Cari di Blog Ini

Selasa, 21 April 2015

4 Unit Pesawat Latih Bonanza G-36 Baru Perkuat Armada Skuadron 200 Wing Udara 1/Pusat Penerbangan TNI AL

4 unit pesawat latih dasar dari jenis Beechcraft Bonanza G-36 kini telah menambah jumlah armada pesawat Skuadron 200 Wing Udara 1/Pusat Penerbangan TNI AL, Surabaya. Pesawat-pesawat terbang tersebut digunakan untuk melatih para penerbang di lingkunan kesatuan TNI AL. Beechcraft Bonanza G-36 adalah pesawat yang diproduksi oleh perusahaan Beechcraft Company yang berbasis di Wichita, Kansas, Amerika Serikat.

Beechcraft Bonanza G-36 TNI-AL. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Beechcraft Bonanza G-36 TNI-AL.
TNI AL tambah empat pesawat latih baru.

TNI AL menambah empat pesawat latih dasar baru jenis Beechcraft Bonanza G-36 yang akan dioperasikan oleh Skuadron 200 Wing Udara 1/Pusat Penerbangan TNI AL, di Surabaya. Keempat pesawat latih dasar yang baru itu diserahterimakan dalam upacara penerimaan yang disaksikan Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Ade Supandi, di Base Ops Pangkalan Udara TNI AL Juanda, Surabaya, Jawa Timur, Senin (20/4/2015).

Dalam upacara serah terima pesawat baru itu, keempat pesawat latih dasar itu diserahkan Asisten Logistik Kepala Staf TNI AL, Laksamana Muda TNI Hari Pratomo, kepada Komandan Pusat Penerbangan TNI AL, Laksamana Pertama TNI Sigit Setiyanta. "Untuk mencetak penerbang yang profesional dan handal, kami perlu pesawat latih yang spesifik. Sebelumnya, kami sudah punya empat pesawat sejenis, sehingga kami sekarang memiliki delapan pesawat latih Bonanza G-36," kata Supandi.

Untuk pengadaan 2015, TNI AL masih memerlukan pesawat latih lagi sebanyak empat pesawat udara. "Itu pesawat latih mesin tunggal, yaitu Bonanza G-36 , tapi ke depan kami membutuhkan enam jenis mesin ganda," katanya.

Bahkan, untuk calon penerbang yang memasuki pelatihan madya akan bisa berlatih dengan pesawat yang lebih besar, seperti CN-235 dan Cassa N-212. "Pesawat itu merupakan kepanjangan mata dalam deteksi kapal-kapal permukaan," katanya.

Ditanya antisipasi kecelakaan atau insiden dalam latihan dengan pesawat latih, orang nomer satu di TNI AL itu mengatakan pelatihan di lingkungan TNI AL itu dilakukan secara lebih rinci. "Tidak hanya itu, perawatan juga kita lakukan secara rutin dan kalau ada error akan langsung dilakukan perbaikan. Kita juga memiliki Tim Keselamatan Penerbangan yang selalu memantau," katanya.

Dalam upacara serah terima pesawat udara latih dasar itu, Supandi sempat membaptis mereka dengan air dalam kendi serta membuka selubung pesawat yang bertuliskan Skuadron 200.

Terkait pengadaan pesawat latih dengan penyedia PT Krida Setia Abadi itu, Setiyanta menjelaskan nilai keempat pesawat latih buatan Beechcraft Company di Wichita, Kansas, AS itu mencapai Rp59 miliar. "Sertifikasi dan pelatihan untuk pengoperasian pesawat itu sudah dilakukan di AS pada November-Desember 2014, bahkan keempat pesawat latih itu sebenarnya sudah memeriahkan HUT TNI 2014, tapi upacara resmi baru hari ini," katanya.

Spesifikasi pesawat latih Bonanza G-36 adalah mesin tunggal, bertenaga 300 HP, enam silinder, dan bahan bakar avgas. Kapasitas pesawat terbang adalah empat orang dengan kecepatan 326/jam dan daya jelajah 1.713 km di ketinggian maksimal 5.639 m.

Pada periode II (2015-2019), TNI AL berkomitmen untuk membangun kekuatan, khususnya pesawat udara yakni helikopter anti-kapal selam (11 unit), helikopter anti-kapal permukaan air (delapan unit), helikopter angkut taktis (empat unit), CN235-2000 Patmar (tiga unit), dan sejumlah simulator.

Selain alutsista, TNI AL juga berencana mengembangkan pangkalan udara TNI AL kelas A di Tanjung Pinang dan kelas B di Bengkulu, Ambon, dan Tual, serta Wing Udara 3 di Sorong.

www.antaranews.com

Sabtu, 11 April 2015

Simulator Kendaraan Militer Buatan Indonesia Siap Bersaing Di Pasar Dunia

PT Technologi and Engineering Simulation (TES) adalah perusahaan pembuat simulator kendaraan dan pesawat militer yang berkedudukan di Desa Mekarwangi, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Produk simulator kendaraan militer perusahaan ini telah digunakan oleh beberapa negara asing. Pada Kamis, 9 April 2015 lalu, PT TES menerima kunjungan 25 Atase Pertahanan negara asing dalam rangka promosi dan usaha memasarkan produk simulator kendaraan tempur perusahaan pertahanan tersebut.

Simulator Kendaraan Militer Buatan PT Technologi and Engineering Simulation (TES). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Simulator Kendaraan Militer Buatan PT Technologi and Engineering Simulation (TES).
Atase Pertahanan asing kagumi simulator alutsista Indonesia.

Sebanyak 25 Atase Pertahanan dari luar negeri mengunjungi ke kawasan industri pertahanan, PT Technologi and Engineering Simulation (TES), bahkan mereka pun merasa kagum dengan simulator yang dibuat oleh orang Indonesia itu. Kunjungan Atase Pertahanan dari 25 negara ke PT TES, pembuat simulator pesawat tempur, helikopter dan kendaraan tempur difasilitasi oleh Kementerian Pertahanan yang sedang berusaha membesarkan industri alat pertahanan dalam negeri, salah satunya PT TES yang berlokasi di Desa Mekarwangi, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (9/4/2015). "Kita berpatokan pada aturan pemerintah mengutamakan produksi dalam negeri. Peluang kita lebih bagus lagi. Dari Malaysia sudah beli simulator ini. Keunggulan dari skill perorangan bagus. Kurang promosi dan pemasaran. Makanya step by step buka hubungan kunjungan," Kasubdit Athan Direktorat Kerja Sama Internasional Kemhan, Kolonel (Kav) Iskandar.

Salah satu atase pertahanan yang cukup tertarik dengan simulator TES adalah atase pertahanan Meksiko Brigadir Jenderal Alexandro Iturria. Ia berharap kerja sama antara Indonesia dengan Meksiko bisa terjalin dalam hal simulator ini. "Tentu saja sangat tertarik, terutama flight simulatornya. Saya akan melaporkan ke negara saya, tapi untuk keputusan (membeli) saya tidak tahu. Saya hanya memberikan laporan. Yang jelas kita bisa menjalin kerja sama," tutur Iturria.

Hal senada diungkapkan oleh atase pertahanan Singapura Col Lawrance The Yew Kiat yang optimis bisa bekerja sama dengan PT TES, baik G to G (goverment to goverment), ataupun B to B (business to business). "Respon dari perwakilan-perwakilan atase pertahanan yang hadir, tak hanya negara Asia, tapi perwakilan negara Eropa sangat positif. Kita berharap hubungan antara bisnis ke bisnis antara Indonesia dan negara yang hadir bisa baik. Singapura juga optimis bisa meningkatkan kerja sama yang lebih dalam bidang pertahanan dengan Indonesia," paparnya.

Meski menyambut positif, tidak semua negara bisa dengan mudah melakukan kerja sama dengan Indonesia, seperti negara Jerman yang menurut atasenya tidak dengan mudah bisa saling bekerja sama dalam hal teknologi militer. "Saya tidak bisa ungkapkan, tapi mungkin kita bisa saling sharing. Kami punya expert di negara kami, mungkin bisa sharing pengalaman dengan Indonesia," kata atase pertahanan Jerman Colonel Joachim Sproll.

Sebelum mengunjungi tempat workshop pembuatan simulator, para atase mendapat pemaparan dari Direktur Utama PT TES M. Mulia Tirtusudiro. Saat berkeliling, atase-atase melihat perancangan simulator Fight FMS (Full Mission Simulator), simulator helikopter, dan juga simulator tank. "Perusahaan kami merupakan perusahaan simulator terbesar di Indonesia. Pekerjaan kami based on project. Saya sebelumnya 20 tahun lebih di PT Dirgantara Indonesia (dulu IPTN). Pak Habibie mengajarkan kami mengenai teknologi dan kami berpikir teknologi harus tumbuh di Indonesia," jelas Mulia kepada para atase.

Dari berbagai simulator yang disaksikan perancangannya, atase-atase ini paling tertarik melihat simulator Xtra 330 untuk pesawat aerobatic. Salah satu staf staf TES, Handy, menunjukkan demo simulator dengan visual Bandara Halim Perdanakusuma. "Kemhan sangat dukung kita ambil contoh event ini. Sering bawa kami ke luar negeri untuk buka stand di pameran, terakhir di Brunei."Kita juga sering ikut pameran Indo Defense. Setelah itu ikut rentetan company dengan Perancis, Inggris, Amerika. Business to business. Di mata mereka orang Indonesia sudah bisa," ujar Business Development Manager PT TES, M Iqbal pada kesempatan yang sama.

Tentara Jerman dan Swedia telah mencoba simulator dan menyatakan kekagumannya. "Dari situ kita menjajakan kerja sama. Swedia, Perancis dan Amerika. Kerja sama on project based, kalau ada project kita support. Pertama soal visual data based. Taiwan negosiasi untuk simulator helikopter dan tank multi-ranpur," ucapnya.

www.antaranews.com

Kamis, 09 April 2015

Marinir TNI AL Dan US Marsoc Gelar Latihan Militer Bersama

Pasukan Marinir TNI AL dan US Marsoc (pasukan khusus Marinir Amerika Serikat) menggelar latihan militer bersama yang bersandi Lantern Iron 15-5524. Dalam latihan tempur ini pasukan Intai Amfibi Marinir TNI AL dan US Marsoc mengasah keterampilan beberapa spesifikasi tempur, seperti peperangan kota (Military Operations On Urban Terrain / MOUT), pengintaian pantai, pertempuran jarak dekat, identifikasi dan antisipasi bahan peledak, dan sebagainya.

Latihan Menembus Gelombang. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Latihan Menembus Gelombang.
Marinir Indonesia-AS latihan perang kota di Banyuwangi.

Prajurit Intai Amfibi Marinir TNI AL bersama dengan prajurit khusus Marinir AS, US Marsoc, melakukan latihan perang kota di Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur. Komandan Satgas Latihan Letkol Marinir Freddy Ardianzah dalam keterangan tertulis Dinas Penerangan Korps Marinir di Banyuwangi, Selasa menjelaskan bahwa latihan bersandi "Lantern Iron 15-5524" melibatkan sejumlah pihak, termasuk helikopter TNI AL. "Tujuan latihan ini untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan teknik dan taktik prajurit Taifib Korps Marinir dalam melaksanakan perang kota," ujarnya.

Letkol Freddy Ardianzah mengatakan selain materi perang kota, Senin (6/4/2015), prajurit Taifib Korps Marinir pada Minggu (5/4/2015) juga melaksanakan latihan melompat ke air dari helikopter dan stabo atau diangkut dengan helikopter menggunakan tali. Satu unit helikopter jenis Bell 412 yang dilibatkan berasal dari Skuadron 400 Wing Udara-1 Pusat Penerbangan TNI AL (Puspenerbal) yang dipiloti Lettu Laut (P) V. Oktomiawan dan Copilot Lettu Laut (P) Tri Yudha. "Secara umum latihan ini untuk meningkatkan profesionalisme prajurit Taifib Korps Marinir yang memiliki kemampuan bertempur di tiga medan atau tri media, yaitu di darat, laut dan udara," ujarnya.

Pada akhir Maret 2015 lalu, prajurit Taifib Marinir bersama dengan US Marsoc mengadakan latihan pengintaian pantai di daerah Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Lampon, Banyuwangi. Letkol Freddy Ardianzah menjelaskan pada latihan itu marinir kedua negara melaksanakan berbagai materi latihan, di antaranya, renang rintis, pengintaian pantai lanjutan dan raid amfibi. Pada latihan bersama itu kedua marinir merasakan lokasi latihan tempat para calon pasukan Taifib Marinir digembleng.

Freddy Ardianzah menjelaskan bahwa para marinir itu juga berlatih tentang identifikasi serta tindakan terhadap bahan peledak, pertempuran jarak dekat, bertahan hidup dan lainnya.

Menurut dia, latihan bersama ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan teknik dan taktik prajurit Taifib serta menjalin kerja sama dengan prajurit US Marsoc dalam bidang militer.

www.antaranews.com

Sabtu, 04 April 2015

TNI Hujani Tembakan Roket Ke Lokasi Persembunyian Teroris Santoso

Puluhan roket ditembakkan dari MLRS RM 70 Grad kaliber 122mm milik pasukan Marinir TNI AL dengan sasaran Gunung Biru Tamanjeka, Poso, yang disinyalir menjadi tempat persembunyian kelompok teroris yang dipimpin Santoso alias Abu Wardah. Puluhan roket yang diluncurkan dari Bandara Kasiguncu dan dari kapal perang KRI Hasan Basri di laut Pesisir Poso tersebut juga merupakan bagian dari latihan perang yang dilakukan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) yang telah digelar sejak tanggal 1 April 2015 lalu.

Unit MLRS RM 70 Grad Marinir TNI-AL. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Unit MLRS RM 70 Grad Marinir TNI-AL.
TNI Bombardir Markas Santoso dengan 80 Roket.

Gunung Biru Tamanjeka, Poso, Jumat (3/4/2015) pagi kembali jadi sasaran bombardir TNI. Sebanyak 80 roket RM 70 Grad marinir kaliber 122 ditembakkan ke titik serang yang diduga kuat menjadi persembunyian teroris Santoso alias Abu Wardah. Puluhan roket dimuntahkan dari peluncur roket marinir di Bandara Kasiguncu dan dari Kapal Perang Hasan Basri di laut Pesisir Poso. Selain dari darat dan laut, serangan juga dilakukan dari udara. Serangan udara dilakukan oleh empat heli tempur jenis bell 412 dan heli serang MI-35P.

Serangan besar-besaran kali kedua setelah di markas Selasa (1/4/2015) lalu kelompok teroris Santoso alias Abu Wardah ini dilakukan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) selama hampir satu jam, sejak pukul 06.10 – 07.00 Wita. Aksi serangan besar-besaran TNI ke basis kelompok teroris Santoso ini masih dalam rangka latihan perang PPRC di Gunung Biru. Semua bentuk serangan ke gunung biru dikendalikan dari pusat pos komando latihan perang PPRC yang berada di terminal baru Bandara Kasiguncu. "Serangan roket darat, laut dan udara pagi ini masih bagian dari latihan perang PPRC. Ini serangan tahap dua, kelanjutan dari serangan tahap satu pada Selasa (1/4)," kata Komandan Komando Pendidikan dan Latihan (Dankodiklat) TNI Mayjend I Wayan Maendra, Jumat (3/4/2015).

Kepada wartawan, jenderal bintang dua ini juga menyebut latihan serangan darat, udara, dan laut pagi kemarin untuk uji prosedur tetap. Latihan perang akan berlangsung hingga 15 April 2015 mendatang.

Sementara dari Panglima TNI Jenderal Moeldoko menjelaskan, latihan PPRC di Gunung Biru dilakukan guna meningkatkan profesionalisme serta memberikan pemahaman wilayah operasi perang pada prajurit TNI. "Jika terjadi sesuatu pada wilayah-wilayah tertentu dan membutuhkan penanganan TNI, maka prajurit-prajurit TNI sudah mengenal wilayah itu," sebutnya saat membuka latihan perang, Selasa (1/4/2015) lalu.

Tapi demikian, Moeldoko tak menampik jika latihan perang dilakukan untuk menghentikan langkah kelompok sipil bersenjata pimpinan Santoso alias Abu wardah. "Kalau ketemu Santoso pasti ditindak," tekannya.

Jenderal dengan empat bintang ini menuturkan bahwa TNI tidak akan memberi ruang bagi kelompok-kelompok radikal ada dan berkembang di wilayah Indonesia. Termasuk di Poso. "TNI tidak akan memberi tempat bagi berkembangnya paham radikal di Indonesia. Termasuk pada ISIS. Kita tidak akan beri tempat ISIS berkembang di Indonesia. Poso yang kita lihat ada potensi menjadi bertempatnya paham-paham radikal itu maka tidak akan kita biarkan. Karena itu, Poso kita jadikan sebagai tempat pilihan untuk latihan perang PPRC," tutupnya.

www.jpnn.com