusus. Mereka bekerja siang malam, lembur, dan bekerja simultan. Turita yang alumnus ITS masih ingat bagaimana dirinya dan sejumlah anggotanya tak mudik demi mewujudkan impian membuat kapal perang yang diakui internasional. "Kapal perang itu bukan kapal barang atau niaga yang dimuati senjata dan pesawat. Tapi ada sistem navigasi dan sistem persenjataan yang dikendalikan dengan komputer. Inilah tantangan yang sesungguhya. Memadukan sistem berjalan baik," tambah Turitan yang asli Babat, Lamongan.

Ada setidaknya 40 blok yang harus dikerjakan dalam setiap tim. Sementara kapal dibagi sampai 111 blok. Mulai pengerjaan landing pesawat, cargo, engine room, ruang kemudi, hanggar, dan zona lainnya. Semua dikerjakan paralel. "Saat ini sudah sampai pada pemasangan equipment pada badan kapal. Peralatan dan mesin-mesin canggih itu didatangkan dari Jerman dan Korea. Saat inila dibutuhkan konsentrasi ekstra untuk memastikan sistem pertahana, pesenjataan, navigasi, semua berkalan sesuai sistem," kata Turitan.

Sekarang lah sebenarnya sudah sampai pada persiapan launching. Sebab, saat ini nyaris konstruksi sudah selesai. Tinggal peralatan di dalam kapa yang akan menjadi tantanhan pokok. "Kami terus mendorang semangat tim. Sekecil apa pun tahapan dilalui, tumpengan kecil-kecilan," kata Turitan.

Saat ini, semua tim tengah sungguh-sungguh bekerja dengan seluruh kemampuan terbaiknya. Fase curam di depan mata. Bagaimana sistem akan berjalan sesuai fungsinya aka ditentukan dalam hari-hari ini. Memasang seluruj equipment. Bagaimana semua peralatan bisa terintegrasi dengan sistem. Mesin jangkar, mesin kemuidi, elektronika, control, navigasi komunikasi, termasuk bila saat berlayar ada objek sasaran bisa terdeteksi. "Tapi kami yakin, dengan bekerja sungguh-sungguh, kita memiliki keunggulan di dunia internasional," kata Turitan yang sebelumnya sukses membuat kapal rudal.

Sebenarnya, Kapal perang yang dibuat khusus untuk Filipina itu merupakan pengembangan dari kepal sejenis yang pernah diproduksi PT PAL. Yakni kapal Landing Platform Dock 125 meter. (KRI Banda Aceh 593 dan KRI Banjarmasin 592).

Kapal canggih sepanjang 123 meter tersebut memiliki spesifikasi khusus yang mampu membawa dua helikopter dengan diawaki 121 crew. Kapal perang ini mampu mengangkut 500 pasukan. Kapal perang pesanan Filipina itu sudah harus di launching pada November 2015. Namun saat ini sudah 80 persen diselesaikan. Sampa-sampai demi hasil ini, para tim rela bergantian makan sahur dan takjil di lokasi pengerjaan kapal, di PT PAL Perak Surabaya.

Sementara kapasitas angkut bisa membawa bobot hingga 10.300 ton. Kapal ini memiliki draft 6 meter yang dapat melaju delama 30 hari denga jarak 9.360 mile laut. Kecepatan maksimal 16 knot. Mesin kapal perang ini berkapasitas 2 x 2.920 kw. Kapal perang SSV mampu mengangkut dua helikopter, kemudian kapal landing craft utility (LCU), landing craft vehicle personnel (LCVP). Kapal itu juga mampu mengangkut tank, hingga truk militer. Kapal canggih tersebut mampu mencapai hingga perairan dangkal. Kepala SSV itu memiliki keunggulan khusus di negara kepulauan. Kapal ini bisa untuk perang maupun nonperang. Seperti ketika terjadi bencana. Kapal SSV juga bisa dijadikan sebagai rumah sakit apung dan SAR.

