Sabtu, 29 September 2012

China Bantah Laporan Pembuatan Kapal Induk Kedua

Liaoning kapal induk China
Liaoning kapal induk China. Beberapa waktu lalu para pengamat militer barat melaporkan bahwa China sedang membangun kapal induk yang berikutnya. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara | China Bantah Laporan Pembuatan Kapal Induk Kedua.
Juru bicara kementerian pertahanan China Yang Yujun pada Kamis (27/9/2012) lalu mengatakan bahwa China tidak sedang membangun kapal induknya yang kedua.

Pada minggu ini media barat melaporkan bahwa China sedang membangun kapal induknya yang kedua di galangan kapal Changxingdao, Shanghai, dan akan diluncurkan pada akhir tahun ini. "Laporan itu tidak akurat," kata Yang.

Kapal induk pertama China, Liaoning, mulai dioperasikan oleh Angkatan Laut China sejak hari Selasa (25/9/2012) lalu.

Kapal induk tersebut merupakan modifikasi kapal perang Varyag buatan Soviet, lalu berganti nama Liaoning setelah menjalani perbaikan dan beberapa uji coba.

Kapal dengan panjang 304,5 meter itu dirancang untuk membawa 26 unit pesawat dan 24 unit helikopter.

en.rian.ru

Jumat, 28 September 2012

Skadron Udara 2 TNI-AU, Pengabdian Pantang Surut

C-295
C-295, pesawat angkut kelas menengah buatan Airbus Military ini menjadi armada baru yang memperkuat operasional Skadron 2 TNI-AU. Skadron 2 yang bermarkas di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma ini menerima 9 unit pesawat C-295. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara | Skadron Udara 2 TNI-AU, Pengabdian Pantang Surut.
Menengok sejarah panjang Skadron 2 TNI AU

Skadron 2 TNI AU merupakan skadron pesawat angkut tertua yang dimiliki TNI AU. Dengan slogan "Pengabdian Pantang Surut", skadron ini berada di bawah jajaran Wing Udara 1 Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Skadron yang mempunyai lambang Kuda Terbang atau Flying Horse ini berdiri berdasarkan perintah KASAU Nomor 0493/PR/KASAU/50 tanggal 1 Agustus 1950. Skadron Udara 2 diresmikan dengan armada pesawat C-47 Dakota buatan Amerika sang legendaris pada era 50-an hingga pertengahan 70-an. Demikian keterangan pers dari Dinas Penerangan TNI AU, Rabu (26/9).

Memasuki awal tahun 1955, Marsekal Kliment E Voroshilov (Petinggi Militer Uni Soviet) menghibahkan sebuah pesawat angkut Ilyushin Il-14 Crate sebagai tanda persahabatan antar kedua negara, dan menyusul beberapa pesawat Il-14 termasuk di antaranya Avia-14 (varian lansiran Cekoslovakia) melengkapi kekuatan Skadron Udara 2 menemani C-47 Dakota.

Pada era tahun 70-an Pimpinan TNI AU memperbaharui armada pesawat angkut pengganti C-47 Dakota dengan membeli tujuh pesawat Fokker F-27 TS (Troop Ship) dari Belanda. Secara bertahap ketujuh pesawat itu didatangkan dan pertama kali pada tanggal 7 september 1976 dengan nomor registrasi T-2701 sampai dengan yang terakhir T-2708 pada tahun 1977. Pesawat Fokker F-27 TS ini memperkuat jajaran Skadron Udara 2 sampai dengan awal tahun 2012, dan selanjutnya diputuskan untuk tidak diterbangkan kembali (Ground Dead).

Memasuki era tahun 90-an Skadron Udara 2 TNI AU mengawaki enam pesawat CN-235 yang merupakan produksi teknologi anak bangsa PT Dirgantara Indonesia (dulu:IPTN). Pada tanggal 12 Januari 1993, pesawat CN-235 pertama hadir di Skadron Udara 2, hingga lengkap berjumlah 6 pesawat pada tahun 1995. Pada tahun 2007 Skadron Udara 2 mendapatkan 1 tambahan pesawat CN-235 untuk menambah kekuatannya sampai dengan sekarang.

The Next Generation Flying Horses

Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya usia pesawat Fokker F-27 TS yang sudah lebih dari 30 tahun, pada bulan Juli 2012 Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Imam Sufa’at memerintahkan 4 penerbang dari jajaran Skadron Udara 2 Wing 1 Lanud Halim Perdanakusuma dan 18 teknisi dari berbagai jajaran di TNI AU untuk mempelajari cara pengoperasian dan juga pemeliharaan pesawat C-295 M di Airbus Military Seville, Spanyol. TNI AU direncanakan akan mendapat 9 pesawat C-295 M, sesuai dengan kontrak pembelian antara Kementerian Pertahanan RI dan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) untuk memperkuat kekuatan Alutsista di jajarannya.

Pesawat C-295 M adalah pesawat buatan Airbus Military yang akan dikerjasamakan dalam proses produksinya dengan PT DI dan secara bertahap akan diproduksi oleh Airbus Military maupun akan dirakit bersama-sama di fasilitas PT DI Bandung nantinya. Keseluruhan 9 pesawat direncanakan akan selesai dan diserahterimakan secara bertahap kepada TNI AU mulai akhir tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. Dua pesawat pertama dengan nomor registrasi A-2901 dan A-2902, sudah diterbangkan dari Sevilla Spanyol pada tanggal 24 September 2012 dan direncanakan akan tiba di Lanud Husein Satranegara (PT DI) pada tanggal 30 September 2012, dengan masing-masing pesawat diawaki oleh 2 Pilot dari Airbus dan 1 pilot dari PT DI.

Pesawat C-295 M merupakan pesawat angkut sedang taktis (medium airlifter) generasi terbaru yang sudah menggunakan full glass cockpit, digital avionic dan sepenuhnya kompatibel menggunakan night vision googles (NVG). C-295 M merupakan pesawat angkut sedang versi militer yang dapat diandalkan di kelasnya. C-295 M mampu membawa sampai dengan total 9 ton cargo atau kurang lebih 71 personel. Pesawat ini juga mampu terbang sampai ketinggian 25.000 kaki dengan kecepatan jelajah maksimum 260 knot (480 km/jam) serta dapat diterbangkan dan dikendalikan dengan aman dan sangat baik pada kecepatan rendah sampai dengan 110 knots (203 km/jam). Dengan menggunakan 2 Mesin Turboprop Pratt & Whitney Canada (PW 127G) pesawat ini mampu melaksanakan lepas landas dan melaksanakan pendaratan pada landasan yang pendek (STOL/Short Take Off & Landing) yaitu 670 m /2.200 ft dengan berat tertentu.

Kemampuan Pesawat C-295 M dinilai sangat cocok dan ideal dikaitkan dengan tugas dan misi yang diemban oleh Skadron Udara 2 TNI AU. Di antaranya, melaksanakan angkutan personel dan logistik, penerjunan pasukan dan logistik, Evakuasi Medis Udara, Patroli Udara terbatas, serta penugasan militer maupun misi kemanusiaan lainnya.

www.merdeka.com

Lanal Pontianak Bakal Menjadi Pangkalan Utama TNI-AL

Pelabuhan Teluk Batang
Pelabuhan Teluk Batang. Jika Pembangunan Pangkalan TNI-AL di Teluk Batang bisa direalisasikan, maka Lanal Pontianak akan menjadi Pangkalan Utama TNI-AL (Lantamal). Syarat pembuatan Lantamal harus memiliki dua Pangkalan TNI-AL. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara | Lanal Pontianak Bakal Menjadi Pangkalan Utama TNI-AL.
Teluk Batang Bakal Dibangun Pangkalan TNI AL

Markas Besar (Mabes) Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL) berencana menaikkan Pangkalan TNI AL (Lanal) Pontianak menjadi Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal). Syaratnya harus memiliki dua Lanal, di antaranya akan dibangun di Teluk Batang. Demikian salah satu ekspose perwakilan TNI AL ke jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kayong Utara bertempat di Balai Praja Sukadana, Rabu (26/9) pagi. Dihadiri Bupati Kayong Utara, anggota DPRD KKU Abdul Zamad M Amin dari Partai Golkar, para kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) KKU, Camat Teluk Batang Idrus SSos, dan lain-lain. "Pangkalan sebagai salah satu komponen Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT), merupakan pendukung yang memberikan bermacam dukungan kepada unsur-unsur persenjataan armada lainnya baik kapal, pesawat udara (pesud), maupun marinir," ungkap Mayor Laut (T) Rudy Salam ST, Perwira Administrasi dan Logistik (Pasminlog) Lanal Pontianak, didampingi Kapten (L) Bambang Budi Raharjo.

Dikatakannya rencana pembangunan Lanal Teluk Batang ini memiliki fasilitas 5R (refuel, replenishment, repair, rest, and recreation). Di dalamnya terdapat fasilitas labuh, pemeliharaan dan perbaikan, pembekalan, perawatan personel, dan fasilitas pembinaan pangkalan. "Tugas pokok Lanal Teluk Batang menyelenggarakan dukungan administrasi dan logistik bagi unsur-unsur TNI AL, seperti kapal, pesawat udara, dan marinir. Kemudian melaksanakan patroli di wilayah kerja Lanal. Melaksanakan pemberdayaan potensi maritim dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang dimiliki pangkalan sendiri maupun sarana dan prasarana instansi terkait. Tugas tambahan, menyelenggarakan dukungan bagi kesatuan non-TNI AL sesuai fungsi dan kebutuhan," ungkap perwira yang pernah bertugas di Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) sekitar delapan tahun dan menjadi staf hampir 2 tahun ini.

Lanal Teluk Batang, sambungnya, memiliki fungsi penguatan keamanan laut dan pemberdayaan matra laut. Fasilitas umum di Lanal ini, direncanakan memberikan dukungan perkantoran, sarana dan prasarana dalam memperlancar kegiatan-kegiatan di pangkalan. Seperti bangunan representatif, instalasi sarana komunikasi, air minum, gas, listrik, dan telepon. Termasuk tendon air dan saluran pengisian BBM dari Pertamina. "Lanal Teluk Batang juga direncanakan mampu memberikan dukungan angkutan barang maupun angkutan personel dan pos melalui darat dan laut. Lahan bangunan juga harus mampu memberikan pertahanan dan pengamanan terhadap ancaman dari darat, laut, dan udara secara terbatas. Berupa serangan udara, penerobosan kapal selam, sabotase dari pasukan katak, serta ancaman berupa kegiatan-kegiatan lain dari darat. Karenanya akan dilengkapi dengan pagar tembok dan kawat berduri, pos-pos penjagaan, penerangan di sekitar pagar, sistem pencegahan bahaya kebakaran, serta fasilitas pertahanan udara dan pantai bila diperlukan," tuturnya.

Fasilitas labuh dermaga, imbuhnya, direncanakan panjangnya 150 meter dengan lebar jalan 8 meter. Jadi panjang dermaga labuh ini mampu menampung sepuluh kapal perang sekaligus. Sedangkan fasilitas Harkan Lanal direncanakan kurang lebih 1 hektare, fasilitas pembekalan sekitar 1,5 hektare, perawatan personel 14 hektare, dan fasilitas pembinaan pangkalan mencapai 3,5 hektare. Total lahan untuk Lanal Teluk Batang direncanakan mencapai 20 hektare. "Pembangunan Lanal Teluk Batang juga untuk menyikapi dan mengantisipasi perkembangan konflik di wilayah perbatasan di Kalbar. Menjaga segala bentuk kemungkinan ancaman. Peningkatan pengawasan dan pengamanan perairan Karimata dan sekitarnya serta Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I, perlu dilakukan langkah strategis pembangunan kekuatan pertahanan dengan peningkatan pangkalan TNI AL di Kalbar," paparnya.

Penambahan dan peningkatan fasilitas pangkalan, lanjutnya, tetap diperlukan agar memenuhi standardisasi sesuai klasifikasi pangkalan yang akan dibentuk, khususnya di Kabupaten Kayong Utara. Mengingat syarat umum dan syarat operasional sesuai standardisasi pangkalan bisa dibangun atau dibentuk sesuai kebutuhan pangkalan. "Lokasi lahan untuk pembangunan Pangkalan TNI Angkatan Laut di KKU mohon segera disiapkan dan ditentukan. Harapannya dapat mempercepat usulan pembentukan pangkalan kepada Pemimpin TNI AL, guna meningkatkan pengawasan dan pengamanan perairan Karimata, serta ALKI I. Karenanya sosialisasi kepada instansi terkait ihwal rencana percepatan pembentukan Lanal Teluk Batang di KKU,” ucapnya.

www.equator-news.com

Kopassus Diminta Melatih Prajurit Timor Leste

Kopassus
Kopassus, secara khusus Wakil Panglima Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) meminta bantuan agar Kopassus bersedia melatih para prajurit negara Timor Leste. Wakil Kepala Staff Angkatan Darat Letjen TNI Budiman menyampaikan kemungkinan pelatihan di dua tempat, yaitu di Rindam IX Udayana dan di Bandung. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara | Kopassus Diminta Melatih Prajurit Timor Leste.
Minta Kopassus Latih Prajuritnya

Permintaan ini disampaikan oleh Wakil Panglima Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) Brigjend Filomeno Da Paixao De Jesus saat bertamu ke Mabes TNI AD Jalan Veteran, Jakarta Pusat Kamis (27/9) pagi. "Timor Leste ingin membangun masa depan bersama dengan TNI Angkatan Darat Khususnya dalam bidang keamanan," ujarnya.

Pihaknya menurut Filomeno, TNI Angkatan Darat dinilai pihak yang paling tepat untuk bekerja sama, karena itu pihaknya berharap militer Indonesia mau memberikan peluang kepada prajurit Timor Leste dan meninggalkan sejarah masa lalu dimana wilayah Timor Leste lepas dari Indonesia dengan memerdekakan diri melalui suatu pemberontakan.

Menanggapi permintaan itu, Wakil Kepala Staff Angkatan Darat Letjen TNI Budiman mengatakan akan membuka diri atas permintaan militer Timor Leste. "Kerjasama pendidikan bintara dan tantama dapat di latih di Rindam IX Udayana dan perwiranya di Bandung," ujar Budiman saat menerima tamunya.

Pihaknya tambah Budiman juga akan memfasilitasi Timor Leste yang akan membeli sejumlah senjata produk PT Pindad dan pakaian seragam militer di Sritex.

Setelah kunjungan ke mabes TNI AD, Filomeno Da Paixao De Jesus beserta rombongannya, juga akan mengunjungi markas kopassus dan pabrik PT Sritex. Filomeno sendiri dijadwalkan akan berada di Indonesia selama 4 hari.

www.indosiar.com

Industri Pertahanan Yang Kuat Cerminan Dari Pertumbuhan Ekonomi Negara Yang Kuat

Produk militer PT Pindad
Produk militer PT Pindad, tampak berjajar barisan panser APC 6x6 Anoa yang merupakan salah satu primadona dari produk militer PT Pindad, Bandung. Kemandirian dalam memproduksi persenjataan secara mandiri sangat penting bagi Indonesia. Industri pertahanan yang kuat dan berkompetisi tinggi akan sangat membantu pertumbuhan perekonomian di sektor lain secara nasional. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara | Industri Pertahanan Yang Kuat Cerminan Dari Pertumbuhan Ekonomi Negara Yang Kuat.
Sekjen Kemhan : Pertumbuhan Industri Pertahanan Erat Kaitannya dengan Kondisi Perekonomian Negara

Industri Pertahanan sebagai salah satu unsur pendukung pertahanan negara, diharapkan dapat mendukung pengadaan alutsista dalam upaya mewujudkan kemandirian pemenuhan kebutuhan sarana pertahanan, sehingga memberikan daya tangkal dan kekuatan pertahanan yang handal. Selain itu pertumbuhan dan perkembangan Industri Nasional (termasuk di dalamnya Industri Pertahanan) erat kaitannya dengan kondisi perekonomian suatu negara. Jika laju perekonomian meningkat, maka akan dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan Industri Nasional demikian juga sebaliknya. Demikian harapan Sekretaris Jenderal Kemhan MarsdyaTNI Eris Herryanto, S.Ip., M.A, dalam amanat tertulisnya yang dibacakan Direktur Teknologi Industri Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan (Dirtekind Ditjen Pothan) Kemhan Brigjen TNI Sukimin, S.Ip., M.M., dalam forum Bakohumas yang berlangsung selama sehari di kantor Kemhan Jakarta, Rabu (26/9).

Lebih lanjut dikatakan Sekjen Kemhan bahwa kemampuan pertahanan negara akan sangat ditentukan oleh kemampuan industri pertahanannya sebagai bagian dari industri nasional. Sebagai komponen pendukung, industri pertahanan nasional harus mampu memenuhi spesifikasi teknis sesuai kebutuhan TNI sebagai pengguna termasuk faktor pemeliharaannya.

Untuk mendukung terwujudnya Industri Pertahanan yang berkemampuan maju, mandiri dan berdaya saing, dibutuhkan kebijakan tentang pemberdayaan seluruh Industri Nasional yang ada. Pemberdayaan Industri Pertahanan tersebut memerlukan adanya tekad dan keterpaduan upaya dari semua stake holder serta didukung oleh kebijakan pemerintah dalam pemberdayaan segenap potensi sumber daya nasional termasuk perangkat regulasinya dalam bentuk peraturan perundang-undangan tentang Industri Strategis Pertahanan. Keberadaan undang-undang ini diperlukan agar dapat menyinergikan peraturan perundang-undangan lain terkait dengan Industri Pertahanan Nasional, serta optimalisasi upaya negara dalam mengelola Industri Pertahanan.

Untuk itu Sekjen Kemhan berharap Forum Komunikasi Kehumasan (Bakohumas) untuk dapat lebih meningkatkan komunikasi antar organisasi humas serta menjadikan media yang ada di lingkungannya untuk dapat diberdayakan guna memperlancar penyebarannya kepada masyarakat luas. Ke depan permasalahan pertahanan negara menjadi sangat kompleks, sehingga diharapkan tidak hanya bertumpu pada kementerian yang menangani pertahanan saja, melainkan juga menjadi tanggung jawab seluruh kementerian atau instansi terkait, baik Lembaga Pemerintah maupun Lembaga Non Pemerintah, sesuai dengan lingkup tugas masing-masing.

Melalui forum ini Sekjen Kemhan menyampaikan harapannya agar komunitas kehumasan dapat membantu lembaga Legislatif, Eksekutif, Yudikatif serta lembaga masing-masing dalam menjalankan tugas dan fungsinya sehingga masyarakat akan semakin mengerti tentang nafas dan urgensinya RUU Industri Pertahanan tersebut.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Pelaksana Bakohumas yang diwakili Ses Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kemkominfo Drs. Ismail Cawidu, M.Si menyampaikan mengenai Pengamanan Informasi dan Misi Diplomasi di Era Keterbukaan Informasi. Terkait masalah pertahanan dan keamanan, Ses Dirjen Informasi dan Kompublik Kemkominfo menyatakan bahwa kemajuan teknologi informasi dapat mengakibatkan tantangan di bidang pertahanan dan keamanan. Untuk itu diperlukan sinergitas antar kementerian atau lembaga pemerintah dan lembaga non pemerintah dalam menghadapi tantangan tersebut.

Tantangan di bidang kemajuan teknologi merupakan tantangan yang luar biasa dan memerlukan kebersamaan antar instansi pemerintahan. "Oleh sebab itu, fahami betul konten yang terdapat dalam RUU Industri Pertahanan. Jika kita tidak memahami konten RUU tersebut maka kita tidak dapat mendukung RUU Industri Pertahanan. Untuk itu perlu adanya obligation to tell diantara peserta Bakohumas," tegas Ses Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kemkominfo.

Forum Bakohumas yang merupakan wadah dan sharing informasi diantara sesama lembaga pemerintah dan non pemerintah kali ini mengangkat tema, "Melalui Forum Kehumasan Kita Tingkatkan Wawasan dan Pemahaman Seluruh Masyarakat terhadap Urgensi RUU Industri Pertahanan". Hadir sebagai pembicara dalam Forum Bakohumas Direktur Hukum Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan (Dirkum Ditjen Strahan) Kemhan M. Fachrueddin, M.H., M.M dan Dirtekind Ditjen Pothan Kemhan Brigjen TNI Sukimin, S.Ip., M.Si dengan moderator Kepala Bidang Kerjasama Informasi Puskom Publik Kemhan Kolonel Laut Ir. Paruntungan Girsang, M.A.

dmc.kemhan.go.id

Kamis, 27 September 2012

Belanja Militer Global Sumbang 2,5 Persen GDP Dunia

F-35 JSF
F-35 JSF, pembelian jenis jet tempur generasi kelima yang berteknologi stealth (siluman) ini akan memberikan kontribusi besar dalam nilai belanja militer beberapa negara maju. Harga jet tempur F-35 JSF ini diperkirakan sekitar US$ 154 juta per unit. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara | Belanja Militer Global Sumbang 2,5 Persen GDP Dunia.
Lembaga Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) memperkirakan bahwa belanja militer negara-negara di seluruh dunia akan mencapai nilai US$ 1,7 triliun pada tahun 2012 ini. Angka tersebut meningkat 12% dari angka sebelumnya di tahun 2011 lalu. Belanja militer AS merupakan yang terbesar dengan prosentase sebesar 40% dari jumlah tersebut, kemudian disusul China, Rusia, Inggris, Perancis, dan negara-negara lain dengan skala belanja yang lebih kecil. Belanja militer global memberikan sumbangan angka 2,5% dari GDP dunia dan merupakan bisnis yang terbesar dan paling stabil di dunia.

Industri Satelit Komunikasi Militer dan Pemerintah

Dalam laporan NSR tentang industry satelit komunikasi militer dan pemerintah, disampaikan bahwa sektor ini memiliki potensi nilai US$ 9,7 miliar pada tahun 2021. Meskipun ada ketidakpastian yang dikarenakan kebijakan penarikan pasukan dan pemotongan anggaran militer oleh banyak negara, tampaknya sektor ini akan tetap solid dalam jangka panjang. Bahkan diperkirakan pelaku industri satelit komersial akan ambil bagian hingga 68% dalam bidang ini pada dekade berikutnya.

Industri Pesawat Tempur

Laporan terbaru dari Visiongain menyampaikan bahwa pembelian jet tempur oleh negara-negara di seluruh dunia pada tahun 2012 ini mencapai nilai US$ 34,37 miliar. Jet tempur adalah alutsista primadona bagi seluruh lembaga militer di dunia, meskipun harganya sangat mahal, mereka akan tetap berusaha membelinya.

Industri Dirgantara dan Pertahanan

Berdasarkan analisa dari lembaga TechNavio, volume pasar dari sektor industri ini tumbuh sebesar 2,48% selama periode 2011 – 2015. Vendor utama yang mendominasi pasar tersebut adalah Boeing, European Aeronautic Defence and Space Co, General Dynamics Corp, dan Lockheed Martin Corp.

Industri Senjataan Berteknologi Canggih

Pasar global untuk sektor ini diperkirakan akan bernilai lebih dari US$ 46 miliar pada tahun 2020. Jumlah pengadaan persenjataan berteknologi canggih makin meningkat dari waktu ke waktu. Produk-produk baru senjata ini selalu diminati oleh banyak lembaga militer dan mereka berusaha mengintegrasikannya ke dalam arsenal tempurnya.

Lembaga MiG’s new menyampaikan perkiraan, analisa dan prediksi evolusi senjata berteknologi canggih, serta pasar dan belanja pada sektor ini untuk periode 2013 – 2020. Laporan tersebut juga mengkaji bahwa tren politik dan regulasi global yang didominasi oleg organisasi penerbangan internasional seperti FAA akan memberikan pengaruh yang kuat pada kebijakan pasar di sektor ini.

www.defpro.com

Pengiriman Tank Leopard dan Marder Ke Indonesia Melalui Jalur Laut Dan Udara

Tank Leopard 2A6 dan Marder 1A3
Tank Leopard 2A6 dan Marder 1A3, jenis tank tempur utama (MBT) dan tank IFV buatan Jerman ini tak lama lagi turut memperkuat jajaran tempur TNI-AD. Finalisasi penandatanganan kontrak pembelian tank Leopard dan Marder akan dilaksanakan pada minggu ke empat September 2012. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara | Pengiriman Tank Leopard dan Marder Ke Indonesia Melalui Jalur Laut Dan Udara.
Tank Leopard Segera Tiba Di Indonesia

Sebagian tank tempur utama (Main Battle Tank/MBT) Leopard dan tank tempur medium Marder 1A3 dari Jerman dijadwalkan tiba di Indonesia pada awal November 2012 dengan pengiriman dilakukan melalui angkutan udara dan laut. "Leopard akan dikirim bersama dengan Marder pada awal November 2012 nanti. Sekarang Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) sedang di sana dan akan pulang tanggal 30 September 2012," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Mayjen TNI Hartind Asrin di Makodiv-1 Kostrad, Cilodong, Depok, Jawa Barat, Selasa.

Pengiriman tahap pertama ini, lanjut dia, akan datang sekitar 15 unit tank berbobot 60 ton itu, sementara untuk tank Marder belum diketahui berapa yang akan datang.

Staf ahli menteri pertahanan bidang keamanan itu mengatakan, dipersiapkan dua unit pesawat yang akan digunakan khusus mengangkut tank-tank tersebut. "Tapi nanti kombinasi pengirimannya, ada yg melalui pesawat, ada juga melalui kapal," kata Hartind.

Pengiriman ini molor dari rencana semula pada Oktober 2012 mendatang karena terkendala administrasi. Pada November mendatang, tank-tank tersebut akan ditunjukkan kepada publik.

Sebelumnya, Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menuturkan, pemerintah membeli tank Leopard sebanyak 103 unit, tank Marder sejumlah 50 unit dan membeli 10 tank pendukung.
Finalisasi penandatanganan kontrak diharapkan bisa dilakukan akhir September 2012. "Pihak Rheinmetall (produsen) akan berada di Indonesia untuk finalisasi penandatanganan kontrak yang akan dilaksanakan pada minggu ke empat September 2012," katanya.

www.kemhan.go.id

Rabu, 26 September 2012

TNI-AL Tembakkan Rudal Yakhont Dalam Latihan Armada Jaya XXXI/12

P-800/SSN-X-26 Yakhont
P-800/SSN-X-26 Yakhont, jenis rudal jelajah permukaan-ke-permukaan anti kapal yang jadi senjata andalan TNI-AL. Penggunaan rudal Yakhont dalam Latihan Armada Jaya XXXI/12 tahun 2012 adalah penembakkan Yakhont yang kedua kalinya oleh TNI-AL. Sebelumnya rudal Yakhont sudah pernah diuji coba tembak pada tanggal 20 April 2011 dengan KRI Oswald Siahaan (354) sebagai platform peluncuran. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara | TNI-AL Tembakkan Rudal Yakhont Dalam Latihan Armada Jaya XXXI/12.
TNI-AL Lakukan Uji Coba Senjata Strategis

TNI Angkatan Laut akan melakukan uji coba senjata strategis yang dimiliknya, yakni rudal Yakhont, rudal Exocet MM 40, rudal C-802 serta penembakan Torpedo SUT (Surface and Underwater Target) dari kapal dan kapal selam dengan sasaran kapal permukaan dalam latihan perang laut Armada Jaya XXXI/2012 di perairan Indonesia Kawasan Timur pada 25 September sampai 22 Oktober 2012. "Pelaksanaan uji coba penembakan senjata strategis yang dimiliki TNI Angkatan Laut merupakan kesempatan yang sangat baik, disamping untuk menguji keandalan senjata peluru kendali dan torpedo yang kita miliki, juga merupakan ajang pengukuran penguasaan prosedur dan mekanisme proses penembakan oleh para pengawaknya serta menjadi bukti nyata tingkat profesionalisme prajurit TNI AL," kata Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno dalam sambutannya yang dibacakan Wakasal Laksamana Madya TNI Marsetio, pada Upacara Pembukaan Geladi Posko Latihan Armada Jaya XXXI/12 tahun 2012, di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal), Cipulir, Jakarta Selatan, Selasa.

Latihan Armada Jaya merupakan latihan puncak TNI Angkatan Laut pada siklus latihan tahunan, yang bertujuan mengukur kesiapan operasi, dari hasil pembinaan kekuatan dan kemampuan seluruh komponen Sistem Senjata Armada Terpadu yang dilaksanakan Kotama dan Satuan Kerja di Jajaran TNI AL. Selain itu, untuk mendukung peningkatan kesiagaan operasi TNI, dalam rangka mengantisipasi serta menghadapi kemungkinan timbulnya ancaman yang dapat mengganggu kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Latihan akan dilaksanakan mulai dari Laut Jawa hingga puncaknya operasi amfibi berupa pendaratan Pasukan Pendarat Marinir di Sangatta, Kalimantan Timur. Seluruh persenjataan TNI AL yang tergabung dalam SSAT yaitu kapal perang, pesawat udara, Marinir dan Pangkalan akan digelar pada latihan kali ini. Tidak kurang dari 35 kapal perang TNI AL dari berbagai jenis, seperti kapal selam, perusak kawal rudal, kapal cepat rudal, perusak kawal, angkut tank, buru ranjau, kapal tanker, dan kapal bantu tunda akan dikerahkan. "Sepuluh diantaranya akan menembakkan peluru kendali," kata Kasal.

Latihan puncak yang melibatkan kurang lebih 5.500 personel ini juga mengerahkan enam pesawat udara, satu Batalyon Tim Pendarat Marinir beserta 93 kendaraan tempur Pasukan Pendarat.

Latihan Armada Jaya XXXI/12 dilaksanakan dua tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan, dimana pada tahap persiapan dilaksanakan kegiatan Geladi Posko pada 25 September sampai 2 Oktober 2012 di Seskoal. Sedangkan tahap pelaksanaan dilaksanakan kegiatan Geladi Lapangan atau Manuver Lapangan tanggal 9 sampai 22 Oktober 2012 di Laut Jawa dan Pantai Sangatta.

Kasal juga menyebutkan, pada tahun 2012 ini, sesuai dengan siklus Latihan TNI, akan dilaksakanan Latihan Gabungan TNI, sehingga Latihan Armada Jaya ini dapat dimanfaatkan sebagai latihan parsial guna menyongsong Latgab TNI 2012. "Pelaksanaan latihan ini harus dilakukan secara sungguh-sungguh dan serius sesuai dengan tahapan latihan," katanya.

Latihan Armada Jaya merupakan latihan puncak TNI AL dan dilaksanakan setiap tahun di wilayah yang berbeda, bahkan diusahakan seluruh pantai yang ada di Indonesia pernah dijadikan sebagai daerah latihan. Dengan menggelar latihan di daerah tersebut akan menjadi salah satu referensi bagi TNI AL, jika sewaktu-waktu dibutuhkan operasi sebenarnya.

Armada Jaya XXXI/2012 merupakan yang ketiga kalinya dilaksanakan di Sangatta, yang pertama pada 2005. Sedangkan 2007 latihan terbesar TNI AL dilaksanakan di Kaimana, Papua serta 2008 di Pantai Banongan dan 2009 di Pantai Banyuwangi, Situbondo Jawa Timur. "Kesuksesan latihan ini merupakan salah satu indikator bahwa TNI AL siap mempertahankan kedaulatan dan keutuhan NKRI dari setiap ancaman," kata Kasal.

www.kemhan.go.id

Selasa, 25 September 2012

Pengadaan 8 Unit AH-64D Apache Longbow Block III TNI-AD Diperkirakan Berbiaya US$ 1,42 Miliar

AH-64D Apache Longbow Block III
AH-64D Apache Longbow Block III. Pengadaan 8 unit helikopter AH-64D Apache Longbow Block III untuk TNI-AD diperkirakan bakal membutuhkan dana sebesar US$ 1,42 miliar. Pengadaan tersebut juga miliputi paket dukungan peralatan dan logistik secara lengkap. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara | Pengadaan 8 Unit AH-64D Apache Longbow Block III TNI-AD Diperkirakan Berbiaya US$ 1,42 Miliar.
Pada 19 September 2012 lalu, Defense Security Cooperation Agency (DSCA) telah menyampaikan sebuah proposal kepada Kongres AS yang berisi potensi penjualan 8 unit helikopter tempur AH-64D Apache Longbow Block III beserta paket perlengkapan pendukung, suku cadang, pelatihan dan dukungan logistik kepada Pemerintah Indonesia. Paket penjualan tersebut diperkirakan bernilai US$ 1,42 miliar.

Pemerintah Indonesia telah meminta kemungkinan penjualan 8 unit helikopter tempur AH-64D Apache Longbow Block III yang sudah dilengkapi dengan 16 unit mesin T-700-GE-701D dan 3 unit mesin yang sama sebagai cadangan, 9 unit sensor penglihatan malam dengan kemampuan akuisisi target tembak, 4 unit radar pengendali tembak (FCR) AN/APG-78, 4 unit radar AN/APR-48A, 10 unit radar peringatan serangan rudal (CMWS) AAR- 57(V) 3/5, 10 unit sistem deteksi laser AN/AVR-2B, 10 unit sistem pendeteksi sinyal radar, 24 unit IHDSS-21 (Integrated Helmet and Display Sight Systems) , 32 unit peluncur rudal M299A1 Hellfire, dan 140 unit rudal AGM-114R3 Hellfire.

Yang juga termasuk dalam paket permintaan tersebut antara lain unit Transponders Foe pengindentifikasi ancaman, senjata dan amunisi kaliber 30 mm, peralatan komunikasi, perlengkapan dan peralatan penguji, perangkat pelatihan, simulator, generator, transportasi, kendaraan pendukung, manajemen peralatan, suku cadang dan perbaikan, peralatan pendukung, pelatihan personil dan peralatan pelatihan, petugas / teknisi, dukungan logistik, dan elemen terkait lainnya yang berhubungan dengan logistik. Keseluruhan paket permintaan tersebut diperkirakan bernilai US$ 1,42 miliar.

Proposal penjualan paket helikopter tempur ini akan memberikan kontribusi nyata pada kebijakan luar negeri dan keamanan nasional AS dengan mendukung peningkatan keamanan negara sahabat seperti Indonesia. Indonesia dinilai sebagai negara yang memiliki memegang nilai penting bagi stabilitas politik dan kemajuan di kawasan Asia Tenggara.

Paket penjualan ini akan mendukung kemampuan Indonesia untuk melindungi diri dari potensi ancaman baik dari luar maupun dalam. Indonesia akan menggunakan armada helikopter AH-64D Apache Longbow Block III tersebut untuk mengawasi daerah perbatasan, misi melawan aksi terorisme, pembajakan, dan pengawasan lalu-lintas pelayaran di Selat Malaka.

Proposal penjualan armada helikopter tempur tersebut tidak mengubah keseimbangan militer di kawasn Asia Tenggara.

Proyek pengadaan AH-64D Apache Longbow Block III untuk Indonesia ini akan melibatkan beberapa produsen peralatan militer, antara lain Boeing, Lockheed Martin, General Electric, dan Longbow. Pelaksanaan kontrak ini mungkin akan membutuhkan keberadaan perwakilan dari perusahaan-perusahaan tersebut dan perwakilan dari pemerintah AS untuk memberikan bantuan dan dukungan sepenuhnya di Indonesia.

Diyakini tidak ada dampak negatif terhadap pertahanan AS dari penjualan Apache ini. Proposal ini masih menunggu persetujuan dari Kongres AS.

www.defpro.com

Pesawat UAV China Siap Awasi Laut China Timur Yang Disengketakan Dengan Jepang

ASN-229A
ASN-229A, salah satu jenis pesawat yang memperkuat armada UAV militer China. Pesawat UAV produksi ASN Technology (China) ini mampu terbang selama 20 jam non-stop pada ketinggian 10.000 meter. Selain berfungsi sebagai pesawat intai tak berawak, ASN-229A juga dipersenjatai rudal. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara | Pesawat UAV China Siap Awasi Laut China Timur Yang Disengketakan Dengan Jepang.
Awasi Wilayah Sengketa, China Gunakan Pesawat Tak Berawak

China siap mengerahkan pesawat intai tak berawak untuk mengintensifkan pengawasan di pulau yang dipersengketakan dengan Jepang. Pulau itu berada di wilayah Laut China Timur. Juru bicara Dinas Kelautan China Li Mousheng mengatakan bahwa, keputusan pengerahan pesawat tak berawak itu dilakukan pada Minggu kemarin. China pun akan selalu hadir dan mengawasi wilayah yang diklaim oleh Jepang dan juga Taiwan.

Li menambahkan, pada 2015 mendatang, wilayah itu akan dimonitor secara keseluruhan oleh pesawat intai China. Namun Li tidak mengatakan, di mana saja pesawat itu akan melakukan patroli. Demikian, seperti diberitakan CBS, Senin (24/9/2012).

Kedua negara Asia itu memperebutkan pulau yang disebut oleh Jepang dengan nama Senkaku. China semakin marah ketika Jepang berniat membeli pulau itu dari salah seorang pengusaha.

Demonstrasi anti-Jepang juga makin menjadi di Negeri Panda. Warga China kerap melakukan serangan ke kantor Kedutaan Besar Jepang dan pabrik-pabrik Jepang yang beroperasi di China, seperti halnya Toyota, Mazda dan Panasonic.

Selama ini, Jepang mengklaim sudah mengelola pulau yang disebut China dengan nama Diaoyu itu empat dekade yang lalu. Klaim itu muncul di saat Jepang mengetahui akan adanya kekayaan alam di pulau tersebut.

Bersamaan dengan itu, Amerika Serikat (AS) muncul dan memperingatkan China dan Jepang agar menahan diri dan tidak saling melontarkan provokasi. Komentar itu disuarakan oleh Menteri Pertahanan AS Leon Panetta yang berkunjung ke Jepang pada pekan lalu.

international.okezone.com

Senin, 24 September 2012

Hillary Clinton: Pemerintah AS Telah Beritahu Kongres Potensi Penjualan AH-64D Apache Longbow Kepada Indonesia

AH-64D Apache Longbow
AH-64D Apache Longbow, jenis helikopter tempur yang menurut Menteri Luar Negeri AS telah disampaikan kepada Kongres potensinya untuk dijual kepada Indonesia sebanyak 8 unit. Negara tetangga yang sudah menggunakan helikopter ini adalah Singapura. Sejak Januari 2012 lalu Singapura mengoperasikan 20 unit AH-64D Apache Longbow. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara | Hillary Clinton: Pemerintah AS Telah Beritahu Kongres Potensi Penjualan AH-64D Apache Longbow Kepada Indonesia.
Pengamat: Pembelian Apache Perkuat Alutsista Pertahanan

Pengamat intelijen, Wawan Hari Purwanto, berpendapat rencana pembelian delapan unit helikopter Apache dari Amerika Serikat dapat memperkuat alat utama sistem senjata (Alutsista) pertahanan mengingat alustsista yang dimiliki Indonesia banyak yang sudah usang. "Alutsista kita sudah banyak yang usang karena banyak alutsista kita yang sudah berumur 60-70 an dan banyak juga yang berjatuhan," kata Wawan di sela-sela "Exibition Bola Volley Timnas Selection dan Coaching Clinic Siswa SMA se-Jabodetabek", di SMAN 106 Pekayon, Jakarta Timur, Jumat.

Staf Ahli Wapres Bidang Keamanan itu mengatakan, pembelian delapan unit helikopter Apache ini jelas akan memperkuat dan memberikan perlindungan keamanan nasional bagi Indonesia. "Kita ingin ke depan ada daya dobrak dan daya gentar bagi negara-negara lain, sehingga negara lain tidak melihat sebelah mata tentang keberadaan Indonesia," kata Wawan yang juga sebagai Ketua Komite Sekolah SMAN 106 ini.

Wawan mengatakan, hubungan Indonesia dengan Amerika cukup bagus, sehingga diharapkan pengadaan alutsista yang sangat canggih dari Amerika itu dapat tercapai. "Prajurit kita yang terbaik meninggal bukan di pertempuran, tetapi pada saat latihan. Ini disebabkan alutsista kita sudah usang," katanya.

Menurut dia, pemerintah telah berupaya menyediakan anggaran sebanyak-banyaknya untuk pertahanan yang bernilai triliunan rupiah guna mencapai kekuatan pokok minimal (Minimum Esensial Force / MEF). "Untuk mencapai hal tersebut, Indonesia telah mendapatkan dukungan dari beberapa negara, seperti helikopter Apache dari Amerika dan tank Leopard dari Jerman, yang dibeli secara "G to G" (government to gorvernment/antarpemerintah)," ujarnya.

Ia menambahkan, postur anggaran pertahanan yang ada cukup tinggi, bahkan nomor dua setelah anggaran pendidikan. "Saya kira tidak ada masalah dengan alokasi anggaran. Dalam penggunaan anggaran pun melibatkan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Irjen Kemhan, Irjen Mabes TNI serta masing-masing angkatan, sehingga ada transparansi penggunaan anggaran," katanya.

Sebelumnya dilaporkan, Indonesia akan membeli delapan helikopter AH-64D Apache Longbow dari Amerika Serikat, yang disebut-sebut menjadi tanda bagi kedua negara untuk memperkuat hubungan menyangkut peningkatan keamanan kawasan. Menurut laporan AFP, pembelian itu diungkapkan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton setelah melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa di Washington, Kamis.

Hillary mengatakan Pemerintah AS telah "menginformasikan kepada Kongres tentang potensi penjualan delapan helikopter AH-64D Apache Longbow kepada pemerintah Indonesia". "Perjanjian ini akan memperkuat kemitraan menyeluruh kita dan membantu meningkatkan keamanan di kawasan," ujar Hillary. Ia tidak menyebutkan nilai penjualan kedelapan Apache yang akan dibeli oleh Indonesia itu.

www.kemhan.go.id

Liaoning, Kapal Induk Pertama China Mulai Dioperasikan

Liaoning
Liaoning, kapal induk pertama milik AL China. Kapal induk China ini awalnya dioperasikan oleh Sovyet dan diluncurkan pertama kali pada 4 Desember 1988 dengan nama Riga. Pada tahun 1990 namanya berubah lagi menjadi Varyag. Sebenarnya kapal perang ini oleh perancangnya dimasukkan dalam jenis kapal penjelajah. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara | Liaoning, Kapal Induk Pertama China Mulai Dioperasikan.
Kapal induk pertama China operasional

China kini memiliki kapal induk pertamanya, dari kelas Admiral Kuznetzov, yang dulu dimiliki Ukraina, bagian dari Uni Soviet. Kapal ini dibeli Beijing dari Ukraina pada 1998, direnovasi besar-besaran sesuai dengan keperluan Angkatan Laut China. Setelah dimiliki China, kapal induk itu dinamai Liaoning, satu provinsi di timur laut China. Di situlah kapal induk eks Varyag itu diuji kelaikan lautnya, diujicoba berlayar, dan turut dalam program pelatihan penerbangan dari kapal induk.

Menurut Itar-TASS, kapal induk itu didedikasikan untuk kepentingan latihan. Akan tetapi siapapun tahu bahwa China dan Jepang sedang bertikai berat tentang Kepulauan Senkaku, yang dimiliki Jepang namun letaknya justru persis di muka daratan China.

Biasanya China sangat tertutup dari kebiasaan mengumumkan kehadiran armada atau persenjataan barunya. Namun belakangan konflik teritorial dengan Jepang dan klaim di Laut China Selatan, berhadapan dengan empat negara ASEAN, agaknya mengubah tradisi ketertutupan mereka itu.

Sejalan dengan operasionalisasi Liaoning ini, China akan membangun secara mandiri kapal-kapal induk serupa. China juga memiliki program pembuatan pesawat-pesawat tempur berpangkalan di kapal induk, beberapa di antaranya berbasis Sukhoi.

Kapal-kapal induk China secara signifikan akan mempengaruhi keselarasan pasukan di wilayah tersebut. Juga China sedang getol-getolnya mempertahankan klaim kepemilikan mereka atas sebagian besar Laut China Selatan. Klaim ini --walau tidak seluas China-- juga diajukan Brunei Darussalam, Viet Nahm, Kamboja, dan Filipina.

Secara khusus, Tokyo terus mencermati perluasan kehadiran armada China di Samudera Pasifik, terutama berkaitan dengan jelas sengketa wilayah Kepulauan Senkaku, yang baru-baru ini makin memburuk.

www.antaranews.com

Setelah Shahed 129, Iran Luncurkan Pesawat UAV Berkemampuan Siluman

Shahed 129
Shahed 129, pesawat UAV buatan Iran ini sudah dilengkapi rudal untuk misi tempur. Kini armada pesawat UAV Iran diperkuat lagi dengan kehadiran pesawat Liko, pesawat tak berawak dengan kemampuan menghindari deteksi radar. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara | Setelah Shahed 129, Iran Luncurkan Pesawat UAV Berkemampuan Siluman.
Iran Luncurkan Pesawat Tanpa Awak 'Siluman'

Iran sadar betul akan ancaman yang mengintainya. Karena itu, mereka terus berinovasi di bidang militer dan pertahanan.

Teranyar para ilmuwan di negeri para Mullah itu baru saja menyelesaikan pembuatan pesawat tanpa awak. Hebatnya pesawat ini mampu menghindari pelacakan sistem radar musuh alias pesawat siluman.

Seperti dinukil kantor berita IRNA, selain berkemampuan menghindari radar, pesawat tanpa awak yang diberi nama Liko itu juga mampu membawa beban kargo hingga 100 kilogram. Pesawat itu juga mampu terbang tanpa sela selama tiga jam hingga jarak ratusan kilometer.

Menurut perusahaan pembuatnya, Abbas Jam, Liko menggunakan bahan bakar minyak. Pesawat itu memiliki tanki bahan bakar dengan kapasitas 30 liter. Pesawat berbobot 53 kilogram itu dapat terbang di ketinggian 16 ribu kaki dan mampu lepas landas dalam landasan jarak pendek.

Iran pertama kali memproduksi pesawat tanpa awak pada 2010 dengan meluncurkan 'Karrar' yang merupakan tipe pengebom. Awal bulan ini, Iran juga baru meluncurkan pesawat tanpa awak super canggih 'Shahed 129' yang dapat digunakan dalam misi perang maupun mata-mata. Shahed memiliki kemampuan untuk terbang dalam waktu 24 jam non-stop.

www.republika.co.id

Beberapa Sistem Canggih Yang Melengkapi Pesawat CN-295 TNI-AU

CN-295 TNI-AU
CN-295 TNI-AU, pesawat angkut militer ini dilengkapi dengan beberapa system canggih untuk memperlancar operasionalnya. Diantaranya adalah Fully Integrated Tactical System (FITS), cockpit berpanser, peringatan radar (RWR), peringatan rudal (MAWS), peringatan laser (LWS), dan pelontar bola api untuk mengecoh rudal. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara | Beberapa Sistem Canggih Yang Melengkapi Pesawat CN-295 TNI-AU.
CN-295 TNI AU Dilengkapi Sistem Canggih Ini

CN-295 dilengkapi sistem Fully Integrated Tactical System (FITS) yang berfungsi mengintegrasikan, mengendalikan, dan menampilkan sensor, meningkatkan kewaspadaan dan memfasilitasi pengambilan keputusan. Didukung FITS, CN-295 mampu menunaikan berbagai misi antara lain mengangkut pasukan, kargo, evakuasi, komunikasi dan logistik, pencarian dan pertolongan (SAR), pengintaian dan pengendalian, sampai dropping udara, dengan waktu perubahan konfigurasi sangat cepat, sehingga mengurangi risiko terpapar musuh.

CN-295 secara opsional juga dilengkapi sistem perlindungan diri antara lain cockpit berpanser, peringatan radar (RWR), peringatan rudal (MAWS), peringatan laser (LWS), dan pelontar bola api untuk mengecoh rudal, juga kemampuan mengisi bahan bakar di udara.

Pesawat ini dengan panjang body 24,45m, bentang sayap 25,81m, berat kosong 11.000kg, kecepatan jelajah 480km/jam ini juga tersedia dalam versi anti kapal selam dan sistem intelijen, pengintaian dan mata-mata yakni Airborne Early Warning and Control (AEW&C) dengan radar IAI/ELTA 4th Generation Active Electronically Scanned Array (AESA). "Kemampuan serupa AWACS tersebut bisa mendeteksi musuh dalam radius 400km. Tambahan lainnya adalah persenjataan untuk mendukung pasukan darat, konvoi, fasilitas, dll," ujar Airbus Military Press Officer, Media Relations Communications Javier Lopez kepada detikcom, Rabu (19/9/2012).

Dalam peran militernya, CN-295 bisa digunakan untuk pengangkutan taktis pasukan dan catu logistik yang diperlukan seperti air, makanan, amunisi, obat-obatan, dan suku cadang. Juga penerjunan pasukan para, aktivitas antiterorisme, serta pengawasan perbatasan berkat sistem pengintaian di dalamnya.

Disebutkan bahwa pesawat ini juga ideal untuk misi-misi non militer antara lain pertolongan kemanusiaan dan evakuasi pada bencana alam, pengintaian dan pemantauan imigrasi ilegal, penyelundupan narkoba, pencurian ikan di wilayah laut Indonesia, pengawasan pencemaran laut, sampai penebangan liar (illegal logging).

news.detik.com

Minggu, 23 September 2012

Pengadaan 8 Helikopter Tempur Apache, TNI Tunggu Surat Penawaran Resmi Dari AS

AH-64 Apache
AH-64 Apache, helikopter tempur andalan Angkatan Darat AS ini juga diinginkan oleh TNI-AD untuk memperkuat armada tempurnya. AH-64 Apache pertama kali diproduksi oleh Hughes Helicopters (1975 - 1984), lalu McDonnell Douglas (1984 – 1997), setelah itu diproduksi Boeing defense sejak 1997 hingga sekarang. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara | Pengadaan 8 Helikopter Tempur Apache, TNI Tunggu Surat Penawaran Resmi Dari AS.
TNI AD Kaji Pembelian 8 Helikopter Tempur Apache

Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono menjelaskan TNI Angkatan Darat (AD) masih melakukan pengkajian terkait rencana pembelian delapan unit helikopter serbu, AH-64 Apache dari Amerika Serikat. Pertimbangan lainnya TNI AD membeli Black Hawk. "Saya serahkan sepenuhnya kepada TNI AD untuk mengkaji dan menentukan pilihannya karena pembinanya Angkatan Darat, penggunanya memang Panglima TNI. Saya hanya melihat konteks dalam penggunaan ketiga matra apakah bisa kita satukan atau tidak. Kalau semuanya memungkinkan, kita akan lakukan bersama-bersama," papar Agus, Ahad (23/9).

Penggunaan helikopter serbu, seperti AH-64 Apache ini cukup banyak, salah satunya bisa digunakan untuk lawan "insurgency". "Jadi, memang kita masih memerlukan helikopter tersebut," ujarnya.

Pemerintah sendiri belum menyiapkan langkah apapun terkait rencana pengadaan helikopter serbu Apache dari AS ini. Bahkan, pemerintah belum pernah melakukan pengajuan resmi untuk membeli alat utama sistem senjata (alutsista) tersebut.

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Mayor Jenderal TNI Hartind Asrin sebelumnya mengatakan, selama ini memang sudah ada lobi-lobi antara kedua negara terkait kemungkinan pengadaan helikopter serbu Apache itu. "Namun, sejauh ini Indonesia belum memersiapkan apa-apa. Kita tunggu surat penawaran resmi dari mereka. Bukan kita yang mengajukan, mereka yang menawarkan. Kita hanya berpesan kalau mau jual Apache, tolong kita diberi tahu," tutur Hartind.

Jika surat penawaran tersebut diterima, lanjut dia maka akan ada tim yang dikirim ke Amerika Serikat guna melakukan pengecekan berbagai hal, seperti spesifikasi teknis helikopter, dan perlengkapan persenjataan. Tim tersebut berasal dari TNI Angkatan Darat, selaku calon pengguna Apache. Selanjutnya, tim melakukan pemaparan kepada Mabes TNI untuk kemudian diteruskan ke Kementerian Pertahanan dan dilakukan rapat anggaran. Tim teknis biasanya disiapkan dulu. Biasanya dari mereka ada surat penawaran resmi, ujarnya.

www.metrotvnews.com

China Luncurkan Pesawat Tempur Siluman Saingan Chengdu J-20 Black Eagle

Shenyang J-31
Shenyang J-31, pesawat berteknologi stealth (siluman) kedua buatan China selain Chengdu J-20 Black Eagle. Beberapa sumber mengatakan bahwa pembuatan J-31 disponsori oleh AL China. Shenyang membangun J-31 sebagai saingan J-20 buatan Chengdu. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara | China Luncurkan Pesawat Tempur Siluman Saingan Chengdu J-20 Black Eagle.
Sebuah pesawat tempur berteknologi siluman buatan Shenyang yang diduga bernama J-31 terlihat pada sebuah foto yang telah beredar di internet (lihat gambar). Pesawat yang tampak pada foto tersebut sangat berbeda dengan Chengdu J-20 Black Eagle. Itu bisa dilihat perbandingan ukuran badan pesawat yang lebih kecil, juga tidak terlihat adanya canard (sirip sayap bagian depan) seperti pada J-20.

Meskipun keduanya (J-20 dan J-31) memiliki wujud yang berbeda, namun tetap memiliki kesamaan. Jika dilihat pada foto tampilannya, kedua pesawat tempur siluman itu sudah melewati tahap eksperimental karena keduanya telah dilengkapi dengan ceruk atau ruang penyimpan persenjataan.

Meskipun otoritas China tidak mengeluarkan pernyataan resmi tentang hal ini, namun foto keberadaan pesawat tempur siluman baru tersebut seperti dibiarkan beredar luas di internet. Seakan itu menjadi pengumuman yang secara tidak langsung ingin disampaikan kepada dunia luar. Dugaan ini didasari saat tanda-tanda yang mengarah kesitu sudah mendahului sebelumnya.

Pada bulan September 2011, China's Aviation Industries Corp. (Avic) mensponsori sebuah kompetisi pembuatan model pesawat UAV yang diadakan di China Aviation Museum yang berlokasi di luar kota Beijing. Di tempat itu juga, Shenyang University of Aeronautics and Astronautics (SUAA) menampilkan sebuah pesawat tempur (konon berteknologi stealth) bermesin ganda dengan designator F-60 pada stabilizer vertikal miring. Sebelumnya, SUAA telah terlibat dalam perancangan pesawat UAV (pesawat tak berawak) dan UCAV (pesawat tempur tak berawak), dan kini dilibatkan juga dalam perancangan pesawat tempur di pabrikan Shenyang.

Selanjutnya pada akhir bulan Juni 2012 lalu, beredar sebuah foto pesawat tempur jenis baru terlihat sedang diangkut dengan sebuah truk dari Shenyang menuju Pangkalan Udara Yanliang yang berlokasi dekat kota Xian. Pada saat itu, ada spekulasi yang mengatakan bahwa pesawat tersebut akan menjalano uji statis dengan menggunakan fasilitas yang ada di pangkalan udara tersebut. Bentuk pesawat tersebut secara umum mirip seperti yang ditampilkan oleh SUAA di China Aviation Museum.

Mengapa China membuat dua pesawat tempur siluman yang berbeda dan dibangun oleh pabrikan yang berbeda? Menurut beberapa sumber di China, kemungkinan pembuatan pesawat tempur siluman Shenyang J-31 bukan program resmi dan tidak dibiayai oleh pemerintah, melainkan inisiatif Shenyang untuk membuat saingan J-20 buatan Chengdu. Kedua pabrikan pesawat ini (Chengdu dan Shenyang) memang diketahui sudah lama bersaing. Untuk mengatasi persaingan tersebut, sejak tahun 2008 keduanya merintis kerjasama. Namun kementerian pertahanan China justru menentang usaha penyatuan tersebut dengan alasan agar pemerintah bisa lebih ketat mengontrol kegiatan dua pabrikan tersebut. Ada dugaan pemerintah sengaja mempertahankan persaingan antara Chengdu dan Shenyang.

Namun beberapa sumber mengatakan bahwa pembuatan Shenyang J-31 disponsori oleh Angkatan Laut China. Seperti diketahui, Shenyang adalah pembuat pesawat J-15 yang digunakan oleh AL China, sebuah pesawat yang desain dasarnya diambil dari Sukhoi Su-33. Angkatan Laut China akan lebih mudah beradaptasi dengan pesawat J-31 karena sebelumnya sudah menggunakan pesawat tempur yang dibuat oleh pabrikan yang sama.

Terlepas dari perbedaan dan persaingan antara Chengdu dan Shenyang, bagi China, J-31 bisa jadi alternatif selain J-20. Karena J-31 lebih kecil serta kemungkinan lebih murah dalam biaya pembuatan dan operasionalnya dibandingkan J-20.

www.aviationweek.com

Airbus Military Serahkan 2 Unit Pesawat C-295 Kepada TNI

C-295 TNI-AU
C-295 TNI-AU, pesawat militer yang mampu mengangkut 9 ton kargo atau 71 personil bersenjata lengkap ini dalam versi Indonesia dikenal dengan nama CN-295. Indonesia memesan 9 unit pesawat C-295 untuk memperkuat TNI-AU. PTDI PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara | Airbus Military Serahkan 2 Unit Pesawat C-295 Kepada TNI.
TNI Terima Dua Pesawat C-295

Tentara Nasional Indonesia menerima pengiriman dua pesawat Airbus Military C-295 yang telah dipesan sejak Februari lalu. Pesawat itu merupakan pengiriman pertama dari sembilan pesawat yang dipesan oleh Kementerian Pertahanan. Serah terima pengiriman berlangsung di lini perakitan akhir pesawat C-295, yakni di Airbus Military San Pablo, Seville. Hadir dalam acara itu Wakil Menteri Pertahanan Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin dan Airbus Military Vice President Head of Programmes Light & Medium and Derivatives, Rafael Tentor.

Pesawat yang juga dikenal sebagai C-295 ini akan dioperasikan oleh TNI Angkatan Udara. Pesawat CN-295 akan melakoni berbagai peran baik dalam bentuk layanan militer, logistik, serta misi evakusi kemanusiaan dan medis di seluruh wilayah Indonesia yang mencakup sekitar 17.000 pulau.

Penyerahan pesawat kesembilan dan yang terakhir direncanakan akan dilakukan pada tahun 2014. Menurut Rafael Tentor, pengiriman pesawat C-295 ini merupakan langkah penting bagi kerja sama antara Airbus Military dengan industri penerbangan Indonesia. "Tentunya kami sangat berharap untuk dapat meningkatkan kerja sama ini di tahun yang akan datang," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Jumat (21/09).

Hingga kini, Airbus Military telah menjual 114 buah pesawat C-295. Setelah memasuki masa layanan, terhitung 88 buah pesawat C-295 akan siap beroperasi di 15 negara di dunia. Pesawat C-295 generasi baru adalah pesawat ideal bagi misi pertahanan dan sipil yang menguntungkan bagi kepentingan masyarakat, seperti aksi kemanusiaan, patroli maritime dan misi pengamanan lingkungan. Pesawat ini diklaim memiliki ketahanan, kehandalan, dan sistem yang sederhana, sehingga dikategorikan pesawat yang serba guna dan menyediakan fleksibilitas tinggi.

www.bisnis.com

Jumat, 21 September 2012

Rusia Akan Bentuk Korporasi Pengembang Senjata Hipersonik

3M55 Oniks
3M55 Oniks, rudal jelajah anti kapal ini memiliki beberapa nama lain, yaitu P-800 Yakhont. P-800 Bolid, SSN-X-26. Nama yang paling akrab bagi kalangan militer atau pemerhati militer di Indonesia adalah rudal P-800 Yakhont karena TNI-AL sudah memiliki rudal jenis ini dan pernah diuji coba tembak dari KRI Oswald Siahaan (354). 3M55 Oniks dijadikan desain dasar pengembangan rudal berkecapatan supersonik yang selanjutnya akan menjadi berkecepatan hipersonik. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara | Rusia Akan Bentuk Korporasi Pengembang Senjata Hipersonik.
Wakil Perdana Menteri Rusia Dmitry Rogozin pada Rabu (19/9/2012) lalu mengatakan bahwa Rusia akan membentuk korporasi besar yang beranggotakan NPO Mashinostroyenie dan Tactical Missiles Corporation untuk mengembangkan teknologi sistem senjata hipersonik. Rencana ini sudah dibahas 6 bulan sebelumnya.

Pengembangan senjata hipersonik yang mampu melesat terbang berkali-kali kecepatan suara dan biasanya menggunakan mesin scramjet, telah berulang kali diserukan oleh Rogozin. Pada bulan Mei lalu, saat mengunjungi biro desain rudal taktis perusahaan NPO Raduga, Rogozin kembali menghimbau kepada industri pertahanan Rusia untuk mengembangkan teknologi hipersonik untuk keperluan militer yang dapat diandalkan pada masa depan.

Rogozin mengemukakan beberapa proyek militer AS seperti X-51, Falcon, Program HiFire dan HyFly sebagai gambaran ancaman. "Harus ada upaya yang kita lakukan sebagai dasar pengembangan teknologi senjata berkecepatan hipersonik. Saya fikir kita perlu segera mengembangkan teknologi ini agar kita tidak didahului AS. Kita akan menggunakan teknologi ini untuk mengembangkan pesawat pembom generasi baru," katanya.

Pendapat dari pengamat kedirgantaraan di Rusia mengatakan bahwa teknologi hipersonik mungkin lebih relevan jika diaplikasikan pada objek terbang tak berawak dari pada menggunakannya pada pesawat berawak.

Perusahaan Tactical Missiles Corporation, yang berkedudukan di Korolyov, Moskow, dibentuk sejak tahun 2002. Korporasi besar ini beranggotakan beberapa perusahaan desain dan produk militer. Diantaranya Zvezda-Strela (produsen rudal taktis udara-ke-permukaan), Vympel pro (produsen rudal taktis udara-ke-udara), NPO Raduga (pendesain rudal jelajah), dan Region (produsen peluncur senjata taktis pertahanan udara).

NPO Mashinostroyenie, berkedudukan di Reutov, bagian timur Moskow, adalah perusahaan perancang dan produsen sebagian besar rudal jelajah yang memperkuat sistem persenjataan kapal selam Angkatan Laut Rusia, satelit, dan beberapa produk kedirgantaraan lainnya. Sebelumnya juga telah melakukan penelitian dalam bidang teknologi senjata hipersonik, termasuk membuat prototip peluncur rudal hipersonik yang mereka namakan GELA.

NPO Mashinostroyenie juga menjadi perusahaan Rusia yang mendirikan BrahMos, sebuah perusahaan patungan dengan India. Perusahaan patungan Rusia-India ini mengembangkan rudal supersonik jelajah yang desain dasarnya diambil dari rudal 3M55 Oniks buatan Rusia. Perusahaan BrahMos mengatakan bahwa mereka juga sedang mengembangkan jenis rudal hipersonik yang kelak akan menggantikan generasi rudal supersonik.

en.rian.ru

Pejabat Militer China Tuduh AS Dalang Ketegangan China vs Jepang

Laut China Timur
Laut China Timur, kawasan perairan yang dipersengketakan oleh China dan Jepang. Rencana Jepang untuk membeli pulau-pulau yang disengketakan membuat ketegangan kedua negara makin memanas hingga memicu demonstrasi besar-besaran anti Jepang di China. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara | Pejabat Militer China Tuduh AS Dalang Ketegangan China vs Jepang.
Beberapa pengamat banyak berpendapat tentang kemajuan yang diperoleh China di bidang militer. "Ada banyak kemajuan selama dekade terakhir. Fakta bahwa China telah menghasilkan prototip pesawat tempur siluman yang dibangun oleh dua pabrik yang keduanya saling bersaing satu dengan lainnya merupakan tanda seberapa jauh China telah mendapatkan kemajuan," kata Phillip C. Saunders dari National Defense University, yang baru saja menulis sebuah buku tentang Angkatan Udara China.

Pada bulan Januari 2011, ketika mantan Menteri Pertahanan AS Robert Gates berkunjung ke China, negeri tirai bambu itu mengadakan uji penerbangan pesawat tempur siluman pertamanya, Chendu J-20 Black Eagle. Kala itu Gates sibuk meyakinkan AS untuk mengakhiri produksi jet tempur F-22 Raptor.

"Jelas ada unsur kecakapan memainkan pertunjukan dan membual disini," kata Carlo Kopp dari Air Power Australia. "Ini sengaja dilakukan untuk memperkuat titik strategi politik. Orang bisa beranggapan bahwa pemerintah China bermaksud menunjukkan kepada rakyat bahwa China sangat aktif dalam mengembangkan sistem persenjataan".

Pada hari Rabu (19/9/2012) lalu, beredar foto yang menggambarkan sebuah upacara yang dilakukan di atas dek kapal induk pertama China. Rumor yang beredar mengatakan bahwa kapal induk tersebut sudah bisa dioperasikan. Berbagai pendapat pun bermunculan. Waktu yang tepat, kata seorang diplomat barat. Seorang pakar China di U.S. Naval Academy, Yu Maochun, mengatakan bahwa itu semacam aksi publisitas. "Pengambilan waktu aksi publisitas ini bertepatan dengan peringatan invasi Jepang ke Manchuria pada tahun 1931. Seperti menunjukkan kepada Leon Panneta apa yang sudah dimiliki China. Jadi saya fikir itu sangat simbolis," kata Yu Maochun.

Kunjungan Panneta ke China juga bertepatan dengan aksi demonstrasi besar-besaran anti Jepang di seluruh China. Ketegangan ini dipicu oleh niat Jepang untuk membeli pulau-pulau yang disengketakan di Laut China Timur. Menurut Yu Maochun, beberapa pejabat tinggi militer China percaya bahwa dalang dari ketegangan ini adalah AS.

Kantor berita China Xinhua dan surat kabar People’s Daily memuat pendapat 10 pejabat militer China tentang hal itu. Beberapa dari pejabat itu mengatakan bahwa saat ini bukan waktu yang baik untuk berperang dengan Jepang. Mereka beralasan bahwa ketegangan antara Jepang dan China tersebut merupakan cara AS untuk mengikat China dalam konflik regional sehingga AS bisa mendapatkan keuntungan dari semua masalah yang timbul.

Namun AS berusaha membantah tuduhan itu. Dalam kunjungannya ke China, Panneta menegaskan bahwa rencana pemindahan besar-besaran kekuatan militer AS ke Asia dan Pasifik bukanlah upaya untuk menahan pengaruh China, tetapi upaya untuk melibatkan China.

Panneta telah disambut dengan penuh penghormatan, bahkan bisa bertemu Xi Jinping. Pembicaraan kedua belah pihak juga banyak membahas tentang membangun hubungan dan kerjasama. Tapi penunjukan peralatan militer baru yang dimiliki China seperti mengirimkan pesan yang berbeda.

www.npr.org

Kamis, 20 September 2012

45 Jenis Alutsista Bergerak Diterima TNI Hingga Tahun 2014

F-16 Fighting Falcon
F-16 Fighting Falcon, jenis pesawat jet tempur yang ditawarkan oleh pemerintah AS kepada Indonesia dalam bentuk hibah. Jika pemerintah menerima hibah armada F-16 Fighting Falcon ini, kekuatan tempur TNI-AU akan meningkat secara signifikan. Dan tentu saja dengan konskwensi politis tertentu. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara | 45 Jenis Alutsista Bergerak Diterima TNI Hingga Tahun 2014.
Menhan: Kekuatan TNI-AU Capai 40 Persen

Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro meyakini kekuatan alat utama sistem senjata (Alutsista) TNI Angkatan Udara hingga semester I 2014 mendatang dalam rangka kekuatan pokok minimum (Minimum Esensial Force/MEF) akan mencapai 40 persen. "Hadirnya pesawat tempur F-16 Fighting Falcon, pesawat angkut dan pesawat tempur lainnya akan mempercepat dan menambah prosentasi kekuatan pertahanan kita, khususnya TNI AU," kata Menhan dalam sambutannya di acara Penyerahan Empat Pesawat EMB-314 Super Tucano dari Embraer Brasil kepada Kementerian Pertahanan, di Lanud Abdulrahman Saleh, Malang, Jawa Timur, Senin.

Terlebih, lanjut dia, TNI AU telah menerima empat unit pesawat tempur taktis Super Tucano. Diharapkan pada 2014 nanti 14 jenis alutsista akan menambah kekuatan TNI AU, seperti pesawat tempur, pesawat angkut, helikopter, pesawat latih, pesawat intai dan pesawat tempur lainnya. "Saat ini TNI AU telah menerima empat unit pesawat Super Tucano. Pada Januari 2013 akan dating kembali empat unit. Diharapkan pada akhir 2013 atau awal 2014 akan tiba delapan unit lagi, sehingga tercapai satu skadron atau 16 unit," katanya.

Pesawat tempur itu akan menggantikan pesawat OV-10 Bronco yang tidak digunakan lagi sejak 2007. Pesawat ini akan ditempatkan di Skadron Udara 21 Lanud Abdulrahman Saleh, Malang.

Menurut Menhan, hingga 2014 mendatang pada akhir masa kabinet ini, diperkirakan ada sekitar 45 alutsista bergerak, baik untuk TNI AU, TNI Angkatan Laut maupun TNI Angkatan Darat. "Sebanyak 45 alutsista bergerak ini termasuk pesawat tempur maupun angkut, yang tiba di Indonesia," ujarnya.

Pesawat Super Tucano merupakan pesawat tempur taktis yang berfungsi sebagai pesawat latih berkemampuan "counter insurgency" atau pesawat serang antigerilya, sebagai pesawat control udara dan juga dapat digunakan sebagai pesawat intai. Keunggulan pesawat EMB-314 Super Tucano mampu membawa amunisi minimal 1,5 ton yang memiliki mesin tunggal Turboprop Pratt dan Whitney PT6A-68C berdaya 1600 tenaga kuda dan memiliki berat maksimum 5,4 ton dengan menggunakan bahan bakar avtur.

Sebelumnya, empat unit pesawat Super Tucano EMB-314/A-29 tiba di Bandara Abdulrahman Saleh, Malang, pada Minggu (2/9) lalu. Pesawat-pesawat yang diawaki pilot dan teknisi Embraer itu tiba setelah sebelumnya menempuh perjalanan dua pekan, dengan melintasi wilayah udara, yakni Spanyol, Maroko, Italia, Yunani, Mesir, Qatar, Oman, India, Thailand dan mendarat di Lanud Soewondo, Medan, Sumut, yang kemudian dilanjutkan ke Lanud Halim Perdanakusuma.

www.kemhan.go.id

Rabu, 19 September 2012

Unsur-unsur Operasi Pertahanan Udara Nasional

Jet Tempur Sukhoi TNI-AU
Jet Tempur Sukhoi TNI-AU, terdiri dari varian Su-27 dan Su-30 menjadi salah satu alutsista yang berfungsi sebagai unsur utama dalam pelaksanaan operasi pertahanan udara di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara | Unsur-unsur Operasi Pertahanan Udara Nasional.
Unsur-unsur pelaksanaan operasi pertahanan udara masing-masing dipimpin oleh Komandan Unsur yang bertanggungjawab kepada Pangkosekhanudnas (Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional).

Unsur-unsur tersebut adalah sebagai-berikut :

Unsur Pesawat Tempur Sergap :
Unsur ini melaksanakan indentifikasi visual dan penindakan terhadap sasaran udara dan digelar di pangkalan induk atau pangkalan operasi. Dilaksanakan oleh skadron pesawat tempur sergap berkecepatan tinggi.

Unsur Penyergap Low Speed :
Unsur ini melaksanakan tugas yang mirip dengan unsur pesawat tempur, namun sasarannya merupakan sasaran udara yang low speed juga.

Unsur Radar :
Melaksanakan pengamatan udara untuk mendeteksi sasaran udara. Ada 3 jenis radar yang digelar, yaitu Early Warning (EW) digelar di wilayah terluar dan saling Overlap dengan cakupan radar lain untuk mendeteksi sedini mungkin datangnya ancaman. Sedangkan Ground Control Intercept Radar (GCI) digelar untuk mendeteksi sasaran udara dan mengendalikan pesawat tempur sergap dalam pelaksanaan operasi pertahanan udara (hanud). Airborne Radar, seperti pesawat surveillance B737 yang dimiliki TNI-AU digelar untuk menutupi celah yang tidak terliput oleh radar lain. Radar terbang ini juga dapat berfungsi sebagai EW dan GCI. Dilaksanakan oleh satuan-satuan radar.

Unsur Rudal (jarak sedang) :
Melaksanakan pertahanan udara terminal. Digelar di lokasi tertentu sesuai dengan kemampuan rudal (peluru kendali) untuk menanggulangi sasaran udara, dan sedapat mungkin melindungi dan menangkis serangan udara dari segala arah.

Unsur Artileri Pertahanan Udara :
Terdiri dari rudal taktis dan meriam pertahanan udara. Melaksanakan hanud titik dalam mengamankan objek vital nasional. Pergelaran sedapat mungkin melingkar dan dan dapat saling support untuk menghadapi serangan dari segala arah. Tapi untuk perlindungan objek vital yang ukuran dan bentuknya tidak memungkinkan untuk digunakan digelar melingkar, digunakan gelar tikar. Jika masih tak mampu juga, digunakan gelar tangkis. Unsur ini banyak dilakukan dengan lintas matra, terutama matra darat.

Unsur Kapal Republik Indonesia (KRI) :
Seluruh KRI yang berkemampuan hanud berfungsi sebagai penutup celah radar, melaksanakan pengawasan udara dan hanud titik. KRI ini digelar pada suatu lokasi untuk memperkuat perlindungan suatu objek vital nasional terhadap serangan udara. Dilakukan lintas matra yaitu dengan matra laut yang memiliki kemampuan hanud.

Unsur Military Civil Coordination (MCC) :
Membantu melaksanakan pengamatan udara dan pengaturan lalu-lintas udara dalam rangka mendukung operasi pertahanan udara. MCC digelar di bandara yang memiliki radar penerbangan sipil dan mengkoordinasikan seluruh penerbangan. Dilakukan oleh Dinas Perhubungan (udara) yang memiliki akses radar seperti ATC (Air Traffic Control).

Unsur Hanud Pasif :
Melaksanakan upaya pencegahan dan pengurangan efektifitas serangan udara terhadap objek vital nasional, serta penanggulangan dan pengurangan kerugian akibat serangan tersebut. Dilakukan oleh pihak sipil seperti pemadam kebakaran dan unsur pertahanan sipil.

Unsur Pangkalan Udara :
Melaksanakan dukungan dan penanganan operasi hanud sesuai wewenang dan tanggungjawabnya. Dilakukan oleh pasukan yang bertugas menjaga pangkalan udara.

Reload Magz

Pembelian Pesawat Tempur Super Tucano Dinilai Minim Alih Teknologi

Pesawat Tempur Super Tucano
Pesawat Tempur Super Tucano. Pembelian pesawat tempur buatan Embraer Brazil ini tidak sesuai dengan prinsip impor Alutsista dari negara lain yang mengharuskan adanya alih teknologi secara optimal berkaitan pembuatan produk yang dibeli dari produsen kepada pihak Indonesia. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara | Pembelian Pesawat Tempur Super Tucano Dinilai Minim Alih Teknologi.
Super Tucano Minim Alih Teknologi

Empat dari delapan pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano yang dibeli Indonesia dari Empresa Braziliera de Aeronautica (Embraer) Brasil masih minim alih teknologi. Pesawat kontra penyusup itu belum dilengkapi persenjataan. Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Imam Sufaat mengakui pembelian delapan unit Super Tucano tak mencukupi untuk melakukan alih teknologi secara optimal. Pihak Embraer hanya memberikan alih teknologi berupa perawatan dan informasi mengenai suku cadang. Itu pun diberikan setelah diskusi yang cukup panjang. "Ini dikarenakan kita hanya membeli delapan unit. Untuk alih teknologi secara maksimal, sedikitnya harus membeli 32 unit agar ada beberapa unit pesawat yang dibuat di Indonesia," kata Imam di usai acara serah terima empat pesawat Super Tucano dari Brasil kepada Indonesia di Lanud Abdurahman Saleh, Malang, Jakarta, Senin (17/9).

TNI AU sebenarnya ingin agar Super Tucano bisa juga dibuat di Indonesia. Dengan harapan, ke depan bisa mengembangkan sendiri pesawat tempur tersebut. Untuk persenjataan, lanjut KSAU, Super Tucano bisa mengangkut senjata mencapai 1,2 ton. Namun, dia belum bisa memastikan senjata dalam negeri mana yang cocok dipasang di badan pesawat ini. Karena, menurutnya, untuk bisa dipergunakan di pesawat, senjata tersebut harus melewati dulu masa uji coba.

Duta Besar Brasil untuk Indonesia, Paulo Alberto da Silvera Soares mengatakan pihaknya bangga bisa menjadi bagian dari pembangunan kekuatan pokok TNI. Dia memastikan kerjasama pertahanan antara kedua negara tak hanya untuk jangka pendek dan jangka menengah, melainkan untuk jangka panjang. "Kami juga siap memberikan alih teknologi dan siap memberikan masukan apapun yang dibutuhkan Indonesia," katanya. Paulo mengatakan, Asia khususnya Asean, merupakan pasar bagus untuk menjual pesawat.

Produk Sendiri

Chief Executive Officer (CEO) Embraer Defense and Security Luiz Carlos Aguiar menambahkan, Indonesia bisa melakukan alih teknologi Super Tucano minimal lima hingga tujuh tahun ke depan. Itupun jika Indonesia membeli minimal dua skadron. Anggota Komisi I DPR Tri Tamtomo menyayangkan minimnya alih teknologi tersebut. Menurutnya, untuk pembelian alutsista luar negeri wajib untuk melakukan alih teknologi. "Agar ke depan kita bisa membuat sendiri produk tersebut," ujarnya.

KSAU mengatakan, serah terima Super Tucano dinilai monumental karena disertai kontrak berkelanjutan. Saat ini, TNI AU telah membeli delapan pesawat Super Tucano dengan nilai 141,99 juta Dollar Amerika. Pihak Empresa Braziliera de Aeronautica (Embraer) Brasil selaku produsen baru mengirimkan empat pesawat. Direncanakan empat pesawat lagi akan dikirim akhir 2013 atau paling lambat awal 2014. Total, Kemhan berencana membeli satu skuadron atau 16 unit Super Tucano EMB-314.

www.suarakarya-online.com