Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro selaku Inspektur upacara (Irup) didampingi Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Marsetio, dan Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam Dr. Zaini Abdullah mengukuhkan Kapal Republik Indonesia (KRI) Banda Aceh-593 dalam upacara pengukuhan yang dilaksanakan di dermaga Malahayati, Krueng Raya, Aceh Besar, Banda Aceh, Senin (11/11/2013).
Prosesi pengukuhan diawali upacara militer yang diikuti pasukan satuan setingkat kompi (SSK) gabungan prajurit TNI AD, TNI AL, TNI AU, dan Polri, dilanjutkan dengan upacara adat Aceh berupa tradisi memakan nasi/lempar beras (Pasaju/Sekapur sirih) yang disediakan oleh ketua adat oleh Komandan KRI Banda Aceh Letkol Laut (P) Yana Hardiyana, penyerahan baju adat dari ketua adat kepada Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam untuk selanjutnya dikenakan kepada Komandan KRI Banda Aceh-593. Kemudian Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam menyerahkan foto kota Banda Aceh kepada Kasal, dan selanjutnya foto tersebut diserahkan kepada Komandan KRI Banda Aceh-593. Selain itu Kasal juga menyerahkan lonceng kapal kepada komandan kapal.
Pada kesempatan tersebut, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyampaikan bahwa KRI Banda Aceh-593 selalu siap untuk digunakan dalam segala operasi khususnya operasi militer selain perang. "KRI ini selalu siap dalam mendukung segala operasi khususnya operasi militer selain perang, seperti bakti sosial, angkut pasukan/personel, dan sangat efektif sekali untuk operasi-operasi kegiatan bencana alam. Kita memiliki empat kapal yang sama seperti ini, dan KRI ini berada di bawah jajaran Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) yang mampu bergerak mobile di seluruh wilayah Republik Indonesia. Kapan pun NKRI membutuhkan, KRI ini akan selalu siap bergerak diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia," tegasnya.
Sebagai acara puncak pengukuhan, ditandai dengan tradisi pemecahan kendi pada lambung kiri KRI Banda Aceh-593 yang merupakan acara tradisi TNI Angkatan Laut oleh Menhan RI didampingi Panglima TNI, Kasal, Komandan KRI Banda Aceh, dan Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam. Bahkan untuk memeriahkan acara, tampak beberapa KRI dengan nama pahlawan nasional dan pulau di Provinsi Aceh yang sandar bersama KRI Banda Aceh-593 diantaranya KRI Teuku Umar-385, KRI Cut Nyak Dien-375, dan KRI Teluk Sabang-544.
KRI Banda Aceh-593 merupakan kapal jenis Landing Platform Dock (LPD) atau kapal Bantu Angkut Personel (BAP) produksi PT PAL yang memperkuat armada TNI Angkatan Laut. Kapal yang saat ini berada di jajaran Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) ini resmi masuk jajaran TNI Angkatan Laut pada 21 Maret 2011, yang penyerahannya juga dilaksanakan oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro kepada TNI Angkatan Laut di dermaga Semenanjung Barat PT PAL, Surabaya.
KRI Banda Aceh-593 merupakan salah satu dari empat kapal LPD yang dipesan TNI Angkatan Laut. Dua unit kapal dikerjakan di Korea Selatan yaitu KRI Makasar-590 dan KRI Surabaya-591, sedangkan dua unit lainnya yaitu KRI Banjarmasin-592 dan KRI Banda Aceh-593 dikerjakan di galangan kapal PT PAL Surabaya dengan menerapkan prinsip transfer of technology (TOT) serta pengawasan tenaga ahli dari galangan Dae Sun Shipbuilding, Korea Selatan.
Serupa dengan kapal jenis LPD lainnya, KRI Banda Aceh-593 mampu menampung lima helikopter, tiga helikopter di dek, dan dua helikopter di dalam hanggar. Kapal ini juga dirancang mampu mengangkut 22 tank, juga dapat mengangkut kombinasi 20 truk dan 13 tank, 560 pasukan, dan 126 awak. Selain berfungsi untuk memobilisasi pasukan, kapal sepanjang 125 meter x 22 meter ini juga dapat digunakan untuk fungsi Operasi Militer Selain Perang (OMSP), seperti membawa logistik ke daerah bencana alam, guna mendukung angkutan mudik lebaran, dan lainnya. KRI Banda Aceh-593 yang saat ini dikomandani Letkol Laut (P) Yana Hardiyana, memiliki berat 7.300 ton, dapat melaju maksimal hingga kecepatan 15,4 knot, dan diperlengkapi dua unit Landing Craft Vehicles. Sebagai kapal perang TNI Angkatan Laut, KRI Banda Aceh-593 dipersenjatai dengan satu unit meriam kaliber 57 mm, dan dua unit meriam kaliber 40 mm.
Hingga saat ini KRI Banda Aceh-593 telah mengemban berbagai tugas baik operasi maupun latihan, mulai dari Latihan Gabungan TNI Tahun 2013, kegiatan bakti sosial, dan pelayaran lainnya yang merupakan bagian dari Operasi Militer Selain Perang (OMSP), diantaranya adalah mendukung kegiatan operasi pengamanan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Pacific Economy Cooperation (APEC) 2013 di Bali bulan Oktober 2013, mendukung kegiatan Sail Komodo 2013 dengan melaksanakan Ekspedisi Bhakti Kesra Nusantara (Bhakesra), dan mendukung program mudik lebaran gratis yang merupakan kerja sama Kementerian Perhubungan dengan TNI Angkatan Laut.
Pengukuhan KRI Banda Aceh-593 juga dihadiri oleh pejabat di lingkungan Kementerian Pertahanan, TNI Angkatan Laut, serta para pejabat dari Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) Aceh.
www.tnial.mil.id