Untuk kali pertama, PT PAL Indonesia (Persero) mampu mengekspor kapal perang ke Filipina. Namun, kapal perang SSV1 dan SSV2 yang saat ini dipesan Filipina hampir semua equipment (peralatan termasuk mesin) didatangkan dari Korea dan Jerman. Meski demikian, seluruh tenaga ahli ditangani PT PAL sendiri. Para ahli yang berpengalamanan di bidang pembuatan kapal perang dikerahkan PT PAL. "Sebanyak mungkin bahan baku kami dari lokal. Terutama plat baja," kata General Manager PT PAL Muhammad Firmansyah Arifin.

Firmansyah mengakui bahwa untuk alat tertentu, pihaknya masih perlu mendatangkan dari luar negeri. Saat ini, pengerjaan kapal perang SSV pesanan Filipina itu dikerjakan di enam titik di bengkel assembly PT PAL Surabaya.

Project Manager SSV Philippine, Turitan Indaryo, juga mengakui bahwa sebagian besar bahan kapal perang itu masih impor. Hanya plat baja yang dipasok lokal. Selebihnya, equipment sebagian besar didtangkan dari Korea dan Jerman. Turitan menuturkan bahwa komposisi berkisar Labor 10%, metal baja 20%, Equipment 60%, Lain2 10%. "Sebagian besar, terutama eguipment kami datangkan dari Jerman dan Korea," kata Turitan.

Saat ini, dua kapal perang itu tengah dijerjakan. Standar keamanan, kualitas kontrol produk, hingga ketepan waktu kirim. GM PT PAL Firmasyah meminta dua pimpinan proyek kapal perang berkompetisi. Pimpro kedua SSV harus berlomba. "Kapal SSV ini bukan yang pertama kami buat. Kapal SSV sekelas sudah berhasil kami buat. Termasuk kapal Banda Aceh. Jadi kami yakin akan sesuai jadwal," tandas Firmansyah.

www.tribunnews.com

Selasa, 21 April 2015

4 Unit Pesawat Latih Bonanza G-36 Baru Perkuat Armada Skuadron 200 Wing Udara 1/Pusat Penerbangan TNI AL

4 unit pesawat latih dasar dari jenis Beechcraft Bonanza G-36 kini telah menambah jumlah armada pesawat Skuadron 200 Wing Udara 1/Pusat Penerbangan TNI AL, Surabaya. Pesawat-pesawat terbang tersebut digunakan untuk melatih para penerbang di lingkunan kesatuan TNI AL. Beechcraft Bonanza G-36 adalah pesawat yang diproduksi oleh perusahaan Beechcraft Company yang berbasis di Wichita, Kansas, Amerika Serikat.

Beechcraft Bonanza G-36 TNI-AL. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Beechcraft Bonanza G-36 TNI-AL.
TNI AL tambah empat pesawat latih baru.

TNI AL menambah empat pesawat latih dasar baru jenis Beechcraft Bonanza G-36 yang akan dioperasikan oleh Skuadron 200 Wing Udara 1/Pusat Penerbangan TNI AL, di Surabaya. Keempat pesawat latih dasar yang baru itu diserahterimakan dalam upacara penerimaan yang disaksikan Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Ade Supandi, di Base Ops Pangkalan Udara TNI AL Juanda, Surabaya, Jawa Timur, Senin (20/4/2015).

Dalam upacara serah terima pesawat baru itu, keempat pesawat latih dasar itu diserahkan Asisten Logistik Kepala Staf TNI AL, Laksamana Muda TNI Hari Pratomo, kepada Komandan Pusat Penerbangan TNI AL, Laksamana Pertama TNI Sigit Setiyanta. "Untuk mencetak penerbang yang profesional dan handal, kami perlu pesawat latih yang spesifik. Sebelumnya, kami sudah punya empat pesawat sejenis, sehingga kami sekarang memiliki delapan pesawat latih Bonanza G-36," kata Supandi.

Untuk pengadaan 2015, TNI AL masih memerlukan pesawat latih lagi sebanyak empat pesawat udara. "Itu pesawat latih mesin tunggal, yaitu Bonanza G-36 , tapi ke depan kami membutuhkan enam jenis mesin ganda," katanya.

Bahkan, untuk calon penerbang yang memasuki pelatihan madya akan bisa berlatih dengan pesawat yang lebih besar, seperti CN-235 dan Cassa N-212. "Pesawat itu merupakan kepanjangan mata dalam deteksi kapal-kapal permukaan," katanya.

Ditanya antisipasi kecelakaan atau insiden dalam latihan dengan pesawat latih, orang nomer satu di TNI AL itu mengatakan pelatihan di lingkungan TNI AL itu dilakukan secara lebih rinci. "Tidak hanya itu, perawatan juga kita lakukan secara rutin dan kalau ada error akan langsung dilakukan perbaikan. Kita juga memiliki Tim Keselamatan Penerbangan yang selalu memantau," katanya.

Dalam upacara serah terima pesawat udara latih dasar itu, Supandi sempat membaptis mereka dengan air dalam kendi serta membuka selubung pesawat yang bertuliskan Skuadron 200.

Terkait pengadaan pesawat latih dengan penyedia PT Krida Setia Abadi itu, Setiyanta menjelaskan nilai keempat pesawat latih buatan Beechcraft Company di Wichita, Kansas, AS itu mencapai Rp59 miliar. "Sertifikasi dan pelatihan untuk pengoperasian pesawat itu sudah dilakukan di AS pada November-Desember 2014, bahkan keempat pesawat latih itu sebenarnya sudah memeriahkan HUT TNI 2014, tapi upacara resmi baru hari ini," katanya.

Spesifikasi pesawat latih Bonanza G-36 adalah mesin tunggal, bertenaga 300 HP, enam silinder, dan bahan bakar avgas. Kapasitas pesawat terbang adalah empat orang dengan kecepatan 326/jam dan daya jelajah 1.713 km di ketinggian maksimal 5.639 m.

Pada periode II (2015-2019), TNI AL berkomitmen untuk membangun kekuatan, khususnya pesawat udara yakni helikopter anti-kapal selam (11 unit), helikopter anti-kapal permukaan air (delapan unit), helikopter angkut taktis (empat unit), CN235-2000 Patmar (tiga unit), dan sejumlah simulator.

Selain alutsista, TNI AL juga berencana mengembangkan pangkalan udara TNI AL kelas A di Tanjung Pinang dan kelas B di Bengkulu, Ambon, dan Tual, serta Wing Udara 3 di Sorong.

www.antaranews.com

Sabtu, 11 April 2015

Simulator Kendaraan Militer Buatan Indonesia Siap Bersaing Di Pasar Dunia

PT Technologi and Engineering Simulation (TES) adalah perusahaan pembuat simulator kendaraan dan pesawat militer yang berkedudukan di Desa Mekarwangi, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Produk simulator kendaraan militer perusahaan ini telah digunakan oleh beberapa negara asing. Pada Kamis, 9 April 2015 lalu, PT TES menerima kunjungan 25 Atase Pertahanan negara asing dalam rangka promosi dan usaha memasarkan produk simulator kendaraan tempur perusahaan pertahanan tersebut.

Simulator Kendaraan Militer Buatan PT Technologi and Engineering Simulation (TES). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Simulator Kendaraan Militer Buatan PT Technologi and Engineering Simulation (TES).
Atase Pertahanan asing kagumi simulator alutsista Indonesia.

Sebanyak 25 Atase Pertahanan dari luar negeri mengunjungi ke kawasan industri pertahanan, PT Technologi and Engineering Simulation (TES), bahkan mereka pun merasa kagum dengan simulator yang dibuat oleh orang Indonesia itu. Kunjungan Atase Pertahanan dari 25 negara ke PT TES, pembuat simulator pesawat tempur, helikopter dan kendaraan tempur difasilitasi oleh Kementerian Pertahanan yang sedang berusaha membesarkan industri alat pertahanan dalam negeri, salah satunya PT TES yang berlokasi di Desa Mekarwangi, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (9/4/2015). "Kita berpatokan pada aturan pemerintah mengutamakan produksi dalam negeri. Peluang kita lebih bagus lagi. Dari Malaysia sudah beli simulator ini. Keunggulan dari skill perorangan bagus. Kurang promosi dan pemasaran. Makanya step by step buka hubungan kunjungan," Kasubdit Athan Direktorat Kerja Sama Internasional Kemhan, Kolonel (Kav) Iskandar.

Salah satu atase pertahanan yang cukup tertarik dengan simulator TES adalah atase pertahanan Meksiko Brigadir Jenderal Alexandro Iturria. Ia berharap kerja sama antara Indonesia dengan Meksiko bisa terjalin dalam hal simulator ini. "Tentu saja sangat tertarik, terutama flight simulatornya. Saya akan melaporkan ke negara saya, tapi untuk keputusan (membeli) saya tidak tahu. Saya hanya memberikan laporan. Yang jelas kita bisa menjalin kerja sama," tutur Iturria.

Hal senada diungkapkan oleh atase pertahanan Singapura Col Lawrance The Yew Kiat yang optimis bisa bekerja sama dengan PT TES, baik G to G (goverment to goverment), ataupun B to B (business to business). "Respon dari perwakilan-perwakilan atase pertahanan yang hadir, tak hanya negara Asia, tapi perwakilan negara Eropa sangat positif. Kita berharap hubungan antara bisnis ke bisnis antara Indonesia dan negara yang hadir bisa baik. Singapura juga optimis bisa meningkatkan kerja sama yang lebih dalam bidang pertahanan dengan Indonesia," paparnya.

Meski menyambut positif, tidak semua negara bisa dengan mudah melakukan kerja sama dengan Indonesia, seperti negara Jerman yang menurut atasenya tidak dengan mudah bisa saling bekerja sama dalam hal teknologi militer. "Saya tidak bisa ungkapkan, tapi mungkin kita bisa saling sharing. Kami punya expert di negara kami, mungkin bisa sharing pengalaman dengan Indonesia," kata atase pertahanan Jerman Colonel Joachim Sproll.

Sebelum mengunjungi tempat workshop pembuatan simulator, para atase mendapat pemaparan dari Direktur Utama PT TES M. Mulia Tirtusudiro. Saat berkeliling, atase-atase melihat perancangan simulator Fight FMS (Full Mission Simulator), simulator helikopter, dan juga simulator tank. "Perusahaan kami merupakan perusahaan simulator terbesar di Indonesia. Pekerjaan kami based on project. Saya sebelumnya 20 tahun lebih di PT Dirgantara Indonesia (dulu IPTN). Pak Habibie mengajarkan kami mengenai teknologi dan kami berpikir teknologi harus tumbuh di Indonesia," jelas Mulia kepada para atase.

Dari berbagai simulator yang disaksikan perancangannya, atase-atase ini paling tertarik melihat simulator Xtra 330 untuk pesawat aerobatic. Salah satu staf staf TES, Handy, menunjukkan demo simulator dengan visual Bandara Halim Perdanakusuma. "Kemhan sangat dukung kita ambil contoh event ini. Sering bawa kami ke luar negeri untuk buka stand di pameran, terakhir di Brunei."Kita juga sering ikut pameran Indo Defense. Setelah itu ikut rentetan company dengan Perancis, Inggris, Amerika. Business to business. Di mata mereka orang Indonesia sudah bisa," ujar Business Development Manager PT TES, M Iqbal pada kesempatan yang sama.

Tentara Jerman dan Swedia telah mencoba simulator dan menyatakan kekagumannya. "Dari situ kita menjajakan kerja sama. Swedia, Perancis dan Amerika. Kerja sama on project based, kalau ada project kita support. Pertama soal visual data based. Taiwan negosiasi untuk simulator helikopter dan tank multi-ranpur," ucapnya.

www.antaranews.com