Jumat, 14 Maret 2014

KRI Sutanto (377), Kapal Perang Korvet Kelas Parchim Milik TNI AL

Korvet KRI Sutanto (377) milik TNI AL adalah kapal perang jenis korvet yang juga merupakan kapal perang korvet kelas Parchim. Korvet KRI Sutanto (377) kini berpangkalan di Komando Armada Republik Indonesia Kawasan Barat. Tugas utama kapal ini adalah sebagai kapal patroli di kawasan perairan Komando Armada Republik Indonesia Kawasan Barat.

KRI Sutanto (377). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
KRI Sutanto (377).
KRI Sutanto (377) adalah salah satu dari beberapa kapal perang jenis korvet yang dimiliki dan masih dioperasikan oleh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL). Kapal perang ini termasuk kapal korvet kelas Parchim dengan kode Pakta warsawa Type 133.1. Kapal korvet kelas Parchim didesain untuk melakukan perang anti kapal selam diperairan dangkal atau pantai (littoral). Terhitung ada 16 kapal dibuat untuk Volksmarine (1997-1981) dan 12 kapal yang dimodifikasi dibuat untuk AL Soviet pada periode 1985-1990 oleh Peenewerft, Wolgast. Setelah Penyatuan kembali Jerman, bekas negara Jerman timur menjual kapal-kapal ini kepada TNI AL Indonesia pada tahun 1993.

Kapal korvet kelas Parchim ini pernah digunakan sebelumnya oleh tentara Angkatan Laut Jerman Barat. Kapasitas kapal ini bisa menampung sebesar 20 hingga 59 orang anak buah kapal. Dimensi kapal perang KRI Sutanto (377) berukuran 75.2meter x 9.78meter x 2.65 meter/ (246.7 x 32.1 x 8.7 kaki). Berat muatan penuh sekitar 900 ton.

Indonesia masih di bawah pemerintahan Soeharto dengan BJ Habibis sebagai "orang kuat" di bidang teknologi dan sains ketika mengakuisisi seluruh korvet kelas Parchim ini. Dikarenakan ukurannya tidak besar maka korvet ini cuma mampu membawa perbekalan untuk operasi tidak terlalu lama dan jauh, hanya di kisaran 2.100 mil laut dengan kecepatan ekonomis 14 knot perjam. Pada Tanggal 14 September 2011, kapal KRI Sutanto dialihkan pembinaannya di bawah Komando Armada RI Kawasan Barat setelah sebelumnya mengabdi di Komando Armada RI Kawasan Timur.

Peluru kendali
Sistem pertahanan udaranya adalah dua peluncur (rudal) SA-N-5, rudal darat ke udara untuk pertahanan udara jarak-dekat terhadap pesawat sayap tetap , pesawat sayap putar dan terhadap rudal anti-kapal yang datang.

Anti kapal selam
Selain itu ia juga dilengkapi dengan 2 RBU-6000 untuk peranan anti-kapal selam (ASW RL) dan juga mempunyai 2 para (Deep Charge).

Meriam
Meriam utama kapal perang KRI Sutanto (377) yang dipasang pada dek depan, adalah meriam kembar 57mm/70 caliber DP. Kapal ini juga dilengkapi dengan satu senapan 30 mm kembar serbaguna.

Decoy
PK-16 decol RL yang bisa diluncurkan dalam mode ganggu (distraction) atau menarik (seduction) untuk mengelabui rudal musuh. Selain itu ia juga mempunyai sistem pemantau Watch Dog intercept.

Radar dan Sonar
Radar kapal ini adalah MR-302/Strut Curve bisa digunakan untuk pencarian sasaran di permukaan dan di udara yang dipadukan dengan sistem kontrol tembakan MR-123 Vympel/Muff Cob. Kedua alat itu bekerja secara bersamaan dalam men-scan area diudara maupun dipermukaan. Kapal anti-kapal selam (ASW) ini juga dilengkapi dengan sonar aktif berfrekuensi sederhana di badan kapal dari jenis MG-322T.

Tenaga penggerak
Kapal ini mempunyai tiga mesin disel yang dihubungkan dengan tiga gandar bagi menghasilkan tenaga sebesar 14,250 bhp, dengan kecepatan beroperasi 24 nm.

Kapal-kapal korvet kelas Parchim lain yang kini tergabung dalam TNI AL adalah:
- KRI Patimura (371)
- KRI Untung Suropati (372)
- KRI Nuku (373)
- KRI Lambung Mangkurat (374)
- KRI Cut Nyak Dien (375)
- KRI Sultan Thaha Syaifuddin (376)
- KRI Sutanto (377)
- KRI Sutedi Senoputra (378)
- KRI Wiratno (379)
- KRI Tjiptadi (381)
- KRI Hasan Basri (382)
- KRI Imam Bonjol (383)
- KRI Pati Unus (384)
- KRI Teuku Umar (385)
- KRI Silas Papare (386)

wikipedia.org, www.antaranews.com