KRI Teuku Umar (385) adalah kapal perang jenis korvet kelas Parchim yang dimiliki dan dioperasikan oleh TNI Angkatan Laut. Kapal perang KRI Teuku Umar (385) ini sebelumnya adalah milik Jerman Timur yang awalnya dibuat untuk dioperasikan oleh Angkatan Laut Uni Soviet. Namun setelah terbentuknya negara Jerman Bersatu, pada tahun 1993 belasan unit kapal korvet kelas Parchim ini dibeli oleh Indonesia, termasuk yang kemudian menjadi KRI Teuku Umar (385) dan kemudian memperkuat armada kapal perang TNI-AL.
|
KRI Teuku Umar (385). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara | Kapal Perang TNI-AL KRI Teuku Umar (385). |
KRI Teuku Umar (385) |
KRI Teuku Umar (385) sejak Kamis (28/2) sore lalu singgah di Pelabuhan Indah Kiat (IK) Merak. KRI anti kapal selam ini sebelumnya berangkat dari Pangkalan TNI AL di Tanjung Priuk Jakarta, Senin (25/2). Komandan KRI Teuku Umar Mayor Laut (P) Agam Hendrasmoro mengatakan, persinggahan ini dilakukan dalam rangka mengisi bahan bakar dan perbekalan. Sebelumnya, kapal buatan eks Jerman Timur ini melakukan operasi Rakata Jaya atau patroli pengamanan di sekitar wilayah Perairan Barat Jawa, mulai dari Jakarta hingga Selat Sunda. “Patroli ini dilakukan guna mengamankan tindak kejahatan di laut, seperti illegal logging, perompakan, bahkan pencurian hasil laut,” kata Agam. Menurutnya, singgahnya kapal yang memiliki kecepatan 18 knot ini diharapkan juga dapat dimanfatkan warga guna mengenal lebih dekat tentang kapal perang. ”Umumnya pelajar, agar mereka mengerti dan bertambah wawasan tentang bahari,” ungkapnya. Berdasarkan pantauan Radar Banten, puluhan pelajar dari tingkat taman kanak-kanak hingga sekolah dasar, kemarin, melakukan kunjungan ke kapal perang
KRI Teuku Umar (385) milik TNI AL ini. Salah satunya para siswa dari SD IV YPWKS. “Selama ini para siswa hanya mengetahui dari tv dan majalah saja, namun setelah melihat langsung diharapkan mereka lebih cinta bahari, mengingat nenek moyang kita dulunya kan seorang pelaut,” kata Kepala Sekolah SD IV YPWKS Cilegon Sudaryanti. Wilayah perairan samudra hindia rawan pencurian ikan atau illegal fishing. Kondisi ini pun mendapat perhatian Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi, Badri Suhendi. Ia pun mendesak agar TNI Angkatan Laut (AL) turut menjaga perairan samudra hindia itu. Begitu penegasan Badri Suhendi saat menerima tamu awak
KRI Teuku Umar (385), Kepala Staf Gugus Tempur Armada Barat (Guspulabar) Kolonel Laut P Ing Ariawan, Komandan KRI Teuku Umar 385 Armada Barat (Armabar), Mayor Laut P Agus Prabowo di Dramaga Palabuhanratu, kemarin. Menurut Badri, wilayah zona ekonomi ekslusif (ZEE) masih banyak kapal luar berusaha mencuri ikan di perairan Samudra Hindia. Makanya ia pun mengusulkan Pos Angkatan laut (Posal) Wilayah Palabuhanratu masuk dalam APBD 2012. “Ada dua usulan kami yakni peningkatan Posal menjadi Lanal dan meminta lahan 400 meter di Cisolok untuk markasnya. Kedua, Posal meminta satu unit kapal operasional yang harganya Rp 300 juta,” kata Badri dihadapan Angkatan Laut
KRI Teuku Umar (385). Sedangkan Mayor Laut P Agus Prabowo menjelaskan KRI Teuku Umar ini dibuat pada 1977 memiliki panjang 70 meter dan lebar 9 meter. Kapal dari Jerman itu dibeli Indonesia pada 1980. Kapal itu juga memiliki persenjataan, mulai meriam kaliber 57 dengan jangkauan 6 mil sampai bom laut dan torpedo. “Kapal ini juga terdapat radar dengan jangkauan 40 mill,” jelasnya. Lebih jauh Agus Prabowo menjelaskan kunjungannya ke perairan Palabuhanratu ini merupakan patroli ke wilayah barat. “Kita berkeliling. Hanya saja kami menyandar dulu kapal untuk berkunjung ke Pemkab dan DPRD Kabupaten Sukabumi, ” tegasnya. Apalagi Sukabumi merupakan tempat sekolah pimpinan kapal tersebut semasa di SMAN 1 Kota Sukabumi pada 1981 lalu. Ya, Komandan Gusus Tempur Armada Barat (Gusupurmabar), Laksamana Pertama Akhmad Taufiqurahman merupakan teman sekelas Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora), Thendy Hendrayana, Kadishutbun, Dana Budiman, Anggota Polsek Palabuhanratu, Ipda Koswara dan Kabag Perlengkapan Setda Kabupaten Sukabumi, Endin Sudirman.
KRI Teuku Umar (385) merupakan kapal perang Indonesia dari jenis korvet. Kapal ini termasuk kapal korvet kelas Parchim dengan kode Pakta warsawa Type 133.1. Kapal ini didesain untuk perang anti kapal selam diperairan dangkal / pantai. Enambelas kapal dibuat untuk Volksmarine (1997-1981) dan 12 kapal yang dimodifikasi dibuat untuk AL Soviet pada 1985-1990 oleh Peenewerft, Wolgast. Setelah Penyatuan kembali Jerman , Bekas negara Jerman Timur menjual kapal-kapal ini ke TNI AL Indonesia pada 1993. Kapal korvet ini pernah digunakan sebelumnya oleh tentara Angkatan Laut Jerman Barat. Kapasitas kapal ini bisa menampung sebesar 20 hingga 59 orang anak buah kapal.
Dimensi kapal perang KRI Teuku Umar (385) berukuran 75.2meter x 9.78meter x 2.65 meter/ (246.7 x 32.1 x 8.7 kaki). Berat muatan penuh sekitar 900 ton.
Persenjataan :
- Torpedo
KRI Teuku Umar (385) dilengkapi dengan empat tabung peluncur torpedo 15.7 inci.
- Peluru kendali
Sistem pertahanan udaranya adalah dua peluncur rudal SA-N-5, rudal darat ke udara untuk pertahanan udara jarak-dekat terhadap pesawat sayap tetap , pesawat sayap putar dan terhadap rudal anti-kapal yang datang.
- Anti kapal selam
Selain itu ia juga dilengkapi dengan 2 RBU-6000 untuk peranan anti-kapal selam (ASW RL) dan juga mempunyai 2 para (Deep Charge).
- Meriam
Meriam utama kapal perang KRI Teuku Umar (385) yang dipasang pada dek depan, adalah meriam kembar 57mm/70 caliber DP. Kapal ini juga dilengkapi dengan satu senapan 30 mm kembar serbaguna.
- Decoy
PK-16 decol RL yang bisa diluncurkan dalam mode ganggu (distraction) atau menarik (seduction) untuk mengelabui rudal musuh. Selain itu ia juga mempunyai sistem pemantau Watch Dog intercept.
Radar dan Sonar :
Radar kapal ini adalah MR-302/Strut Curve bisa digunakan untuk pencarian sasaran di permukaan dan di udara yang dipadukan dengan sistem kontrol tembakan MR-123 Vympel/Muff Cob. Kedua alat itu bekerja secara bersamaan dalam men-scan area diudara maupun dipermukaan. Kapal anti-kapal selam (ASW) ini juga dilengkapi dengan sonar aktif berfrekuensi sederhana di badan kapal dari jenis MG-322T.
Tenaga penggerak :
Kapal perang
KRI Teuku Umar (385) mempunyai tiga mesin disel yang dihubungkan dengan tiga gandar bagi menghasilkan tenaga sebesar 14,250 bhp, dengan kecepatan beroperasi 24 nm.
wikipedia.org