Komandan militer daerah Filipina Letjen Roy Deveraturda bersama Duta Besar Indonesia untuk Filipina, Yohanes Kristiarto S menyambut kedatangan rombongan pesawat Hercules C-130 di Cebu, Filipina, yang membawa bantuan dari Halim Perdanakusuma, Jakarta. Sambutan hangat dijumpai rombongan tersebut dari Komandan Militer Filipina tersebut. Roy menyalami dan mengucapkan terima kasih kepada 16 crew TNI AU Pesawat Hercules C-130 dan 3 anggota staff Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Menurut Dubes Indonesia untuk Filipina, Yohanes, pesawat Hercules Nomor A-1323 ini akan disiagakan mulai 16 - 24 November 2013 untuk membantu pemerintah Filipina mendistribusikan bantuan. Direncanakan, pada Minggu 17 November 2013 besok bantuan akan dikirimkan kepada korban di daerah bencana. "Pesawat yang datang hari ini, rencananya tidak dibongkar karena direncanakan akan dialokasikan kepada masyarakat yang terkena dampak di Kota Rohas. Rencananya jika tidak berubah, besok pagi akan diberangkatkan ke Kota Rohas," kata Yohanes di Bandara Militer Cebu,Filipina, Sabtu (16/11/2013).
TNI sebelumnya telah mengirim 3 pesawat Hercules untuk membawa bantuan berupa makanan siap saji, obat-obatan, pakaian, genset, dan selimut untuk korban bencana Topan Haiyan Filipina. 1 Pesawat Hercules saat ini tengah dalam perjalanan dari Balikpapan menuju Kota Cebu, Filipina. Kemudian pindah ke Tacloban City, sebagai kota yang paling parah dilanda kerusakan akibat topan Haiyan.
Bantu Korban Topan, Hercules TNI AU Stand By 1 Pekan di Filipina
Bantuan kemanusiaan Pemerintah RI untuk korban topan Haiyan di Filipina terus mengalir. Selain mengirimkan bantuan sebanyak 11,8 ton barang, TNI Angkatan Udara menyiapkan 1 pesawat Hercules tipe C-130 A-1323 untuk diperbantukan dalam mendistribusi bantuan dan mengevakuasi korban bersama pemerintah Filipina. Keberadaan pesawat ini direncanakan akan standby berada di Filipina selama 1 pekan mulai tanggal 15-21 November 2013. Untuk jadwal penerbangan pesawat, TNI AU akan menyesuaikannya dengan pemerintah Filipina. "Masalah schedule dan logistiknya nanti akan ter-cover dari sana," kata Komandan Mayor Pnb Puguh Yulianto dari Skadron 31 Lanud Halim di Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (16/11/2013).
Puguh mengatakan dalam sehari pesawat yang diawakinya menyiapkan 4 penerbangan. Untuk sementara, penerbangan ini ditujukan membantu mendistribusikan bantuan dari Bandara Cebu ke Tacloban. "Di sana untuk mendisbrusikan logistik agak kurang, sehingga pemerintah Filipina meminta kita. Paginya antar-logistik biasanya pulang diminta membawa pengungsi yang memerlukan perawatan," jelas Puguh.
Hercules Indonesia Angkut 11,8 Ton Bantuan ke Filipina
TNI AU RI terbang menuju Filipina untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada korban topan Haiyan. Sebanyak 11,8 ton barang diangkut pesawat Hercules C-130 nomor A-1323. Cargo 11,8 ton barang tersebut di antaranya selimut, tenda, obat-obatan, makanan ringan, dan karpet. Rombongan terdiri dari 16 kru pesawat atau personel TNI AU, 3 staf Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan 8 jurnalis. Hercules saat ini tengah dalam perjalanan dari Balikpapan menuju Kota Cebu, Filipina. Kemudian pindah ke Tacloban City, sebagai kota paling dengan kerusakan terparah yang dilanda topan Haiyan.
Soal korban tewas topan Haiyan masih simpang siur. Badan PBB Urusan Kemanusiaan (UNOCHA) menyatakan, jumlah korban jiwa hingga saat ini mencapai 4.460. Namun hal itu dibantah langsung oleh Badan Penanggulangan Bencana Filipina (NDRRMC). Berdasarkan data yang dihimpun NDRRMC, jumlan korban jiwa sekitar 3.621 dari sebelumnya berjumlah 2.360. "Data UNOCHA tak valid," tegas juru bicara NDRRMC, Rey Balido kepada Inquirer.net.
Sementara data yang dilansir dari Pemerintah Kota Tacloban, jumlah korban tewas telah mencapai 4.000 jiwa. Dalam laporan NDRRMC, disebutkan sekitar 11,8 juta telah diungsikan sejumlah wilayah, yakni Visayas Timur, Visayas Barat, Visayas Pusat, Mimaropa, Calabarzon, Bicol, Northern Mindanao, Davao and Caraga. Bantuan untuk para pengungsi saat ini mulai berjalan setelah sebelumnya sempat terhambat karena akses yang sulit dijangkau. Presiden Filipina Benigno Aquino III meminta jajaran bawahannya untuk lebih cepat mendistribusikan bantuan.
news.liputan6.com