Cari di Blog Ini

Rabu, 18 Desember 2013

PTDI Serahkan 3 Pesawat CN 295 Dan 6 Helikopter Bell 412 EP Kepada Kementerian Pertahanan RI

PTDI Serahkan 3 Pesawat CN 295 Dan 6 Helikopter Bell 412 EP Kepada Kementerian Pertahanan RI. Penyerahan 3 pesawat terbang dan 6 helikopter versi militer dari PT Dirgantara Indonesia kepada Kementerian Pertahanan Republik Indonesia tersebut dilaksanakan pada Selasa 17 Desember 2013 dengan mengambil tempat di hangar pabrik pesawat terbang PT Dirgantara Indonesia di Bandung. Acara serah terima produk alutsista ini disaksikan oleh Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro, serta sejumlah pejabat tinggi TNI, POLRI, dan staf PTDI.
CN-295 TNI-AU. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Panglima TNI Saksikan Penyerahan 9 Pesawat PTDI kepada Kemhan

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko mendampingi Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro menyaksikan serah terima 3 pesawat CN 295 dan 6 Helikopter Bell 412 EP dari PT. Dirgantara Indonesia (PTDI) kepada Kementerian Pertahanan RI, di hangar PTDI Bandung, Selasa (17/12/2013). Berita acara serah terima masing-masing ditandatangani oleh Direktur Utama PTDI, Budi Santoso dan Kepala Badan Sarana Pertahanan (Baranahan) Kementerian Pertahanan Laksamana Muda TNI Rahmat Lubis. Ketiga Pesawat CN 295 tersebut, merupakan rangkaian dari total pemesanan sembilan unit sampai dengan 2014.

Adapun dua pesawat sebelumnya telah diserahterimakan ke TNI AU. Pesawat CN 295 akan digunakan untuk penunjang misi militer, pengiriman logistik, serta misi kemanusiaan, menggantikan pesawat Fokker F-27 yang telah usang. Sedangkan untuk enam Helikopter Serbu Bell 412 EP akan dioperasikan jajaran TNI AD.

CN 295 berkemampuan jelajah maksimal 400 km/jam dengan daya angkut sampai 6.000 kilogram. Sedangkan dimensi pesawat, CN 295 memiliki panjang 24,50 meter, lebar 8,66 meter, dan panjang sayap mencapai 25,81 meter. Adapun Helikopter Bell 412 EP merupakan helikopter bermesin Twin Turbine Pratt & Whitney PT6T-3D Twin-Pac Engines mampu terbang dengan ketinggian 5000 ft kecepatan 240 km/h selama 3,7 jam dan mampu membawa 15 orang penumpang beserta crew. Helikopter ini sangat cocok dioperasikan oleh prajurit TNI di medan operasi di wilayah NKRI.

Pada kesempatan yang sama juga diserahkan satu unit Helikopter Bell 412 EP kepada Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan dua unit Helikopter AS365 N3-Dauphin kepada Badan SAR Nasional (Basarnas).

Turut hadir dalam acara tersebut Kapolri Jenderal Polisi Sutarman, Kabasarnas Letjen TNI (Mar) Alfan Baharrudin, Irjen TNI Letjen TNI Geerhan Lantara, Wakasau Marsdya TNI Sunaryo, Aslog TNI Mayjen TNI Joko Sri Widodo, Dirjen Kuathan Laksda TNI Agus Purwoto, Dirjen Renhan Marsda TNI FX. Bambang S., Aslog TNI AU Marsda TNI Ida Bagus Anom, Danpuspenerbad Brigjen TNI Moch Afifuddin dan Wakapuspen TNI Brigjen TNI Suratmo (HAN), serta para pejabat di jajaran TNI dan Polri.

www.tribunnews.com

Minggu, 15 Desember 2013

I-400 Sen Toku-Class, Kapal Selam Raksasa Pada Perang Dunia II

I-400 Sen Toku-Class, Kapal Selam Raksasa Pada Perang Dunia II.
I-400 Sen Toku-Class. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Kapal Selam Raksasa Angkatan Laut Jepang Pada Perang Dunia II

I-400 Sen Toku-Class (I-yonhyaku-gata Sensuikan) adalah kapal selam yang dimiliki dan dioperasikan Angkatan Laut Kekaisaran Jepang pada masa Perang Dunia II. Kapal selam ini menjadi kapal selam terbesar dari Perang Dunia II dan tetap yang terbesar yang pernah dibangun sampai kemunculan kapal selam rudal balistik nuklir pada tahun 1960. Kapal selam juga berfungsi sebagai kapal induk yang mampu membawa tiga pesawat terbang amfibi jenis Aichi M6A Seiran yang digunakan untuk misi militer.

I-400 Sen Toku-Class dibangun di galangan kapal Kure Naval Arsenal yang berlokasi di Hiroshima, Jepang. Pembuatannya dimulai pada 18 Januari 1943 dan diluncurkan pada 18 Januari 1944. Selama berpuluh tahun sejak kemunculannya hingga era pembuatan kapal-kapal selam bersenjata rudal balistik pada tahun 1960an, I-400 memegang gelar sebagai kapal selam terbesar dan disebut-sebut juga yang tercanggih mewakili teknologi pada masanya. Kapal selam ini memiliki panjang 122 meter dan lebar 12 meter.

I-400 mampu menyelam hingga kedalaman 100 meter, menurut desain mampu hingga kedalaman 120 meter. Kelajuan berlayar saat menyelam adalah 12 knot (22 km/jam), sedangkan saat berada di permukaan mampu melaju hingga kecepatan 18.7 knot (34.6 km/jam). Kapal selam ini dirancang untuk misi jelajah jarak jauh. Mampu melakukan pelayaran kemana pun lokasi laut di bumi dan kembali lagi ke pangkalannya hanya dengan satu kali pengisian bahan bakar.

I-402 Sen Toku-Class. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Kapal selam I-400 dilengkapi dengan hangar yang mampu mengangkut 3 unit pesawat terbang amfibi jenis Aichi M6A Seiran. Pesawat terbang yang dilengkapi senjata senapan mesin kaliber 13 mm, bom dan torpedo ini diluncurkan saat kapal muncul ke permukaan. Setelah itu kapal akan segera menyelam agar keberadaannya tidak terdeteksi oleh pihak sekutu. Selain 3 pesawat tempur itu, kapal selam Sen Toku I-400-Class juga dipersenjatai dengan 1 unit meriam kaliber 14 cm, 4 unit senapan mesin kaliber 25 mm, dan torpedo.

Pembuatan kapal selam raksasa ini merupakan ide dari Laksamana Isoroku Yamamoto yang pada masa itu menjabat sebagai Komandan Armada Gabungan Jepang. Awalnya direncanakan untuk dibuat 18 unit kapal selam yang satu tipe dengan I-400 Sen Toku-Class ini sejak tahun 1942, namun hanya 3 unit saja yang bisa diselesaikan pembuatannya yaitu I-400, I-401, dan I-402. 3 kapal selam raksasa milik Angkatan Laut Kekaisaran Jepang itu berhasil ditangkap dan ditenggelamkan oleh pihak Angkatan Laut Amerika Serikat 1945 dan 1946.

wikipedia.org

Misteri Keberadaan Kapal Selam Raksasa Jepang yang Karam Terkuak

Sebuah kapal selam Jepang yang hilang ditenggelamkan Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy) di akhir masa Perang Dunia II, ditemukan secara tak sengaja oleh tim penjelajah yang mengeksplorasi perairan Hawaii. Juru bicara University of Hawaii, Manoa dalam rilisnya menyebut, penemuan mega-kapal selam I-400 milik Angkatan Laut Kekaisaran Jepang telah memecahkan misteri beberapa dekade tentang di mana tepatnya mesin tempur itu berada.

I-400 termasuk dalam kelas 'Sen-Toku' --kapal selam terbesar yang pernah dibuat manusia hingga kapal serupa bertenaga nuklir akhirnya ditemukan. Memiliki panjang 400 kaki atau 121,9 meter, ia mampu 1,5 kali mengelilingi dunia tanpa mengisi bahan bakar di tengah perjalanan. "I-400 menjadi daftar pencarian kami," kata penjelajah bawah laut veteran, Terry Kerby, yang memimpin ekspedisi menemukan kapal tersebut. "Itu adalah salah satu dari jenisnya, yang hanya diproduksi 3 buah. Jadi, itu adalah kapal selam yang unik dan sangat bersejarah," kata dia seperti dikutip dari Fox News, Selasa (3/12/2013).

Kerby menambahkan, temuan kapal tersebut tak terduga. Sebab, ia diperkirakan berada di lokasi yang lebih dalam. "Kami merinding saat melihat kapal selam raksasa muncul dari kegelapan," tambah dia.

Angkatan Laut AS menangkap I-400 dan 4 kapal selam Jepang lainnya di akhir Perang Dunia II, lalu membawa mereka ke Pearl Harbor untuk diinspeksi. Kemudian, pada 1946, Uni Soviet menuntut akses ke kapal selam tersebut dengan dalil sesuai syarat perjanjian yang mengakhiri perang. Alih-alih mengizinkan Uni Soviet mengakses teknologi kapal yang canggih di zamannya itu, AS menenggelamkan kapal-kapal itu dan mengklaim tak tahu menahu soal keberadaan kapal-kapal itu. 4 Dari 5 kapal selam sebelumnya telah diketahui keberadaannya sejak saat itu. Kecuali I-400.

Kapal I-400 ditemukan Agustus 2013 lalu, namun baru pada Selasa (3/12/2013) diumumkan ke publik setelah, Badan Administrasi Samudera dan Atmosfer Nasional (NOAA) mereview soal temuan itu dengan sejumlah pejabat AS dan Jepang.

news.liputan6.com

Produksi Puluhan Pesawat Terbang Militer, Indonesia Minta Layanan Khusus Dari Pratt & Whitney

Produksi Puluhan Pesawat Terbang Militer, Indonesia Minta Layanan Khusus Dari Pratt & Whitney. Untuk memproduksi puluhan unit pesawat terbang versi militer, industry dirgantara di Indonesia, terkhusus PT Dirgantara Indonesia (PTDI) membutuhkan mesin-mesin pesawat terbang dan helikopter buatan perusahaan Pratt & Whitney yang berbasis di Kanada. Dalam hal ini Indonesia menghendaki agar kebutuhan tersebut langsung dipenuhi oleh kantor pusat Pratt & Whitney di Montreal dan bukan lagi oleh kantor perwakilan di Singapura.
Helikopter Bell 412 PT Dirgantara Indonesia. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Indonesia Minta Pembelian Mesin Pesawat Langsung dari Kanada

Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menyambut baik dukungan yang akan diberikan perusahaan pembuat mesin pesawat Kanada Pratt & Whitney kepada industri dirgantara Indonesia. Hanya saja, dukungan itu sebaiknya dilakukan secara langsung tanpa melalui kantor cabang mereka di Singapura. "Indonesia bersungguh-sungguh untuk membangun industri pertahanannya. Termasuk dalam membangun industri dirgantaranya, Indonesia tidak lagi membutuhkan satu-dua pesawat, tetapi satu-dua skuadron. Untuk itu perlakuan yang diberikan tidak bisa lagi seperti dulu melalui kantor cabang di Singapura, tetapi kami meminta langsung dari kantor pusat ke industri di Indonesia," kata Sjafrie saat berkunjung ke Kantor Pratt & Whitney di Montreal, Kanada, hari Jumat (6/12/2013) waktu setempat.

Dalam pertemuan yang berlangsung hangat, Wamenhan didampingi Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (DI) Budi Santoso beserta direksi lainnya, para pejabat Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia, serta Duta Besar Indonesia di Kanada Dienne H. Moentario. Sementara pihak Pratt & Whitney dipimpin Wakil Presiden bidang Keuangan John Di Bert.

Delegasi Indonesia secara terbuka menyampaikan keberatan dengan pelayanan yang diberikan Pratt & Whitney yang selalu menggunakan kantor cabang Singapura sebagai pihak yang menyediakan maupun memelihara mesin-mesin pesawat yang dibutuhkan Indonesia. Selain membebani biaya yang lebih tinggi, pelayanan yang diberikan kantor cabang Singapura seringkali tidak memuaskan karena lamban. "Dulu ketika kita membeli pesawat dalam jumlah sedikit, boleh saja Pratt & Whitney memperlakukan seperti ini. Tetapi sekarang untuk jenis helikopter Bell 412 saja kita memesan 22 unit, sehingga sepantasnya Indonesia diperlakukan secara berbeda," kata Sjafrie.

John Di Bert tampak kaget dengan pernyataan yang disampaikan pejabat Indonesia. Ia berjanji mengkaji kebijakan yang selama ini diterapkan Pratt & Whitney dalam bekerja sama dengan Indonesia. "Berikan kami untuk melakukan perbaikan dalam kerja sama yang dilakukan. Kami mengakui Indonesia sangat besar potensinya dan kami ingin bisa bekerja sama dengan industri dirgantara yang ada di Indonesia," ujar John Di Bert.

Wamenhan menunjuk Dubes Dienne sebagai pihak yang berkoordinasi dengan Pratt & Whitney untuk perkembangan rencana tersebut. John Di Bert berjanji untuk selalu berkomunikasi dengan pihak Kedutaan Besar Indonesia di Ottawa.

www.metrotvnews.com

Sabtu, 14 Desember 2013

Kursk (K-141), Kisah Tragis Kapal Selam Terbesar Dan Tercanggih Di Dunia

Kursk (K-141), Kisah Tragis Kapal Selam Terbesar Dan Tercanggih Di Dunia. Kursk (K-141) adalah kapal selam militer bertenaga nuklir dengan ukuran terbesar di dunia yang pernah dimiliki oleh Angkatan Laut Rusia. Kapal selam ini memiliki panjang 154 meter dan lebar 18,2 meter. Kursk (K-141) termasuk dalam generasi kapal selam Oscar II Class.
Kursk (K-141). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Kursk (K-141).
Kursk, Misteri Kapal Selam Terbesar Dunia yang Ditakuti

Kursk (K-141) adalah kapal selam bertenaga nuklir dari generasi Oscar II Class yang diperjsenjatai rudal jelajah milik Angkatan Laut Rusia. Kapal selam yang diklaim berukuran terbesar di dunia ini tenggelam berikut seluruh awaknya di Laut Barents pada tanggal 12 Agustus 2000. Kursk (K-141) adalah kapal selam militer yang merupakan hasil dari Project 949A (Antey, Antaeus, juga dikenal dengan nama pelaporan NATO-nya dari Oscar II). Nama kapal selam ini diambil dari nama sebuah kota di Rusia, Kursk, kota yang pernah mengalami pertempuran terbesar dalam sejarah militer, Pertempuran Kursk, terjadi pada tahun 1943. Salah satu kapal pertama selesai setelah akhir Uni Soviet, itu ditugaskan ke Angkatan Laut Rusia Armada Utara. Bekerja membangun Kursk (K-141) dimulai pada tahun 1990 di Severodvinsk, dekat Arkhangelsk. Diluncurkan pada tahun 1994, ia ditugaskan pada bulan Desember tahun itu. Itu adalah kedua dari belakang kapal selam kelas Oscar II dirancang dan disetujui di era Soviet. Pada 154 m (505 ft 3 in) panjang dan empat cerita tinggi, dia adalah serangan kapal selam terbesar yang pernah dibangun. Lambung luar, terbuat dari high-nikel, konten high-chrome stainless steel 8,5 milimeter (0,33 in) tebal, memiliki ketahanan yang sangat baik terhadap korosi dan tanda tangan magnet yang lemah yang membantu mencegah deteksi oleh detektor anomali magnetik (MAD) sistem. Ada 2 meter (6 kaki 7) gap dengan 50,8 milimeter (2.00 in)-tebal hull tekanan baja. Kursk adalah bagian dari Rusia Armada Utara, yang telah menderita pemotongan dana sepanjang 1990-an. Banyak dari kapal selam yang sedang berlabuh dan berkarat di Zapadnaya Litsa Naval Base, 100 kilometer (62 mil) dari Murmansk. Pekerjaan kecil untuk mempertahankan semua tapi yang paling penting peralatan garis depan, termasuk pencarian dan penyelamatan peralatan, telah terjadi. Armada Utara pelaut sudah dibayar pada pertengahan 1990-an. Akhir dekade melihat sesuatu dari kebangkitan untuk armada, pada tahun 1999, Kursk melaksanakan misi pengintaian yang sukses di Mediterania, pelacakan Amerika Serikat Keenam Fleet selama Perang Kosovo. Latihan Agustus 2000 adalah telah menjadi bor musim panas terbesar - sembilan tahun setelah runtuhnya Uni Soviet - yang melibatkan empat kapal selam serangan, kapal armada Pyotr Velikiy ("Peter the Great") dan armada kapal yang lebih kecil. Kursk diberangkatkan pada latihan untuk menembakkan torpedo boneka di battlecruiser Kirov kelas Pyotr Velikiy. Torpedo praktek ini tidak memiliki hulu ledak eksplosif, dan karena itu diproduksi dan diuji dengan standar kualitas yang jauh lebih rendah. Pada tanggal 12 Agustus 2000, jam 11:28 waktu setempat (07:28 UTC), terjadi ledakan sambil mempersiapkan untuk menembak. Laporan paling kredibel sampai saat ini menunjukkan ledakan itu disebabkan oleh kegagalan salah satu Kursk itu hidrogen peroksida berbahan bakar Type 65 torpedo. Hal ini diyakini HTP, suatu bentuk hidrogen peroksida sangat terkonsentrasi digunakan sebagai propelan untuk torpedo, meresap melalui karat dalam casing torpedo. (Sebuah ledakan serupa yang disebabkan oleh torpedo HTP berbahan bakar bertanggung jawab atas hilangnya HMS Sidon pada tahun 1955.). Ledakan itu menghasilkan ledakan sebesar 100-250 kilogram (220-550 lb) dari TNT dan terdaftar 2,2 pada skala Richter. Kapal selam itu tenggelam di air yang relatif dangkal, bottoming pada 108 meter (354 kaki) sekitar 135 kilometer (84 mil) dari Severomorsk, pada 69 ° 40'N 37 ° 35'E. Sebuah ledakan kedua, 135 detik setelah kejadian awal, diukur antara 3,5 dan 4,4 pada skala Richter, setara dengan 3-7 ton TNT. Salah satu ledakan meniup potongan besar puing kembali melalui kapal selam. Meskipun upaya penyelamatan yang ditawarkan oleh tim Amerika, Inggris dan Norwegia, Rusia menolak tawaran penyelamatan awal. Semua 118 pelaut dan perwira kapal Kursk tewas. The Russian Admiralty pada awalnya berpikir bahwa sebagian besar kru meninggal dalam beberapa menit dari ledakan, namun beberapa dari para pelaut punya waktu untuk menulis catatan. Kapten Letnan Dmitriy Kolesnikov, salah satu korban yang selamat dari ledakan pertama, bertahan di Kompartemen 9 di bagian paling buritan perahu setelah ledakan menghancurkan ruang depan dari kapal selam. Pekerja pemulihan menemukan catatan di tubuhnya. Mereka menunjukkan 23 pelaut (dari 118 kapal) telah menunggu dalam gelap dengan dia. Ada banyak perdebatan tentang berapa lama para pelaut mungkin selamat. Beberapa menunjukkan bahwa banyak kartrid kimia kalium superoksida, yang digunakan untuk menyerap karbon dioksida dan melepaskan oksigen kimia untuk mengaktifkan kelangsungan hidup, ditemukan digunakan ketika kerajinan itu pulih, menunjukkan beberapa kru selamat untuk waktu yang signifikan. Catatan terakhir Kolesnikov memiliki waktu 15:15, menunjukkan bahwa ia dan yang lainnya di kompartemen belakang hidup setidaknya empat jam setelah ledakan. Namun 32 jam setelah ledakan pertama tidak ada upaya akustik (yaitu lambung penyadapan) untuk sinyal Submarine Rusia Penyelamatan Vehicle (SRV) Priz ketika mencoba untuk kawin dengan batang escape belakang. [9] media Barat mengkritik respon 32 jam sebagai menjadi sangat lambat namun diterbitkan waktu respon SRDRS internasional pada tahun 2000 adalah 72 jam. Kartrid oksigen generator tampaknya telah menjadi penyebab kematian; pelaut tampaknya telah sengaja membawa cartridge dalam kontak dengan air laut, menyebabkan reaksi kimia dan api lampu kilat. Penyelidikan resmi menjadi bencana menunjukkan beberapa orang tampaknya telah selamat dari api dengan terjun di bawah air. (Tanda Api di dinding mengindikasikan air pada tingkat pinggang di bagian bawah pada saat ini.) Namun, api cepat habis oksigen yang tersisa di udara, menyebabkan kematian oleh sesak napas. Sementara tragedi Kursk dimainkan di Far North, Rusia Presiden Vladimir Putin, meskipun segera diberitahu tentang tragedi itu, menunggu selama lima hari sebelum ia pecah liburan di sebuah rumah resort presiden di subtropis Sochi di Laut Hitam sebelum berkomentar publik di hilangnya kebanggaan Armada Utara. Setahun kemudian ia berkata: "Saya mungkin harus kembali ke Moskow, tapi tidak akan mengubah saya memiliki tingkat yang sama komunikasi baik di Sochi dan di Moskow, tetapi dari sudut pandang PR pandang saya bisa menunjukkan beberapa keinginan khusus. kembali."
Menyandang gelar negara paling kuat di dunia, Amerika Serikat (AS) tak mampu mengalahkan ketangguhan Rusia dalam soal pembangunan kapal selam militer. Terbukti, kapal selam Kursk milik angkatan laut Rusia menjadi yang terbesar di dunia dengan peralatan paling canggih. Sayangnya, kisah kapal peluncur torpedo tersebut tak segagah tampilannya. Kapal selam itu meledak saat tengah melakukan uji peluncuran torpedo di bawah perairan dingin Laut Barents.

Setelah tenggelam sedalam 354 kaki, ternyata masih ada 23 awak kapal yang masih hidup. Tetapi akibat lambatnya tindakan penyelamatan yang dilakukan pemerintah Rusia, 118 awak kapal akhirnya ditemukan tewas. Tampaknya korban selamat kehabisan oksigen dan tak mampu bertahan diterpa dinginnya suhu bawah laut Barents. Berikut misteri meledaknya kapal selam militer Kursk seperti dikutip dari The History, The Military Factory, National Geographic dan sejumlah situs lainnya, Jumat (13/12/2013):

Sejak 1980-an, Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet terus bersaing dalam pengembangan teknologi. Namun saat Uni Soviet bangkrut, AS menjadi pemain tunggal dalam industri pembuatan kapal selam militer. Namun setelah Rusia menjadi ahli waris utama pecahan Uni Soviet, negara tersebut mulai menjadi pesaing besar bagi AS di bidang perlengkapan perang. Meski sempat mengalami kerugian besar, tapi Rusia sanggup bangkit saat pihaknya mendirikan Project 949A Antey untuk membangun kapal selam militer K-141, 'Kursk'. Kapal selam tersebut merupakan yang terbesar di dunia. Dalam sekejap setelah pembangunannya, Kursk telah menjadi salah satu senjata perang paling penting dan sangat ditakuti di dunia.

Perlengkapan mewah ada di dalam kapal militer Kursk

Dibangun pada 1994, kapal tersebut memiliki panjang hingga 535 kaki. Teknologi elektroniknya jauh lebih canggih. Tak hanya itu, setiap awaknya memiliki kamar super luas di dalam kapal selam militer tersebut. Kursk bahkan menyediakan berbagai fasilitas yang tak pernah disedikan AS sebelumnya seperti sauna, solarium, dan kolam renang. Tak cukup sampai di sana, kapal selam nomor satu dunia itu juga memiliki akuarium pribadi. Pemerintah Rusia menilainya layak diberikan pada para kru mengingat tekanan psikologis yang mungkin diterimanya saat berada dalam waktu lama di dalam laut. Selain itu, para awak masih menerima pembayaran yang tak cukup besar saat bekerja di dalam Kursk. Lewat kapal selam tersebut, Angkatan Laut Rusia menyiapkan sejumlah torpedo dan senjata lain di dalam laut sebagai salah satu upaya pertahanan nasional.

Oscar II Class Submarine. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Oscar II Class Submarine.
Kapal selam raksasa Rusia meledak, 118 kru tewas

Pada 12 Agustus 2000, Kursk berencana akan melakukan uji tembak torpedo di lokasi latihan militer bawah lalu di Laut Barets. Torpedo dalam uji tembak tersebut merupakan dummy torpedo atau rudal kosong tanpa amunisi. Selama latihan tersebut, kapal selam tempur Kursk seharusnya meluncurkan dua torpedo di wilayah uji tempur Rusia Pyotr Velikiy. Benar-benar di luar dugaan, setelah menembakkan torpedo pada 11:28, patroli militer pusat kehilangan kontak dengan komandan kapal.

Tak lama kemudian kapal selam tempur Kursk meledak hebat di laut Barents. Tak terselamatkan, kapal seberat 18.300 ton itu meluncur tenggelam ke kedalaman 354 kaki di perairan dingin Laut Barents. Ledakan tak hanya terjadi sekali, ledakan berikutnya yang jauh lebih besar terjadi 135 detik kemudian. Diduga ledakan tersebut berasal dari satu torpedo lain yang belum diluncurkan. Sebanyak 118 awak kapal tewas dalam tragedi mengerikan yang terjadi di bawah laut tersebut. Beberapa kru asalnya selamat, tapi akhirnya tewas karena kehabisan oksigen dan suhu yang sangat dingin di bawah laut. Suasana tersebut terjadi di tengah kegelapan dan dinginnya perairan Barents.

Tindakan penyelamatan awak kapal selam Kursk serba lambat

Awalnya pihak angkatan laut Rusia tidak menyadari Kursk telah tenggelam. Hingga menjelang petang, saat kapal selam Kursk belum merapat, pemerintah Rusia mulai khawatir sesuatu yang buruk telah terjadi. Karenanya, beberapa kapal penyelamatan dikirimkan ke lautan Barents. Sehari kemudian, 13 Agustus 2000, pemerintah Rusia menemukan area terjadinya malapetaka tersebut dan baru mulai melakukan tindakan penyelamatan. Sayangnya, karena cuaca buruk, semua tindakan penyelamatan dibatalkan. Mengetahui awak kapal yang masih hidup harus segera diselamatkan, pihak Inggris, AS dan Norwegia menawarkan bantuan penyelamatan. Tetapi Rusia gigih menolak semua bantuan asing.

Tampaknya pemerintah Rusia masih sakit hati dengan perang dingin yang sempat dialaminya dan enggan menerima bantuan dari pihak asing. Tetapi setelah empat hari tak berhasil melakukan penyelamatan dan menerima banyak kritik dari pihak asing, Rusia akhirnya menyerah. Pada 16 Agustus 2000, sejumlah bantuan internasional diturunkan untuk membantu awak kapal selam.

Apa yang terjadi dengan para awak kapal selam?

Pada 21 Agustus 2000, sembilan hari setelah Kursk meledak dan tenggelam ke dasar laut, penyelam dari Norwegia berhasil membuka kedua pintu di bagian belakang kapal selam. Tim penyelamat sangat berharap bagian tersebut masih menampung korban selamat. Sayangnya, kenyataan berkata lain, sebanyak 118 awak kapal resmi diumumkan telah meninggal dunia. Bagian yang paling menyayat hati dari kisah tenggelamnya Kursk adalah terdapat awak yang sebenarnya selamat tapi akhirnya tewas karena tindakan penyelamatan yang serba lambat.

Saat tubuh Letnan Kapten Dmitri Kolesnikov diangkat, beberapa jam setelah ledakan kedua, catatan kecil ditemukan di sakunya. Catatan tersebut ditulis beberapa jam setelah ledakan kedua terjadi untuk menginformasikan bahwa 23 orang masih selamat dan hidup. Beberapa laporan mengatakan, terdapat bunyi dentuman palu menghantam bagian kapal, dua hari setelah bencana. Tetap setelah itu, laut kembali sepi dan tak ada sedikit pun suara yang terdengar lagi dari dalam laut tempat tragedi terjadi.

Asumsi penyebab tenggelamnya kapal selam Kursk

Setelah tragedi tersebut terjadi, berbagai spekulasi penyebab kapal tenggelam terus bermunculan. Ada yang mengatakan, kapal tersebut bertabrakan dengan kapal selam AS. Sementara sejumlah pihak lain mengatakan kapal terkena ranjau bekas perang dunia pertama. Pihak lainnya yakin, kapal selam AS menembakkan rudalnya ke Kursk karena merasa terancam dengan torpedo yang diluncurkan kapal Rusia itu. Namun akhirnya hasil penyidikan mengatakan, tangki bahan bakar hidrogen yang sangat berisiko di salah satu torpedo mengalami kebocoran. Hal tersebut memicu api yang kemudian meledakkan kapal. Meski begitu, hingga kini, penyebab tenggelamnya kapal selam tersebut masih menjadi misteri. Sementara itu, bangkai kapal beserta puing-puingnya diangkut ke dermaga pada 7 Oktober 2001.

bisnis.liputan6.com

Rabu, 20 November 2013

Fotros, Pesawat Drone Terbaru Buatan Iran

Berita Hankam: Fotros, Pesawat Drone Terbaru Buatan Iran. Fotros merupakan pesawat tanpa awak (drone) terbesar yang pernah dibuat Iran. Pesawar UAV ini memiliki jangkauan terbang hingga 2.000 kilometer dengan ketinggian hingga 25.000 kaki. Selain berfungsi sebagai pesawat pengamat dan pengintai, Fotros juga bisa melaksanakan misi serangan udara untuk menembakkan rudal Udara-ke-Permukaan.
Fotros Drone Iran. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Iran Perkenalkan Drone Baru Berdaya Jelajah 2.000 Km

Iran meluncurkan pesawat tanpa awak versi militer terbaru buatannya yang diberi nama Fotros, pesawat tak berawak terbesar mereka sampai saat ini. Menurut pemerintah Iran yang berafiliasi kantor berita Fars, pesawat drone Fotros bisa terbang hingga 1.250 mil atau 2.000 kilometer dengan waktu terbang antara 16 dan 30 jam pada ketinggian 25.000 kaki. Sementara baru bagi Iran, statistik ini menempatkan dengung tepat antara Predator Angkatan Udara AS (yang bisa terbang hanya setinggi untuk sama panjang, tapi kurang jangkauan) dan Reaper (yang dapat terbang lebih tinggi, di hampir kisaran yang sama, hanya selama). Ini adalah alat tambahan bagi Iran, tapi ini hampir tidak perlombaan senjata proporsi apokaliptik. Hal aneh tentang " drone perlombaan senjata, " jika memang ada satu, adalah bahwa drone ini tidak akan pernah melawan drone lainnya. Lengan Sebelumnya ras, seperti abad ke-20 awal selama satu kapal perang atau persaingan Perang Dingin lebih terus meningkatkan jet tempur high-end, sekitar kendaraan yang dirancang outfight satu sama lain. Bahkan perdebatan utama di kalangan angkatan laut sekarang, tentang cara terbaik untuk mengatasi senjata anti - kapal baru, melibatkan teknologi yang dirancang untuk melawan satu sama lain. Drone seperti Fotros, atau rekan American Reaper, tidak benar-benar seperti itu - setidaknya belum. Ini adalah pesawat lambat, dirancang terutama untuk pengintaian dan pengawasan, mereka berfungsi sebagai kamera terbang yang kadang menjatuhkan bom. Yang membuat mereka buruk di pertempuran udara - ke-udara, di mana mereka harus bergantung pada pesawat lain dan senjata anti-udara untuk mendukung mereka. Untuk Amerika Serikat, yang terampil menembak jatuh pesawat lawan, ini berarti itu tidak terlalu sulit untuk membersihkan langit sehingga Reapers dapat terbang penuh kisaran 1.150 mil dengan impunitas relatif. Fotros Iran, meskipun jangkauan mengklaim sekitar 1.250 mil, tidak hanya dibatasi oleh pesawat tak berawak itu sendiri, tetapi juga oleh ketersediaan perlindungan oleh Angkatan Udara Iran. Ada kemungkinan bahwa Fotros paling mampu, drone terpanjang -range Iran. Tapi jangan berharap Iran untuk memulai pertempuran menggunakan drone seperti Amerika Serikat tidak tanpa peningkatan yang cukup di seluruh Angkatan Udara Iran pertama.
Pemerintah Iran, Senin (18/11/2013), memamerkan pesawat tanpa awak (drone) terbarunya, seperti dikabarkan kantor berita IRNA. Pesawat tanpa awak yang dinamai Fotros ini dipersenjatai peluru kendali dan diklaim bisa terbang sejauh 2.000 kilometer. "Drone Fotros memiliki daya jelajah operasional hingga 2.000 kilometer dan bisa terbang di ketinggian 25.000 kaki (7.620 meter), selama 16-30 jam," kata Menteri Pertahanan Iran Mohammad Dehgan.

Dehgan menambahkan, drone ini bisa menjalankan misi pengintaian atau melakukan serangan dengan menembakkan peluru kendali udara ke darat. "Pesawat ini sukses menjalankan uji coba sekaligus menunjukkan bahwa sanksi internasional bukan halangan untuk kemajuan industri pertahanan Iran," ujar Dehgan dalam upacara peresmian drone Fotros.

Dalam beberapa tahun terakhir ini, Iran mengembangkan proyek drone yang ambisius dan mengakibatkan kekhawatiran bagi AS dan negara-negara Barat. Pada akhir September lalu, pasukan elite Garda Revolusi mengumumkan produksi massal drone "Shahed 129", yang diklaim mampu terbang sejauh 1.700 kilometer, mampu membawa delapan peluru kendali, dan terbang selama 24 jam.

Dalam bulan yang sama, Iran memamerkan drone yang dinamai "Yasser". Drone ini memiliki kemampuan misi pengintaian, mampu terbang selama delapan jam dengan jangkauan 200 kilometer di ketinggian 4.500 meter. Yasser diproduksi berdasarkan drone AS, ScanEagle, yang diklaim Teheran berhasil ditangkap pada Desember 2012. Angkatan Darat Iran juga mengumumkan tengah mengembangkan drone bernama Rad-85.

internasional.kompas.com

Senin, 18 November 2013

Korea Selatan, Thailand, Brunei, Dan Australia Siap Kembangkan Kerjasama Industri Militer Dengan Indonesia

Berita Hankam: Korea Selatan, Thailand, Brunei, Dan Australia Siap Kembangkan Kerjasama Industri Militer Dengan Indonesia. Kesiapan untuk mengembangkan kerjasama industri pertahanan (militer) disampaikan secara terpisah oleh masing-masing perwakilan dari 4 negara tersebut. Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Sjafrie Sjamsoeddin.
PT Pindad. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Empat Negara Siap Kerjasama Industri Pertahanan dengan Indonesia

Hubungan kerjasama Indonesia dan Korea Selatan khususnya kerjasama di bidang pertahanan terus meningkat. Korsel melihat bahwa Indonesia tepat sebagai mitra sejajar kerjasama untuk masa kini dan masa mendatang. Untuk itu, Korsel menyatakan komitmennya dalam kerjasama dengan Indonesia khususnya di bidang industri pertahanan. Pernyataan tersebut disampaikan Wakil Menteri Pertahanan Korea Selatan Baek Seung-joo saat pertemuan bilateral dengan Wamenhan RI Sjafrie Sjamsoeddin di sela-sela Forum Seoul Defence Dialogue (SDD) 2013, Senin (11/11/2013) di The Westin Chosun, Seoul, Korea Selatan.

Usai pertemuan tersebut, Wamenhan RI menjelaskan bahwa kedua negara sepakat untuk mengimplementasikan MoU kerjasama pertahanan yang telah ditandatangani kedua negara pada tanggal 12 Oktober 2013. "Korsel mempelajari 40 tahun hubungan dengan Indonesia, mereka melihat bahwa Indonesia tepat sebagai mitra sejajar kerjasama untuk masa kini dan masa depan, sebaliknya Indonesia menempatkan kerjasama dengan Korea Selatan menjadi comprehensive strategic partnership," jelas Wamenhan RI.

Lebih lanjut Wamenhan RI mengungkapkan, di bidang industri pertahanan, kedua negara berharap kerjasama strategis khususnya pembangunan kapal selam dan pesawat tempur dapat dilaksanakan dalam kurun waktu 10 sampai 15 tahun kedepan. Selain itu, Korsel juga menaruh perhatian terhadap peningkatan kerjasama di bidang capacity building, sebagai contoh Korsel telah mengirimkan instruktur bahasa-nya di Pusat Bahasa Badiklat Kemhan.

Korsel berkeinginan untuk terus memelihara hubungan personal baik militer maupun pejabat pertahanan agar antara tataran kebijakan dan implementasi memiliki presepsi yang sama, dan yang utama untuk mempersiapkan hubungan kerjasama dalam jangka panjang ke depan. Wamenhan RI menambahkan, Indonesia dan Korsel juga sepakat untuk memperluas dan meningkatkan kerjasama pertahanan kedua negara diantaranya kerjasama di bidang cyber defence. Kesepakatan tersebut akan ditindaklanjuti dalam langkah nyata dan menekankan pentingnya hubungan kerjasama dalam jangka panjang.

Selain pertemuan bilateral dengan Wamenhan Korsel, pada SDD 2013 tersebut Wamenhan RI juga melakukan pertemuan bilateral dengan beberapa pejabat senior pertahanan dari negara sahabat antara lain Secretary Policy Department of Defence Australia Michael Shoebridge, Deputy Permanent Secretary for Defence Thailand Admral Polawat Sirodom, dan Deputi Menhan Brunei Darussalam Dato Paduka Haji Pustappa bin Haji Sirait.

Wamenhan RI mengungkapkan, secara terpisah pejabat senior dari tiga negara yaitu Thailand, Brunei Darussalam, dan Australia menyatakan kesiapan negaranya untuk bekerja sama mengembangkan industri pertahanan dengan Indonesia. Mereka menilai Indonesia mempunyai potensi memproduksi Alutsista. Industri pertahanan Indonesia dinilai sudah menunjukkan hasil nyata baik untuk Alutsista darat, laut, maupun udara.

dmc.kemhan.go.id

Pesawat C-130 Hercules TNI-AU Diterbangkan Ke Filipina Untuk Bantu Korban Topan Haiyan

Berita Hankam: Pesawat C-130 Hercules TNI-AU Diterbangkan Ke Filipina Untuk Bantu Korban Topan Haiyan. Pesawat militer C-130 Hercules TNI-AU terbang mengangkut sejumlah 11,8 ton barang bantuan, antara lain selimut, tenda, obat-obatan, makanan ringan, dan karpet. Untuk selanjutnya pesawat Hercules yang dioperasikan oleh crew dari TNI-AU ini di-stand-by-kan di Filipinan sejak tanggal 16 November 2013 hingga 24 November 2013 sebagai sarana transportasi udara guna membantu para korban topan Haiyan di kawasan negara tetangga Indonesia tersebut.
C-130 Hercules TNI-AU, A-1323. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Komandan Militer Filipina Sambut Pesawat Bantuan Indonesia

Komandan militer daerah Filipina Letjen Roy Deveraturda bersama Duta Besar Indonesia untuk Filipina, Yohanes Kristiarto S menyambut kedatangan rombongan pesawat Hercules C-130 di Cebu, Filipina, yang membawa bantuan dari Halim Perdanakusuma, Jakarta. Sambutan hangat dijumpai rombongan tersebut dari Komandan Militer Filipina tersebut. Roy menyalami dan mengucapkan terima kasih kepada 16 crew TNI AU Pesawat Hercules C-130 dan 3 anggota staff Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Menurut Dubes Indonesia untuk Filipina, Yohanes, pesawat Hercules Nomor A-1323 ini akan disiagakan mulai 16 - 24 November 2013 untuk membantu pemerintah Filipina mendistribusikan bantuan. Direncanakan, pada Minggu 17 November 2013 besok bantuan akan dikirimkan kepada korban di daerah bencana. "Pesawat yang datang hari ini, rencananya tidak dibongkar karena direncanakan akan dialokasikan kepada masyarakat yang terkena dampak di Kota Rohas. Rencananya jika tidak berubah, besok pagi akan diberangkatkan ke Kota Rohas," kata Yohanes di Bandara Militer Cebu,Filipina, Sabtu (16/11/2013).

TNI sebelumnya telah mengirim 3 pesawat Hercules untuk membawa bantuan berupa makanan siap saji, obat-obatan, pakaian, genset, dan selimut untuk korban bencana Topan Haiyan Filipina. 1 Pesawat Hercules saat ini tengah dalam perjalanan dari Balikpapan menuju Kota Cebu, Filipina. Kemudian pindah ke Tacloban City, sebagai kota yang paling parah dilanda kerusakan akibat topan Haiyan.

Bantu Korban Topan, Hercules TNI AU Stand By 1 Pekan di Filipina

Bantuan kemanusiaan Pemerintah RI untuk korban topan Haiyan di Filipina terus mengalir. Selain mengirimkan bantuan sebanyak 11,8 ton barang, TNI Angkatan Udara menyiapkan 1 pesawat Hercules tipe C-130 A-1323 untuk diperbantukan dalam mendistribusi bantuan dan mengevakuasi korban bersama pemerintah Filipina. Keberadaan pesawat ini direncanakan akan standby berada di Filipina selama 1 pekan mulai tanggal 15-21 November 2013. Untuk jadwal penerbangan pesawat, TNI AU akan menyesuaikannya dengan pemerintah Filipina. "Masalah schedule dan logistiknya nanti akan ter-cover dari sana," kata Komandan Mayor Pnb Puguh Yulianto dari Skadron 31 Lanud Halim di Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (16/11/2013).

Puguh mengatakan dalam sehari pesawat yang diawakinya menyiapkan 4 penerbangan. Untuk sementara, penerbangan ini ditujukan membantu mendistribusikan bantuan dari Bandara Cebu ke Tacloban. "Di sana untuk mendisbrusikan logistik agak kurang, sehingga pemerintah Filipina meminta kita. Paginya antar-logistik biasanya pulang diminta membawa pengungsi yang memerlukan perawatan," jelas Puguh.

Hercules Indonesia Angkut 11,8 Ton Bantuan ke Filipina

TNI AU RI terbang menuju Filipina untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada korban topan Haiyan. Sebanyak 11,8 ton barang diangkut pesawat Hercules C-130 nomor A-1323. Cargo 11,8 ton barang tersebut di antaranya selimut, tenda, obat-obatan, makanan ringan, dan karpet. Rombongan terdiri dari 16 kru pesawat atau personel TNI AU, 3 staf Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan 8 jurnalis. Hercules saat ini tengah dalam perjalanan dari Balikpapan menuju Kota Cebu, Filipina. Kemudian pindah ke Tacloban City, sebagai kota paling dengan kerusakan terparah yang dilanda topan Haiyan.

Soal korban tewas topan Haiyan masih simpang siur. Badan PBB Urusan Kemanusiaan (UNOCHA) menyatakan, jumlah korban jiwa hingga saat ini mencapai 4.460. Namun hal itu dibantah langsung oleh Badan Penanggulangan Bencana Filipina (NDRRMC). Berdasarkan data yang dihimpun NDRRMC, jumlan korban jiwa sekitar 3.621 dari sebelumnya berjumlah 2.360. "Data UNOCHA tak valid," tegas juru bicara NDRRMC, Rey Balido kepada Inquirer.net.

Sementara data yang dilansir dari Pemerintah Kota Tacloban, jumlah korban tewas telah mencapai 4.000 jiwa. Dalam laporan NDRRMC, disebutkan sekitar 11,8 juta telah diungsikan sejumlah wilayah, yakni Visayas Timur, Visayas Barat, Visayas Pusat, Mimaropa, Calabarzon, Bicol, Northern Mindanao, Davao and Caraga. Bantuan untuk para pengungsi saat ini mulai berjalan setelah sebelumnya sempat terhambat karena akses yang sulit dijangkau. Presiden Filipina Benigno Aquino III meminta jajaran bawahannya untuk lebih cepat mendistribusikan bantuan.

news.liputan6.com

Selasa, 12 November 2013

Pengukuhan Kapal Perang KRI Banda Aceh (593) Di Dermaga Malahayati, Banda Aceh

Berita Hankam: Pengukuhan Kapal Perang KRI Banda Aceh (593) Di Dermaga Malahayati, Banda Aceh. KRI Banda Aceh (593) yang resmi memperkuat TNI-AL sejak tanggal 21 Maret 2011 tersebut dikukuhkan dalam sebuah upacara yang dilaksanakan pada hari Senin, 11 Nopember 2013, bertempat di dermaga Malahayati, Krueng Raya, Aceh Besar, Banda Aceh. Upacara tersebut dipimpin oleh Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Purnomo Yusgiantoro, dan dihadiri oleh sejumlah petinggi TNI, pejabat Pemda Aceh, dan beberapa tokoh adat dari masyarakat Aceh.
KRI Banda Aceh (593). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
KRI Banda Aceh (593) Dikukuhkan Di Banda Aceh

Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro selaku Inspektur upacara (Irup) didampingi Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Marsetio, dan Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam Dr. Zaini Abdullah mengukuhkan Kapal Republik Indonesia (KRI) Banda Aceh-593 dalam upacara pengukuhan yang dilaksanakan di dermaga Malahayati, Krueng Raya, Aceh Besar, Banda Aceh, Senin (11/11/2013).

Prosesi pengukuhan diawali upacara militer yang diikuti pasukan satuan setingkat kompi (SSK) gabungan prajurit TNI AD, TNI AL, TNI AU, dan Polri, dilanjutkan dengan upacara adat Aceh berupa tradisi memakan nasi/lempar beras (Pasaju/Sekapur sirih) yang disediakan oleh ketua adat oleh Komandan KRI Banda Aceh Letkol Laut (P) Yana Hardiyana, penyerahan baju adat dari ketua adat kepada Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam untuk selanjutnya dikenakan kepada Komandan KRI Banda Aceh-593. Kemudian Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam menyerahkan foto kota Banda Aceh kepada Kasal, dan selanjutnya foto tersebut diserahkan kepada Komandan KRI Banda Aceh-593. Selain itu Kasal juga menyerahkan lonceng kapal kepada komandan kapal.

Pada kesempatan tersebut, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyampaikan bahwa KRI Banda Aceh-593 selalu siap untuk digunakan dalam segala operasi khususnya operasi militer selain perang. "KRI ini selalu siap dalam mendukung segala operasi khususnya operasi militer selain perang, seperti bakti sosial, angkut pasukan/personel, dan sangat efektif sekali untuk operasi-operasi kegiatan bencana alam. Kita memiliki empat kapal yang sama seperti ini, dan KRI ini berada di bawah jajaran Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) yang mampu bergerak mobile di seluruh wilayah Republik Indonesia. Kapan pun NKRI membutuhkan, KRI ini akan selalu siap bergerak diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia," tegasnya.

Sebagai acara puncak pengukuhan, ditandai dengan tradisi pemecahan kendi pada lambung kiri KRI Banda Aceh-593 yang merupakan acara tradisi TNI Angkatan Laut oleh Menhan RI didampingi Panglima TNI, Kasal, Komandan KRI Banda Aceh, dan Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam. Bahkan untuk memeriahkan acara, tampak beberapa KRI dengan nama pahlawan nasional dan pulau di Provinsi Aceh yang sandar bersama KRI Banda Aceh-593 diantaranya KRI Teuku Umar-385, KRI Cut Nyak Dien-375, dan KRI Teluk Sabang-544.

KRI Banda Aceh-593 merupakan kapal jenis Landing Platform Dock (LPD) atau kapal Bantu Angkut Personel (BAP) produksi PT PAL yang memperkuat armada TNI Angkatan Laut. Kapal yang saat ini berada di jajaran Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) ini resmi masuk jajaran TNI Angkatan Laut pada 21 Maret 2011, yang penyerahannya juga dilaksanakan oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro kepada TNI Angkatan Laut di dermaga Semenanjung Barat PT PAL, Surabaya.

KRI Banda Aceh-593 merupakan salah satu dari empat kapal LPD yang dipesan TNI Angkatan Laut. Dua unit kapal dikerjakan di Korea Selatan yaitu KRI Makasar-590 dan KRI Surabaya-591, sedangkan dua unit lainnya yaitu KRI Banjarmasin-592 dan KRI Banda Aceh-593 dikerjakan di galangan kapal PT PAL Surabaya dengan menerapkan prinsip transfer of technology (TOT) serta pengawasan tenaga ahli dari galangan Dae Sun Shipbuilding, Korea Selatan.

Serupa dengan kapal jenis LPD lainnya, KRI Banda Aceh-593 mampu menampung lima helikopter, tiga helikopter di dek, dan dua helikopter di dalam hanggar. Kapal ini juga dirancang mampu mengangkut 22 tank, juga dapat mengangkut kombinasi 20 truk dan 13 tank, 560 pasukan, dan 126 awak. Selain berfungsi untuk memobilisasi pasukan, kapal sepanjang 125 meter x 22 meter ini juga dapat digunakan untuk fungsi Operasi Militer Selain Perang (OMSP), seperti membawa logistik ke daerah bencana alam, guna mendukung angkutan mudik lebaran, dan lainnya. KRI Banda Aceh-593 yang saat ini dikomandani Letkol Laut (P) Yana Hardiyana, memiliki berat 7.300 ton, dapat melaju maksimal hingga kecepatan 15,4 knot, dan diperlengkapi dua unit Landing Craft Vehicles. Sebagai kapal perang TNI Angkatan Laut, KRI Banda Aceh-593 dipersenjatai dengan satu unit meriam kaliber 57 mm, dan dua unit meriam kaliber 40 mm.

Hingga saat ini KRI Banda Aceh-593 telah mengemban berbagai tugas baik operasi maupun latihan, mulai dari Latihan Gabungan TNI Tahun 2013, kegiatan bakti sosial, dan pelayaran lainnya yang merupakan bagian dari Operasi Militer Selain Perang (OMSP), diantaranya adalah mendukung kegiatan operasi pengamanan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Pacific Economy Cooperation (APEC) 2013 di Bali bulan Oktober 2013, mendukung kegiatan Sail Komodo 2013 dengan melaksanakan Ekspedisi Bhakti Kesra Nusantara (Bhakesra), dan mendukung program mudik lebaran gratis yang merupakan kerja sama Kementerian Perhubungan dengan TNI Angkatan Laut.

Pengukuhan KRI Banda Aceh-593 juga dihadiri oleh pejabat di lingkungan Kementerian Pertahanan, TNI Angkatan Laut, serta para pejabat dari Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) Aceh.

www.tnial.mil.id

Komite Kebijakan Industri Pertahanan Bahas Kesiapan Produksi Alutsista Matra Laut

Berita Hankam: Komite Kebijakan Industri Pertahanan Bahas Kesiapan Produksi Alutsista Matra Laut. Dalam sidang ke-10, secara khusus Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) membahas agenda kesiapan industri pertahanan dalam negeri untuk memproduksi peralatan sistem persenjataan utama (alutsista) untuk operasional pertahanan matra laut. Dalam kesempatan tersebut, PT PAL mendapat perhatian khusus mengenai kesiapannya untuk memproduksi kapal perang untuk kebutuhan pertahanan Indonesia.
KRI Banjarmasin (592). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
KKIP Gelar Sidang Ke-10 Bahas Kesiapan PT PAL Dalam Memproduksi Alutsista Matra Laut

Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) menggelar Sidang ke-10 dengan agenda pembahasan kesiapan industri dalam negeri khususnya PT.PAL dalam memproduksi Alutsista matra laut. Selain itu, sidang juga membahas program-program yang telah dan akan dilaksanakan KKIP. Sidang dipimpin oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro selaku Ketua Harian KKIP merangkap Anggota didampingi Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin selaku Sekretaris merangkap Anggota KKIP, Rabu (6/11/2013) di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta.

Hadir pada sidang tersebut Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan selaku Wakil Ketua Harian KKIP dan Menteri Ristet selau Wakil Ketua Harian KKIP dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta selaku Anggota KKIP. Sidang juga dihadiri Tim Kelompok Kerja (Pokja) KKIP, Tim Asistensi KKIP, Sekretaris Pokja KKIP dan beberapa pejabat perwakilan dari sejumlah instansi terkait lainnya serta pimpinan BUMNIP/BUMS.

Dalam kesempatan tersebut, Menhan selaku Ketua Harian KKIP memaparkan sejumlah program KKIP yang telah dilaksanakan meliputi bidang regulasi dan produk. Bidang regulasi meliputi Perpres No. 42 Tahun 2010 tentang organisasi, tata kerja dan Sekretariat KKIP, Buku cetak biru riset dan pengembangan produk Alpalhankam serta beberapa Keputusan KKIP. Sedangkan program–program bidang produk yang dilaksanakan KKIP meliputi industri kapal selam dan PKR, industri rudal C-705, turpedo, roket dan bom-100l, industri medium tank, industri panser amphibi, industri CMS/IWS, industri pesawat angkut, industri Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA/UAV), industri radar GCI, industri Alkom dan MKB.

Menhan juga menjelaskan tentang Perpres Nomor 59 Tahun 2013 tentang organisasi, tata kerja dan sekretariat KKIP yang telah ditandatangani Presiden RI pada tanggal 30 Juli 2013. Berdasarkan Perpres Nomor 59 Tahun 2013 tersebut, KKIP yang berfungsi merumuskan dan mengevaluasi kebijakan mengenai pengembangan dan pemanfaatan industri pertahanan diketuai oleh Presiden RI. Dengan adanya Perpres Nomor 59 Tahun 2013, maka Perpres Nomor 42 Tahun 2010 dinyatakan tidak berlaku lagi.

Sementara itu, mengenai kesiapan PT.PAL dalam produk Alutsista matra laut, hal tersebut dipaparkan oleh Wamenhan selaku Sekretaris KKIP yang beberapa waktu lalu telah melakukan peninjauan secara langsung ke PT. PAL di Surabaya. Paparan diantara-nya meliputi kesiapan PT. PAL dalam melaksanakan sejumlah program antara lain over haul KRI Cakra-401, pembangunan kapal SSV dan kerjasama pembangunan PKR.

dmc.kemhan.go.id

Sabtu, 09 November 2013

Unjuk Keampuhan Jurus Bela Diri Militer Pada Sharp Knife 2013

Berita Hankam: Unjuk Keampuhan Jurus Bela Diri Militer Pada Sharp Knife 2013. Penguasaan bela diri militer adalah keterampilan wajib bagi setiap personil pasukan elite. Kemampuan ini diperagakan pada pelaksanaan latihan bersama Sharp Knife 2013 yang melibatkan Korps Pasukan Khas TNI AU dan Pasukan Khusus Angkatan Udara China. Paskhas TNI-AU menampilkan seni bela diri Bravo Martial Art yang merupakan ciptaan dari Korps Pasukan Khas TNI AU. Sedangkan dari Pasukan Khusus Angkatan Udara China menampilkan seni bela diri militer yang didominasi gerakan bela diri Kung-Fu.
Bela Diri Militer. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Ketika tentara Indonesia-China unjuk bela diri militer

Lapangan dekat rumah latihan di bekas Markas Komando Detasemen B-90 Bravo Korps Pasukan Khas TNI AU, Margahayu, Jawa Barat, Rabu siang. Puluhan personel korps baret jingga TNI AU berbaris rapi dalam pakaian olahraga lapangan loreng, barisan sama juga ada oleh Pasukan Khusus Angkatan Udara China. Di depan mereka, berdiri Sersan Dua Yudi Pramono, juga dengan seragam sama. Di sampingnya ada dua personel korps baret jingga itu pada jarak cukup jauh, didampingi dua koleganya dari China dengan disaksikan belasan personel militer TNI AU dan Angkatan Udara China itu. "Perhatikan gerakan ini, kuda-kuda disiapkan… Tangan kiri mengepal dan siku kanan dibebaskan… Kaki kanan diayun sedikit ke depan, agak jinjit sambil mengayun ke atas siku kanan…," aba-aba diutarakan Pramono. Instruksinya itu diulang dalam bahasa Mandarin.

Satu persatu langkah dan gerakan bela diri militer dibagikan kepada personel Angkatan Udara China yang datang ke Markas Komando Korps Pasukan Khas TNI AU, Pangkalan Udara TNI AU Sulaeman, Jawa Barat, itu. Mereka menjadi bagian dari latihan bersama korps baret jingga itu dengan Pasukan Khusus China, dalam latiihan bersandi Sharp Knife 2013.

Ini pertama kalinya kedua pasukan di angkatan udara masing-masing bertemu untuk berlatih bersama. Korps Pasukan Khas TNI AU pernah membeli peluru kendali panggul anti serangan udara QW-1 buatan China dan tidak lagi memperbarui kontrak pembelian. "Pihak China yang melayangkan surat untuk berlatih bersama ini," kata Komandan Satuan B-90 Bravo, Kolonel Pasukan Novlan Mirzah. Satuan khusus anti teror Korps Pasukan Khas TNI AU yang dia pimpin ini "kebagian" jatah cukup banyak kegiatan dalam Sharp Knife 2013 pada 6-13 November ini.

China tidak memiliki komando utama yang sama dengan Korps Pasukan Khas TNI AU yang dahulu bernama Pasukan Gerak Tjepat AURI itu. Korps ini memang sesuai namanya, yaitu memiliki kekhasan pada medan tugas dan fungsi asasinya sebagai unsur pendarat dan penguasaan di lapangan di dalam organisasi TNI AU. Bahkan di dunia, cuma sedikit negara yang memiliki pasukan seperti mereka; dengan fungsi dan tugas utama pada pertahanan pangkalan udara, pengendalian tempur udara, dan SAR tempur. "Salah satu prinsipnya, semua pesawat udara militer memerlukan pangkalan udara sebagai basis operasi dan itu menjadi tanggung jawab kami," kata Komandan Pusat Pendidikan Korps Pasukan Khas TNI AU, Kolonel Pasukan Rolland DG Waha.

Kemampuan dasar pasukan komando, mutlak harus mereka kuasai yang sama juga dengan pasukan elit lain negara manapun. Beberapa yang cukup membedakan adalah kemampuan merebut, menguasai, dan mengoperasikan pangkalan udara; di sini aspek-aspek lain harus bisa dikuasai juga, di antaranya meteorologi, komunikasi operasi udara, radar, hingga peran kendali lalu-lintas udara, hingga logistik.

Pensiunan Special Air Service, Hugh McMannan dalam Ultimate Special Forces, mengurai, Angkatan Darat Kerajaan Inggris memiliki Para Resiment yang mengkhususkan diri pada operasi dari udara, mirip dengan batalion lintas udara pada TNI AD. Angkatan Darat Amerika Serikat, menurut McMannan, mempunyai 160th Special Operations Aviations Regiment, tugas intinya operasi lintas udara dan dukungan misi pasukan khusus militer negara itu. Mereka bagian dari Komando Operasi Khusus Angkatan Darat Amerika Serikat (USASOC). China tidak demikian; angkatan udaranya tidak memiliki pasukan dengan tugas utama dan kemampuan operasionalisasi pangkalan udara serta parameter tambahan lain. Yang mereka miliki adalah Pasukan Khusus Angkatan Udara China, dengan tugas pokok kontra terorisme.

Tidaklah heran jika dalam sambutan upacara pembukaan Sharp Knife 2013, Komandan Delegasi Angkatan Udara China, Kolonel Senior Lie Zhanghua, menegaskan kepentingan penanggulangan serangan terorisme yang dikatakan sebagai tanggung jawab semua pihak. Komandan Korps Pasukan Khas TNI AU, Marsekal Muda TNI Amarullah, berdiri di samping kirinya di podium, di pasukan masing-masing. Dengan alasan itulah, maka kemampuan individual personel masing-masing angkatan udara harus terus diasah; yang dalam Sharp Knife 2013 ini diwujudkan dalam saling berbagi pengetahuan bela diri militer. "Kami mengenalkan Bravo Martial Art, temuan kami yang diperas dari bela diri kebanggaan kita, silat, dan bela diri milter Rusia, Sistema. Hasilnya adalah bela diri yang pas dengan keperluan kami, yaitu gerakan mematikan yang senyap, cepat, tepat, dan mudah dipelajari," kata Pramono.

Sebagai instruktur bela diri militer di komando utama TNI AU itu, dia memberi langkah-langkah melumpuhkan dan mematikan lawan secara praktis kepada puluhan tentara Angkatan Udara China itu. Yang unik, semuanya tanpa senjata alias tangan kosong; hanya dalam tiga gerakan, lawan sudah terpelanting. Pada giliran China, seorang instruktur juga di siapkan plus penerjemah dari bahasa Mandarin ke bahasa Indonesia. Kini personel-personel Korps Pasukan Khas TNI AU yang mencoba keampuhan "jurus-jurus" China, juga dalam langkah demi langkah.

Yang membedakan, setiap gerakan pukul atau tendang diperagakan, kekuatan penuh instruktur dikerahkan sehingga "korban" kerap sampai tergoyang dari kuda-kudanya sambil nafas bertahan disalurkan. China sampai memeragakan cara melumpuhkan lawan yang bersenjata sangkur hingga senapan serbu bull-pup standar mereka, Type 95. Walau sudah sangat menguasai teknik bela diri standar mereka itu, namun puluhan tentara China itu tetap sangat serius mengikuti gerakan sang instruktur, dengan penuh kedisplinan. Satu personel Korps Pasukan Khas TNI AU suka rela maju mencoba sebagai penyerang, dalam sekejap dia terpelanting dan tangannya dikunci.

Begitupun saat personel TNI AU diminta menjadi pihak yang melumpuhkan; "musuh"-nya, personel Angkatan Udara China sebagai penyerang dengan Type 95 di tangan bisa dijatuhkan secara mudah dan cepat sebelum mata ini sempat berkedip.

Bahasa yang berbeda bukan masalah untuk memahami bahwa "teman" menang dan "musuh" sudah tidak berdaya. Suara tawa kedua pasukan yang berbeda bahasa itu ternyata sama saja, begitupun ekspresi kesenangan yang terpancar.

www.antaranews.com

Jumat, 08 November 2013

Guizhou Soar Dragon, Pesawat UAV Pengintai Buatan China

Berita Hankam: Guizhou Soar Dragon, Pesawat UAV Pengintai Buatan China. Guizhou Soar Dragon dirancang sebagai pesawat tanpa awak dengan tugas pengintaian yang mampu terbang dalam waktu lama dengan ketinggian yang sangat tinggi. Pesawat ini juga bisa dipersenjatai dengan rudal Udara-ke-Permukaan untuk melakukan misi penyerangan bersifat khusus. Guizhou Soar Dragon dirancang oleh perusahaan Chengdu dan diproduksi oleh perusahaan Guizhou.
Guizhou Soar Dragon. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
China Ungkap Pesawat Tak Berawak Buatannya

Guizhou Soar Dragon, (bahasa Cina: pinyin : xiang panjang) adalah sebuah kendaraan udara tak berawak dari jenis High-Altitude Long Endurance (HALE), menampilkan yang tidak biasa bergabung, tandem wingplan. Pada 2011 ini sedang dikembangkan oleh Republik Rakyat Cina untuk pengintaian dan kemungkinan misi anti - pengiriman. Guizhou Soar Dragon, dirancang oleh Chengdu Aircraft Corporation dan dibangun oleh Guizhou Aircraft Industry Corporation untuk layanan dengan Tentara Pembebasan Rakyat Angkatan Udara, awalnya ditampilkan sebagai model di Zhuhai Air Show 2006. Dioptimalkan untuk misi panjang ketahanan pada ketinggian tinggi, pesawat memiliki tandem yang tidak biasa, bergabung dengan platform yang sayap. Kecuali untuk sayap, Melambung Naga mirip dalam penampilan dan misi ke Northrop Grumman RQ - 4 Global Hawk dioperasikan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat. Besar oleh standar UAV, bergabung sayap Melambung Dragon memungkinkan untuk lebih kaku, planform sayap kurang fleksibel dibandingkan konfigurasi lainnya, dengan manfaat dikatakan termasuk peningkatan angkat-to - tarik rasio dan kontrol penerbangan kurang kompleks daripada HALE UAV dengan sayap konvensional akan membutuhkan. Pesawat ini didukung oleh Guizhou WP - 13 turbojet mesin, salinan dikembangkan dari Tumansky Soviet R - 13; diantisipasi bahwa lebih baru, mesin ditingkatkan, akan dipasang di pesawat produksi. Asupan udara untuk mesin yang dipasang di atas badan pesawat, dengan mesin itu sendiri dipasang di bagian belakang pesawat. The Soar Naga tidak diketahui belum melakukan penerbangan perdananya, namun itu adalah menjalani radar cross section dan tes elektromagnetik lainnya dalam mengantisipasi uji penerbangan. Dalam layanan dengan PLAAF, misi utama dari Soar Naga diharapkan akan pengintaian udara, namun sudah diperkirakan bahwa pesawat juga akan dilengkapi dengan sensor yang cocok untuk menunjuk kapal angkatan laut untuk penargetan oleh rudal balistik anti - kapal dan rudal jelajah.
Sebuah pesawat tak berawak yang diyakini produksi China mengundang kehebohan di dunia maya. Pesawat tersebut menunjukkan upaya keras China untuk mengembangkan teknologi militernya. Badan pesawat itu sekilas mirip pesawat tak berawak milik Amerika Serikat (AS) Global Hawk, hanya ukurannya lebih kecil. Namun tetap ada perbedaan dari pesawat milik China ini dengah Global Hawk, khususnya pada bagian sayap. Demikian diberitakan Reuters, Kamis (7/11/2013).

Kemampuan China untuk membuat pesawat tak berawak atau biasa disebut drone ini, tentunya membantu kerja militer Negeri Tirai Bambu. Berdasarkan ukurannya, pesawat tersebut sepertinya ditujukan untuk penerbangan jarak jauh.

Drone pada dasarnya adalah pesawat kecil yang dikendalikan dari jauh. Pesawat ini bisa digunakan sebagai pesawat mata-mata atau pun dilengkapi dengan senjata dan menyerang target terpencil tanpa diketahui musuh. Pesawat kali ini memiliki desain sama yang diungkap oleh Chengdu Aircraft Industry Corporation. Mereka menyebut pesawat itu dengan Soar Dragon dan sempat muncul di media dua tahun lalu. Produksi pesawat yang baru beredar di internet ini, memang jauh lebih kecil dibandingkan Soar Dragon. Tetapi badan pesawat sepertinya lebih mirip dengan drone milik AS.

China terus berupaya keras membuat desain drone yang baru. Diperkirakan, drone milik China ini akan dipasarkan ke luar negeri.

Karakteristik Umum Pesawat UAV Guizhou Soar Dragon :
- Awak : Tanpa awak (UAV)
- Panjang : 14,33 m
- Rentang Sayap : 24,86 m
- Tinggi : 5,41 m
- Mesin Pendorong : 1 unit Guizhou WP-13 turbojet, 43.1 kN

Kinerja :
- Kecepatan Jelajah : 750 km/jam
- Jangkauan : 7.000 km
- Jangkauan Tempur : 2.000 km
- Kemampuan Lama Terbang : 10 jam
- Ketinggian Maksimal Penerbangan : 18.000
- Daya Dorong/Berat : 5.8

international.okezone.com

Paskhas TNI-AU Dan Pasukan Khusus AU China Gelar Latihan Sharp Knife Airborne 2013

Berita Hankam: Paskhas TNI-AU Dan Pasukan Khusus AU China Gelar Latihan Sharp Knife Airborne 2013. Latihan bersama Sharp Knife Airborne 2013 yang melibatkan 102 personil Korps Pasukan Khas TNI AU dan 60 personil Pasukan Khusus Angkatan Udara China tersebut digelar selama 6 hari yang dimulai pada tanggal 6 November 2013. Garis besar latihan bersama antar dua negara ini adalah penanggulangan dan terorisme dan keterampilan militer lainnya.
Sharp Knife Airborne 2013. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
AU China dan TNI AU latihan anti teror

Pasukan Khusus Angkatan Udara China berlatih anti teror dan kemampuan lain kemiliteran dengan mitranya, Korps Pasukan Khas TNI AU, di Bumi Margahayu, Jawa Barat, selama enam hari. Upacara pembukaan dilakukan Komandan Korps Pasukan Khas TNI AU, Marsekal Muda TNI Amarullah, didampingi kolega China-nya, Kolonel Senior Li Zhonghua, di Lapangan Merah Pangkalan TNI AU Sulaeman, Margahayu, Rabu (6/11/2013). Latihan bersama itu diberi sandi Sharp Knife Airborne 2013, yang berakhir di Kantor Pusat PT Dirgantara Indonesia, beberapa hari kemudian.

China mengirim kontingen sebanyak 60 orang sementara Korps Pasukan Khas TNI AU melibatkan 102 personelnya, berikut senjata dan sistem pendukung lain. "Materi latihan ada beberapa, di antaranya bela diri militer, latihan pembebasan sandera, dan menembak perorangan ataupun tembak runduk," kata Direktur Latihan Sharp Khife 2013, Kolonel Pasukan Roland DG Waha.

Kedua kontingen akan juga berlatih penerjunan tempur memakai metode HALO (high altitude low opening) dan HAHO (high altitude high opening). Sebelum putaran latihan Sharp Knife 2013 ini, dilakukan penyamaan metode dan prosedur operasi militer pasukan kedua negara itu. Agenda latihan hari pertama adalah bela diri perorangan dari kedua negara. Korps Pasukan Khas TNI AU memperkenalkan teknik bela diri kembangan sendiri, yang dinamakan Bravo Martial Art; sementara kontingen China memperagakan bela diri militernya yang dikombinasikan dengan kung fu.

Segenap unsur Korps Pasukan Khas TNI AU dilibatkan dalam latihan bersama kedua negara itu, yang dikatakan Komandan Satuan B-90 Bravo, Kolonel Pasukan Novlan Mirza, "Merupakan hal yang baik bisa saling berbagi pengetahuan, demi mengasah profesionalisme kedua unsur."

China tidak memiliki pasukan yang didedikasikan khusus sebagaimana Korps Pasukan Khas TNI AU, melainkan pasukan khusus. Ada tiga penciri utama Korps Pasukan Khas TNI AU sesuai asasinya sebagai pasukan di dalam TNI AU. Itu adalah pengendalian pertempuran udara dari pangkalan, pertahanan pangkalan udara, dan SAR tempur udara, selain intelijen dan tentu perang berlanjut konvensional.

www.antaranews.com

Rabu, 06 November 2013

Kapal Perang TNI-AL Intensifkan Pengamanan Laut Bangka Belitung

Berita Hankam: Kapal Perang TNI-AL Intensifkan Pengamanan Laut Bangka Belitung. Ada 5 unit kapal perang yang disiagakan oleh Pos TNI AL Pangkalbalam untuk mengamankan wilayah perairan Bangka Belitung dan sekitarnya. Pengamanan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya tindak pelanggaran hukum di wilayah laut.
Kapal Perang KCR-40. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
5 Kapal Perang TNI AL Tingkatkan Operasi di Bangka Belitung

Personel TNI Angkatan Laut (TNI AL) di Bangka Belitung, meningkatkan operasi pengamanan laut. Hal ini dilakukan untuk mencegah tindak pelanggaran hukum di laut di daerah itu. "Kami berupaya menjadi gugus terdepan keamanan laut dengan operasi dan patroli di daerah rawan guna menindak pelanggaran hukum di laut," kata Komandan Pos TNI AL Pangkalbalam, Letnan Satu Pelaut Yulianto, di Pangkalpinang, Minggu (3/11/2013).

Yulianto mengatakan, 5 unit kapal perang TNI AL sudah bersiaga. Armada itu antara lain jenis patroli cepat, dan KRI Kujang, yang kini bersiaga 24 jam serta berpatroli di perairan itu. Perairan itu rawan penangkapan ikan ilegal, penyelundupan timah, penyelundupan kayu tebangan, perompakan, dan tindak pelanggaran hukum lain di laut. Perairan itu juga masih dibayangi pula lalu-lintas kapal asing tanpa izin, imigran gelap, teroris, dan lain-lain. "Kami mengintensifkan operasi pengamanan perairan laut walau belum ditemukan hal-hal menonjol," kata Yulianto.

Selain untuk mengamankan perairan Bangka Belitung, TNI AL setempat juga selalu mengimbau awak dan nakhoda kapal-kapal setempat meningkatkan kewaspadaan seiring cuaca yang kurang bersahabat. "Kami berharap masyarakat untuk melapor apabila menemukan atau menjadi korban kejahatan di laut agar pihaknya mudah menanggani kejahatan di laut," kata Yulianto lagi.

news.liputan6.com

SR-72 Blackbird, Pesawat Pengintai Berkecepatan Mach 6 Yang Sedang Dikembangkan Lockheed Martin

Berita Hankam: SR-72 Blackbird, Pesawat Pengintai Berkecepatan Mach 6 Yang Sedang Dikembangkan Lockheed Martin. SR-72 Blackbird merupakan jenis pesawat UAV untuk keperluan militer di bidang pengawasan dan pengintaian. Kabarnya Lockheed Martin telah mengembangkan pesawat suksesor SR-71 ini sejak beberapa tahun lalu, bahkan rumor tentang pesawat ini sempat beredar di media pada tahun 2007.
Lockheed Martin SR-72 Blackbird. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Lockheed Martin SR-72 Blackbird

Lockheed Martin SR-72 Blackbird merupakan pesawat tanpa awak yang dirancang untuk menjadi penerus SR-71 Blackbird yang telah dipensiunkan operasionalnya oleh Amerika Serikat sejak tahun 1998. Akronim SR pada nama dua pesawat berkecepatan tinggi tersebut adalah Strategic Reconnaissance (Pengintai Strategis). SR-71 yang akan diteruskan tugasnya oleh SR-72 diharapkan bisa menjadi solusi untuk mengisi kesenjangan antara cakupan pesawat subsonik pengintai berawak, pesawat UAV untuk keperluan intelijen, pengawasan dan pengintaian, serta misi penyerangan.

Pesawat dan satelit pengintai yang biasa digunakan saat ini rawan menjadi target serangan musuh karena makin berkembangnya teknologi persenjataan anti satelit, kontra stealth (siluman), dan taktik anti akses area. Sebuah pesawat pengintai berkecepatan tinggi seperti Lockheed Martin SR-72 Blackbird yang dirancang mampu melesat hingga Mach 6 dianggap bisa mengatasi ancaman-ancaman tersebut. SR-72 dianggap memiliki kans untuk menembus deteksi dan pencegatan dari pihak musuh.

Pada tahun 2007 sempat beredar rumor bahwa Lockheed Martin sedang mengembangkan sebuah model pesawat pengintai yang memiliki kecepatan hingga Mach 6 untuk Angkatan Udara AS. Baru pada tanggal 1 November 2013 lalu Skunk Works (salah satu divisi khusus pada Lockheed Martin) mengkonfirmasi bahwa mereka sedang mengembangkan SR-72 Blackbird. Konfirmasi tersebut dipublikasikan pada situs Aviation Week & Space Technology yang dengan segera memancing perhatian masyarakat luas.

Untuk membuat pesawat yang mampu melesat hingga kecepatan Mach 6, sejak tahun 2006 Lockheed Martin telah bekerjasama dengan Aerojet Rocketdyne untuk merancang sebuah mesin yang dibutuhkan. Aerojet Rocketdyne mengembangkan mesin scramjet HTV-3X, namun pengembangannya dihentikan pada tahun 2008.

SR-72 dirancang bakal memiliki kecepatan dua kali kecepatan pesawat SR-71 dan mampu mencapai ketinggian 24.000 meter. Mesin ramjet yang ada saat ini akan tidak bisa beroperasi pada kecepatan diatas Mach 4, dan mesin turbofan biasanya memiliki performa terbaik hingga kecepatan Mach 2.2. Pesawat SR-72 akan menggunakan sistem siklus gabungan berbasis turbin (TBCC: Turbine-Based Combined Cycle) sebagai tenaga pendorongnya. Pada kecepatan rendah, pesawat ini menggunakan mesin turbin, dan pada kecepatan tinggi akan menggunakan mesin scramjet. Mesin turbin dan scramjet tersebut menggunakan inlet dan nozzle yang sama tapi jalur aliran udara yang berbeda.

Prototipe pesawat ini (berawak) direncanakan akan dibuat pada tahun 2018. Prototipe pesawat tersebut memiliki panjang 18 meter dan menggunakan mesin berskala penuh. Prototipe ini akan diterbangkan (dijadwalkan pada tahun 2023) selama beberapa menit pada kecepatan Mach 6. SR-72 diharapkan bisa digunakan oleh Angkatan Udara AS pada tahun 2030.

wikipedia.org

Selasa, 05 November 2013

5 Kapal Selam Type 209 Buatan Jerman Akan Dibeli Arab Saudi

Berita Hankam: 5 Kapal Selam Type 209 Buatan Jerman Akan Dibeli Arab Saudi. Rencana pembelian 5 unit kapal selan jenis Type 209 Jerman oleh Kerajaan Arab Saudi tersebut terpublikasikan setelah beredar informasi bahwa Kanselir Jerman telah mengisyaratkan kesediaannya untuk menjual armada kapal selam kepada Arab Saudi senilai 12 miliar euro atau setara dengan US$. 16,5 miliar.
Kapal Selam Type 209/1300. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Arab Saudi berencana beli kapal selam Jerman

