Satgas Jala Pari-14 dari Komando Armada Wilayah Barat TNI AL melancarkan operasi pembebasan pembajakan terhadap kapal kargo berbendera Jepang, MV Shimamaru, yang berlokasi diantara perairan Selat Malaka dan Selat Singapura. Dalam operasi pembebasan pembajakan ini, Satgas Jala Pari-14 didukung oleh 3 kapal perang TNI AL, yaitu KRI Sutedi Senaputra 378, KRI Barakuda 633, KRI Beladau 643, dan 2 tim VBSS (Visit Boarding Search and Seizure). Drama operasi pembebasan pembajakan ini merupakan skenario latihan yang digelar TNI AL untuk kesiapan antisipasi terjadinya pembajakan kapal di kawasan perairan Selat Malaka. |
Tim VBSS Satkopaska Koarmabar. |
Kapal kargo berbendera Jepang MV Shimamaru telah dirompak saat berlayar di antara perairan Selat Malaka dan Selat Singapura sekitar pukul 03.00 WIB, Senin (29/9/2014) dini hari. Belum diketahui berapa jumlah perompak yang melakukan penyanderaan terhadap ABK kapal tersebut, namun informasi yang berhasil diperoleh mengungkapkan bahwa sejumlah ABK MV Shimamaru masih dalam sandera.
Tak hanya itu, MV Shimamaru juga sudah diubah nama menjadi MV Shincem Aneline dan akan diarahkan menuju Filipina. Namun demikian hal ini baru duketahui sekitar pukul 10.00 WIB, Senin (29/9/2014) oleh panglima TNI saat menerima kunjungan Duta Besar Jepang yang menginformasikan pemerintah Jepang mengajukan permintaan bantuan TNI untuk membebaskan MV Shimamaru kapal kargo yang mengangkut pembangkit listrik tenaga nuklir.
Dalam pertemuan itu ditegaskan bahwa pemerintah Jepang tidak akan bernegosiasi dengan perompak, bahkan siap membantu TNI dalam hal ini TNI AL dengan mengerahkan pasukan bela diri Jepang.
Panglima TNI menegaskan kepada Duta Besar Jepang bahwa satuan tugas TNI mampu mengatasi perompakan tersebut, karena dalam waktu bersama panglima TNI mendapatkan perintah dari Presiden RI yang telah mendapatkan koordinasi dari PM Jepang Shizo Abe meminta bantuan Indonesia untuk membebaskan MV Shimamaru.
Tak menunggu waktu lama, Panglima TNI kemudian menyampaikan direktif kepada Pangarmabar tentang perkembangan situasi di Selat Malaka dan Selat Singapura khususnya perompakan terhadap MV Shimamaru, sehingga perlu memberikan bantuan tindakan pengamanan TNI kepada pemerintah Jepang dalam mencari, menangkap dan membebaskan MV Shimamaru di Selat Malaka dan Selat Singapura.
Pengarmabar langsung membentuk Satgas Jala Pari-14, dimana satgas ini diperintahkan untuk melaksanakan operasi pembebasan pembajakan MV Shimamaru di Selat Singapura hari itu juga hingga 3 hari kedepannya dengan menggunakan 3 KRI, KRI Sutedi Senaputra 378, KRI Barakuda 633, KRI Beladau 643 dan 1 tim VBSS (Visit Boarding Search and Seizure) Satkopaska Koarmabar sebagai pemukul serta 1 tim VBSS KRI Beladau 643 sebagai kamuflase, yang didahului dengan pengamatan dan pengintaian oleh pesawat udara P-852, evakuasi medis oleh tim keselamatan Lantamal IV serta penanganan hukum oleh Diskum Lantamal IV Tanjung Pinang.
Sampai pukul 07.38 WIB, Selasa (30/9/2014) proses penyelamatan MV Shimamaru belum berhasil dilakukan, namun informasi di lapangan sejumlah ABK yang disandera masih dalam keadaan selamat.
Adegan tersebut merupakan latihan kesiapan Koarmabar 2014, bentuk latihan Operasi Militer selain perang (OMSP) yang pertama kali dilakukan setelah didahului dengan proses geladi di Mako Koarmabar, Jakarta. Sebelumnya Koarmabar juga telah melaksanakan operasi di Selat Malaka dan Selat Singapura, baik operasi secara mandiri maupun operasi secara terkoordinasi.
www.tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar