Cari di Blog Ini

Minggu, 01 Februari 2015

Mayjen TNI Doni Monardo Usulkan Amunisi Bekas Latihan Dirakit Ulang Oleh PT Pindad

Amunisi bekas (selongsong peluru) bisa dirakit ulang dan dijadikan amunisi baru. Ini menjadi usulan dari Komandan Jenderal (Danjen) Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Mayjen TNI Doni Monardo ketika mengunjungi kantor pusat PT Pindad. Biasanya, amunisi bekas latihan dikumpulkan kembali dan dilebur, bukan dirakit ulang. Menurut Mayjen TNI Doni Monardo, cara perakitan ulang bisa menekan biaya produksi amunisi.

Selongsong Peluru. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Selongsong Peluru.
Danjen Kopassus Usulkan Pindad Daur Ulang Amunisi Bekas Latihan.

Komandan Jenderal (Danjen) Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Mayjen TNI Doni Monardo beserta jajarannya mengunjungi kantor pusat industri pertahanan negara, PT Pindad (Persero) di Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (29/1/2015). Dalam kunjungan tersebut, Direktur PT Pindad Silmy Karim meminta usulan dan pendapat kepada Kopassus terkait suplai senjata dan amunisi yang selama ini telah dipasok oleh PT Pindad. "PT Pindad selaku produsen berharap mendapatkan masukan dan saran atas produk yang telah diproduksi oleh PT Pindad. Ini sekaligus menindaklanjuti kunjungan Presiden Jokowi yang meminta bahwa pindad harus terus meningkatkan kualitas dan kapasitas," kata Silmy saat konferensi pers seusai kunjungan, Kamis siang.

Salah satu masukan dan usulan yang diberikan oleh Danjen Kopassus adalah terkait dengan efisiensi produksi amunisi, yakni dengan mengumpulkan kembali selongsong peluru sisa-sisa latihan tempur, dan mengembalikannya ke PT Pindad untuk dirakit ulang, bukan dilebur seperti proses yang biasa dilakukan. "Bagaimana PT Pindad ke depan bisa melakukan penghematan dalam memproduksi amunisi. Agar PT Pindad bisa mempertimbangkan agar amunisi kita bisa mudah dipakai kembali digunakan dengan sistem reload," ujar Doni.

Meski demikian, Doni sadar betul hal tersebut berada di luar prosedur produksi amunisi PT Pindad dan sama sekali belum pernah dilakukan. "Beberapa amunisi dari luar (negeri) itu bisa dirakit kembali dengan mudah. Memang konsekuensinya agak rumit," akunya.

Pertimbangan lainnya dalam usulan tersebut adalah mencegah adanya kelompok-kelompok radikal yang justru memanfaatkan selongsong peluru untuk diproduksi kembali. "Bahaya mungkin seandainya amunisi ini digunakan kelompok tertentu karena mereka dengan mudah menggunakan selongsong menjadi amunisi, tapi ini bisa jauh lebih efisien daripada diproduksi ulang dengan peleburan," tandasnya.

regional.kompas.com


Tidak ada komentar: