Rabu, 20 November 2013

Fotros, Pesawat Drone Terbaru Buatan Iran

Berita Hankam: Fotros, Pesawat Drone Terbaru Buatan Iran. Fotros merupakan pesawat tanpa awak (drone) terbesar yang pernah dibuat Iran. Pesawar UAV ini memiliki jangkauan terbang hingga 2.000 kilometer dengan ketinggian hingga 25.000 kaki. Selain berfungsi sebagai pesawat pengamat dan pengintai, Fotros juga bisa melaksanakan misi serangan udara untuk menembakkan rudal Udara-ke-Permukaan.
Fotros Drone Iran. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Iran Perkenalkan Drone Baru Berdaya Jelajah 2.000 Km

Iran meluncurkan pesawat tanpa awak versi militer terbaru buatannya yang diberi nama Fotros, pesawat tak berawak terbesar mereka sampai saat ini. Menurut pemerintah Iran yang berafiliasi kantor berita Fars, pesawat drone Fotros bisa terbang hingga 1.250 mil atau 2.000 kilometer dengan waktu terbang antara 16 dan 30 jam pada ketinggian 25.000 kaki. Sementara baru bagi Iran, statistik ini menempatkan dengung tepat antara Predator Angkatan Udara AS (yang bisa terbang hanya setinggi untuk sama panjang, tapi kurang jangkauan) dan Reaper (yang dapat terbang lebih tinggi, di hampir kisaran yang sama, hanya selama). Ini adalah alat tambahan bagi Iran, tapi ini hampir tidak perlombaan senjata proporsi apokaliptik. Hal aneh tentang " drone perlombaan senjata, " jika memang ada satu, adalah bahwa drone ini tidak akan pernah melawan drone lainnya. Lengan Sebelumnya ras, seperti abad ke-20 awal selama satu kapal perang atau persaingan Perang Dingin lebih terus meningkatkan jet tempur high-end, sekitar kendaraan yang dirancang outfight satu sama lain. Bahkan perdebatan utama di kalangan angkatan laut sekarang, tentang cara terbaik untuk mengatasi senjata anti - kapal baru, melibatkan teknologi yang dirancang untuk melawan satu sama lain. Drone seperti Fotros, atau rekan American Reaper, tidak benar-benar seperti itu - setidaknya belum. Ini adalah pesawat lambat, dirancang terutama untuk pengintaian dan pengawasan, mereka berfungsi sebagai kamera terbang yang kadang menjatuhkan bom. Yang membuat mereka buruk di pertempuran udara - ke-udara, di mana mereka harus bergantung pada pesawat lain dan senjata anti-udara untuk mendukung mereka. Untuk Amerika Serikat, yang terampil menembak jatuh pesawat lawan, ini berarti itu tidak terlalu sulit untuk membersihkan langit sehingga Reapers dapat terbang penuh kisaran 1.150 mil dengan impunitas relatif. Fotros Iran, meskipun jangkauan mengklaim sekitar 1.250 mil, tidak hanya dibatasi oleh pesawat tak berawak itu sendiri, tetapi juga oleh ketersediaan perlindungan oleh Angkatan Udara Iran. Ada kemungkinan bahwa Fotros paling mampu, drone terpanjang -range Iran. Tapi jangan berharap Iran untuk memulai pertempuran menggunakan drone seperti Amerika Serikat tidak tanpa peningkatan yang cukup di seluruh Angkatan Udara Iran pertama.
Pemerintah Iran, Senin (18/11/2013), memamerkan pesawat tanpa awak (drone) terbarunya, seperti dikabarkan kantor berita IRNA. Pesawat tanpa awak yang dinamai Fotros ini dipersenjatai peluru kendali dan diklaim bisa terbang sejauh 2.000 kilometer. "Drone Fotros memiliki daya jelajah operasional hingga 2.000 kilometer dan bisa terbang di ketinggian 25.000 kaki (7.620 meter), selama 16-30 jam," kata Menteri Pertahanan Iran Mohammad Dehgan.

Dehgan menambahkan, drone ini bisa menjalankan misi pengintaian atau melakukan serangan dengan menembakkan peluru kendali udara ke darat. "Pesawat ini sukses menjalankan uji coba sekaligus menunjukkan bahwa sanksi internasional bukan halangan untuk kemajuan industri pertahanan Iran," ujar Dehgan dalam upacara peresmian drone Fotros.

Dalam beberapa tahun terakhir ini, Iran mengembangkan proyek drone yang ambisius dan mengakibatkan kekhawatiran bagi AS dan negara-negara Barat. Pada akhir September lalu, pasukan elite Garda Revolusi mengumumkan produksi massal drone "Shahed 129", yang diklaim mampu terbang sejauh 1.700 kilometer, mampu membawa delapan peluru kendali, dan terbang selama 24 jam.

Dalam bulan yang sama, Iran memamerkan drone yang dinamai "Yasser". Drone ini memiliki kemampuan misi pengintaian, mampu terbang selama delapan jam dengan jangkauan 200 kilometer di ketinggian 4.500 meter. Yasser diproduksi berdasarkan drone AS, ScanEagle, yang diklaim Teheran berhasil ditangkap pada Desember 2012. Angkatan Darat Iran juga mengumumkan tengah mengembangkan drone bernama Rad-85.

internasional.kompas.com

Senin, 18 November 2013

Korea Selatan, Thailand, Brunei, Dan Australia Siap Kembangkan Kerjasama Industri Militer Dengan Indonesia

Berita Hankam: Korea Selatan, Thailand, Brunei, Dan Australia Siap Kembangkan Kerjasama Industri Militer Dengan Indonesia. Kesiapan untuk mengembangkan kerjasama industri pertahanan (militer) disampaikan secara terpisah oleh masing-masing perwakilan dari 4 negara tersebut. Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Sjafrie Sjamsoeddin.
PT Pindad. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Empat Negara Siap Kerjasama Industri Pertahanan dengan Indonesia

Hubungan kerjasama Indonesia dan Korea Selatan khususnya kerjasama di bidang pertahanan terus meningkat. Korsel melihat bahwa Indonesia tepat sebagai mitra sejajar kerjasama untuk masa kini dan masa mendatang. Untuk itu, Korsel menyatakan komitmennya dalam kerjasama dengan Indonesia khususnya di bidang industri pertahanan. Pernyataan tersebut disampaikan Wakil Menteri Pertahanan Korea Selatan Baek Seung-joo saat pertemuan bilateral dengan Wamenhan RI Sjafrie Sjamsoeddin di sela-sela Forum Seoul Defence Dialogue (SDD) 2013, Senin (11/11/2013) di The Westin Chosun, Seoul, Korea Selatan.

Usai pertemuan tersebut, Wamenhan RI menjelaskan bahwa kedua negara sepakat untuk mengimplementasikan MoU kerjasama pertahanan yang telah ditandatangani kedua negara pada tanggal 12 Oktober 2013. "Korsel mempelajari 40 tahun hubungan dengan Indonesia, mereka melihat bahwa Indonesia tepat sebagai mitra sejajar kerjasama untuk masa kini dan masa depan, sebaliknya Indonesia menempatkan kerjasama dengan Korea Selatan menjadi comprehensive strategic partnership," jelas Wamenhan RI.

Lebih lanjut Wamenhan RI mengungkapkan, di bidang industri pertahanan, kedua negara berharap kerjasama strategis khususnya pembangunan kapal selam dan pesawat tempur dapat dilaksanakan dalam kurun waktu 10 sampai 15 tahun kedepan. Selain itu, Korsel juga menaruh perhatian terhadap peningkatan kerjasama di bidang capacity building, sebagai contoh Korsel telah mengirimkan instruktur bahasa-nya di Pusat Bahasa Badiklat Kemhan.

Korsel berkeinginan untuk terus memelihara hubungan personal baik militer maupun pejabat pertahanan agar antara tataran kebijakan dan implementasi memiliki presepsi yang sama, dan yang utama untuk mempersiapkan hubungan kerjasama dalam jangka panjang ke depan. Wamenhan RI menambahkan, Indonesia dan Korsel juga sepakat untuk memperluas dan meningkatkan kerjasama pertahanan kedua negara diantaranya kerjasama di bidang cyber defence. Kesepakatan tersebut akan ditindaklanjuti dalam langkah nyata dan menekankan pentingnya hubungan kerjasama dalam jangka panjang.

Selain pertemuan bilateral dengan Wamenhan Korsel, pada SDD 2013 tersebut Wamenhan RI juga melakukan pertemuan bilateral dengan beberapa pejabat senior pertahanan dari negara sahabat antara lain Secretary Policy Department of Defence Australia Michael Shoebridge, Deputy Permanent Secretary for Defence Thailand Admral Polawat Sirodom, dan Deputi Menhan Brunei Darussalam Dato Paduka Haji Pustappa bin Haji Sirait.

Wamenhan RI mengungkapkan, secara terpisah pejabat senior dari tiga negara yaitu Thailand, Brunei Darussalam, dan Australia menyatakan kesiapan negaranya untuk bekerja sama mengembangkan industri pertahanan dengan Indonesia. Mereka menilai Indonesia mempunyai potensi memproduksi Alutsista. Industri pertahanan Indonesia dinilai sudah menunjukkan hasil nyata baik untuk Alutsista darat, laut, maupun udara.

dmc.kemhan.go.id

Pesawat C-130 Hercules TNI-AU Diterbangkan Ke Filipina Untuk Bantu Korban Topan Haiyan

Berita Hankam: Pesawat C-130 Hercules TNI-AU Diterbangkan Ke Filipina Untuk Bantu Korban Topan Haiyan. Pesawat militer C-130 Hercules TNI-AU terbang mengangkut sejumlah 11,8 ton barang bantuan, antara lain selimut, tenda, obat-obatan, makanan ringan, dan karpet. Untuk selanjutnya pesawat Hercules yang dioperasikan oleh crew dari TNI-AU ini di-stand-by-kan di Filipinan sejak tanggal 16 November 2013 hingga 24 November 2013 sebagai sarana transportasi udara guna membantu para korban topan Haiyan di kawasan negara tetangga Indonesia tersebut.
C-130 Hercules TNI-AU, A-1323. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Komandan Militer Filipina Sambut Pesawat Bantuan Indonesia

Komandan militer daerah Filipina Letjen Roy Deveraturda bersama Duta Besar Indonesia untuk Filipina, Yohanes Kristiarto S menyambut kedatangan rombongan pesawat Hercules C-130 di Cebu, Filipina, yang membawa bantuan dari Halim Perdanakusuma, Jakarta. Sambutan hangat dijumpai rombongan tersebut dari Komandan Militer Filipina tersebut. Roy menyalami dan mengucapkan terima kasih kepada 16 crew TNI AU Pesawat Hercules C-130 dan 3 anggota staff Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Menurut Dubes Indonesia untuk Filipina, Yohanes, pesawat Hercules Nomor A-1323 ini akan disiagakan mulai 16 - 24 November 2013 untuk membantu pemerintah Filipina mendistribusikan bantuan. Direncanakan, pada Minggu 17 November 2013 besok bantuan akan dikirimkan kepada korban di daerah bencana. "Pesawat yang datang hari ini, rencananya tidak dibongkar karena direncanakan akan dialokasikan kepada masyarakat yang terkena dampak di Kota Rohas. Rencananya jika tidak berubah, besok pagi akan diberangkatkan ke Kota Rohas," kata Yohanes di Bandara Militer Cebu,Filipina, Sabtu (16/11/2013).

TNI sebelumnya telah mengirim 3 pesawat Hercules untuk membawa bantuan berupa makanan siap saji, obat-obatan, pakaian, genset, dan selimut untuk korban bencana Topan Haiyan Filipina. 1 Pesawat Hercules saat ini tengah dalam perjalanan dari Balikpapan menuju Kota Cebu, Filipina. Kemudian pindah ke Tacloban City, sebagai kota yang paling parah dilanda kerusakan akibat topan Haiyan.

Bantu Korban Topan, Hercules TNI AU Stand By 1 Pekan di Filipina

Bantuan kemanusiaan Pemerintah RI untuk korban topan Haiyan di Filipina terus mengalir. Selain mengirimkan bantuan sebanyak 11,8 ton barang, TNI Angkatan Udara menyiapkan 1 pesawat Hercules tipe C-130 A-1323 untuk diperbantukan dalam mendistribusi bantuan dan mengevakuasi korban bersama pemerintah Filipina. Keberadaan pesawat ini direncanakan akan standby berada di Filipina selama 1 pekan mulai tanggal 15-21 November 2013. Untuk jadwal penerbangan pesawat, TNI AU akan menyesuaikannya dengan pemerintah Filipina. "Masalah schedule dan logistiknya nanti akan ter-cover dari sana," kata Komandan Mayor Pnb Puguh Yulianto dari Skadron 31 Lanud Halim di Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (16/11/2013).

Puguh mengatakan dalam sehari pesawat yang diawakinya menyiapkan 4 penerbangan. Untuk sementara, penerbangan ini ditujukan membantu mendistribusikan bantuan dari Bandara Cebu ke Tacloban. "Di sana untuk mendisbrusikan logistik agak kurang, sehingga pemerintah Filipina meminta kita. Paginya antar-logistik biasanya pulang diminta membawa pengungsi yang memerlukan perawatan," jelas Puguh.

Hercules Indonesia Angkut 11,8 Ton Bantuan ke Filipina

TNI AU RI terbang menuju Filipina untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada korban topan Haiyan. Sebanyak 11,8 ton barang diangkut pesawat Hercules C-130 nomor A-1323. Cargo 11,8 ton barang tersebut di antaranya selimut, tenda, obat-obatan, makanan ringan, dan karpet. Rombongan terdiri dari 16 kru pesawat atau personel TNI AU, 3 staf Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan 8 jurnalis. Hercules saat ini tengah dalam perjalanan dari Balikpapan menuju Kota Cebu, Filipina. Kemudian pindah ke Tacloban City, sebagai kota paling dengan kerusakan terparah yang dilanda topan Haiyan.

Soal korban tewas topan Haiyan masih simpang siur. Badan PBB Urusan Kemanusiaan (UNOCHA) menyatakan, jumlah korban jiwa hingga saat ini mencapai 4.460. Namun hal itu dibantah langsung oleh Badan Penanggulangan Bencana Filipina (NDRRMC). Berdasarkan data yang dihimpun NDRRMC, jumlan korban jiwa sekitar 3.621 dari sebelumnya berjumlah 2.360. "Data UNOCHA tak valid," tegas juru bicara NDRRMC, Rey Balido kepada Inquirer.net.

Sementara data yang dilansir dari Pemerintah Kota Tacloban, jumlah korban tewas telah mencapai 4.000 jiwa. Dalam laporan NDRRMC, disebutkan sekitar 11,8 juta telah diungsikan sejumlah wilayah, yakni Visayas Timur, Visayas Barat, Visayas Pusat, Mimaropa, Calabarzon, Bicol, Northern Mindanao, Davao and Caraga. Bantuan untuk para pengungsi saat ini mulai berjalan setelah sebelumnya sempat terhambat karena akses yang sulit dijangkau. Presiden Filipina Benigno Aquino III meminta jajaran bawahannya untuk lebih cepat mendistribusikan bantuan.

news.liputan6.com

Selasa, 12 November 2013

Pengukuhan Kapal Perang KRI Banda Aceh (593) Di Dermaga Malahayati, Banda Aceh

Berita Hankam: Pengukuhan Kapal Perang KRI Banda Aceh (593) Di Dermaga Malahayati, Banda Aceh. KRI Banda Aceh (593) yang resmi memperkuat TNI-AL sejak tanggal 21 Maret 2011 tersebut dikukuhkan dalam sebuah upacara yang dilaksanakan pada hari Senin, 11 Nopember 2013, bertempat di dermaga Malahayati, Krueng Raya, Aceh Besar, Banda Aceh. Upacara tersebut dipimpin oleh Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Purnomo Yusgiantoro, dan dihadiri oleh sejumlah petinggi TNI, pejabat Pemda Aceh, dan beberapa tokoh adat dari masyarakat Aceh.
KRI Banda Aceh (593). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
KRI Banda Aceh (593) Dikukuhkan Di Banda Aceh

Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro selaku Inspektur upacara (Irup) didampingi Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Marsetio, dan Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam Dr. Zaini Abdullah mengukuhkan Kapal Republik Indonesia (KRI) Banda Aceh-593 dalam upacara pengukuhan yang dilaksanakan di dermaga Malahayati, Krueng Raya, Aceh Besar, Banda Aceh, Senin (11/11/2013).

Prosesi pengukuhan diawali upacara militer yang diikuti pasukan satuan setingkat kompi (SSK) gabungan prajurit TNI AD, TNI AL, TNI AU, dan Polri, dilanjutkan dengan upacara adat Aceh berupa tradisi memakan nasi/lempar beras (Pasaju/Sekapur sirih) yang disediakan oleh ketua adat oleh Komandan KRI Banda Aceh Letkol Laut (P) Yana Hardiyana, penyerahan baju adat dari ketua adat kepada Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam untuk selanjutnya dikenakan kepada Komandan KRI Banda Aceh-593. Kemudian Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam menyerahkan foto kota Banda Aceh kepada Kasal, dan selanjutnya foto tersebut diserahkan kepada Komandan KRI Banda Aceh-593. Selain itu Kasal juga menyerahkan lonceng kapal kepada komandan kapal.

Pada kesempatan tersebut, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyampaikan bahwa KRI Banda Aceh-593 selalu siap untuk digunakan dalam segala operasi khususnya operasi militer selain perang. "KRI ini selalu siap dalam mendukung segala operasi khususnya operasi militer selain perang, seperti bakti sosial, angkut pasukan/personel, dan sangat efektif sekali untuk operasi-operasi kegiatan bencana alam. Kita memiliki empat kapal yang sama seperti ini, dan KRI ini berada di bawah jajaran Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) yang mampu bergerak mobile di seluruh wilayah Republik Indonesia. Kapan pun NKRI membutuhkan, KRI ini akan selalu siap bergerak diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia," tegasnya.

Sebagai acara puncak pengukuhan, ditandai dengan tradisi pemecahan kendi pada lambung kiri KRI Banda Aceh-593 yang merupakan acara tradisi TNI Angkatan Laut oleh Menhan RI didampingi Panglima TNI, Kasal, Komandan KRI Banda Aceh, dan Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam. Bahkan untuk memeriahkan acara, tampak beberapa KRI dengan nama pahlawan nasional dan pulau di Provinsi Aceh yang sandar bersama KRI Banda Aceh-593 diantaranya KRI Teuku Umar-385, KRI Cut Nyak Dien-375, dan KRI Teluk Sabang-544.

KRI Banda Aceh-593 merupakan kapal jenis Landing Platform Dock (LPD) atau kapal Bantu Angkut Personel (BAP) produksi PT PAL yang memperkuat armada TNI Angkatan Laut. Kapal yang saat ini berada di jajaran Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) ini resmi masuk jajaran TNI Angkatan Laut pada 21 Maret 2011, yang penyerahannya juga dilaksanakan oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro kepada TNI Angkatan Laut di dermaga Semenanjung Barat PT PAL, Surabaya.

KRI Banda Aceh-593 merupakan salah satu dari empat kapal LPD yang dipesan TNI Angkatan Laut. Dua unit kapal dikerjakan di Korea Selatan yaitu KRI Makasar-590 dan KRI Surabaya-591, sedangkan dua unit lainnya yaitu KRI Banjarmasin-592 dan KRI Banda Aceh-593 dikerjakan di galangan kapal PT PAL Surabaya dengan menerapkan prinsip transfer of technology (TOT) serta pengawasan tenaga ahli dari galangan Dae Sun Shipbuilding, Korea Selatan.

Serupa dengan kapal jenis LPD lainnya, KRI Banda Aceh-593 mampu menampung lima helikopter, tiga helikopter di dek, dan dua helikopter di dalam hanggar. Kapal ini juga dirancang mampu mengangkut 22 tank, juga dapat mengangkut kombinasi 20 truk dan 13 tank, 560 pasukan, dan 126 awak. Selain berfungsi untuk memobilisasi pasukan, kapal sepanjang 125 meter x 22 meter ini juga dapat digunakan untuk fungsi Operasi Militer Selain Perang (OMSP), seperti membawa logistik ke daerah bencana alam, guna mendukung angkutan mudik lebaran, dan lainnya. KRI Banda Aceh-593 yang saat ini dikomandani Letkol Laut (P) Yana Hardiyana, memiliki berat 7.300 ton, dapat melaju maksimal hingga kecepatan 15,4 knot, dan diperlengkapi dua unit Landing Craft Vehicles. Sebagai kapal perang TNI Angkatan Laut, KRI Banda Aceh-593 dipersenjatai dengan satu unit meriam kaliber 57 mm, dan dua unit meriam kaliber 40 mm.

Hingga saat ini KRI Banda Aceh-593 telah mengemban berbagai tugas baik operasi maupun latihan, mulai dari Latihan Gabungan TNI Tahun 2013, kegiatan bakti sosial, dan pelayaran lainnya yang merupakan bagian dari Operasi Militer Selain Perang (OMSP), diantaranya adalah mendukung kegiatan operasi pengamanan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Pacific Economy Cooperation (APEC) 2013 di Bali bulan Oktober 2013, mendukung kegiatan Sail Komodo 2013 dengan melaksanakan Ekspedisi Bhakti Kesra Nusantara (Bhakesra), dan mendukung program mudik lebaran gratis yang merupakan kerja sama Kementerian Perhubungan dengan TNI Angkatan Laut.

Pengukuhan KRI Banda Aceh-593 juga dihadiri oleh pejabat di lingkungan Kementerian Pertahanan, TNI Angkatan Laut, serta para pejabat dari Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) Aceh.

www.tnial.mil.id

Komite Kebijakan Industri Pertahanan Bahas Kesiapan Produksi Alutsista Matra Laut

Berita Hankam: Komite Kebijakan Industri Pertahanan Bahas Kesiapan Produksi Alutsista Matra Laut. Dalam sidang ke-10, secara khusus Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) membahas agenda kesiapan industri pertahanan dalam negeri untuk memproduksi peralatan sistem persenjataan utama (alutsista) untuk operasional pertahanan matra laut. Dalam kesempatan tersebut, PT PAL mendapat perhatian khusus mengenai kesiapannya untuk memproduksi kapal perang untuk kebutuhan pertahanan Indonesia.
KRI Banjarmasin (592). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
KKIP Gelar Sidang Ke-10 Bahas Kesiapan PT PAL Dalam Memproduksi Alutsista Matra Laut

Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) menggelar Sidang ke-10 dengan agenda pembahasan kesiapan industri dalam negeri khususnya PT.PAL dalam memproduksi Alutsista matra laut. Selain itu, sidang juga membahas program-program yang telah dan akan dilaksanakan KKIP. Sidang dipimpin oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro selaku Ketua Harian KKIP merangkap Anggota didampingi Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin selaku Sekretaris merangkap Anggota KKIP, Rabu (6/11/2013) di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta.

Hadir pada sidang tersebut Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan selaku Wakil Ketua Harian KKIP dan Menteri Ristet selau Wakil Ketua Harian KKIP dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta selaku Anggota KKIP. Sidang juga dihadiri Tim Kelompok Kerja (Pokja) KKIP, Tim Asistensi KKIP, Sekretaris Pokja KKIP dan beberapa pejabat perwakilan dari sejumlah instansi terkait lainnya serta pimpinan BUMNIP/BUMS.

Dalam kesempatan tersebut, Menhan selaku Ketua Harian KKIP memaparkan sejumlah program KKIP yang telah dilaksanakan meliputi bidang regulasi dan produk. Bidang regulasi meliputi Perpres No. 42 Tahun 2010 tentang organisasi, tata kerja dan Sekretariat KKIP, Buku cetak biru riset dan pengembangan produk Alpalhankam serta beberapa Keputusan KKIP. Sedangkan program–program bidang produk yang dilaksanakan KKIP meliputi industri kapal selam dan PKR, industri rudal C-705, turpedo, roket dan bom-100l, industri medium tank, industri panser amphibi, industri CMS/IWS, industri pesawat angkut, industri Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA/UAV), industri radar GCI, industri Alkom dan MKB.

Menhan juga menjelaskan tentang Perpres Nomor 59 Tahun 2013 tentang organisasi, tata kerja dan sekretariat KKIP yang telah ditandatangani Presiden RI pada tanggal 30 Juli 2013. Berdasarkan Perpres Nomor 59 Tahun 2013 tersebut, KKIP yang berfungsi merumuskan dan mengevaluasi kebijakan mengenai pengembangan dan pemanfaatan industri pertahanan diketuai oleh Presiden RI. Dengan adanya Perpres Nomor 59 Tahun 2013, maka Perpres Nomor 42 Tahun 2010 dinyatakan tidak berlaku lagi.

Sementara itu, mengenai kesiapan PT.PAL dalam produk Alutsista matra laut, hal tersebut dipaparkan oleh Wamenhan selaku Sekretaris KKIP yang beberapa waktu lalu telah melakukan peninjauan secara langsung ke PT. PAL di Surabaya. Paparan diantara-nya meliputi kesiapan PT. PAL dalam melaksanakan sejumlah program antara lain over haul KRI Cakra-401, pembangunan kapal SSV dan kerjasama pembangunan PKR.

dmc.kemhan.go.id

Sabtu, 09 November 2013

Unjuk Keampuhan Jurus Bela Diri Militer Pada Sharp Knife 2013

Berita Hankam: Unjuk Keampuhan Jurus Bela Diri Militer Pada Sharp Knife 2013. Penguasaan bela diri militer adalah keterampilan wajib bagi setiap personil pasukan elite. Kemampuan ini diperagakan pada pelaksanaan latihan bersama Sharp Knife 2013 yang melibatkan Korps Pasukan Khas TNI AU dan Pasukan Khusus Angkatan Udara China. Paskhas TNI-AU menampilkan seni bela diri Bravo Martial Art yang merupakan ciptaan dari Korps Pasukan Khas TNI AU. Sedangkan dari Pasukan Khusus Angkatan Udara China menampilkan seni bela diri militer yang didominasi gerakan bela diri Kung-Fu.
Bela Diri Militer. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Ketika tentara Indonesia-China unjuk bela diri militer

Lapangan dekat rumah latihan di bekas Markas Komando Detasemen B-90 Bravo Korps Pasukan Khas TNI AU, Margahayu, Jawa Barat, Rabu siang. Puluhan personel korps baret jingga TNI AU berbaris rapi dalam pakaian olahraga lapangan loreng, barisan sama juga ada oleh Pasukan Khusus Angkatan Udara China. Di depan mereka, berdiri Sersan Dua Yudi Pramono, juga dengan seragam sama. Di sampingnya ada dua personel korps baret jingga itu pada jarak cukup jauh, didampingi dua koleganya dari China dengan disaksikan belasan personel militer TNI AU dan Angkatan Udara China itu. "Perhatikan gerakan ini, kuda-kuda disiapkan… Tangan kiri mengepal dan siku kanan dibebaskan… Kaki kanan diayun sedikit ke depan, agak jinjit sambil mengayun ke atas siku kanan…," aba-aba diutarakan Pramono. Instruksinya itu diulang dalam bahasa Mandarin.

Satu persatu langkah dan gerakan bela diri militer dibagikan kepada personel Angkatan Udara China yang datang ke Markas Komando Korps Pasukan Khas TNI AU, Pangkalan Udara TNI AU Sulaeman, Jawa Barat, itu. Mereka menjadi bagian dari latihan bersama korps baret jingga itu dengan Pasukan Khusus China, dalam latiihan bersandi Sharp Knife 2013.

Ini pertama kalinya kedua pasukan di angkatan udara masing-masing bertemu untuk berlatih bersama. Korps Pasukan Khas TNI AU pernah membeli peluru kendali panggul anti serangan udara QW-1 buatan China dan tidak lagi memperbarui kontrak pembelian. "Pihak China yang melayangkan surat untuk berlatih bersama ini," kata Komandan Satuan B-90 Bravo, Kolonel Pasukan Novlan Mirzah. Satuan khusus anti teror Korps Pasukan Khas TNI AU yang dia pimpin ini "kebagian" jatah cukup banyak kegiatan dalam Sharp Knife 2013 pada 6-13 November ini.

China tidak memiliki komando utama yang sama dengan Korps Pasukan Khas TNI AU yang dahulu bernama Pasukan Gerak Tjepat AURI itu. Korps ini memang sesuai namanya, yaitu memiliki kekhasan pada medan tugas dan fungsi asasinya sebagai unsur pendarat dan penguasaan di lapangan di dalam organisasi TNI AU. Bahkan di dunia, cuma sedikit negara yang memiliki pasukan seperti mereka; dengan fungsi dan tugas utama pada pertahanan pangkalan udara, pengendalian tempur udara, dan SAR tempur. "Salah satu prinsipnya, semua pesawat udara militer memerlukan pangkalan udara sebagai basis operasi dan itu menjadi tanggung jawab kami," kata Komandan Pusat Pendidikan Korps Pasukan Khas TNI AU, Kolonel Pasukan Rolland DG Waha.

Kemampuan dasar pasukan komando, mutlak harus mereka kuasai yang sama juga dengan pasukan elit lain negara manapun. Beberapa yang cukup membedakan adalah kemampuan merebut, menguasai, dan mengoperasikan pangkalan udara; di sini aspek-aspek lain harus bisa dikuasai juga, di antaranya meteorologi, komunikasi operasi udara, radar, hingga peran kendali lalu-lintas udara, hingga logistik.

Pensiunan Special Air Service, Hugh McMannan dalam Ultimate Special Forces, mengurai, Angkatan Darat Kerajaan Inggris memiliki Para Resiment yang mengkhususkan diri pada operasi dari udara, mirip dengan batalion lintas udara pada TNI AD. Angkatan Darat Amerika Serikat, menurut McMannan, mempunyai 160th Special Operations Aviations Regiment, tugas intinya operasi lintas udara dan dukungan misi pasukan khusus militer negara itu. Mereka bagian dari Komando Operasi Khusus Angkatan Darat Amerika Serikat (USASOC). China tidak demikian; angkatan udaranya tidak memiliki pasukan dengan tugas utama dan kemampuan operasionalisasi pangkalan udara serta parameter tambahan lain. Yang mereka miliki adalah Pasukan Khusus Angkatan Udara China, dengan tugas pokok kontra terorisme.

Tidaklah heran jika dalam sambutan upacara pembukaan Sharp Knife 2013, Komandan Delegasi Angkatan Udara China, Kolonel Senior Lie Zhanghua, menegaskan kepentingan penanggulangan serangan terorisme yang dikatakan sebagai tanggung jawab semua pihak. Komandan Korps Pasukan Khas TNI AU, Marsekal Muda TNI Amarullah, berdiri di samping kirinya di podium, di pasukan masing-masing. Dengan alasan itulah, maka kemampuan individual personel masing-masing angkatan udara harus terus diasah; yang dalam Sharp Knife 2013 ini diwujudkan dalam saling berbagi pengetahuan bela diri militer. "Kami mengenalkan Bravo Martial Art, temuan kami yang diperas dari bela diri kebanggaan kita, silat, dan bela diri milter Rusia, Sistema. Hasilnya adalah bela diri yang pas dengan keperluan kami, yaitu gerakan mematikan yang senyap, cepat, tepat, dan mudah dipelajari," kata Pramono.

Sebagai instruktur bela diri militer di komando utama TNI AU itu, dia memberi langkah-langkah melumpuhkan dan mematikan lawan secara praktis kepada puluhan tentara Angkatan Udara China itu. Yang unik, semuanya tanpa senjata alias tangan kosong; hanya dalam tiga gerakan, lawan sudah terpelanting. Pada giliran China, seorang instruktur juga di siapkan plus penerjemah dari bahasa Mandarin ke bahasa Indonesia. Kini personel-personel Korps Pasukan Khas TNI AU yang mencoba keampuhan "jurus-jurus" China, juga dalam langkah demi langkah.

Yang membedakan, setiap gerakan pukul atau tendang diperagakan, kekuatan penuh instruktur dikerahkan sehingga "korban" kerap sampai tergoyang dari kuda-kudanya sambil nafas bertahan disalurkan. China sampai memeragakan cara melumpuhkan lawan yang bersenjata sangkur hingga senapan serbu bull-pup standar mereka, Type 95. Walau sudah sangat menguasai teknik bela diri standar mereka itu, namun puluhan tentara China itu tetap sangat serius mengikuti gerakan sang instruktur, dengan penuh kedisplinan. Satu personel Korps Pasukan Khas TNI AU suka rela maju mencoba sebagai penyerang, dalam sekejap dia terpelanting dan tangannya dikunci.

Begitupun saat personel TNI AU diminta menjadi pihak yang melumpuhkan; "musuh"-nya, personel Angkatan Udara China sebagai penyerang dengan Type 95 di tangan bisa dijatuhkan secara mudah dan cepat sebelum mata ini sempat berkedip.

Bahasa yang berbeda bukan masalah untuk memahami bahwa "teman" menang dan "musuh" sudah tidak berdaya. Suara tawa kedua pasukan yang berbeda bahasa itu ternyata sama saja, begitupun ekspresi kesenangan yang terpancar.

www.antaranews.com

Jumat, 08 November 2013

Guizhou Soar Dragon, Pesawat UAV Pengintai Buatan China

Berita Hankam: Guizhou Soar Dragon, Pesawat UAV Pengintai Buatan China. Guizhou Soar Dragon dirancang sebagai pesawat tanpa awak dengan tugas pengintaian yang mampu terbang dalam waktu lama dengan ketinggian yang sangat tinggi. Pesawat ini juga bisa dipersenjatai dengan rudal Udara-ke-Permukaan untuk melakukan misi penyerangan bersifat khusus. Guizhou Soar Dragon dirancang oleh perusahaan Chengdu dan diproduksi oleh perusahaan Guizhou.
Guizhou Soar Dragon. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
China Ungkap Pesawat Tak Berawak Buatannya

Guizhou Soar Dragon, (bahasa Cina: pinyin : xiang panjang) adalah sebuah kendaraan udara tak berawak dari jenis High-Altitude Long Endurance (HALE), menampilkan yang tidak biasa bergabung, tandem wingplan. Pada 2011 ini sedang dikembangkan oleh Republik Rakyat Cina untuk pengintaian dan kemungkinan misi anti - pengiriman. Guizhou Soar Dragon, dirancang oleh Chengdu Aircraft Corporation dan dibangun oleh Guizhou Aircraft Industry Corporation untuk layanan dengan Tentara Pembebasan Rakyat Angkatan Udara, awalnya ditampilkan sebagai model di Zhuhai Air Show 2006. Dioptimalkan untuk misi panjang ketahanan pada ketinggian tinggi, pesawat memiliki tandem yang tidak biasa, bergabung dengan platform yang sayap. Kecuali untuk sayap, Melambung Naga mirip dalam penampilan dan misi ke Northrop Grumman RQ - 4 Global Hawk dioperasikan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat. Besar oleh standar UAV, bergabung sayap Melambung Dragon memungkinkan untuk lebih kaku, planform sayap kurang fleksibel dibandingkan konfigurasi lainnya, dengan manfaat dikatakan termasuk peningkatan angkat-to - tarik rasio dan kontrol penerbangan kurang kompleks daripada HALE UAV dengan sayap konvensional akan membutuhkan. Pesawat ini didukung oleh Guizhou WP - 13 turbojet mesin, salinan dikembangkan dari Tumansky Soviet R - 13; diantisipasi bahwa lebih baru, mesin ditingkatkan, akan dipasang di pesawat produksi. Asupan udara untuk mesin yang dipasang di atas badan pesawat, dengan mesin itu sendiri dipasang di bagian belakang pesawat. The Soar Naga tidak diketahui belum melakukan penerbangan perdananya, namun itu adalah menjalani radar cross section dan tes elektromagnetik lainnya dalam mengantisipasi uji penerbangan. Dalam layanan dengan PLAAF, misi utama dari Soar Naga diharapkan akan pengintaian udara, namun sudah diperkirakan bahwa pesawat juga akan dilengkapi dengan sensor yang cocok untuk menunjuk kapal angkatan laut untuk penargetan oleh rudal balistik anti - kapal dan rudal jelajah.
Sebuah pesawat tak berawak yang diyakini produksi China mengundang kehebohan di dunia maya. Pesawat tersebut menunjukkan upaya keras China untuk mengembangkan teknologi militernya. Badan pesawat itu sekilas mirip pesawat tak berawak milik Amerika Serikat (AS) Global Hawk, hanya ukurannya lebih kecil. Namun tetap ada perbedaan dari pesawat milik China ini dengah Global Hawk, khususnya pada bagian sayap. Demikian diberitakan Reuters, Kamis (7/11/2013).

Kemampuan China untuk membuat pesawat tak berawak atau biasa disebut drone ini, tentunya membantu kerja militer Negeri Tirai Bambu. Berdasarkan ukurannya, pesawat tersebut sepertinya ditujukan untuk penerbangan jarak jauh.

Drone pada dasarnya adalah pesawat kecil yang dikendalikan dari jauh. Pesawat ini bisa digunakan sebagai pesawat mata-mata atau pun dilengkapi dengan senjata dan menyerang target terpencil tanpa diketahui musuh. Pesawat kali ini memiliki desain sama yang diungkap oleh Chengdu Aircraft Industry Corporation. Mereka menyebut pesawat itu dengan Soar Dragon dan sempat muncul di media dua tahun lalu. Produksi pesawat yang baru beredar di internet ini, memang jauh lebih kecil dibandingkan Soar Dragon. Tetapi badan pesawat sepertinya lebih mirip dengan drone milik AS.

China terus berupaya keras membuat desain drone yang baru. Diperkirakan, drone milik China ini akan dipasarkan ke luar negeri.

Karakteristik Umum Pesawat UAV Guizhou Soar Dragon :
- Awak : Tanpa awak (UAV)
- Panjang : 14,33 m
- Rentang Sayap : 24,86 m
- Tinggi : 5,41 m
- Mesin Pendorong : 1 unit Guizhou WP-13 turbojet, 43.1 kN

Kinerja :
- Kecepatan Jelajah : 750 km/jam
- Jangkauan : 7.000 km
- Jangkauan Tempur : 2.000 km
- Kemampuan Lama Terbang : 10 jam
- Ketinggian Maksimal Penerbangan : 18.000
- Daya Dorong/Berat : 5.8

international.okezone.com

Paskhas TNI-AU Dan Pasukan Khusus AU China Gelar Latihan Sharp Knife Airborne 2013

Berita Hankam: Paskhas TNI-AU Dan Pasukan Khusus AU China Gelar Latihan Sharp Knife Airborne 2013. Latihan bersama Sharp Knife Airborne 2013 yang melibatkan 102 personil Korps Pasukan Khas TNI AU dan 60 personil Pasukan Khusus Angkatan Udara China tersebut digelar selama 6 hari yang dimulai pada tanggal 6 November 2013. Garis besar latihan bersama antar dua negara ini adalah penanggulangan dan terorisme dan keterampilan militer lainnya.
Sharp Knife Airborne 2013. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
AU China dan TNI AU latihan anti teror

Pasukan Khusus Angkatan Udara China berlatih anti teror dan kemampuan lain kemiliteran dengan mitranya, Korps Pasukan Khas TNI AU, di Bumi Margahayu, Jawa Barat, selama enam hari. Upacara pembukaan dilakukan Komandan Korps Pasukan Khas TNI AU, Marsekal Muda TNI Amarullah, didampingi kolega China-nya, Kolonel Senior Li Zhonghua, di Lapangan Merah Pangkalan TNI AU Sulaeman, Margahayu, Rabu (6/11/2013). Latihan bersama itu diberi sandi Sharp Knife Airborne 2013, yang berakhir di Kantor Pusat PT Dirgantara Indonesia, beberapa hari kemudian.

China mengirim kontingen sebanyak 60 orang sementara Korps Pasukan Khas TNI AU melibatkan 102 personelnya, berikut senjata dan sistem pendukung lain. "Materi latihan ada beberapa, di antaranya bela diri militer, latihan pembebasan sandera, dan menembak perorangan ataupun tembak runduk," kata Direktur Latihan Sharp Khife 2013, Kolonel Pasukan Roland DG Waha.

Kedua kontingen akan juga berlatih penerjunan tempur memakai metode HALO (high altitude low opening) dan HAHO (high altitude high opening). Sebelum putaran latihan Sharp Knife 2013 ini, dilakukan penyamaan metode dan prosedur operasi militer pasukan kedua negara itu. Agenda latihan hari pertama adalah bela diri perorangan dari kedua negara. Korps Pasukan Khas TNI AU memperkenalkan teknik bela diri kembangan sendiri, yang dinamakan Bravo Martial Art; sementara kontingen China memperagakan bela diri militernya yang dikombinasikan dengan kung fu.

Segenap unsur Korps Pasukan Khas TNI AU dilibatkan dalam latihan bersama kedua negara itu, yang dikatakan Komandan Satuan B-90 Bravo, Kolonel Pasukan Novlan Mirza, "Merupakan hal yang baik bisa saling berbagi pengetahuan, demi mengasah profesionalisme kedua unsur."

China tidak memiliki pasukan yang didedikasikan khusus sebagaimana Korps Pasukan Khas TNI AU, melainkan pasukan khusus. Ada tiga penciri utama Korps Pasukan Khas TNI AU sesuai asasinya sebagai pasukan di dalam TNI AU. Itu adalah pengendalian pertempuran udara dari pangkalan, pertahanan pangkalan udara, dan SAR tempur udara, selain intelijen dan tentu perang berlanjut konvensional.

www.antaranews.com

Rabu, 06 November 2013

Kapal Perang TNI-AL Intensifkan Pengamanan Laut Bangka Belitung

Berita Hankam: Kapal Perang TNI-AL Intensifkan Pengamanan Laut Bangka Belitung. Ada 5 unit kapal perang yang disiagakan oleh Pos TNI AL Pangkalbalam untuk mengamankan wilayah perairan Bangka Belitung dan sekitarnya. Pengamanan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya tindak pelanggaran hukum di wilayah laut.
Kapal Perang KCR-40. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
5 Kapal Perang TNI AL Tingkatkan Operasi di Bangka Belitung

Personel TNI Angkatan Laut (TNI AL) di Bangka Belitung, meningkatkan operasi pengamanan laut. Hal ini dilakukan untuk mencegah tindak pelanggaran hukum di laut di daerah itu. "Kami berupaya menjadi gugus terdepan keamanan laut dengan operasi dan patroli di daerah rawan guna menindak pelanggaran hukum di laut," kata Komandan Pos TNI AL Pangkalbalam, Letnan Satu Pelaut Yulianto, di Pangkalpinang, Minggu (3/11/2013).

Yulianto mengatakan, 5 unit kapal perang TNI AL sudah bersiaga. Armada itu antara lain jenis patroli cepat, dan KRI Kujang, yang kini bersiaga 24 jam serta berpatroli di perairan itu. Perairan itu rawan penangkapan ikan ilegal, penyelundupan timah, penyelundupan kayu tebangan, perompakan, dan tindak pelanggaran hukum lain di laut. Perairan itu juga masih dibayangi pula lalu-lintas kapal asing tanpa izin, imigran gelap, teroris, dan lain-lain. "Kami mengintensifkan operasi pengamanan perairan laut walau belum ditemukan hal-hal menonjol," kata Yulianto.

Selain untuk mengamankan perairan Bangka Belitung, TNI AL setempat juga selalu mengimbau awak dan nakhoda kapal-kapal setempat meningkatkan kewaspadaan seiring cuaca yang kurang bersahabat. "Kami berharap masyarakat untuk melapor apabila menemukan atau menjadi korban kejahatan di laut agar pihaknya mudah menanggani kejahatan di laut," kata Yulianto lagi.

news.liputan6.com

SR-72 Blackbird, Pesawat Pengintai Berkecepatan Mach 6 Yang Sedang Dikembangkan Lockheed Martin

Berita Hankam: SR-72 Blackbird, Pesawat Pengintai Berkecepatan Mach 6 Yang Sedang Dikembangkan Lockheed Martin. SR-72 Blackbird merupakan jenis pesawat UAV untuk keperluan militer di bidang pengawasan dan pengintaian. Kabarnya Lockheed Martin telah mengembangkan pesawat suksesor SR-71 ini sejak beberapa tahun lalu, bahkan rumor tentang pesawat ini sempat beredar di media pada tahun 2007.
Lockheed Martin SR-72 Blackbird. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Lockheed Martin SR-72 Blackbird

Lockheed Martin SR-72 Blackbird merupakan pesawat tanpa awak yang dirancang untuk menjadi penerus SR-71 Blackbird yang telah dipensiunkan operasionalnya oleh Amerika Serikat sejak tahun 1998. Akronim SR pada nama dua pesawat berkecepatan tinggi tersebut adalah Strategic Reconnaissance (Pengintai Strategis). SR-71 yang akan diteruskan tugasnya oleh SR-72 diharapkan bisa menjadi solusi untuk mengisi kesenjangan antara cakupan pesawat subsonik pengintai berawak, pesawat UAV untuk keperluan intelijen, pengawasan dan pengintaian, serta misi penyerangan.

Pesawat dan satelit pengintai yang biasa digunakan saat ini rawan menjadi target serangan musuh karena makin berkembangnya teknologi persenjataan anti satelit, kontra stealth (siluman), dan taktik anti akses area. Sebuah pesawat pengintai berkecepatan tinggi seperti Lockheed Martin SR-72 Blackbird yang dirancang mampu melesat hingga Mach 6 dianggap bisa mengatasi ancaman-ancaman tersebut. SR-72 dianggap memiliki kans untuk menembus deteksi dan pencegatan dari pihak musuh.

Pada tahun 2007 sempat beredar rumor bahwa Lockheed Martin sedang mengembangkan sebuah model pesawat pengintai yang memiliki kecepatan hingga Mach 6 untuk Angkatan Udara AS. Baru pada tanggal 1 November 2013 lalu Skunk Works (salah satu divisi khusus pada Lockheed Martin) mengkonfirmasi bahwa mereka sedang mengembangkan SR-72 Blackbird. Konfirmasi tersebut dipublikasikan pada situs Aviation Week & Space Technology yang dengan segera memancing perhatian masyarakat luas.

Untuk membuat pesawat yang mampu melesat hingga kecepatan Mach 6, sejak tahun 2006 Lockheed Martin telah bekerjasama dengan Aerojet Rocketdyne untuk merancang sebuah mesin yang dibutuhkan. Aerojet Rocketdyne mengembangkan mesin scramjet HTV-3X, namun pengembangannya dihentikan pada tahun 2008.

SR-72 dirancang bakal memiliki kecepatan dua kali kecepatan pesawat SR-71 dan mampu mencapai ketinggian 24.000 meter. Mesin ramjet yang ada saat ini akan tidak bisa beroperasi pada kecepatan diatas Mach 4, dan mesin turbofan biasanya memiliki performa terbaik hingga kecepatan Mach 2.2. Pesawat SR-72 akan menggunakan sistem siklus gabungan berbasis turbin (TBCC: Turbine-Based Combined Cycle) sebagai tenaga pendorongnya. Pada kecepatan rendah, pesawat ini menggunakan mesin turbin, dan pada kecepatan tinggi akan menggunakan mesin scramjet. Mesin turbin dan scramjet tersebut menggunakan inlet dan nozzle yang sama tapi jalur aliran udara yang berbeda.

Prototipe pesawat ini (berawak) direncanakan akan dibuat pada tahun 2018. Prototipe pesawat tersebut memiliki panjang 18 meter dan menggunakan mesin berskala penuh. Prototipe ini akan diterbangkan (dijadwalkan pada tahun 2023) selama beberapa menit pada kecepatan Mach 6. SR-72 diharapkan bisa digunakan oleh Angkatan Udara AS pada tahun 2030.

wikipedia.org

Selasa, 05 November 2013

5 Kapal Selam Type 209 Buatan Jerman Akan Dibeli Arab Saudi

Berita Hankam: 5 Kapal Selam Type 209 Buatan Jerman Akan Dibeli Arab Saudi. Rencana pembelian 5 unit kapal selan jenis Type 209 Jerman oleh Kerajaan Arab Saudi tersebut terpublikasikan setelah beredar informasi bahwa Kanselir Jerman telah mengisyaratkan kesediaannya untuk menjual armada kapal selam kepada Arab Saudi senilai 12 miliar euro atau setara dengan US$. 16,5 miliar.
Kapal Selam Type 209/1300. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Arab Saudi berencana beli kapal selam Jerman

Sebuah surat kabar Jerman melaporkan bahwa Arab Saudi berencana untuk membeli kapal selam dari Jerman. Berita itu bisa mengintensifkan diskusi tentang ekspor senjata selama negosiasi koalisi saat ini di Berlin. Mingguan Jerman Bild am Sonntag mengatakan pada hari Minggu 3 November 2013 bahwa Arab Saudi ingin membeli lima kapal selam buatan Jerman Type 209 dengan nilai 12 miliar euro (US$. 16,5 miliar). Surat kabar itu mengatakan bahwa dalam jangka panjang, kerajaan Arab Saudi tertarik untuk membeli hingga 25 unit kapal selam Type 209. Surat kabar itu mengatakan bahwa mereka memiliki informasi bahwa kanselir Jerman pada musim panas sudah mengisyaratkan kesediaan untuk memeriksa permintaan tersebut dari Arab Saudi "menguntungkan" segera setelah pemerintahan baru berada di tempat. Kapal selam akan dibangun oleh Howaldtswerke-Deutsche Werft (HDW) dan Nordseewerke Emden, kedua perusahaan galangan kapal yang terletak di utara Jerman, menurut laporan tersebut. Masalah yang disengketakan. Laporan ini bisa memicu kontroversi selama negosiasi antara koalisi Kanselir Angela Merkel konservatif CDU/CSU blok dan Sosial Demokrat, karena ekspor senjata ke daerah krisis adalah masalah sengketa antara para pihak. Sosial Demokrat ingin melihat peraturan ketat, sementara konservatif menganggap aturan thepresent pada ekspor akan cukup. Saat ini, Dewan Keamanan Federal, terdiri dari kanselir dan delapan menteri, harus menyetujui setiap ekspor senjata. Beberapa anggota parlemen di Jerman melihat Arab Saudi sebagai penerima pantas untuk lengan, mengatakan bahwa hak asasi manusia tidak cukup dihormati di kerajaan tersebut. Arab Saudi juga mengirim tank dan tentara untuk membantu memadamkan protes baru-baru ini di Bahrain pada tahun 2011. Surat kabar itu mengatakan juru bicara pemerintah menolak mengomentari apa yang disebutnya "kasus-kasus individu kemungkinan ekspor senjata." Perusahaan ThyssenKrupp, yang dua galangan kapal milik, mengatakan "tidak ada proyek yang melibatkan kapal selam untuk Arab Saudi," tetapi menolak untuk mengatakan apakah pembicaraan pendahuluan pada perintah tersebut telah dilaksanakan.
Arab Saudi berencana membeli lima kapal selam Tipe 209 Jerman senilai 2,5 miliar euro, kata laporan harian Sunday Bild am Sonntag. Surat kabar itu, Minggu (3/11/2013), melaporkan bahwa dalam jangka panjang, kerajaan itu tertarik untuk membeli hingga 25 kapal selam senilai 12 miliar euro.

Bild am Sonntag mengatakan, pihaknya memiliki informasi bahwa kanselir Jerman di musim panas sudah mengisyaratkan kesediaan untuk memeriksa permintaan Arab Saudi tersebut, segera setelah pemerintahan baru terbentuk. Harian itu menambahkan, juru bicara pemerintah menolak mengomentari apa yang disebut "kemungkinan kasus-kasus individual ekspor senjata."

Kapal selam tersebut akan dibangun oleh Howaldtswerke - Deutsche Werft (HDW) dan Nordseewerke Emden, perusahaan galangan kapal yang terletak di Jerman utara, menurut laporan tersebut. Perusahaan ThyssenKrupp, pemilik dua galangan kapal tersebut, mengatakan ada "proyek yang melibatkan kapal selam untuk Arab Saudi," namun menolak untuk mengatakan apakah pembicaraan pendahuluan mengenai pemesanan tersebut telah dilaksanakan.

Penjualan senjata Jerman ke Arab Saudi adalah masalah pelik mengingat catatan suram hak asasi manusia Riyadh dan perannya dalam penumpasan brutal pro-kebebasan di Bahrain, demikian laporan IRNA..

www.antaranews.com

Tank Amfibi BMP-3F, Apa Saja Kemampuan Tempur Kendaraan Perang Korps Marinir TNI AL Ini?

Berita Hankam: Tank Amfibi BMP-3F, Apa Saja Kemampuan Tempur Kendaraan Perang Korps Marinir TNI AL Ini? Tank amfibi yang dimiliki dan dioperasikan oleh Korps Marinir TNI AL ini menampilkan kemampuan manuver tempurnya ketika pelaksanaan upacara penganugerahan gelar warga kehormatan Korps Marinir TNI AL kepada Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, yang digelar di Karang Pilang, Jawa Timur, beberapa waktu yang lalu.
Tank Amfibi BMP-3F Korps Marinir TNI AL. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Tank BMP-3F dan baret kehormatan Korps Marinir TNI AL

Korps Marinir TNI AL memiliki seorang lagi warga kehormatan, yaitu Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, yang diangkat dalam satu upacara kebesaran di Karang Pilang, Jawa Timur, beberapa hari lalu. Lazimnya penganugerahan gelar kehormatan itu, baret Korps Marinir TNI AL bertatah empat bintang, pisau komando, dan brevet Detasemen Jala Mangkara dibawa ke dalam arena upacara dari udara: seiring dengan atraksi terjun payung militer. Moeldoko, setelah dikenakan baret dan segenap atribut itu oleh Komandan Korps Marinir TNI AL, Mayor Jenderal TNI (Marinir) Faridz Washington, resmi menjadi warga kehormatan mereka, mengikuti Jenderal Besar TNI AH Nasution, Sultan Hassanal Bolkiah II, dan Jenderal Charles C Krulak (mantan komandan Korps Marinir Amerika Serikat), dan lain-lain.

Bukan cuma upacara penganugerahan baret yang juga disaksikan Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, itu yang menarik; juga atraksi dan gelar kemampuan berbagai persenjataan yang dimiliki Korps Marinir TNI AL. Mesin perang yang dikerahkan --paling menonjol-- adalah tank veteran PT-76 versi maritim dan yang terkini, tank amfibi BMP-3F. Sampai saat ini, Indonesia memiliki 17 tank BMP-3F hasil kontrak pembelian dengan JSC Rosoboronexport, Rusia, yang kebanyakan ditaruh di Pasukan Marinir 1, Surabaya. 37 tambahan akan datang hingga akhir 2013 ini, sejalan kelanjutan kontrak pembelian pada Mei lalu.

Bicara tank, publik sangat paham soal tank utama 2A4/2A5 Leopard buatan Krauss-Maffei Wegmann Maschinenbau, Kiel, Jerman, yang dibeli langsung TNI AD, namun sorotan pada BMP-3F cenderung sedikit. Membandingkan kedua tank ini hal yang kurang pas, karena fungsi dan asasinya sangat berbeda; apalagi sistem kesenjataan dan doktrin penggelarannya. BMP-3F buatan Kurganmashzavod, Rusia, masuk dalam kelas amphibious infantry fighting vehicle, yang proyek pengembangannya dimulai sejak 1987 setelah kedua kakaknya, BMP-1 dan BMP-2 dianggap kurang mumpuni lagi. Dari situlah, Obyekt 688M diluncurkan Rusia.

Sesuai "judul"-nya, BMP-3F dengan bobot kosong 18,5 ton dan dimensi 7,14 meter (panjang), 3,2 meter (lebar), dan 2,4 meter (tinggi) dan awak tiga orang (termasuk seorang komandan), mampu membawa tujuh personel bersenjata lengkap plus dua kursi tambahan. Jadi, BMP-3F ibarat "kapal perang" yang memproyeksikan kekuatan militer dari lingkungan laut ke lingkungan darat; lengkap dengan kondisi di atas optimal untuk menggempur kekuatan lawan di darat.

Mesin dengan rasio 27 tenaga kuda/ton bobot mampu mendorong BMP-3F menuju kesepatan 72 kilometer perjam (jalan pedesaan/aspal biasa), 45 kilometer perjam (luar jalan), dan 10 kilometer perjam (perairan hingga gelombang skala Beauford II).

Persenjataan

Berbagai silabus mesin perang dunia memasukkan BMP-3F dalam kelas kendaraan perang infantri berat; ditandai sistem perlindungan persenjataan aktif walau bodi dan kubah meriamnya dari alumunium diperkeras (agar tahan karat). Tidak akan ada pengaruh besar jika dia disembur tembakan kaliber 30 milimeter dari jarak dekat, seumpama dari senapan mesin berat 2A42. Perlindungan pasif juga menyentuh sistem perlindungan sirkulasi udara dan serangan biologis atau nuklir jika itu terjadi. Caranya dengan menerapkan sistem sensor dan penangkal agen kimia/biologis/nuklir dan filter ultraviolet, dan pemadam kebakaran, serta peredam benturan. Harap dipahami, BMP-3 dirancang saat Perang Dingin masih terjadi.

Tangki bahan bakarnya juga ditempatkan di atas lapisan baja lantainya, didukung sistem suspensi independen aktif dari roda-roda rantainya. Untuk menambah perlindungan, kit penangkal serangan amunisi berat ERA juga diterapkan walau ini pilihan bagi pembeli atau pengguna. Pengacak sinyal komunikasi lawan berbasis elektronika-optikal, Shrota, yang bisa diakses komandan tank untuk berkomunikasi dengan sistem peluncuran peluru kendali anti tank SACLOS (semiautomatic command to line of sight).

Akhirnya, kemampuan renangnya hingga tujuh jam nonstop dan menundukkan (bahkan) rawa-paya yang tidak bisa diinjak manusia, tidak akan bermakna banyak jika musuh tidak bisa dibinasakan. Untuk itulah meriam 100 milimeter berkecepatan rendah 2A70 bicara, meluncurkan proyektil 9M117 ATGMs (AT-10 Stabber), yang bisa disimpan dalam rak-raknya sebanyak 40 unit.

Di luar turet, bertengger sepasang senapan mesin berat 30 milimeter 2A72 yang bisa meluncurkan 400 peluru permenit. Jika dia berhadapan dengan personel, senapan mesin 7,62 milimeter-nya yang bertugas secara koaksial hingga 2.000 peluru permenit. Bicara teknologi putaran koaksial ini, Rusia sangat ahli; lihatlah baling-baling pesawat bom berat Tupolev Tu-95 Bear.

Meriam 100 milimeter ini bisa digerakkan 360 derajad kiri-kanan dan minus lima hingga 60 derajad ke bawah dan ke atas. Meriam ini dirancang untuk tidak menimbulkan guncangan besar, yang semakin efektif dengan sistem penjejak dan optik khusus, sehingga peluru high explosive HE-Frag shell 3OF32 bisa "terbang" hingga 4.000 meter.

Jika sistem pertahanan lawan lebih tangguh, army technolgy mengulas, giliran peluru 3BM25 APFSDS yang dipergunakan. Semua operasionalisasi kesenjataan dan penginderaan berasal dari komputer 1V539, berkolaborasi dengan sensor angin, sistem stabilitas 2E52-2, sistem laser 1D16-3, dan lain-lain. Semua sistem inilah yang juga dikabarkan dimiliki Korps Marinir TNI AL.

Doktrin pertempuran tank mengajarkan, tank selalu bergerak dalam formasi tempur tertentu sesuai taktik dan strategi, informasi posisi dan kekuatan lawan, serta keadaan geografis saat itu. Dipadukan dengan konsep pendudukan marinir, maka pergerakan tank bisa dibilang menjadi "perintis" dan "pelindung" para personel marinir ini.

Seorang perwira menengah TNI AL yang ikut dalam upacara pengangkatan Moeldoko menjadi warga kehormatan Korps Marinir TNI AL, itu menggambarkan manuverabilitas BMP-3F sebagai luar biasa. BMP-3F yang digelar dan ditunjukkan kemampuannya cuma dua saja, namun ada yang unik: dia di-"terbang"-kan melalui parit lebar, mirip motocross jumping di atas sungai dan mendarat sempurna. Sesaat setelah tank itu bisa mendarat, masih dalam keadaan cukup terguncang dan kecepatan masih mengembang, meriam meletus dan peluru 100 milimeter-nya meluncur dalam kecepatans sedang, relatif masih bisa diikuti mata. "Buuuummmm….!!!!," sasaran hancur, dari jarak sekitar 500 meter; masih sangat dekat untuk BMP-3F.

www.antaranews.com

Senin, 04 November 2013

TNI-AD Rencanakan Pasang Alutsista Di Atas Atap Gedung-gedung Tinggi Di Jakarta

Berita Hankam: TNI-AD Rencanakan Pasang Alutsista Di Atas Atap Gedung-gedung Tinggi Di Jakarta. Pemasangan Alutsis (Alat Utama Sistem Persenjataan) di atas atap gedung pencakar langit tersebut berfungsi sebagai sistem pertahanan udara yang melindungi kawasan ibu kota Jakarta dari ancaman dan serangan musuh. Selain senjata penangkis serangan udara dari jenis rudal dan meriam, pihak TNI-AD juga berharap agar atap gedung-gedung tinggi tersebut bisa didarati pesawat helikopter yang mengangkut peralatan berat seperti radar militer dan sebagainya.
Artileri Petahanan Udara. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
TNI AD minta izin Jokowi pasang meriam di gedung tinggi

Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Tri Budiman mengatakan pihaknya akan memasang sejumlah Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) atau Senjata Penangkis Serangan Udara di atas gedung-gedung tinggi di Jakarta. "Pada gedung tinggi bisa digunakan. Gedung yang ditentukan tempatnya bisa buat rata, sehingga bisa ditempatkan senjata penangkis udara," ujar Jenderal Budiman dalam acara operasi katarak dan bibir sumbing gratis memperingati hari Juang Kartika di Silang Monas, Jakarta Pusat, Jumat (01/11/2013).

Namun tidak hanya Senjata Penangkis Serangan Udara, Budiman berharap di gedung-gedung tertentu dapat juga digunakan sebagai zona pendaratan helikopter logistik yang membawa alat berat seperti radar dan sebagainya. "Sehingga gedung tinggi ini harus dibuat kokoh, bisa dilandasi helikopter radar dan penembakan penangkis serangan udara," kata dia.

Menurut dia, sistem pertahanan nasional bukan hanya di daerah-daerah perbatasan dan daerah-daerah hutan tetapi daerah pada penduduk seperti DKI Jakarta juga harus dijaga ketat. Alasannya, Jakarta merupakan pusat pemerintahan dan pusat perekonomian nasional. "Jadi perang masa depan tidak seperti dulu, di hutan atau ditentukan di suatu daerah. Oleh sebab itu, Jakarta sebagai pusat pemerintahan perlu dijaga," kata dia.

Budiman menambahkan saat ini TNI AD telah melakukan kerjasama dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo terkait tata ruang wilayah pertahanan di Jakarta. Selain itu, TNI AD juga akan menempatkan alat pertahanan di kota-kota besar sesuai dengan demografis wilayahnya.

www.merdeka.com

TNI Dan Pemda DKI Jakarta Bangun Sistem Pertahanan Ibu Kota

Berita Hankam: TNI Dan Pemda DKI Jakarta Bangun Sistem Pertahanan Ibu Kota. Sistem pertahanan militer yang dikembangkan untuk melindungi kawasan ibu kota Indonesia, Jakarta, rencananya mulai dibangun oleh TNI dan Pemda DKI Jakarta Raya pada tahun 2014. Beberapa lokasi yang berada di kawasan Jakarta ditetapkan sebagai sarana pendukung alat utama sistem persenjataan yang bisa siap sedia untuk dioperasikan guna melindungi Jakarta dari ancaman dan serangan musuh.
Sistem Pertahanan Bawah Tanah Jakarta. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Jokowi Setuju Monas Jadi Markas Tank

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menanggapi positif ajakan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Budiman untuk membangun pertahanan ibu kota Indonesia. Jokowi, sapaan Joko Widodo, pun setuju jika beberapa lokasi di Jakarta dimanfaatkan sebagai sarana pendukung alat utama sistem persenjataan milik TNI. Saat disinggung di mana saja lokasi itu, Jokowi tak mau menjawab banyak. "Tata ruang pertahanan kok dibuka, ya ketahuan dong di mana kita taruh tank," kata mantan Wali Kota Surakarta itu di acara bakti sosial TNI Angkatan Darat, Jakarta, Jumat (1/11/2013).

Meski begitu, dia mengaku sudah membicarakan segala rencana pembangunan sistem pertahanan ibu kota ini. Bahkan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan TNI AD akan memulai pembangunan tahun depan. Salah satunya, membangun ruang bawah tanah yang berukuran sangat besar di bawah Monumen Nasional. Sesuai rencana ruangan bawah tanah itu bisa menyimpan sejumlah tank milik TNI AD, termasuk tank terbaru mereka, Leopard bekas Jerman. "Tapi saya tidak bicara di mana menaruh tank dan lainnya, itu ditentukan KSAD."

Selain itu, Jokowi juga berencana menggunakan jalan tol Jagorawi untuk sarana pertahanan ibu kota. Jalan yang panjang dan lebar bisa dimanfaatkan untuk tempat pendaratan darurat pesawat milik TNI AU. "Tapi masih ada masalah tiang-tiang listrik, nanti bisa disesuaikan," kata dia.

Bahkan Jokowi juga bakal memanfaatkan pembangunan perumahan murah seluas 200 hektare di wilayah Marunda, Jakarta Utara. Selain perumahan, Pemprov DKI akan membangun akses ke pantai utara Jakarta sebagai lalu lintas tank-tank amfibi.

Sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Budiman mengajak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk membangun sistem pertahanan ibu kota negara. Rencana ini pernah diajukan Budiman kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo saat masih menjabat Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan. Budiman mengatakan bahwa pada masa mendatang, sasaran strategis musuh adalah pusat pemerintah dan pusat perekonomian. Jelas lokasi sasaran itu adalah Jakarta. "Jadi tidak seperti dulu perang di hutan."

www.tempo.co

Jumat, 01 November 2013

21 Pesawat Tempur Dikerahkan Pada Latihan Puncak Angkasa Yudha 2013 Di Kepulauan Natuna

Berita Hankam: 21 Pesawat Tempur Dikerahkan Pada Latihan Puncak Angkasa Yudha 2013 Di Kepulauan Natuna. Latihan Angkasa Yudha 2013 ini merupakan pelaksanaan latihan fisik, sedangkan latihan kelas sudah dilaksanakan pada tahun lalu. 21 pesawat tempur TNI-AU yang dilibatkan pada latihan tersebut terdiri dari 4 unit F-16 Fighting Falcon, 6 unit Su-27/30 Sukhoi, 8 unit Hawk 109/209, dan 3 unit EMB-314 Super Tucano. Latihan Angkasa Yudha yang digelar rutin setiap tahun ini bertujuan untuk menyempurnakan pemahaman akan doktrin pertempuran dan perang udara bagi para personil yang terlibat.
Jet Tempur Sukhoi TNI-AU. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Latihan Angkasa Yudha 2013 libatkan 21 pesawat tempur

Latihan puncak TNI AU kali ini, Angkasa Yudha 2013 di perairan Kepulauan Natuna, Riau Kepulauan, melibatkan paling tidak 21 pesawat tempur TNI AU, termasuk tiga EMB-314 Super Tucano yang baru tiba. "Latihan untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan tempur personel jajaran Komando Operasi Udara TNI AU I dan II, Kohanudnas, Korpaskhas dan dinas-dinas terkait," kata Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI IB Putu Dunia, di Kepulauan Natuna, Kamis (31/10/2013).

Latihan puncak Angkasa Yudha, rutin dilaksanakan. Sebelum latihan puncak, dilaksanakan latihan parsial dari tingkat unit di masing-masing korps dan satuan, hingga satuan operasional Komando Operasi Udara TNI AU I dan II. Beberapa tujuan yang selalu ingin diketahui dan diuji saban Angkasa Yudha digelar adalah pemahaman sempurna akan doktrin pertempuran dan perang udara, pembinaan personel dan kesiapsiagaan operasional, dan perencanaan sekaligus pelaksanaan situasi darurat pertahanan.

Lazimnya latihan tempur, maka pesawat-pesawat tempur senior TNI AU diterbangkan, yaitu empat F-16 Fighting Falcon dari Skuadron Udara 3, enam Su-27/30 Sukhoi (Skadron Udara 11), empat Hawk 109/209 (Skuadron Udara 12), empat Hawk 109/209 (Skuadron Udara 1) dan tiga EMB-314 Super Tucano (Skuadron Udara 21).

Dimisalkan ada serbuan militer negara lain terhadap kepentingan dan kedaulatan Indonesia, maka tahapan kesiapsiagaan operasional, sistem kesenjataan, dan personel sejak gladi pos komando hingga gladi lapangan menjadi hal-hal krusial yang saling terkait. Semua itu --berdasar latihan-latihan parsial-- diterjemahan dalam tahap operasional melalui Operasi Pertahanan Udara, Operasi Serangan Udara Strategis, Operasi Lawan Udara Ofensif, serta Operasi Dukungan Udara dan Operasi Informasi. "Doktrin harus disesuaikan dengan kecenderungan ancaman masa depan dan kemampuan perang kita, sedangkan skenario harus berpedoman dari ancaman masa kini yang paling mungkin terjadi," kata Dunia.

Pulau Laut Natuna merupakan kecamatan di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. Kecamatan tersebut merupakan kecamatan terluar Indonesia, berbatasan langsung dengan perairan Laut China Selatan yang diperebutkan lima negara (China, Brunei Darussalam, Filipina, Viet Nahm, dan Malaysia).

Penanggung jawab kelangsungan seri latihan Angkasa Yudha 2013 alias Panglima Komando Tugas Udara Gabungan, Marsekal Muda TNI M Syaugi, menjelaskan, "Tahun ini ada latihan fisik. Apa yang kami teorikan di kelas tahun lalu, di praktekkan hari ini. Biasanya memang latihan fisik dua tahun sekali," kata dia.

www.antaranews.com

Kemenhan Rencanakan Tambah Radar Militer TNI-AU

Berita Hankam: Kemenhan Rencanakan Tambah Radar Militer TNI-AU. Rencana tahap pertama penambahan jumlah radar militer yang akan dioperasikan TNI-AU tersebut dilkansanakan pada periode 2009-2014 dengan biaya sebesar US$. 150 juta untuk 4 unit radar militer. Untuk meng-cover seluruh wilayah udara Indonesia, TNI-AU masih membutuhkan penambahan hingga 34 unit radar militer baru.
Radar TNI-AU. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Kementerian Pertahanan Bakal Tambah Radar TNI AU

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan pemerintah berencana menambah alat utama sistem persenjataan TNI Angkatan Udara berupa radar. Menurut Purnomo saat ini radar pemantau khusus militer di Indonesia terutama bagian Timur masih kurang. "Kekurangannya kami hitung sekitar 32-34 unit radar di seluruh Indonesia," kata Purnomo kepada wartawan di Landasan Udara Ranai, Natuna, Rabu (30/10/2013).

Untuk rencana strategis tahap pertama, yakni 2009-2014, Kementerian Pertahanan setidaknya harus membeli empat unit radar baru primer atau khusus militer. Kementerian pun sudah memperhitungkan pembelian empat radar baru ini seniali US$ 150 juta. Radar militer atau primer, dia melanjutkan, tentu berbeda dengan radar penerbangan domestik atau sekunder. Jika radar sekunder tidak akan bisa memantau pesawat terbang yang sengaja mematikan transmiter radarnya. Sementara radar primer bakal mencatat segala jenis pesawat yang terbang asalkan bahan bakunya logam. "Sementara ini untuk menutupi kekurangan radar militer kami kerjasama dengan radar sipil di seluruh Indonesia."

Purnomo melanjutkan, dalam modernisasi alutsista TNI ini, Kementerian Pertahanan memang mengutamakan pembelian senjata-senjata bergerak. Alutsista itu seperti pesawat tempur, pesawat angkut, dan helikopter. Usaha Kementerian pun tercapai. Saat ini Kementerian telah melakukan sejumlah pembelian pesawat, meski ada sebagian yang belum dikirim ke Indonesia. Sebagai contoh, pesawat hibah dan 'up-grade' F-16 berjumlah 24 unit, Super Tucano sebanyak 16 unit, dan T50 Golden Eagle sebanyak 16 unit. "Tapi semuanya lagi proses pengiriman."

Karena pembelian alutsista bergerak TNI AU hampir rampung, maka selanjutnya Kementerian Pertahanan bisa fokus membangun kekuatan alutsista tak bergerak seperti radar. Mengenai jumlah pasti, Purnomo belum bisa menentukan. Dia hanya mengatakan pembelian radar bakal bertahap, tergantung kemampuan anggaran dan cara pembayaran yang ditangani Kementerian Keuangan dan Bappenas.

Sementara itu pada kesempatan yang sama, Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Ida Bagus Putu Dunia menyambut baik rencana Kementerian Pertahanan. Menurut Putu Dunia radar militer baru dibutuhkan bukan untuk memantau wilayah Timur Indonesia, tapi juga wilayah perbatasan. Sebagai contoh Lanud Ranai, Natuna, punya radar militer buatan Prancis. Radar ini mampu menangkap gerak-gerik pesawat berjangkauan 240 mil atau 540 kilometer. Pulau Natuna sendiri berada di ujung Barat Laut Indonesia. Pulau ini berada di Laut Cina Selatan dan berdekatan dengan Vietnam, dan Malaysia.

www.tempo.co