Rabu, 19 September 2012

Pembelian Pesawat Tempur Super Tucano Dinilai Minim Alih Teknologi

Pesawat Tempur Super Tucano
Pesawat Tempur Super Tucano. Pembelian pesawat tempur buatan Embraer Brazil ini tidak sesuai dengan prinsip impor Alutsista dari negara lain yang mengharuskan adanya alih teknologi secara optimal berkaitan pembuatan produk yang dibeli dari produsen kepada pihak Indonesia. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara | Pembelian Pesawat Tempur Super Tucano Dinilai Minim Alih Teknologi.
Super Tucano Minim Alih Teknologi

Empat dari delapan pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano yang dibeli Indonesia dari Empresa Braziliera de Aeronautica (Embraer) Brasil masih minim alih teknologi. Pesawat kontra penyusup itu belum dilengkapi persenjataan. Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Imam Sufaat mengakui pembelian delapan unit Super Tucano tak mencukupi untuk melakukan alih teknologi secara optimal. Pihak Embraer hanya memberikan alih teknologi berupa perawatan dan informasi mengenai suku cadang. Itu pun diberikan setelah diskusi yang cukup panjang. "Ini dikarenakan kita hanya membeli delapan unit. Untuk alih teknologi secara maksimal, sedikitnya harus membeli 32 unit agar ada beberapa unit pesawat yang dibuat di Indonesia," kata Imam di usai acara serah terima empat pesawat Super Tucano dari Brasil kepada Indonesia di Lanud Abdurahman Saleh, Malang, Jakarta, Senin (17/9).

TNI AU sebenarnya ingin agar Super Tucano bisa juga dibuat di Indonesia. Dengan harapan, ke depan bisa mengembangkan sendiri pesawat tempur tersebut. Untuk persenjataan, lanjut KSAU, Super Tucano bisa mengangkut senjata mencapai 1,2 ton. Namun, dia belum bisa memastikan senjata dalam negeri mana yang cocok dipasang di badan pesawat ini. Karena, menurutnya, untuk bisa dipergunakan di pesawat, senjata tersebut harus melewati dulu masa uji coba.

Duta Besar Brasil untuk Indonesia, Paulo Alberto da Silvera Soares mengatakan pihaknya bangga bisa menjadi bagian dari pembangunan kekuatan pokok TNI. Dia memastikan kerjasama pertahanan antara kedua negara tak hanya untuk jangka pendek dan jangka menengah, melainkan untuk jangka panjang. "Kami juga siap memberikan alih teknologi dan siap memberikan masukan apapun yang dibutuhkan Indonesia," katanya. Paulo mengatakan, Asia khususnya Asean, merupakan pasar bagus untuk menjual pesawat.

Produk Sendiri

Chief Executive Officer (CEO) Embraer Defense and Security Luiz Carlos Aguiar menambahkan, Indonesia bisa melakukan alih teknologi Super Tucano minimal lima hingga tujuh tahun ke depan. Itupun jika Indonesia membeli minimal dua skadron. Anggota Komisi I DPR Tri Tamtomo menyayangkan minimnya alih teknologi tersebut. Menurutnya, untuk pembelian alutsista luar negeri wajib untuk melakukan alih teknologi. "Agar ke depan kita bisa membuat sendiri produk tersebut," ujarnya.

KSAU mengatakan, serah terima Super Tucano dinilai monumental karena disertai kontrak berkelanjutan. Saat ini, TNI AU telah membeli delapan pesawat Super Tucano dengan nilai 141,99 juta Dollar Amerika. Pihak Empresa Braziliera de Aeronautica (Embraer) Brasil selaku produsen baru mengirimkan empat pesawat. Direncanakan empat pesawat lagi akan dikirim akhir 2013 atau paling lambat awal 2014. Total, Kemhan berencana membeli satu skuadron atau 16 unit Super Tucano EMB-314.

www.suarakarya-online.com