Minggu, 08 April 2012

Armada pesawat bertambah, TNI-AU tambah lagi jumlah penerbang

Penerbang TNI-AU
Penerbang TNI-AU
| PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara. Armada pesawat bertambah, TNI-AU tambah lagi jumlah penerbang
TNI AU tambah jumlah penerbang

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) akan menambah jumlah penerbang mengingat TNI AU akan membeli sejumlah pesawat untuk memperkuat alat utama sistem senjata (Alutsista) hingga 2014 nanti. "TNI AU butuh penerbang yang cukup. Perencanaan sudah kami mulai dengan menambah jumlah siswa penerbang dari 30 menjadi 40 orang," kata Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat usai menyaksikan gladi bersih peringatan HUT TNI AU Ke-66 pada 9 April 2012 di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu.

Tak hanya itu, TNI AU juga membuka program ikatan dinas pendek bagi para penerbang untuk pengoperasian pesawat-pesawat yang akan datang. Selain membeli enam pesawat Tempur Sukhoi dari Rusia, kata Imam, TNI AU juga akan melakukan pengadaan pesawat latih supersonik, jet tempur T-50 Golden Eagle. A-29 Super Tucano yang dipersiapkan menggantikan OV-10 Bronco masih mengantre untuk pemasangan mesin, meskipun air frame-nya sudah siap. "Tahun ini sudah datang sekitar 4-5 unit," katanya.

Selain itu, untuk pengamanan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI), TNI AU akan membangun satu skadron F-16 Fighting Falcon yang akan ditempatkan di Pekanbaru, Riau. Sembilan unit pesawat CN-295 juga akan memperkuat TNI AU tahun ini. "Kami juga akan melakukan pengadaan untuk pesawat intai tanpa awak, dua helikopter Superpuma, enam combat C-725, pesawat CN-235, serta rudal anti pesawat," kata KSAU.

Terkait pelaksanaan HUT TNI AU sendiri, kata dia, persiapannya sudah lebih dari 50 persen, dengan dilakukannya latihan udara sejak beberapa hari ini. "Latihan operasi udara ini sebenarnya latihan yang tidak bisa sehari-hari disaksikan masyarakat. Ada dua latihan operasi udara, yakni 'air to ground' dan 'air to air'," kata Imam.

Namun, lanjut dia, pada demo atau atraksi kali ini pihaknya tidak menampilkan pertempuran udara (air to air) karena sangat riskan, apalagi ini di tengah pemukiman padat penduduk. "Kita lakukan demo operasi udara ke darat. Dalam operasi yang sesungguhnya tidak sesederhana ini, tapi karena ini hanya demo, maka dibuat agar bisa disaksikan semua masyarakat," paparnya.

www.antaranews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar