Kini jajaran TNI AL mulai menggunakan Sistem Komunikasi Satelit (Siskomsat) untuk semakin memperkuat operasionalnya dalam menjaga NKRI. Sistem Komunikasi Satelit (Siskomsat) yang digunakan di lingkungan TNI AL ini berbasis bantuan Satelit Komunikasi BRISAT yang mulai mengorbit pada Oktober 2015 |
KRI John Lie (358) dan KRI Usman-Harun (359). |
Sistem komunikasi di lingkungan TNI AL kini memasuki era baru dengan menerapkan sistem komunikasi canggih bernama sistem komunikasi satelit (Siskomsat). Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi, meresmikan penggunaan Siskomsat tersebut di Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) Surabaya, Senin (7/12).
Siskomsat TNI AL dapat dioperasikan karena berbasis bantuan Satelit Komunikasi BRISAT yang telah mengorbit pada bulan Oktober 2015 lalu. Siskomsat TNI AL direalisasikan dalam dua kegiatan yaitu Pengembangan Siskomsat TNI AL dengan Backbone C Band untuk pendirian darat dan Siskomsat TNI AL dengan Backbone Ku-Band untuk KRI. Pada tahapan pelaksanaannya TNI AL juga menjalin kerja sama dengan PT Telkom dan PT LEN dari tahap perencanaan teknis, tahap pengembangan software hingga pengadaan hardware-nya.
Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, dalam keterangannya, Senin (7/12) menegaskan, dalam perang laut modern, komunikasi sangat menentukan keberhasilan operasi. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi menuntut pelaksanaan gelar operasi yang semakin kompleks dimana jaminan terjalinnya komunikasi yang lancar, aman dan dapat dipercaya merupakan suatu keharusan.
Selama ini, dijelaskan, sistem komunikasi di lingkungan TNI, baik di pendirat maupun unsur kapal perang (KRI) yang menggunakan perangkat radio HF, VHF, dan UHF, memiliki keterbatasan dalam pengoperasiannya karena memiliki data rate rendah. "Demikian juga dengan gelar Sistem Komunikasi Satelit (Siskomsat) TNI, yang berada di bawah Komando Pengendalian Panglima TNI, tidak dapat diaplikasikan di sebagian besar KRI karena dimensi Antena C-Band yang relatif cukup besar," kata Kasal.
Karena itu TNI AL mengambil peluang kesempatan dengan adanya alokasi satu transponder Ku-Band untuk TNI AL melalui Satelit Komunikasi BRISAT yang mulai mengorbit pada bulan Oktober 2015 lalu.
Menurutnya,? Siskomsat TNI AL akan diaplikasikan untuk penugasan prajurit yang bertugas di pulau-pulau terluar, survellance, mobile trunking, dan backpack prajurit Korps Marinir. Untuk penggunaan surveillance atau pengamatan, Siskomsat dilengkapi dengan perangkat yang terdiri dari fasilitas radar, kamera, Automatic Identification System (AIS) transponder, PSTN dan E-mail.
Sebagai Siskomsat mobile atau mobile trunking, kendaraan Siskomsat dilengkapi perangkat Very Short Aperture Terminal (VSAT) dan repeater, serta pada aplikasi bacpack untuk pasukan Korps Marinir, Siskomsat dilengkapi fasilitas e-mail, PSTN dan handy talky (HT) berbasis Internet Protocol (IP). Sedangkan Siskomsat TNI AL dengan Backbone KU-Band, kata Kasal, diterapkan pada KRI dari unsur-unsur pemukul sehingga Komando dan Pengendalian Operasi bisa dilaksanakan secara langsung oleh pimpinan kepada unsur-unsur pelaku operasi.
Siskomsat pada aplikasi KRI ini memiliki fasilitas berupa data, PSTN dan Visual Comunication (Vicom) serta dilengkapi dengan kamera, radar dan Automatic Identification System (AIS) Transponder. Tahun ini, Siskomsat dengan Backbone KU-Band dipasang di Multi Role Light Frigate KRI Usman Harun-359 dan korvet KRI Sultan Iskandar Muda-367.
www.beritasatu.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar