Minggu, 23 September 2012

Pengadaan 8 Helikopter Tempur Apache, TNI Tunggu Surat Penawaran Resmi Dari AS

AH-64 Apache
AH-64 Apache, helikopter tempur andalan Angkatan Darat AS ini juga diinginkan oleh TNI-AD untuk memperkuat armada tempurnya. AH-64 Apache pertama kali diproduksi oleh Hughes Helicopters (1975 - 1984), lalu McDonnell Douglas (1984 – 1997), setelah itu diproduksi Boeing defense sejak 1997 hingga sekarang. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara | Pengadaan 8 Helikopter Tempur Apache, TNI Tunggu Surat Penawaran Resmi Dari AS.
TNI AD Kaji Pembelian 8 Helikopter Tempur Apache

Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono menjelaskan TNI Angkatan Darat (AD) masih melakukan pengkajian terkait rencana pembelian delapan unit helikopter serbu, AH-64 Apache dari Amerika Serikat. Pertimbangan lainnya TNI AD membeli Black Hawk. "Saya serahkan sepenuhnya kepada TNI AD untuk mengkaji dan menentukan pilihannya karena pembinanya Angkatan Darat, penggunanya memang Panglima TNI. Saya hanya melihat konteks dalam penggunaan ketiga matra apakah bisa kita satukan atau tidak. Kalau semuanya memungkinkan, kita akan lakukan bersama-bersama," papar Agus, Ahad (23/9).

Penggunaan helikopter serbu, seperti AH-64 Apache ini cukup banyak, salah satunya bisa digunakan untuk lawan "insurgency". "Jadi, memang kita masih memerlukan helikopter tersebut," ujarnya.

Pemerintah sendiri belum menyiapkan langkah apapun terkait rencana pengadaan helikopter serbu Apache dari AS ini. Bahkan, pemerintah belum pernah melakukan pengajuan resmi untuk membeli alat utama sistem senjata (alutsista) tersebut.

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Mayor Jenderal TNI Hartind Asrin sebelumnya mengatakan, selama ini memang sudah ada lobi-lobi antara kedua negara terkait kemungkinan pengadaan helikopter serbu Apache itu. "Namun, sejauh ini Indonesia belum memersiapkan apa-apa. Kita tunggu surat penawaran resmi dari mereka. Bukan kita yang mengajukan, mereka yang menawarkan. Kita hanya berpesan kalau mau jual Apache, tolong kita diberi tahu," tutur Hartind.

Jika surat penawaran tersebut diterima, lanjut dia maka akan ada tim yang dikirim ke Amerika Serikat guna melakukan pengecekan berbagai hal, seperti spesifikasi teknis helikopter, dan perlengkapan persenjataan. Tim tersebut berasal dari TNI Angkatan Darat, selaku calon pengguna Apache. Selanjutnya, tim melakukan pemaparan kepada Mabes TNI untuk kemudian diteruskan ke Kementerian Pertahanan dan dilakukan rapat anggaran. Tim teknis biasanya disiapkan dulu. Biasanya dari mereka ada surat penawaran resmi, ujarnya.

www.metrotvnews.com