DWL002 adalah sistem sensor pasif buatan China yang diklaim mampu mendeteksi kehadiran pesawat siluman hingga dari jarak 600 km. Sistem deteksi pasif DWL002 ini dirancang dan diproduksi oleh CETC International, sebuah perusahaan yang berbasis di Beijing. |
Jet Tempur Siluman F-22 Raptor. |
Dirancang dan dikembangkan oleh perusahaan CETC International yang berbasis di Beijing, sistem deteksi pasif DWL002 ditampilkan saat pelaksanaan China International Defense Electronics Exhibition yang digelar di Beijing pada bulan Mei 2014. Sistem ini terdiri dari satu stasiun induk pengintaian dan dua stasiun bantu. Sistem ini juga bisa diperluas hingga menggunakan 4 stasiun. DWL002 memiliki jangkauan deteksi 400 km hingga 600 km.
Meskipun masih memiliki masalah pada jangkauan deteksi, media Cina mengatakan bahwa sistem ini mampu menyediakan kapasitas target hingga 100 batch dan mampu mendeteksi berbagai jenis sinyal termasuk pulsa, kelincahan frekuensi, durasi pulsa, sistem navigasi udara taktis, peralatan telemetri, serta identifikasi teman atau musuh.
Pembuatan DWL002 didasarkan pada produk sistem sensor pasif buatan negara lain, kata Vasiliy Kashin, seorang pengamat militer China dari Rusia. Pada tahun 2004, Amerika Serikat melarang penjualan sistem deteksi pasif VERA-E kepada China. Tapi para ahli negeri tirai bambu ini tetap bisa meneliti sistem sejenis ketika mereka membeli sistem surveilans pasif Kolchuga dari Ukraina.
Para pengamat militer asing banyak beranggapan bahwa keberhasilan penguasaan teknologi stealth (siluman) China sebagian besar dikarenakan peran spionase. Tentu kita masih ingat dengan informasi yang mengatakan bahwa para agen China telah mendapatkan beberapa bagian dari jet tempur siluman F-117 yang ditembak jatuh di Kosovo pada tahun 1999. Dan pada bulan Juni 2014 lalu, seorang warga negara China bernama Su Bin ditahan oleh pemerintah AS karena tuduhan pencurian data rahasia pesawat tempur siluman F-22 Raptor dan F-35 JSF. Dan pada gilirannya, China menggunakan penguasaan teknologi siluman untuk membuat sistem deteksi anti siluman.
www.defensenews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar