Senin, 29 September 2014

TNI AU Tampilkan Sistem Rudal Pertahanan Udara Terbaru Pada HUT TNI

Skyshield Gun Missile 35mm MK-2 adalah sistem rudal pertahanan udara terbaru yang dimiliki kesatuan Korpaskhas TNI AU. Sistem rudal yang mengkombinasikan auto twin canon 35 mm dengan rudal anti seragan udara jarak pendek ini dipesan pemerintah Indonesia dari perusahaan Rheinmetall Air Defence Swiss pada tahun 2019. Menurut rencana, sistem persenjataan anti serangan udara tersebut bakal ditampilkan juga pada HUT ke-69 TNI di Surabaya.

Armada Skyshield Gun Missile 35mm MK-2 TNI AU. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Armada Skyshield Gun Missile 35mm MK-2 TNI AU.
Ini Misil Canggih Terbaru TNI AU.

Puncak peringatan HUT ke-69 TNI di Surabaya, Jatim, akan menjadi ajang memamerkan alutsista terbaru milik TNI. Misal, TNI Angkatan Udara akan memamerkan misil terbaru.

Menurut Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI Hadi Tjahjanto, misil terbaru yang bakal diperlihatkan ke publik di Surabaya adalah senjata pertahanan udara yang dimiliki Korpaskhasau, yakni Skyshield Gun Missile 35mm MK-2. Ini merupakan sistem pertahanan udara titik (Short Range Air Defence/SHORAD) yang dikembangkan oleh perusahaan Swiss Oerlikon Contraves, salah satu perusahaan persenjataan Rheinmetall Jerman.

Sistem senjata Skyshield Gun Misille terdiri dari dua unit meriam revolver kaliber 35mm (1,38 inchi), satu sistem sensor pengendali/radar, dan pos komando secara terpisah. "Juga dilengkapi dengan dua rudal darat ke udara jenis Chiron buatan Korea Selatan yang sudah terintegrasi dengan Skyshield Gun Sistem, sehingga membuat jangkauan radar lebih luas dan efektif, sekaligus mengembangkan pertahanan titik menjadi pertahanan wilayah/area," paparnya, Minggu (28/9/2014).

Skyshield Gun Misille memiliki amunisi AHEAD (Advanced Hit Efficiency and Destruction) kaliber 35 mm yang dapat menyembur menjadi 202 pecahan dan membentuk semacam perisai (Metal Spin-stabilised Projectiles) saat mendekat target. "Sehingga kemungkinan target lolos dari sasaran peluru hanya 10 persen," tandas Hadi.

nasional.sindonews.com

Kapal Perang KRI Usman Harun (359) Dan KRI John Lie (358) Tiba Di Tanah Air

Kapal perang jenis korvet, KRI Usman Harun (359) dan KRI John Lie (358) yang dibeli pemerintah Indonesia dari BAE System Maritime Naval Ship Inggris dilaporkan telah tiba di Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Kamis 25 September 2014 lalu. Kedatangan dua kapal perang yang menurut produsennya dimasukkan dalam jenis Corvette Offshore Patrol (COP) ini menyusul KRI Bung Tomo (357) yang sudah terlebih dulu tiba di tanah air beberapa waktu lalu. Kapal-kapal perang ini akan diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersamaan dengan pelaksanaan perayaan HUT TNI di Dermaga Ujung Surabaya pada 7 Oktober 2014.

KRI Usman Harun (359). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
KRI Usman Harun (359).
KRI Usman Harun (359) dan KRI John Lie (358) Sudah Tiba, Siap Beraksi Pada HUT TNI.

KRI Usman Harun (359) yang sempat ramai dibicarakan ternyata sudah berada di Indonesia. Kapal yang dibuat di Inggris itu tiba pada 25 September 2014, dan akan mulai aksinya saat perayaan HUT TNI ke-69 di Surabaya. Dikutip dari situs TNI AL, Minggu (28/9/2014), KRI Usman Harun (359) datang bersamaan dengan KRI John Lie (358).

Acara penyambutan digelar di Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (25/9/2014) lalu. Para pejabat TNI yang menyambutnya adalah Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Marsetio, Panglima Komando Lintas Laut Militer (Pangkolinlamil) Laksda TNI Arie H. Sembiring, Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Didit Herdiawan, M.P.A., M.B.A. serta pejabat teras Mabesal lainnya.

Kedatangan kedua KRI tersebut, disambut dengan tari Jaipongan dari Jawa Barat dilanjutkan pengalungan bunga oleh Kasal sebagai ucapan selamat datang kepada Komandan KRI John Lie (358) dan KRI Usman Harun (359) yang telah berhasil menyeberangkan kapal perang dari Inggris. Sebelumnya KRI Bung Tomo (357) sudah tiba lebih dulu.

KRI Bung Tomo (357), KRI John Lie (358) dan KRI Usman Harun (359) merupakan Kapal Perang produksi BAE System Maritime Naval Ship Inggris yang dibeli oleh pemerintah Indonesia. KRI Bung Tomo (357), KRI John Lie (358) dan KRI Usman Harun (359) tiba di Indonesia setelah menempuh perjalanan mengarungi samudera sejauh 9740 Nautical Mile dengan masing-masing membawa 87 ABK Perwira, Bintara dan Tamtama serta 5 orang sipil warga negara asing sebagai teknisi kapal.

KRI Bung Tomo (357), KRI John Lie (358) dan KRI Usman Harun (359) mempunyai Spesifikasi berat tonase 1,940 ton dengan panjang keseluruhan 95 meter, lebar 12,8 meter, dengan tenaga penggerak mesin 4 X Man B&W ruston diesel engine yang dapat menyemburkan tenaga hingga berkecepatan mencapai 30 knot dengan daya jelajah 9.000 km

Persenjataan yang dimiliki antara lain: Meriam Oto Melara 76 mm, dua meriam MSI Defence DS 30 B REMSIG 30 mm, Peluncur Triple BAE System kaliber 324 mm untuk perang atas air, enam belas tabung peluncur peluru kendali permukaan ke udara VLS MBDA VLS Mica (BAE System), dua tabung peluru kendali MBDA (Aerospatiale) MM-40 Block II Exoxet. Serta dilengkapi juga dengan Radamec 2500 yang merupakan perangkat sensor elektro optic weapon director, dimana alat ini dapat disetting multi mode auto tracker, yaitu lima sasaran dapat dipantau sekaligus dari jarak 18.000 meter.

Penamaan kapal Usman Harun pernah jadi perhatian pemerintah Singapura. Mereka menyesalkan Indonesia memilih nama tersebut, sebab dua orang itu adalah pelaku pengeboman di gedung MacDonald Singapura. Indonesia tak mengubah keputusan pemberian nama tersebut karena sudah menganggap Usman dan Harun sebagai pahlawan.

Rencananya, kapal itu akan diresmikan oleh Presiden SBY berbarengan dengan perayaan HUT TNI di Dermaga Ujung Surabaya pada 7 Oktober mendatang.

news.detik.com

Minggu, 28 September 2014

Skuadron Helikopter Tempur AH-64 Apache Akan Ditempatkan Di Kepulauan Riau

Skuadron helikopter tempur AH-64 Apache yang dibeli pemerintah Indonesia dari Amerika Serikat direncanakan akan ditempatkan di Kepulauan Riau. Penempatan armada helikopter tempur AH-64 Apache adalah bertujuan untuk menjaga pertahanan dan keamanan di Laut China Selatan.

Helikopter Tempur AH-64 Apache. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Helikopter Tempur AH-64 Apache.
Apache untuk jaga Laut China Selatan.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan skuadron helikopter tempur AH-64 Apache akan ditempatkan di Kepulauan Riau untuk menjaga pertahanan dan keamanan di Laut China Selatan. "Laut China Selatan sangat strategis karena memiliki cadangan minyak dan gas bumi yang besar," kata Purnomo usai menggelar pertemuan tertutup dengan pemerintah Kepulauan Riau di Tanjungpinang, Sabtu (27/9/2014).

Kementerian Pertahanan juga berencana menempatkan skuadron pesawat terbang tanpa awak di perairan Kepri untuk berpatroli.

Selain membahas pengamanan Laut China Selatan, pertemuan Menhan bersama Pemerintah Provinsi Kepri itu juga membahas keamanan Kepri secara global sebagai wilayah terdepan Indonesia yang berbatasan dengan empat negara tetangga. "Bukan hanya masalah pertahanan dan keamanan tapi juga masalah perkembangan ekonomi secara global," kata Purnomo.

Pemerintah mengembangkan Pulau Nipah di wilayah Kota Batam sebagai pusat kegiatan ekonomi pertahanan untuk mendongkrak potensi di Kepri. "Di Singapura saat ini sudah penuh untuk lalu lintas kapal dalam mengisi bahan bakar dan lain sebagainya, makanya dikembangkan Pulau Nipah sebagai kegiatan ekonomi untuk mendukung pertahanan," kata Menhan.

Menurut Menhan, keamanan dan perkembangan ekonomi di Kepri harus seimbang sehingga saling mendukung satu sama lain. "Perkembangan keamanan dan ekonomi itu harus seimbang, jika ekonomi berkembang dan keamanan tidak berkembang atau sebaliknya, tidak akan ada gunanya," kata Menhan

Menhan mengatakan Kepri sebagai wilayah terdepan dari NKRI yang 95 persen wilayahnya berupa lautan membutuhkan pengamanan yang optimal untuk mendukung kemajuan ekonomi, apalagi Kepri merupakan jalur lalu lintas kapal dagang dunia.

Dalam pertemuan itu, Menhan dan Pemprov Kepri juga membahas masalah bagi hasil minyak dan gas serta interkoneksi antarpulau di Kepri untuk mendukung kemajuan ekonomi.

www.antaranews.com

5 Kapal Cepat Rudal Buatan Indonesia Diresmikan Menteri Pertahanan

5 unit kapal perang jenis kapal cepat berpeluru kendali 40 meter (KCR-40) diresmikan oleh Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro. kapal cepat berpeluru kendali 40 meter (KCR-40) itu yang dibangun oleh PT Palindo Marine Shipyard dan PT Citra Shipyard di Batam tersebut adalah KRI Surik (645), KRI Siwar (646), KRI Parang (647), KRI Terapang (648), dan KRI Sidat (851).

KRI Terapang (648). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
KRI Terapang (648).
Lima kapal perang buatan Indonesia diresmikan.

Galangan kapal swasta nasional juga memberi andil dalam penguatan armada kapal perang TNI AL. Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro, Sabtu (27/9/2014), meresmikan empat kapal perang berlabel buatan Indonesia, KRI Sidat (851), KRI Surik (645), KRI Siwar (646), KRI Parang (647) dan KRI Terapang (648) di Dermaga Utara Pelabuhan Batuampar, Batam. "Kapal-kapal itu resmi masuk jajaran armada TNI AL," kata Yusgiantoro dalam upacara peresmian lima kapal perang kelas kapal cepat berpeluru kendali 40 meter (KCR-40) itu. Kapal-kapal perang kelas ini sangat pas untuk operasi patroli laut terbatas dengan peluru kendali sebagai senjata utamanya.

Yusgiantoro tidak sendirian dalam peresmian itu, karena Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, juga menyaksikan, bersama sejumlah lain pimpinan di lingkungan Kementerian Pertahanan, Markas Besar TNI, dan Markas Besar TNI AL.

Pada kesempatan tersebut juga dilaksanakan penandatanganan Protocol of Delivery oleh direktsi PT Palindo Marine dan PT Citra Shipyard Batam kepada TNI AL sebagai satuan pengguna.

Peningkatan jumlah dan kualitas kekuatan militer di laut, baik untuk kapal perang kelas KRI ataupun Kapal TNI AL alias KAL, merupakan jawaban konsekuensi atas kondisi geografis wilayah indonesia yang sebagian besar adalah lautan. "Keberadaan KRI dibangun atas karya anak-anak bangsa Indonesia, yang dijadikan bukti sebagai tanda kebangkitan industri dalam negeri guna kemandirian bangsa," kata Yusgiantoro.

Kelima KRI buatan PT Palindo Marine Shipyard dan PT Citra Shipyard rencananya akan diikutkan dalam pelayaran lintas kehormatan, di Surabaya, pada HUT ke-69 TNI, di Markas Komando Armada Indonesia di Kawasan Timur TNI AL, Ujung, Surabaya. "Ini juga sebagai bukti galangan kapal dalam negeri juga bisa menciptakan kapal berkualitas. Kami berterimakasih pada PT Palindo Marine dan Citra Shipyard yang sudah mewujudkan kapal TNI AL itu," kata Yusgiantoro.

www.antaranews.com

KRI Tarakan (905) Resmi Perkuat Armada Kapal TNI AL

KRI Tarakan (905) yang merupakan kapal logistik perang jenis Bantuan Cair Minyak (BCM) telah diresmikan oleh Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro di Cilincing, Jakarta Utara, pada 26 September 2014. KRI Tarakan (905) diproduksi oleh perusahaan lokal Indonesia, PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) yang berlokasi di Jakarta Utara.

KRI Tarakan (905). Prokimal Online Kotabumi Lampung Utara
KRI Tarakan (905).
TNI AL diperkuat dengan kapal pengangkut logistik.

TNI Angkatan Laut kembali diperkuat dengan kapal perang buatan dalam negeri untuk mengangkut logistik, KRI Tarakan (905) yang merupakan kelas Bantuan Cair Minyak (BCM) produksi PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero), Jakarta Utara. Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro didampingi Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Marsetio meresmikan KRI Tarakan (905), di Cilincing, Jakarta Utara, Jumat (26/9/2014).

Menhan Purnomo Yusgiantoro saat meresmikan kapal tersebut mengatakan bahwa peresmian KRI Tarakan (905) dilakukan dalam rangka pembangunan TNI Angkatan Laut untuk menuju world class navy, Indonesia patut berbangga kapal ini dikerjakan oleh putra putri Indonesia. "Kapal ini berfungsi dalam pembekalan logistik cair di tengah laut dalam rangka mendukung gelar operasi TNI Angkatan Laut. Saya berharap kapal ini dapat dioperasionalkan secara optimal bagi bangsa dan negara," kata Menhan.

KRI Tarakan (905) merupakan kapal jenis Bantu Cair Minyak (BCM) yang memiliki panjang keseluruhan 122,40 m, panjang garis tegak 113,90 m, lebar 16,50 m, tinggi 9,00 m, kecepatan maksimal 18 knots, jarak jelajah 7.680 nm, kapasitas muatan cair 5.500 matrik, tenaga penggerak utama berjumlah dua buah daya 6.114 PS, berat baja 2.400 ton, dengan sistem propulsi twin screw dan fixed pitch propeller.

KRI Tarakan (905) ini mempunyai fungsi sebagai penyalur bahan bakar minyak di tengah laut atau dukungan logistik cair kepada Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) lainnya. Dengan adanya kapal BCM ini menjadikan unsur kapal perang yang sedang melakukan operasi tidak perlu kembali ke pangkalan untuk pemenuhan logistik dan bahan bakar dalam melanjutkan menjaga kedaulatan NKRI dan menegakkan hukum di laut nusantara.

Selain memesan kapal berjenis BCM, TNI Angkatan Laut melalui Kementerian Pertahanan saat ini juga sedang memesan dua unit Kapal Angkut Tank (AT) dari PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero).

Pembuatan kapal ini sebagai tindak lanjut program Kementerian Pertahanan yang telah tertuang dalam Kesepakatan Bersama antara Menteri Pertahanan dengan Panglima TNI, dan Kepala Kepolisian Negara RI tentang Revitalisasi Industri Pertahanan dalam menerapkan Program MEF (Minimum Essential Force). Penggunaan nama Tarakan sendiri diambil dari nama kota di provinsi Kalimantan Utara. Dahulu kala kota ini dikenal sebagai kota penghasil minyak dan telah menyumbangkan kontribusi yang tidak kecil sebagai penghasil minyak bumi berkualitas tinggi bagi Indonesia sejak tahun 1896.

PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari adalah salah satu industri strategis milik pemerintah yang telah mendapat kepercayaan untuk mengerjakan program pemerintah dimaksud, dan juga sebagai upaya dalam memberdayakan industri perkapalan dalam negeri untuk membangun kekuatan alutsista TNI AL.

www.antaranews.com

Jumat, 26 September 2014

India Rencanakan Bangun Kapal Induk Bertenaga Nuklir

INS Vishal adalah kapal induk bertenaga nuklir yang direncanakan pemerintah India akan dibangun di dalam negeri. INS Vishal merupakan kapal induk kedua dalam program pembangunan kapal induk India. Sementara saat ini Angkatan Laut India sudah mengoperasikan 2 unit kapal induk, yaitu INS Vikramaditya dan INS Viraat.

INS Vishal (Gambar reka komputer). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
INS Vishal (Gambar reka komputer).
Pada Selasa 23 September 2014 lalu, berita Press Trust of India melaporkan bahwa India sedang mempertimbangkan akan menggunakan sistem penggerak propulsi bertenaga nuklir untuk kapal induk kedua yang dibangun di dalam negeri tersebut. Desain dari kapal induk ini sedang dikerjakan dan tenaga nuklir masih menjadi pilihan pertama, kata Direktur Jenderal Naval Design Bureau, Laksamana Atul Saxena.

Kapal induk pertama buatan India adalah INS Vikrant dengan bobot 40.000 ton dan saat ini sedang dibangun di galangan kapal Cochin Shipyard di India Selatan. INS Vikrant akan menggunakan tenaga penggerak dari 4 unit turbin gas General Electric LM-2500. Sedangkan kapal induk kedua yang direncanakan dibangun sendiri oleh India adalah INS Vishal punya ukuran yang jauh lebih besar, yaitu 65.000 ton. INS Vishal baru dalam proses konsep desain.

Meskipun menjadi lebih rumit secara teknis dalam desain dan tahap konstruksi, tapi kapal induk bertenaga nuklir memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam operasional. Kapal seperti ini memberikan lebih banyak ruang karena meniadakan ruangan penyimpanan bahan bakar sehingga daya angkutnya menjadi lebih besar.

Beberapa pengamat militer asing meragukan kemampuan India untuk mewujudkan rencana membangun sendiri kapal induk bertenaga nuklir ini. Seperti yang diutarakan oleh Eric Wertheim, penulis Naval Institute’s Combat Fleets of the World, "Saya skeptis seberapa cepat India akan mampu menguasai kemampuan itu."

Pemerintahan baru di India memang punya ambisi besar pada program pembuatan kapal induk di dalam negeri. Pada bulan Juli 2014 lalu, Perdana Menteri baru India Narendra Modi telah menggelontorkan dana sebesar $ 3,18 miliar untuk menyelesaikan pembangunan kapal induk INS Vikrant Kapal induk ini seharusnya sudah selesai dibangun pada tahun 2013. Tapi keterlambatan pada tahap konstruksi mengakibatkan INS Vikrant paling cepat baru bisa dioperasikan pada tahun 2018.

Ambisi India untuk mengoperasikan armada kapal induk adalah reaksi untuk menghadapi ekspansi Cina dan peningkatan pesat kekuatan Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China. Seperti diketahui, China juga memiliki program pembuatan 4 unit kapal induk

Saat ini Angkatan Laut India mengoperasikan 2 unit kapal induk dan keduanya merupakan kapal bekas dari negara lain, INS Vikramaditya yang merupakan eks kapal Admiral Gorshkov dan pernah dioperasikan Uni Soviet, dan INS Viraat, eks kapal induk HMS Hermes dari Inggris.

news.usni.org

Kamis, 25 September 2014

Pesawat A400M Atlas Pertama Pesanan Malaysia Masuki Tahap Akhir Produksi

1 unit pesawat A400M Atlas pertama dari total 4 unit pesawat sejenis yang dipesan Malaysia dari perusahaan Airbus Defence and Space (DS) sudah hampir selesai dirakit. Selanjutnya pesawat tersebut akan menjalani uji manuver di landasan dan uji penerbangan. Keseluruhan pesawat A400M Atlas pesanan Malaysia ini akan selesai diserahkan kepada Angkatan Udara Diraja Malaysia pada tahun 2016.

Pesawat Angkut Militer A400M. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Pesawat Angkut Militer A400M.
Pada tanggal 8 Desember 2005 lalu Malaysia telah memesan 4 unit pesawat angkut militer A400M Atlas dari produsen pertahanan dan pesawat Airbus Defence and Space (DS). Pada 23 September 2014 perusahaan tersebut mengumumkan bahwa pesawat pertama dari pesanan Malaysia ini telah memasuki tahap akhir proses perakitan.

Setelah menjalani uji manuver di landasan dan uji kelaikan udara, pesawat A400M Atlas ini akan diserahkan kepada Royal Malaysia Air Force (RMAF) / Angkatan Udara Diraja Malaysia pada kuartal pertama tahun 2015. Dua unit pesawat tersebut akan dikirimkan pada tahun tersebut dan pesawat terakhir akan diserahkan pada tahun 2016.

Kelompok pertama pilot dari Malaysia sudah menjalani pelatihan di Airbus DS International Training Centre di Seville - Spanyol, dan akan bergabung dengan para teknisi pemeliharaan dalam beberapa minggu mendatang.

Malaysia menjadi negara pertama pembeli pesawat A400M ketika mendaftar untuk program ini pada tahun 2005. 4 unit pesawat angkut militer A400M Atlas yang dibeli negara ini akan memperkuat armada C-130H Hercules yang direncanakan akan menjalani program retrovit.

Kontrak pengadaan 4 unit pesawat A400M Atlas pesanan Malaysia ini dilaporkan menelan biaya MYR 8 miliar atau setara USD 2,5 miliar. Namun demikian Malaysia mendapatkan MYR 907 juta dari kontrak tersebut karena perusahaan Composites Technology Research Malaysia Sdn Bhd (CTRM) juga dilibatkan dalam pembuatan beberapa komponen pesawat ini.

www.janes.com

Pengadaan Radar Intai Maritim Dari China Akan Dibahas Kementerian Pertahanan RI

Radar intai maritim jenis SLR-66 OTH yang pernah ditawarkan pemerintah China kepada Indonesia akan ditinjau lagi oleh Kementerian Pertahanan RI. Indonesia dan China akan membahas mekanisme pengadaan radar intai maritim SLR-66 OTH ini.

Radar. Prokimal Online Kotabumi Lampung Utara
Radar.
Indonesia lihat lagi tawaran radar intai dari China.

Indonesia akan melihat lagi tawaran radar intai SLR-66 OTH dari China untuk mendukung pengamanan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI). "Indonesia akan melihat kembali spesifikasi teknis yang dibutuhkan, dalam pengamanan di ALKI, lalu interoperability radar yang ditawarkan itu, dengan sistem patroli maritim yang telah dijalankan Indonesia," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di sela kunjungan ke China, 21-23 September 2014.

Indonesia dan China, menurut dia, juga akan melihat kembali mekanisme pembiayaan untuk pengadaan radar itu. "Jadi, masing-masing pihak akan melihat lebih dalam semua hal, yang terkait dengan penawaran radar pengintai tersebut," ujarnya.

Ia mengatakan Indonesia membutuhkan radar intai untuk mengamankan wilayah laut. Selama ini pengamanan laut dilakukan dengan patroli maritim melalui udara dan menggunakan kapal-kapal patroli TNI Angkatan Laut.

Menteri Pertahanan Purnomo sebelumnya melakukan kunjungan ke CEIEC, perusahaan pertahanan berteknologi tinggi China yang menawarkan radar intai. Presiden CEIEC Qu Huimin mengatakan radar SLR-66 OTH memiliki kemampuan operasi mode aktif dengan daya pantau 280 kilometer dan mode pasif dengan kemampuan pantau 500 kilometer.

www.antaranews.com

Rabu, 24 September 2014

Radar Militer TNI AU Akan Dioperasikan Di Nunukan, Kalimantan Utara

TNI AU akan segera mengoperasikan radar militer yang difungsikan untuk mengawasi ruang udara di kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan. Instalasi radar ini di tempatkan di Pulau Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara, dan segera dioperasikan pada bulan November 2014.

Radar TNI AU. Prokimal Online Kotabumi Lampung Utara
Radar TNI AU.
TNI AU bangun radar pemantau perbatasan di Nunukan.

Sebentar lagi "mata dan telinga" militer Indonesia akan bertambah tajam sejalan pembangunan instalasi radar bergerak di Pulau Nunukan, Kalimantan Utara. Arah hadap instalasi radar itu sengaja ditujukan ke perbatasan Indonesia dengan negara bagian Sabah, Malaysia Timur itu, untuk mencegah pelanggaran kedaulatan ruang udara nasional.

Asisten Operasi Kepala Staf TNI AU, Marsekal Madya TNI Sudipo Handoyo, kepada wartawan, setiba di Bandara Nunukan, Senin (15/9/2014), menyatakan, "Radar itu diupayakan beroperasi pada November 2014."

Untuk menempatkan instalasi strategis itu, diperlukan lahan 10 Hektare walau radarnya adalah radar bergerak (mobile radar), yang juga berarti dia bisa bersifat mobil yang dapat dipasang dimana saja.

Selain instalasi radar --umumnya setingkat detasemen (Satuan Radar TNI AU) yang dipimpin seorang mayor senior atau letnan kolonel-- instalasi itu juga dilengkapi dua satuan setingkat kompi Korps Pasukan Khas TNI AU dan Artileri Pertahanan Udara.

Selama ini TNI memiliki Komando Pertahanan Udara Nasional yang dipimpin seorang marsekal muda TNI dan penggunanya adalah presiden Indonesia melalui panglima TNI. Dalam organisasinya, komando yang berkewajiban dan berkewenangan mengintersepsi dan memaksa plus melumpuhkan pelanggar kedaulatan wilayah udara nasional itu dibagi ke dalam empat Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional yang dipimpin seorang marsekal pertama TNI.

www.antaranews.com

Pesawat CN-235 Versi Militer Buatan PTDI Dibeli Thailand

1 unit pesawat CN-235 220M yang diproduksi PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dibeli oleh Thai Aviation Industries Co. Ltd (TAI). Pesawat CN-235 220M yang merupakan versi militer ini akan digunakan oleh kesatuan Royal Thai Police di Kerajaan Thailand. Sebelumnya Thailand sudah pernah membeli 2 unit pesawat CN-235 buatan PTDI dan dioperasikan oleh Kementerian Pertanian Thailand.

Pesawat CN-235 NG, PT Dirgantara Indonesia. Prokimal Online Kotabumi Lampung Utara
Pesawat CN-235 NG, PT Dirgantara Indonesia.
Pesawat CN-235 Buatan Bandung Dibeli Thailand Rp 343 Miliar.

BUMN produsen pesawat, PT Dirgantara Indonesia (PTDI) berhasil menjual 1 unit pesawat tipe CN-235 220M kepada Thailand, melalui Thai Aviation Industries Co. Ltd (TAI). Pesawat ini akan diserahkan kepada Royal Thai Police. Penandatanganan jual-beli pesawat ini dilakukan oleh Direktur Utama PTDI, Budi Santoso, dan Air Chief Marshal Weeranan Hansavata, Managing Director of TAI disaksikan oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Thailand, Lutfi Rauf. Acara dilakukan di Bangkok, Jumat (19/9/2014). "Pembelian CN-235-220M ini menambah jumlah pesawat tersebut yang terbang di udara Thailand karena sebelumnya 2 (dua) unit CN-235 telah digunakan oleh Kementerian Pertanian Thailand," kata Budi Santoso dalam keterangannya, Senin (22/9/2014).

Kontrak pengadaan 1 unit CN 235-220M Multi Purpose tersebut merupakan implementasi dari Industrial Collaboration Agreement antara PTDI dan TAI yang telah ditandatangani pada 4 November 2013 di Bandung. Pesawat CN-235-220M ini dapat digunakan sebagai troop transport, VIP, medevac, pax, dan cargo yang kemudian akan dilaksanakan oleh pihak TAI di fasilitas TAI dengan supervisi PTDI sesuai dengan kebutuhan Royal Thai Police.

TAI adalah mitra kerja PTDI untuk menguasai pasar pesawat kecil dan medium di Thailand. TAI juga adalah industri pesawat terbang yang dapat memodifikasi, mengkostumisasi berbagai pesawat termasuk CN-235 dan NC212. Nilai kontrak untuk 1 unit pesawat CN-235-220M ini sebesar US$ 31,2 juta atau Rp 343 miliar, dengan nomor kontrak 0006/PTD/UT0000/09/2014 tanggal 19 September 2014. "Penandatanganan kontrak pengadaan dengan TAI ini diharapkan akan menjadi pendorong untuk terjadinya kontrak-kontrak berikutnya dan kami merasa bangga dapat memberikan dukungan terhadap kebutuhan Pemerintah Thailand dan sudah menjadi komitmen kami untuk berupaya keras menyelesaikan pesanan tepat waktu," kata Budi.

Kontrak pembelian oleh Thai Aviation Industries untuk Royal Thai Police akan menambah daftar panjang pengoperasian pesawat CN-235 di mancanegara. PTDI sebelumnya telah menyerahkan 1 unit CN-235 ini untuk Kerajaan Brunei Darussalam, 8 unit untuk Tentera Udara Diraja Malaysia, 8 unit untuk Angkatan Udara Korea Selatan, 4 unit untuk Polisi Korea Selatan, 4 unit untuk Pakistan, 7 unit untuk Uni Emirat Arab, 1 unit untuk Burkina Faso, dan 2 unit untuk Senegal.

finance.detik.com

Selasa, 23 September 2014

Nasr (Haft-9), Sistem Rudal Balistik Berhulu Ledak Nuklir Buatan Pakistan

Nasr (Kemenangan) atau Haft-9 (Pembalasan) adalah sistem rudal balistik jarak pendek dengan bahan bakar padat yang dikembangkan oleh Pakistan. Sistem rudal balistik ini terkadang disebut juga dengan nama Nasr-9. Nasr (Haft-9) bisa juga dimasukkan sebagai varian terbaru dari seri rudal Haft yang diproduksi secara lokal di Pakistan. Kemungkinan besar rudal ini dikembangkan dengan bantuan China. Keberadaan rudal ini terungkap saat uji coba penembakan pada tahun 2011. Kabarnya rudal ini resmi digunakan angkatan bersenjata Pakistan pada tahun 2013 dan dioperasikan oleh Komando Strategis Angkatan Darat.

Rudal Nasr atau Haft-9 (Gambar 1). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Rudal Nasr atau Haft-9 (Gambar 1).
Beberapa pengamat militer asing meyakini bahwa sistem rudal Nasr menggunakan desain dasar pada sistem peluncur roket WS-2 buatan China. Pihak pengembangnya, Pakistan's National Development Complex (NDC), menyebut sistem rudal ini sebagai "Sistem Rudal Balistik Multi-Tabung". Desain ini dapat dianggap sebagai adaptasi dari sistem artileri roket buatan China untuk menembakkan rudal dengan hulu ledak nuklir. Desain kendaraan peluncurnya menggunakan model kendaraan berat roda 8x8 buatan China yang memberikan kemampuan mobilitas tinggi.

Prototipe sistem rudal Nasr hanya dilengkapi dengan 2 unit rudal. Namun pada versi produksi, sistem ini membawa 4 unit rudal.

Sistem rudal balistik taktis Nasr dirancang untuk menghadapi serangan pasukan musuh. Rudal ini memiliki jangkauan tembak hingga 60 km dan bisa dilengkapi dengan hulu ledak nuklir 0,5 hingga 5 kT. Hulu ledak nuklir ini cukup kecil untuk dimuat di dalam rudal yang memiliki diameter tipis, yaitu sekitar 300 mm. Sangat mungkin bahwa hulu ledak yang sangat merusak lainnya juga tersedia. Nasr memiliki kemampuan manuver tinggi setelah ditembakkan. Rudal ini diklaim dirancang untuk mengatasi sistem pertahanan rudal pihak lawan. Produsennya menyatakan bahwa rudal ini memiliki tingkat akurasi tembak yang tinggi. Namun angka CEP (tingkat penyimpangan dari titik target tembak) yang sebenarnya belum diungkapkan. Kecepatannya saat meluncur di udara juga belum diketahui.

Rudal Nasr atau Haft-9 (Gambar 2). Prokimal Online Kotabumi Lampung Utara
Rudal Nasr atau Haft-9 (Gambar 2).
Pada sistem Nasr, rudal disimpan dan dibawa dalam wadah pabrik yang disegel. Dengan cara ini rudal akan selalu siap untuk ditembakkan sewaktu-waktu dibutuhkan.

Setelah satu atau beberapa rudal diluncurkan, kendaraan peluncur dapat segera berpindah tempat. Kecepatan waktu manuver pemindahan kendaraan peluncur memungkinkan untuk menghindari serangan pihak lawan terhadap baterai sistem rudal ini. Fitur mobilitas tinggi ini menambah keunggulan sistem rudal Nasr.

Kendaraan peluncur sistem rudal Nasr didasarkan pada kendaraan berat bermobilitas tinggi Wanshan 8x8 buatan China. Kendaraan peluncur ini juga mirip dengan yang digunakan pada sistem roket artileri AR-1A 300-mm yang juga buatan China yang saat ini digunakan oleh angkatan bersenjata Pakistan. Kendaraan ini memiliki mobilitas yang baik mobilitas untuk pengangkutan jarak jauh. Seperti halnya dengan platform bergerak untuk peluncur rudal atau roket artileri lainnya, kendaraan peluncur yang digunakan sistem rudal Nasr juga harus memiliki kendaraan pendukung lainnya, berupa truk pengangkut proyektil dan kendaraan crane untuk melakukan isi ulang proyektil pada tabung peluncur.

military-today.com

Senin, 22 September 2014

Soryu-Class, Kapal Selam Militer Buatan Jepang

Kapal selam Soryu-Class atau Kelas Soryu adalah kapal selam diesel-listrik yang dirancang dan dibangun oleh Industries and Kawasaki Shipbuilding Corporation untuk Angkatan Laut Pasukan Bela Diri Jepang (JMSDF: Japan Maritime Self-Defense Force). Soryu-Class adalah versi perbaikan dari kapal selam Oyashio Class.

Kapal Selam Soryu (SS-501). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Kapal Selam Soryu (SS-501).
Jepang adalah salah satu dari sedikit negara yang sangat menguasai teknologi pembuatan kapal selam. Pada dekade awal abad 20, Jepang sudah mampu membangun kapal selamnya sendiri. Bahkan pada Perang Dunia II, negeri matahari terbit ini telah membuat rajanya kapal selam alias kapal selam terbesar pada masa itu, yaitu kapal selam Sen Toku-Class yang memiliki panjang 122 meter dan lebar 12 meter.

Kapal selam militer terbaru yang sudah dikembangkan dan dibangun oleh Jepang saat ini adalah kapal selam dari Kelas Soryu atau Soryu-Class. Kapal selam ini memiliki fitur yang cukup maju, bahkan beberapa literatur militer memasukkan Soryu-Class dalam top 10 kapal selam militer terbaik dunia. Beberapa waktu lalu, Australia yang memiliki Angkatan Laut yang cukup maju pun tertarik untuk memborong 10 unit kapal selam Soryu-Class. Apa saja kehebatan yang dimiliki oleh Soryu-Class ini?

Kapal selam Kelas Soryu adalah kapal selam diesel-listrik yang dirancang dan dibangun oleh Industries and Kawasaki Shipbuilding Corporation untuk Angkatan Laut Pasukan Bela Diri Jepang (JMSDF: Japan Maritime Self-Defense Force). Soryu-Class adalah versi peningkatan dari kapal selam generasi sebelumnya, Oyashio Class. Kapal selam pertama dari kelas Soryu (SS-501) mulai dibangun pada bulan Maret 2005 dan diluncurkan pada bulan Desember 2007, kemudian secara resmi dioperasikan pada Maret 2009.

Kapal Selam Unryu (SS-502). Prokimal Online Kotabumi Lampung Utara
Kapal Selam Unryu (SS-502).
Jepang merencanakan mengoperasikan 10 unit kapal selam jenis ini. Saat ini baru 5 unit kapal selam Soryu-Class yang sudah diproduksi dan dioperasikan, yaitu Soryu (SS-501), Unryu (SS-502), Hakuryu (SS-503), Kenryu (SS-504), dan Zuiryu (SS-505). 1 unit kapal selam Soryu-Class, yaitu Kokuryu (SS-506), masih dalam proses produksi dan direncanakan akan diluncurkan pada tahun 2015.

Desain dan Fitur Kapal Selam Soryu-Class

Soryu-Class mengusung desain hidrodinamik berdasarkan kelas kapal selam Oyashio Class. Memiliki perpindahan yang lebih besar daripada kapal selam kelas lainnya yang dioperasikan oleh JMSDF. Lambungnya terbuat dari baja bertekanan tinggi dan ditutupi dengan lapisan anechoic untuk mengurangi pantulan gelombang akustik. Interior kapal selam mengandalkan komponen keras isolasi akustik.

Kapal selam ini dilengkapi dengan mesin Stirling untuk meningkatkan kinerja dan daya tahan propulsi bawah air. Mesin ini mendukung keunggulan operasional bawah air. Sistem sonar dengan kinerja tinggi pada kapal ini makin meningkatkan kemampuan pengawasan. Soryu-Class juga dilengkapi fitur stealth (siluman).

Kapal selam ini memiliki panjang keseluruhan 84 meter, lebar 9,1 meter, dan draft normal 8,4 meter. Memiliki bobot perpindahan ketika berada dipermukaan 2.900 ton dan bobot perpindahan ketika menyelam sebesar 4.200 ton. Soryu-Class mampu mengangkut 65 awak kapal. Saat berlayar di permukaan, kapal selam ini memiliki kelajuan 13 knot (24 km/jam) dan kelajuan saat menyelam adalah 20 knot (37 km/jam). Untuk jangkauan pelayaran, Soryu-Class mampu menempuh hingga 6.100 nautikal mil (11.297 km). Kapal selam ini mampu menyelam hingga kedalaman 500 meter.

Kapal Selam Hakuryu (SS-503). Prokimal Online Kotabumi Lampung Utara
Kapal Selam Hakuryu (SS-503).
Persenjataan Kapal Selam Soryu-Class

Kapal selam ini dilengkapi dengan enam tabung torpedo HU-606 kaliber 533 mm untuk torpedo Type 89 dan rudal anti-kapal UGM-84 Harpoon. Type 89 adalah torpedo yang dipandu homing aktif dan pasif. Torpedo ini memiliki kecepatan maksimum 130 km/jam dan dapat diluncurkan mengincar target hingga jarak 50 km. Type 89 memiliki hulu ledak seberat 267 kg. Sedangkan rudal anti-kapal UGM-84 Harpoon memiliki jangkauan lebih dari 124 km dan kecepatan 864 km/jam.

Sensor dan Radar Kapal Selam Soryu-Class

Kapal selam ini dilengkapi dengan sistem navigasi ZPS-6F atau radar permukaan pencarian, sistem sonar yang mengintegrasikan empat array frekuensi rendah, busur-array dan array sonar ditarik.

Sistem Perlindungan Kapal Selam Soryu-Class

Kapal selam ini didukung sistem EMS (electronic support measures) ZLR-3-6. Ada dua tabung yang terpasang untuk melindungi Soryu-Class dari pancaran pencari sumber akustik (ADC).

Propulsi Kapal Selam Soryu-Class

Kapal selam ini didukung oleh sistem propulsi diesel-listrik yang terdiri dari dua unit mesin diesel Kawasaki 12V 25/25 SB dan empat unit mesin Stirling Kawasaki Kockums V4-275R yang memberikan daya dorong sebesar 2.900 kW untuk berlayar di permukaan dan 6.000 kW ketika melaju saat menyelam.

Soryu-Class adalah kapal selam pertama dari JMSDF yang sudah dilengkapi dengan mesin Stirling yang diproduksi oleh perusahaan Kockums asal Swedia. Stirling adalah mesin pembakaran eksternal dengan tingkat suara mesin yang sangat rendah. Sistem propulsi Kockums Stirling pada kapal selam ini mengurangi kebutuhan untuk pengisian baterai yang membuat kapal harus sering muncul di permukaan sehingga dengan demikian meningkatkan daya tahan menyelam kapal ini.

Motor listrik penggerak baling-baling melalui poros tunggal. Kapal selam ini juga dilengkapi dengan kemudi X untuk memberikan kemampuan manuver yang tinggi saat kapal selam berada pada kedalaman yang sangat dekat dengan dasar laut. Konfigurasi kemudi X ini awalnya dikembangkan oleh Kockums untuk kapal selam Gotland Class . Sistem propulsi ini menyediakan kecepatan maksimum 20 knot (37 km/jam).

naval-technology.com, wikipedia.org

Jumat, 19 September 2014

Pemerintah Tetapkan 1.033 Wilayah Pertahanan Negara

Pemerintah Republik Indonesia telah menetapkan 1.033 lokasi sebagai wilayah pertahanan negara. Penetapan 1.033 wilayah pertahanan tersebut dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 68/2014 tentang Penataan Wilayah Pertahanan Negara. PP ini mulai diberlakukan sejak tanggal ditetapkan, yaitu 19 Agustus 2014.

F-16 Fighting Falcon TNI-AU. Prokimal Online Kotabumi Lampung Utara
F-16 Fighting Falcon TNI-AU.
1.033 Lokasi Ditetapkan Sebagai Wilayah Pertahanan Negara.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menandatangani Peraturan Pemerintah Nomor 68/2014 tentang Penataan Wilayah Pertahanan Negara pada 19 Agustus 2014 lalu. Dalam peraturan itu berisi 1.033 lokasi yang ditetapkan sebagai wilayah pertahanan negara. Seperti yang dikutip dari situs Sekretariat Kabinet, Selasa (16/9/2014), peraturan tersebut dibuat untuk melaksanakan ketentuan Pasal 22 ayat (2) Undang-Undang Nomor 3/2002 tentang Pertahanan dan Pasal 17 ayat (7) Undang-Undang Nomor 26/2007 tentang Penataan Ruang.

Penataan wilayah pertahanan negara yang dimaksud dalam PP ini meliputi perencanaan wilayah pertahanan, pemanfaatan wilayah pertahanan, dan pengendalian pemanfaatan wilayah pertahanan. "Sebagian atau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan pertahanan negara, baik pada masa damai maupun dalam keadaan perang," bunyi Pasal 3 ayat (1) PP ini.

PP ini menyebutkan, pada masa damai wilayah dimaksud digunakan untuk kepentingan pembangunan dan pembinaan kemampuan pertahanan sebagai perwujudan daya tangkal bangsa. Sementara dalam keadaan perang wilayah dimaksud digunakan sebagai wilayah pertahanan untuk kepentingan perang.

Wilayah pertahanan sebagaimana dimaksud, terdiri atas: a. pangkalan militer atau kesatrian; b. daerah latihan militer; c. instalasi militer; d. daerah uji coba peralatan dan persenjataan militer; e. daerah penyimpanan barang eksplosif dan berbahaya lainnya; f. daerah disposal amunisi dan peralatan pertahanan berbahaya lainnya; g. obyek vital nasional yang bersifat strategis; dan/atau h. kepentingan pertahanan udara.

Dalam lampiran II PP ini disebutkan rincian 1.033 lokasi di seluruh daerah di Tanah Air yang dinyatakan sebagai wilayah pertahanan negara, diantaranya Rahlat Lantamal III, Cilandak, Jakarta Selatan; Rahlat Lantamal III, Bukit Inkai, Jakarta Selatan; Rahlat Kodam I Bukit Barisan, Medan; Lanud Timika, Kabupaten Mimika; Lanud Sam Ratulangi, Kota Manado; Lanud Atang Senjaya, Bogor, dan masih banyak lagi. "Wilayah pertahanan sebagaimana dimaksud dapat ditetapkan sebagai kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan," bunyi pasal 8 Peraturan Pemerintah ini.

Dimanfaatkan oleh TNI

Menurut PP ini, wilayah pertahanan dimanfaatkan oleh TNI dalam rangka memperkuat kemampuan pertahanan dan menjaga kedaulatan negara. Dalam pemanfataan ini, TNI dapat melibatkan peran serta masyarakat dalam kegiatan untuk menjaga kepentingan pertahanan. Selain itu, pemanfaatan wilayah pertahanan dilakukan dengan tidak mengganggu fungsi lingkungan hidup dan ekosistem alami, serta memperhatikan peningkatan nilai tambah bagi wilayah pertahanan yang bersangkutan. Sementara pemanfaatan di luar fungsi pertahanan harus mendapat izin Menteri Pertahanan.

PP ini juga menegaskan, pemerintah dan/atau pemerintah daerah wajib menyediakan lahan untuk pembangunan dan pengembangan wilayah pertahanan. Dalam hal lahan diperlukan untuk daerah latihan militer, pemerintah dan/atau pemerintah daerah wajib menyediakan lahan bagi satuan TNI dari tingkat perorangan sampai dengan tingkat latihan gabungan TNI. "Daerah latihan militer disediakan untuk satuan TNI pada skala nasional, skala provinsi, dan skala kabupaten," bunyi pasal 28 ayat (1) PP itu.

Sementara di ayat berikutnya disebutkan, pada skala nasional, daerah latihan militer paling sedikit terdiri atas 3 (tiga) daerah latihan gabungan TNI; pada skala provinsi paling sedikit terdiri atas 1 (satu) daerah latihan gabungan TNI setingkat batalyon; dan pada skala kabupaten paling sedikit 1 (satu) daerah latihan TNI setingkat kompi. "Pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyiapkan wilayahnya untuk digunakan sebagai daerah latihan militer yang bersifat sementara atau tidak tetap," bunyi pasal 29 PP ini.

PP ini juga menegaskan, pemanfaatan wilayah di sekitar pangkalan militer atau latihan harus atau obyek vital nasional mendukung dan menjaga fungsi pangkalan militer/latihan militer/obyek vital nasional. Dalam hal pemanfaatan dimaksud berpotensi tidak mendukung dan tidak menjaga fungsi pangkalan militer atau latihan militer atau obyek vital, maka pemanfaatannya harus memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Disebutkan dalam PP ini, pengendalian pemanfaatan wilayah pertahanan dilakukan melalui pemantauan, pengawasan, dan penertiban, yang dilaksanakan oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya.

Menurut PP ini, wilayah pertahanan hanya dapat dialihfungsikan dengan ketentuan: a. berdasarkan penilaian tidak efektif dan tidak efisien untuk kepentingan pertahanan; dan/atau b. terdapat kepentingan pembangunan nasional yang lebih besar.

Penilaian tidak efektif dan tidak efisien wilayah pertahanan ditetapkan oleh Menteri Pertahanan setelah berkoordinasi dengan Panglima TNI dan Kepala Staf Angkatan. Sementara penentuan kepentingan nasional yang lebih besar ditetapkan oleh Presiden. "Alih fungsi wilayah pertahanan sebagaimana dimaksud dilakukan dengan syarat telah disiapkan wilayah pengganti yang memenuhi kriteria sebagai wilayah pertahanan," bunyi pasal 44 ayat (4) PP ini.

Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan, yaitu 19 Agustus 2014 oleh Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin.

news.detik.com

Kamis, 18 September 2014

TNI AL Terima Pesawat CN 235 220 NG MPA Dari PTDI

1 unit pesawat CN 235 220 NG MPA secara resmi telah diserahkan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) kepada Pusat Penerbangan TNI AL melalui Kementerian Pertahanan Republik Indonesia pada Rabu 17 September 2014. CN 235 220 NG MPA adalah jenis pesawat patroli maritim yang diproduksi oleh PTDI. 2 unit pesawat dengan jenis sama telah diterima TNI AL dari PTDI pada tahun lalu.

Pesawat CN 235 220 NG MPA TNI AL. Prokimal Online Kotabumi Lampung Utara
Pesawat CN 235 220 NG MPA TNI AL.
PT DI Serahkan CN 235 ke Puspenerbal.

PT Dirgantara Indonesia secara resmi menyerahkan Pesawat Udara CN 235 220 NG MPA (Patroli Maritim) kepada Kementerian Pertahanan yang langsung diserahkan ke Pusat Penerbangan TNI AL, Rabu (17/9/2014). Serah terima yang dilaksanakan di Apron Base Opps Lanudal Juanda itu dihadiri langsung oleh Menteri Pertahanan RI, Prof Purnomo Yusgiantoro.

Pesawat CN 235 220 NG MPA bernomor P-862 adalah pesawat udara jenis patroli maritim ke tiga yang diserahkan PTDI. Sebelumnya dua pesawat serupa yang diberi nomor P-860 dan P-861 telah diserahkan di tahun 2013. "Ini merupakan langkah baik bagi industri pertahanan dalam negeri. Ini juga bukti industri pertahanan dalam negeri sudah bersaing," kata Yusgiantoro.

Pesawat udara ini akan mendukung kebutuhan penerbagan TNI AL sebagai patroli udara dan maritim dengan kemampuan pengintaian dan pengawasan. Pesawat ini akan jadi kepanjangan tangan, mata dan telinga bagi kapal perang yang melaksanakan operasi tempur maupun operasi keamannan laut.

Pesawat buatan dalam negeri ini memiliki karakteristik umum panjang 21,40 meter, bentang sayap 25,81 meter, tinggi 8,18 meter, dan memiliki tenaga penggerak dua mesin General Electric CT79 C Turboprop 1395KW (1850bhp). Kecepataan maksimum yang dimiliki 509 km per jam dan jarak jangkau 796 km (496 mil).

Pengadaan pesawat terbang ini adalah bagian dari rencana pemenuhan kebutuhan minimal Assensial Force Alut Sista TNI AL hingga 2024. Rencananya Pusat Penerbangan TNI AL akan menerima pesawat sejenis hingga 12 buah. Penambahan alutsista di antaranya untuk pesawat latih, helikopter AKS, helikopter AKPA. Total diperkirakan akan ada penambahan mencapai 50 pesawat udara dan helikopter.

www.tribunnews.com

TNI AL Terima Kapal Perang KRI Halasan (630) Buatan PT PAL

Kapal Perang KRI Halasan (630) buatan PT PAL telah diserahkan kepada TNI AL pada Rabu 17 September 2014. KRI Halasan (630) adalah kapal perang jenis kapal cepat rudal dengan panjang 60 meter (KCR 60). Kementerian Pertahanan Republik Indonesia telah memesan 3 unit KCR 60 untuk batch pertama dari rencana strategi (renstra) pertahanan 2010 - 2014.

KRI Halasan (630). Prokimal Online Kotabumi Lampung Utara
KRI Halasan (630).
PT PAL serahkan kapal W000275 ke TNI AL.

Produsen kapal nasional, PT PAL Indonesia, menyerahkan kapal cepat rudal 60 meter (KCR 60) W000275 kepada TNI AL guna mendukung kecukupan arsenal militer pada masa mendatang. Kapal perang yang akan dibaptis dengan nama KRI Halasan (630) ini adalah kapal ketiga batch pertama di kelas kapal cepat berpeluru kendali 60 meter.

Penyerahan kapal perang buatan Indonesia di Surabaya, Rabu (17/9/2014), itu dihadiri Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, Menteri Negara BUMN, Dahlan Iskan, dan Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio. "Upaya itu menyusul predikat kami sebagai lead integrator. Sesuai amanah UU 16/2012 yang menugaskan kami sebagai BUMN yang mampu memproduksi keperluan sistem kesenjataan TNI," kata Direktur Utama PT PAL Indonesia, M Firmansyah Arifin, di Surabaya, Rabu (17/9/2014).

"KCR 60 meter ini pengembangan dari kapal patroli cepat (FPB-57) yang telah kami bangun sebelumnya," ujarnya.

Sebelumnya, jelas dia, pihaknya telah menyerahkan KCR-60 meter pertama, yang dibaptis dengan nama KRI Sampari (628) pada 28 Mei lalu, diikuti KRI Tombak (629) pada 27 Agustus 2014. Selanjutnya KCR 60/KRI Halasan (630) itu dibaptis dan diresmikan Menteri Pertahanan Indonesia, Purnomo Yusgiantoro. "Penyelesaian proyek KCR 60 bacth pertama sekaligus bersamaan pemotongan pertama pelat baja Proyek Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR 10514) Kedua," katanya.

Ia menyebutkan, proyek kerja sama dengan galangan kapal Damen Schelde Naval Shipbuilding, Belanda, ini juga untuk memenuhi keperluan TNI AL sebagai pengguna. "Apalagi, kini perkembangan keperluan kapal dan teknologinya selalu meningkat setiap tahun," katanya.

Seusai penyerahan KRI Halasan (630) itu, Yusgiantoro juga memberikan arahan terhadap 250 insan PT PAL INDONESIA dalam transfer teknologi Proyek Kapal Selam.

www.antaranews.com

Rabu, 17 September 2014

Bangun Kapal Selam, PT PAL Dapat PMN Sebesar Rp 1,5 Triliun

Rencana PT PAL untuk membangun kapal selam mendapat dukungan finansial berupa penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 1,5 triliun. Dana ini disetujui oleh Komisi VI DPR setelah mengadakan rapat kerja dengan Menteri BUMN Dahlan Iskan.

Kapal Selam KRI Nanggala (402). Prokimal Online Kotabumi Lampung Utara
Kapal Selam KRI Nanggala (402).
Dahlan-DPR Rapat 20 Menit, BUMN Ini Dapat Rp 1,5 T Untuk Bikin Kapal Selam.

Rapat kerja Menteri BUMN Dahlan Iskan dengan Komisi VI DPR hari ini menyetujui pemberian dana segar, berupa penyertaan modal negara (PMN) Rp 1,5 triliun kepada PT PAL Indonesia (Persero).

Berlangsung singkat 20 menit, rapat dimulai pukul 20.00 WIB. Dana Rp 1,5 triliun ini diberikan dalam bentuk tunai, untuk proyek pembuatan kapal selam pertama.

Adapun suntikan modal untuk PAL, akan masuk dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2015. Kapal selam akan dibuat PAL di fasilitas miliknya yang berlokasi di Surabaya. "Komisi VI dapat menyetujui usulan PMN dalam RAPBN 2015 sesuai surat Menteri BUMN kepada PAL senilai Rp 1,5 triliun dalam bentuk tunai, untuk pembangunan fasilitas kapal selam, dan penyediaan sumber daya manusia untuk bangun kapal selam," kata Ketua Komisi VI DPR, Airlangga Hertarto dalam rapat di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (16/9/2014).

PAL membutuhkan total dana Rp 2,5 triliun untuk pengembangan kapal selam ini. Namun untuk tahun depan, dana yang disetujui baru mencapai Rp 1,5 triliun.

Uang ini, rencananya digunakan untuk membangun fasilitas pengambungan kapal selam, pembelian peralatan produksi, dan lain-lain yang menunjang pembangunan kapal selam tersebut.

finance.detik.com

Selasa, 16 September 2014

Kembangkan Sistem Senjata Kendaraan Tempur, PT Pindad Gandeng Perusahaan Asal Belgia

PT Pindad dan Cockerill Maintenance & Ingenierie SA Defence (CMII), perusahaan pertahanan asal Belgia, telah menandatangani kerjasama pengembangan sistem persenjataan kaliber 25 mm hingga 105 mm untuk kendaraan tempur. Sebagai awal dari kerjasama jangka panjang ini, PT Pindad dan CMII akan memproduksi turet untuk meriam berkaliber 90 mm dan 105 mm.

PT Pindad. Prokimal Online Kotabumi Lampung Utara
PT Pindad.
Pindad Gandeng Belgia Kembangkan Sistem Senjata.

Produsen senjata PT Pindad (Persero) mengembangkan sistem persenjataan untuk kendaraan tempur atau tank dengan menggandeng perusahaan asal Belgia, Cockerill Maintenance dan Ingenierie SA Defence (CMII). Kedua perusahaan itu mengikatkan diri dalam perjanjian kerja sama jangka panjang untuk mengembangkan sistem senjata atau turret dari kaliber 25 mm hingga kaliber 105 mm. "Untuk tahap awal kami akan produksi turret untuk kaliber 90 mm dan 105 mm," ujar Direktur Utama PT Pindad Sudirman Said seusai menandatangani nota kesepahaman di kantor PT Pindad, Jalan Gatot Subroto No 517, Bandung, Senin, 15 September 2014.

Menurut Sudirman, kesepakatan tersebut akan membawa dampak positif bagi perkembangan PT Pindad untuk masuk ke dalam pasar turret global bersama CMI. "Kita masuk ke step selanjutnya dengan memproduksi turret. Dengan begitu Pindad tidak hanya sebagai perakit sistem persenjataan, tapi sekaligus meningkatkan kemampuan teknologi," katanya.

Dia mengatakan cikal bakal kerja sama itu telah dirintis sejak sepuluh tahun terakhir. Baik Pindad maupun CMI telah melakukan serangkain proses pertukaran data, assessment, dan penjajakan teknologi dan potensi pasar. "Kami yakin kerja sama dengan Pindad akan membuat produk CMI yang telah dikenal luas di kalangan militer bisa lebih kompetitif," ujar dia.

Sudirman menjelaskan langkah Pindad menggandeng CMI merupakan ikhtiar manajemen dalam membangun kapasitas perusahaan milik negara agar optimal dalam menjalankan amanah Undang-Undang No 16/2012 tentang Industri Pertahanan. Skema kerja sama itu, kata Sudirman, untuk membangun kapasitas sumber daya manusia dan penguasaan teknologi bagi Pindad untuk menyiapkan diri masuk dalam supply chain industri pertahanan dunia.

Ke depannya, Pindad akan membentuk komite untuk menyusun proses transfer teknologi dan pelatihan secara teknis dari pihak CMI untuk mendukung kerja sama. PT Pindad juga memperoleh kesempatan mengirimkan putra-putri terbaik negeri untuk belajar sistem persenjataan di CMI, Belgia.

Adapun Executive Vice President CMI James Caudle mengatakan perusahaannya sudah lama hadir di lingkup alat utama sistem persenjataan TNI. CMI percaya bahwa kerja sama tersebut akan meningkatkan potensi Indonesia dalam sistem persenjataan dan mendukung terbentuknya ketahanan nasional yang tangguh. "Pindad adalah perusahaan industri yang kuat, untuk itu kami tertarik bergabung dengan Pindad. Namun, masih banyak yang perlu dilatih salah satunya transfer teknologi," kata James.

www.tempo.co