Sebuah surat kabar Jerman melaporkan bahwa Arab Saudi berencana untuk membeli kapal selam dari Jerman. Berita itu bisa mengintensifkan diskusi tentang ekspor senjata selama negosiasi koalisi saat ini di Berlin. Mingguan Jerman Bild am Sonntag mengatakan pada hari Minggu 3 November 2013 bahwa Arab Saudi ingin membeli lima kapal selam buatan Jerman Type 209 dengan nilai 12 miliar euro (US$. 16,5 miliar). Surat kabar itu mengatakan bahwa dalam jangka panjang, kerajaan Arab Saudi tertarik untuk membeli hingga 25 unit kapal selam Type 209. Surat kabar itu mengatakan bahwa mereka memiliki informasi bahwa kanselir Jerman pada musim panas sudah mengisyaratkan kesediaan untuk memeriksa permintaan tersebut dari Arab Saudi "menguntungkan" segera setelah pemerintahan baru berada di tempat. Kapal selam akan dibangun oleh Howaldtswerke-Deutsche Werft (HDW) dan Nordseewerke Emden, kedua perusahaan galangan kapal yang terletak di utara Jerman, menurut laporan tersebut. Masalah yang disengketakan. Laporan ini bisa memicu kontroversi selama negosiasi antara koalisi Kanselir Angela Merkel konservatif CDU/CSU blok dan Sosial Demokrat, karena ekspor senjata ke daerah krisis adalah masalah sengketa antara para pihak. Sosial Demokrat ingin melihat peraturan ketat, sementara konservatif menganggap aturan thepresent pada ekspor akan cukup. Saat ini, Dewan Keamanan Federal, terdiri dari kanselir dan delapan menteri, harus menyetujui setiap ekspor senjata. Beberapa anggota parlemen di Jerman melihat Arab Saudi sebagai penerima pantas untuk lengan, mengatakan bahwa hak asasi manusia tidak cukup dihormati di kerajaan tersebut. Arab Saudi juga mengirim tank dan tentara untuk membantu memadamkan protes baru-baru ini di Bahrain pada tahun 2011. Surat kabar itu mengatakan juru bicara pemerintah menolak mengomentari apa yang disebutnya "kasus-kasus individu kemungkinan ekspor senjata." Perusahaan ThyssenKrupp, yang dua galangan kapal milik, mengatakan "tidak ada proyek yang melibatkan kapal selam untuk Arab Saudi," tetapi menolak untuk mengatakan apakah pembicaraan pendahuluan pada perintah tersebut telah dilaksanakan.
Arab Saudi berencana membeli lima kapal selam Tipe 209 Jerman senilai 2,5 miliar euro, kata laporan harian Sunday Bild am Sonntag. Surat kabar itu, Minggu (3/11/2013), melaporkan bahwa dalam jangka panjang, kerajaan itu tertarik untuk membeli hingga 25 kapal selam senilai 12 miliar euro.

Bild am Sonntag mengatakan, pihaknya memiliki informasi bahwa kanselir Jerman di musim panas sudah mengisyaratkan kesediaan untuk memeriksa permintaan Arab Saudi tersebut, segera setelah pemerintahan baru terbentuk. Harian itu menambahkan, juru bicara pemerintah menolak mengomentari apa yang disebut "kemungkinan kasus-kasus individual ekspor senjata."

Kapal selam tersebut akan dibangun oleh Howaldtswerke - Deutsche Werft (HDW) dan Nordseewerke Emden, perusahaan galangan kapal yang terletak di Jerman utara, menurut laporan tersebut. Perusahaan ThyssenKrupp, pemilik dua galangan kapal tersebut, mengatakan ada "proyek yang melibatkan kapal selam untuk Arab Saudi," namun menolak untuk mengatakan apakah pembicaraan pendahuluan mengenai pemesanan tersebut telah dilaksanakan.

Penjualan senjata Jerman ke Arab Saudi adalah masalah pelik mengingat catatan suram hak asasi manusia Riyadh dan perannya dalam penumpasan brutal pro-kebebasan di Bahrain, demikian laporan IRNA..

www.antaranews.com

Tank Amfibi BMP-3F, Apa Saja Kemampuan Tempur Kendaraan Perang Korps Marinir TNI AL Ini?

Berita Hankam: Tank Amfibi BMP-3F, Apa Saja Kemampuan Tempur Kendaraan Perang Korps Marinir TNI AL Ini? Tank amfibi yang dimiliki dan dioperasikan oleh Korps Marinir TNI AL ini menampilkan kemampuan manuver tempurnya ketika pelaksanaan upacara penganugerahan gelar warga kehormatan Korps Marinir TNI AL kepada Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, yang digelar di Karang Pilang, Jawa Timur, beberapa waktu yang lalu.
Tank Amfibi BMP-3F Korps Marinir TNI AL. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Tank BMP-3F dan baret kehormatan Korps Marinir TNI AL

Korps Marinir TNI AL memiliki seorang lagi warga kehormatan, yaitu Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, yang diangkat dalam satu upacara kebesaran di Karang Pilang, Jawa Timur, beberapa hari lalu. Lazimnya penganugerahan gelar kehormatan itu, baret Korps Marinir TNI AL bertatah empat bintang, pisau komando, dan brevet Detasemen Jala Mangkara dibawa ke dalam arena upacara dari udara: seiring dengan atraksi terjun payung militer. Moeldoko, setelah dikenakan baret dan segenap atribut itu oleh Komandan Korps Marinir TNI AL, Mayor Jenderal TNI (Marinir) Faridz Washington, resmi menjadi warga kehormatan mereka, mengikuti Jenderal Besar TNI AH Nasution, Sultan Hassanal Bolkiah II, dan Jenderal Charles C Krulak (mantan komandan Korps Marinir Amerika Serikat), dan lain-lain.

Bukan cuma upacara penganugerahan baret yang juga disaksikan Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, itu yang menarik; juga atraksi dan gelar kemampuan berbagai persenjataan yang dimiliki Korps Marinir TNI AL. Mesin perang yang dikerahkan --paling menonjol-- adalah tank veteran PT-76 versi maritim dan yang terkini, tank amfibi BMP-3F. Sampai saat ini, Indonesia memiliki 17 tank BMP-3F hasil kontrak pembelian dengan JSC Rosoboronexport, Rusia, yang kebanyakan ditaruh di Pasukan Marinir 1, Surabaya. 37 tambahan akan datang hingga akhir 2013 ini, sejalan kelanjutan kontrak pembelian pada Mei lalu.

Bicara tank, publik sangat paham soal tank utama 2A4/2A5 Leopard buatan Krauss-Maffei Wegmann Maschinenbau, Kiel, Jerman, yang dibeli langsung TNI AD, namun sorotan pada BMP-3F cenderung sedikit. Membandingkan kedua tank ini hal yang kurang pas, karena fungsi dan asasinya sangat berbeda; apalagi sistem kesenjataan dan doktrin penggelarannya. BMP-3F buatan Kurganmashzavod, Rusia, masuk dalam kelas amphibious infantry fighting vehicle, yang proyek pengembangannya dimulai sejak 1987 setelah kedua kakaknya, BMP-1 dan BMP-2 dianggap kurang mumpuni lagi. Dari situlah, Obyekt 688M diluncurkan Rusia.

Sesuai "judul"-nya, BMP-3F dengan bobot kosong 18,5 ton dan dimensi 7,14 meter (panjang), 3,2 meter (lebar), dan 2,4 meter (tinggi) dan awak tiga orang (termasuk seorang komandan), mampu membawa tujuh personel bersenjata lengkap plus dua kursi tambahan. Jadi, BMP-3F ibarat "kapal perang" yang memproyeksikan kekuatan militer dari lingkungan laut ke lingkungan darat; lengkap dengan kondisi di atas optimal untuk menggempur kekuatan lawan di darat.

Mesin dengan rasio 27 tenaga kuda/ton bobot mampu mendorong BMP-3F menuju kesepatan 72 kilometer perjam (jalan pedesaan/aspal biasa), 45 kilometer perjam (luar jalan), dan 10 kilometer perjam (perairan hingga gelombang skala Beauford II).

Persenjataan

Berbagai silabus mesin perang dunia memasukkan BMP-3F dalam kelas kendaraan perang infantri berat; ditandai sistem perlindungan persenjataan aktif walau bodi dan kubah meriamnya dari alumunium diperkeras (agar tahan karat). Tidak akan ada pengaruh besar jika dia disembur tembakan kaliber 30 milimeter dari jarak dekat, seumpama dari senapan mesin berat 2A42. Perlindungan pasif juga menyentuh sistem perlindungan sirkulasi udara dan serangan biologis atau nuklir jika itu terjadi. Caranya dengan menerapkan sistem sensor dan penangkal agen kimia/biologis/nuklir dan filter ultraviolet, dan pemadam kebakaran, serta peredam benturan. Harap dipahami, BMP-3 dirancang saat Perang Dingin masih terjadi.

Tangki bahan bakarnya juga ditempatkan di atas lapisan baja lantainya, didukung sistem suspensi independen aktif dari roda-roda rantainya. Untuk menambah perlindungan, kit penangkal serangan amunisi berat ERA juga diterapkan walau ini pilihan bagi pembeli atau pengguna. Pengacak sinyal komunikasi lawan berbasis elektronika-optikal, Shrota, yang bisa diakses komandan tank untuk berkomunikasi dengan sistem peluncuran peluru kendali anti tank SACLOS (semiautomatic command to line of sight).

Akhirnya, kemampuan renangnya hingga tujuh jam nonstop dan menundukkan (bahkan) rawa-paya yang tidak bisa diinjak manusia, tidak akan bermakna banyak jika musuh tidak bisa dibinasakan. Untuk itulah meriam 100 milimeter berkecepatan rendah 2A70 bicara, meluncurkan proyektil 9M117 ATGMs (AT-10 Stabber), yang bisa disimpan dalam rak-raknya sebanyak 40 unit.

Di luar turet, bertengger sepasang senapan mesin berat 30 milimeter 2A72 yang bisa meluncurkan 400 peluru permenit. Jika dia berhadapan dengan personel, senapan mesin 7,62 milimeter-nya yang bertugas secara koaksial hingga 2.000 peluru permenit. Bicara teknologi putaran koaksial ini, Rusia sangat ahli; lihatlah baling-baling pesawat bom berat Tupolev Tu-95 Bear.

Meriam 100 milimeter ini bisa digerakkan 360 derajad kiri-kanan dan minus lima hingga 60 derajad ke bawah dan ke atas. Meriam ini dirancang untuk tidak menimbulkan guncangan besar, yang semakin efektif dengan sistem penjejak dan optik khusus, sehingga peluru high explosive HE-Frag shell 3OF32 bisa "terbang" hingga 4.000 meter.

Jika sistem pertahanan lawan lebih tangguh, army technolgy mengulas, giliran peluru 3BM25 APFSDS yang dipergunakan. Semua operasionalisasi kesenjataan dan penginderaan berasal dari komputer 1V539, berkolaborasi dengan sensor angin, sistem stabilitas 2E52-2, sistem laser 1D16-3, dan lain-lain. Semua sistem inilah yang juga dikabarkan dimiliki Korps Marinir TNI AL.

Doktrin pertempuran tank mengajarkan, tank selalu bergerak dalam formasi tempur tertentu sesuai taktik dan strategi, informasi posisi dan kekuatan lawan, serta keadaan geografis saat itu. Dipadukan dengan konsep pendudukan marinir, maka pergerakan tank bisa dibilang menjadi "perintis" dan "pelindung" para personel marinir ini.

Seorang perwira menengah TNI AL yang ikut dalam upacara pengangkatan Moeldoko menjadi warga kehormatan Korps Marinir TNI AL, itu menggambarkan manuverabilitas BMP-3F sebagai luar biasa. BMP-3F yang digelar dan ditunjukkan kemampuannya cuma dua saja, namun ada yang unik: dia di-"terbang"-kan melalui parit lebar, mirip motocross jumping di atas sungai dan mendarat sempurna. Sesaat setelah tank itu bisa mendarat, masih dalam keadaan cukup terguncang dan kecepatan masih mengembang, meriam meletus dan peluru 100 milimeter-nya meluncur dalam kecepatans sedang, relatif masih bisa diikuti mata. "Buuuummmm….!!!!," sasaran hancur, dari jarak sekitar 500 meter; masih sangat dekat untuk BMP-3F.

www.antaranews.com