Cari di Blog Ini

Rabu, 29 Agustus 2012

TNI siapkan rotasi Satgas Garuda Kongo dan Haiti

Satgas Garuda
TNI Kembali Siapkan Pasukan ke Kongo dan Haiti

Tentara Nasional Indonesia kembali menyiapkan Satuan Tugas TNI untuk ditugaskan di Kongo dan Haiti menggantikan satgas sebelumnya. Wakil Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI Kolonel Pnb Irwan Ishak Dunggio membuka secara resmi latihan penyiapan Satgas Kompi Zeni TNI tersebut di di PMPP TNI Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Rabu (29/8/2012).

Dalam siaran pers Pusat PeneranganTNI, Rabu siang ini, satgas akan tergabung dalam Kontingen Garuda XX-J/MONUSCO (Mission de I'Organisation de republic des Nation Unies Pour la Stabilisation en Republique Democratique du Congo) dan Kontingen Garuda XXXII-B/MINUSTAH (Mission des Nations Unies pour la Stabilisation en Haïti).

Latihan penyiapan Satgas Kompi Zeni TNI ini diikuti 342 personel yang terdiri dari 175 personel Kontingen Garuda XX-J/Monusco dengan Komandan Satgas Letnan Kolonel Czi Arief Novianto dan 167 personel Kontingen Garuda XXXII-B/Minustah dengan Komandan Satgas Mayor Czi Irfan Siddiq.

Arief Novianto sehari-hari menjabat sebagai Komandan Batalyon Zeni Konstruksi 14 Direktorat Seni TNI AD, sedangkan Irfan Siddiq adalah Komandan Batalyon Zeni Tempur 9/1 Kostrad.

nasional.kompas.com

TNI buka pendaftaran Pendidikan Pertama Perwira Prajurit Karier TNI

Tentara Nasional Indonesia
Dibuka Pendaftaran Jadi Perwira TNI

Tentara Nasional Indonesia kembali membuka kesempatan kepada putra-putri Indonesia lulusan perguruan tinggi untuk bergabung menjadi perwira TNI, melalui Pendidikan Pertama Perwira Prajurit Karier TNI. Sarjana yang dibutuhkan sebanyak 128 orang, terdiri dari 109 laki-laki dan 19 perempuan.

Dalam siaran pers yang dikeluarkan Pusat Penerangan TNI, Selasa (28/8/2012), disebutkan, pendaftaran dibuka sampai 30 September mendatang. Materi seleksinya meliputi dokumen keadministrasian kesarjanaannya, kesamaptaan jasmani, psikologi, dan mental ideologi.

Secara rinci, persyaratan yang diperlakukan adalah sebagai berikut: WNI, bukan prajurit TNI/Polri/PNS, usia maksimal 26 tahun (S-1) dan 30 tahun (D-3), belum menikah dan sanggup tidak menikah selama mengikuti pendidikan pertama, kecuali untuk pendaftar berprofesi dokter diperbolehkan sudah menikah. Tinggi badan minimal 163 cm bagi pria dan 157 cm untuk wanita.

nasional.kompas.com

TNI akan laksanakan latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC)

Armada Kapal Perang TNI
TNI Akan Gelar Latihan PPRC

Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menggelar latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) pada akhir Agustus 2012 hingga awal September 2012. "Latihan diawali dengan latihan geladi Posko di Cilodong dan geladi lapang di Natuna. Dalam latihan ini, akan dilibatkan sebanyak 2.500 personel anggota TNI. Latihan ini bertujuan mengasah kemampuan prajurit TNI," kata Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul, di Jakarta, Selasa. Hal itu disampaikannya beberapa waktu lalu usai buka puasa bersama wartawan di Mabes TNI, Cilangkap.

Jumlah alat utama sistem senjata (alutsista) yang dilibatkan itu, lanjut dia, dari Angkatan Laut sebanyak empat KRI dan dua unit pesawat, dari TNI Angkatan Udara (AU) satu unit pesawat intai, empat pesawat Hawk, enam pesawat Hercules angkut dan satu Hellikopter.

Menurut dia, untuk pelaksanaan geladi posko akan dilakukan pada 27 Agustus hingga 31 Agustus 2012 di Cilodong, sementara untuk geladi lapang akan dilaksanakan pada 31 Agustus hingga 7 September 2012 di Natuna.

Selain itu, tambah Kapuspen, TNI juga akan mengadakan latihan gabungan tingkat Brigade pada akhir November 2012, yang diawali dengan latihan geladi posko dan dilanjutkan geladi lapang pada awal Desember 2012 di Sangatta, Kalimantan Timur. "Dalam latihan ini, kita melibatkan 13 ribu prajurit TNI," ujar Iskandar.

Dalam kesempatan itu, Kapuspen mengatakan, untuk memperingati HUT TNI ke-67 yang akan diselenggarakan di Halim Perdanakusuma melalui upacara parade melibatkan 6.700 prajurit TNI dengan dimeriahkan demonstrasi terjun payung sebanyak 1.000 prajurit (750 orang terjun statik dan 250 orang terjun free fall). Selain itu, tambah dia, akan dilaksanakan demonstrasi bela diri militer dengan melibatkan 1.500 prajurit dan konfigurasi 1.500 prajurit. "Rangkaian HUT TNI sendiri akan dilaksanakan bakti sosial, kegiatan bazar, dan bakti TNI (bedah sekolah)," ujar Iskandar.

www.kemhan.go.id

Sabtu, 25 Agustus 2012

Rusia berminat memproduksi tank Centauro dibawah lisensi Oto-Melara

B1 Centauro
Wakil Perdana Menteri Rusia Dmitry Rogozin pada ajang pelaksanaan pameran produk militer di Ural, Jumat (24-8-2012) menyampaikan pernyataan bahwa Rusia tidak akan melakukan pembelian skala besar pada produk kendaraan militer lapis baja buatan negara lain. Militer Rusia hanya memerlukan beberapa contoh produk dari negara lain dengan pertimbangan keuntungan yang bisa Rusia peroleh dari kerjasama perakitan kendaraan lapis baja yang diinginkan. Hal tersebut hanya dilakukan pada beberapa produk yang belum dimiliki Rusia.

Pernyataan tersebut muncul setelah terlihat tank Centauro dengan roda penggerak 8x8 buatan Italia tampak diturunkan dari kapal di pelabuhan Novorossisyk. Pihak Oto Melara yang membuat tank Centauro tersebut pada Mei 2012 lalu mengatakan bahwa Rusia sedang menguji kendaraan tempur tersebut dan mempertimbangkannya untuk memproduksi sendiri dibawah lisensi Oto Melara Italia. Dua unit Centauro yang masing-masing bersenjata meriam kaliber 105 mm dan 125 mm sedang diuji di Moskow.

Yury Borisov, wakil kepala dari komisi industri militer Rusia mengatakan bahwa Rusia hanya akan membeli contoh produk militer negara lain untuk dipelajari teknologinya dan kemudian mereka akan memproduksinya sendiri.

Sebagai negara produsen, hingga saat ini Italia diketahui telah mengoperasikan 400 unit Centauro.

Pada bulan Januari 2012 lalu, Wakil Menteri Pertahanan Rusia Alexander Sukhorukov mengatakan bahwa pada bulan Desember 2011 Rusia dan Italia telah menandatangani kesepakatan perakitan 60 unit kendaraan lapis baja ringan multi-peran (LMV) Lynx buatan Iveco.

en.rian.ru

Kamis, 16 Agustus 2012

11 helikopter anti kapal selam akan perkuat operasional kapal-kapal perang TNI-AL

SH-2G Super Seasprite
TNI AL Akan Beli 11 Helikopter Antikapal Selam

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) berencana mendatangkan 11 unit helikopter antikapal selam untuk lebih memperkuat alat utama persenjataan serta mengisi kekosongan alat yang tidak tercover oleh kapal-kapal TNI.

Sebelumnya, Kementerian Pertahanan juga telah melakukan pengadaan tiga unit kapal selam dengan perusahaan galangan kapal asal Korea Selatan, Daewoo Shipbuilding Marine Enginerering (DSME) yang dilakukan bersama Kementerian Pertahanan.

"Helikopter antikapal selam kita punya tahun 1960-an dan pensiun tahun 1970 nantinya kita akan beli 11 helikopter antikapal selam, karena ini sangat dibutuhkan oleh kita," ujar Wakil Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Madya TNI Marsetio, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (15/8/2012).

Dijelaskan Marsetio, pihaknya masih akan membahas dengan Kementerian Pertahanan ihwal pembelian 11 helikopter antikapal selam ini, terutama mengenai helikopter yang didatangakan. Apakah jenis Seasprite atau Agusta.

"Tahun 2015 akan hadir helikopter tersebut, karena saat ini kita baru punya dua kapal selam dan akan datang lagi tiga," pungkasnya.

wikipedia.org

Rabu, 15 Agustus 2012

Boeing/Sikorsky RAH-66 Comanche, Helikopter Tempur Siluman Yang Batal Menjadi Jagoan Udara

Boeing/Sikorsky RAH-66 Comanche adalah jenis helikopter tempur yang sudah mengaplikasikan teknologi siluman (stealth). Berbekal kemampuan silumannya, helikopter tempur RAH-66 Comanche dirancang untuk misi pengintaian dan penyergapan, selain misi memberikan tanda sasaran (target tembak) yang akan dilancarkan oleh helikopter jenis serbu dan serang atau pesawat tempur lainnya.




Boeing/Sikorsky RAH-66 Comanche adalah helikopter bersenjata militer canggih yang dibuat untuk kebutuhan militer Angkatan Darat Amerika Serikat. Program RAH-66 dibatalkan pada tahun 2004 setelah hampir 7 miliar Dollar Amerika dihabiskan untuk program ini sebelum produksi sempat dimulai.

Selama awal tahun 1980an, Angkatan Darat AS memulai perhitungan kebutuhan untuk mengganti helikopter helikopter yang sudah lama, kemudian menghasilkan program eksperimen helikopter ringan. Pada tahun 1991, tim Boeing-Sikorsky dipilih untuk membuat purwarupa. Helikopter Comanche akan menggunakan teknologi pesawat siluman, menampilkan sejumlah desain yang sebelumnya belum pernah dicoba. Menggunakan sensor canggih dalam peran mengintai dan ditujukan untuk menunjuk sasaran untuk AH-64 Apache. Helikopter ini juga dipersenjatai misil dan roket untuk menghancurkan kendaraan berpelindung baja. Dua unit helikopter RAH-66 kini dijadikan pameran museum.

Desain dan Pengembangan RAH-66 Comanche

Pada tahun 1982, Angkatan Darat AS memulai program uji coba helikopter ringan untuk mengganti helikopter UH-1, AH-1, OH-6 dan OH-58. Program ini menghabiskan waktu 6 tahun, hingga tahun 1988, sebelum permintaan usulan dikeluarkan, dimana kebutuhan diubah menjadi helikopter pengintai. Pada Oktober tahun itu, tim dari Boeing-Sikorsky dan Bell-McDonell Douglas menerima kontrak untuk desain mereka. Nama program diubah menjadi "Helikopter Ringan" pada tahun 1990. Pada April 1991, tim Boeing-Sikorsky terpilih sebagai kontestan pemenang dan menerima kontrak untuk membangun empat purwarupa untuk sebuah fase demonstrasi dan evaluasi (Dem/Val).

Uji Purwarupa RAH-66 Comanche

Uji penerbangan dilakukan dengan dua purwarupa. Purwarupa Comanche pertama, seri 94-0327, menyelesaikan 318 penerganban lebih dari 387 jam sebelum mengakhiri karirnya pada Januari 2002. Setelah menemui kriteria kunci, RAH-66 memasuki fase perkembangan perancangan dan pembuatan pada 1 Juni 2000 yang menghabiskan 3,1 miliar Dolar Amerika Serikat.

Usaha untuk mengurangi berat kosong dengan kira-kira 200 lb (90.7 kg) atau 2% untuk menemui berat sasaran dimulai kemudian Tahun itu. Purwarupa kedua, seri 95-0001, telah menyelesaikan 93 jam terbang dan 103.5 penyerbuan pada Mei 2001.

RAH-66 kedua menerima peralatan misi dan mesin T800-LHT-801 yang lebih kuat dan melanjutkan uji terbang dari 23 Mei 2002, termasuk uji penglihatan malam dan sistem senjata, hingga 2003. Selama uji coba, Comanche menjelajah pada kecepatan 162 knot, dengan kecepatan maksimal 172 knot (198 mph; 319 km/jam), serta menunjukkan sebuah kemampuan untuk membuat belokan 180° (derajat) kurang dari 5 detik.

Pembatalan Program Helikopter Tempur Siluman RAH-66 Comanche

Pada 23 Februari 2004, Angkatan Darat Amerika Serikat mengumumkan keputusan mereka untuk membatalkan program helikopter Comanche mengingat kebutuhan untuk menyediakan dana untuk merenovasi armada helikopter yang mengalami serangan penuaan, utilitas, dan pesawat pengintai. Angkatan Darat AS juga merencanakan untuk menggunakan dana program Comanche untuk mempercepat perkembangan kendaraan udara tak berawak (UAV). UAV telah menyediakan pengintai selama operasi militer di Afganistan dan Irak. Kira-kira 6.9 milliar Dolar AS diinvestasikan dalam program Comanche pada saat pembatalannya. Tambahan 450–680 juta Dolar AS dibayarkan untuk biaya pembatalan kontrak untuk mitra program utama, yaitu Sikorsky dan Boeing.

Spesifikasi Helikopter Tempur Siluman RAH-66 Comanche (RAH-66A)

Karakteristik umum
  • Kru : 2 orang
  • Panjang : 46.85 kaki
  • Lebar sayap : 39.04 kaki
  • Tinggi : 11.06 kaki
  • Luas sayap : 1,197 kaki²
  • Bobot kosong : 8,690 pon
  • Bobot terisi : 10,597 pon
  • Bobot maksimum lepas landas : 17,175 ponFuselage length: 43.31 ft (13.20 m)
  • Sistem Rotor : 5 baling-baling pada rotor utama
Kinerja
  • Kecepatan maksimum : 175 knot (201 mph, 324 km/jam)
  • Kecepatan jelajah : 165 knot (190 mph, 306 km/jam)
  • Jarak jangkau : 262 nmi (tanpa tangki BBM tambahan)
  • Jarak jangkau terjauh : 1.260 nmi
  • Batas ketinggian maksimum penerbangan : 14.980 kaki
  • Laju panjat : 1.418 kaki/menit
Persenjataan
  • 1unit meriam tiga laras XM301 kaliber 20 mm dengan kapasitas 500 putaran peluru
  • Persenjataan internal : 6 unit rudal AGM-114 Hellfire atau 6 unit rudal AIM-92 Stinger atau 24 unit roket Hydra 70
wikipedia.org

Lebih dari 2.500 unit pesawat tempur Sukhoi diekspor ke berbagai negara

Sukhoi Su-35 Flanker-E
Pesawat tempur buatan Sukhoi sudah diekspor ke banyak negara sejak tahun 1964. Sejumlah lebih dari 2.500 unit pesawat dari varian Su-7, Su-17, Su-20, Su-22, Su-24, Su-25, Su-27, dan Su-30 dibeli oleh Angkatan Udara dari berbagai negara. Pesawat-pesawat tempur tersebut dikirim ke Eropa, Asia, Afrika dan Amerika Selatan. Hingga saat ini sebagian besar dari pesawat itu masih dioperasikan. Pesawat tempur generasi Sukhoi telah membuktikan diri sebagai mesin tempur yang handal dan efektif.

Selama dekade terakhir, sejak 1996, potensi ekspor utama pesawat tempur Sukhoi berpusat pada modifikasi varian Su-30 yang berfungsi sebagai pesawat tempur multi-peran. Penjualan mesin tempur udara jenis ini menempati hingga separuh dari nilai ekspor yang dilakukan oleh perusahaan Rosoboronexport.

Pada tahun 2000-an dengan munculnya penempur udara Su-30MKK dan modifikasi lebih lanjut, Su-30MK2, mencatat peningkatan ekspor yang signifikan. Pesawat ini adalah jenis jet tempur multi-peran dengan dua awak yang dapat menyerang target udara, darat dan laut. Pesawat ini banyak diekspor ke negara India disamping ke berbagai negara pelanggan lainnya.

Sedangkan saat ini, varian jet tempur Sukhoi Su-35 sedang menjalani uji coba. Pesawat ini memiliki sejumlah besar teknologi pesawat tempur generasi ke-5 dan solusi teknis militer lanjutan. Su-35 memiliki sistem radar yang belum pernah ada sebelumnya (kemampuan pindai hingga 400 km), daya dorong mesin hingga 14,5 ton yang dilengkapi vektor pengarah, sistem peringatan dini iradiasi, sistem radar optik, sensor deteksi peluncuran rudal dan sensor laser iradiasi, membuat pesawat tempur ini membuatnya lebih unggul dibanding pesawat tempur generasi 4 dan 4+. Su-35 diproduksi oleh pabrik KnAAPO yang berlokasi di Komsomolsk, Amur. Menurut rencana, Su-35 juga termasuk jenis pesawat tempur yang akan diekspor ke negara-negara peminat.

Su-35 bisa dikatakan sebagai jaminan bagi Sukhoi untuk mempertahankan daya saing dengan industri serupa dari negara lain hingga awal produksi varian penempur generasi ke-5, PAK-FA. Program pesawat tempur generasi ke-5 ini dikerjakan bersama dengan India. Pesawat ini pun berpotensi untuk diekspor juga.

Untuk memastikan operasi yang efisien dari pesawat tempur Sukhoi yang sudah dikirim ke negara-negara pelanggan, perusahaan Sukhoi memberikan layanan purna jual termasuk pasokan suku cadang, perbaikan sistem pesawat dan komponen, bantuan teknis dan pasokan peralatan yang diperlukan.

www.defpro.com

Jet tempur Sukhoi dan F-16 TNI-AU laksanakan gladi pertama

Jet Tempur Sukhoi TNI-AU
Sukhoi dan F-16 Melintas di Atas Istana Merdeka

Pesawat Sukhoi dan F-16 terbang melintas (fly pass) di atas Istana Negara, Jakarta, Selasa (14/8/2012). Itu merupakan bagian gladi pertama, menjelang upacara peringatan HUT RI ke-67, yang akan dipimpin Presiden Susilo Bambang Yodhoyono.

Komandan Skadron Udara 3 "Dragon F-16" Letkol Pnb Ali Sudibyo memimpin formasi "Double V" Garuda Elemen 1, yang terdiri dari lima pesawat F-16. Sementara itu, Komandan Skadron Udara 11 "Thunder Sukhoi" Letkol Pnb M. Untung Suropati memimpin formasi Garuda Elemen 2.

Terbang melintas dengan ketinggian 1.500 kaki dengan kecepatan 420 knots itu menggunakan call sign "Garuda Flight". Ini merupakan yang kedua kali pesawat tempur TNI Angkatan Udara mengisi perayaan Hari Kemerdekaan. Sukhoi mengangkasa pukul 09.58 WIB diikuti F-16 pukul 10.00 WIB. Sebelumnya, dilakukan pemeriksaan kesehatan bagi awak pesawat (pre flight check/PFC).

Menurut Komandan Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Marsma TNI A Adang Supriyadi, SE, kegiatan ini merupakan sebentuk kehormatan dan penghargaan Pimpinan Negara kepada TNI Angkatan Udara.

Atraksi ini didukung pesawat NAS 332 Super-Puma sebagai kesiapan SAR. Ini sudah merupakan standar operasional. Pesawat ini siap untuk mendukung pergerakan pesawat tempur seandainya terjadi emergency-eject. "Kemana pesawat tempur pergi pasti ada helikopter stand-by selaku penanggung jawab pertolongan saat darurat," kata Kapten Pnb Guruh Mahardika, pemimpin NAS 332 Super-Puma.

Gladi kedua dijadwalkan pada Rabu (15/8/2012) pagi.

nasional.kompas.com

Selasa, 14 Agustus 2012

Pangkalan kapal selam TNI-AL di Teluk Palu dalam proses tahapan pembangunan

Kapal Selam TNI-AL KRI Cakra (401)
TNI Bangun Pangkalan Kapal Selam Di Palu

TNI Angkatan Laut akan membangun pangkalan kapal selam di Teluk Palu, Sulawesi Tengah. Komandan Pangkalan Angkatan Laut Palu Kolonel (P) Laut Boedi Utomo seusai shalat Tarawih bersama warga di KRI Makassar-509, Jumat malam mengatakan, saat ini sudah tersedia lahan seluas 13 hektare. "Tiga hektare diantaranya merupakan hibah dari pemerintah provinsi," kata Boedi Utomo.

Dia mengatakan, saat ini sedang dalam proses tahapan pembangunan. Boedi Utomo mengatakan, salah satu alasan Teluk Palu dijadikan lokasi pangkalan kapa selam karena teluk ini cukup strategis di nusantara. Dia mengatakan, Teluk Palu memiliki lebar 10 kilometer dengan lingkar garis pantai sepanjang 68 kilometer. "Kedalaman teluk ini mencapai 400 meter. Sangat strategis. Ini teluk paling dalam diantara teluk yang ada. Kapal induk saja bisa berlabuh. Di Singapura saja itu hanya 25 meter, tidak bisa dilewati kapal induk," katanya.

Sementara itu Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola mengatakan, masyarakat sekitar lokasi pembangunan pangkalan selam di Watusampu kiranya mendukung rencana tersebut. "Semua ini untuk kita di Sulawesi Tengah. Sekarang kita sudah rasakan bagaimana KRI Makassar bisa berlabuh di sini sehingga kita bisa melihat langsung dan naik di atas kapal," kata Longki.

Jumat malam ratusan masyarakat mengikuti shalat Tarawih bersama di atas kapal sepanjang 122 meter tersebut.

Menurut rencana KRI Makassar yang berkapasitas muatan 22 tank dan tiga helikopter serta 700 personel tersebut rencananya akan bertolak ke Bitung, Sabtu siang Hadir dalam tarawih tersebut Komandan KRI Makassar-590 Letkol Laut Fadelan, Komandan Lanal Palu Kolonel Budi Oetomo, Wakil Gugus Tempur Latihan Lanal Palu Kol Laut Semi Joni dan sejumlah pejabat di daerah ini serta penceramah Dr Hilal Malarangeng, M.Ag.

www.kemhan.go.id

TNI-AD terima 4 helikopter Bell 412EP baru buatan PTDI

Helikopter Bell 412EP TNI-AD
PTDI serahkan empat helikopter Bell 412EP

TNI-AD menerima empat helikopter serba guna Bell 412 EP yang berkemampuan teknis di atas jenis seri-seri terdahulu helikopter tersebut yang dipesan dari PT Dirgantara Indonesia (Persero). Penyerahan empat helikopter Bell 412 EP itu dilaksanakan dalam acara serah terima dari Direktur Utama PTDI Dr. Budi Santoso kepada Asisten Logistik Kepala Staf TNI AD, Mayor Jenderal TNI Sonny Widjaya bertempat di pangkalan Pusat Penerbangan AD di Skadron 21/Sena Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Jumat (10/8).

Pengadaan tersebut berdasarkan dua kontrak pengadaan yang masing-masing ditandatangani kedua pihak pada November 2011 dan Maret 2012, sejalan dengan instruksi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang memerintahkan setiap pengadaan alat utama sistem senjata TNI harus memprioritaskan sumber dalam negeri.

Dalam acara serah terima itu, Dirut PTDI Budi Santoso menyatakan harapan pihaknya agar empat helikopter itu akan membawa pengaruh besar bagi kemampuan TNI, khususnya TNI AD dalam menghadapi tugas-tugas yang semakin berat. PTDI memang menyadari kebutuhan alutsista bagi TNI akan terus meningkat. "Hal ini tentu sejalan dengan tantangan yang semakin beragam sehingga upaya antisipasi harus terus dioptimalkan. Kami sebagai salah satu penyedia produk alutsista, tentunya harus terus berupaya untuk dapat memenuhi tuntutan yang diminta," kata Budi Santoso.

Budi Santoso juga mengatakan bahwa TNI AD selama ini merupakan pemakai terbesar helikopter-helikopter produksi pihaknya, dan di masa mendatang diharapkan TNI AD akan tetap mempercayakan dan memprioritaskan pemenuhan kebutuhan helikopternya pada PTDI.

Bell 412 EP merupakan helikopter serbaguna yang ditenagai sepasang engine, Pratt & Whitney PT6T-3D, dengan empat bilah rotor utama dan dua bilah rotor ekor. Helikopter ini termasuk kelas menengah dan diawaki oleh satu pilot dan satu ko-pilot serta mampu mengangkut 13 penumpang. Helikopter Bell 412 EP merupakan Bell 412 generasi baru yang dapat diandalkan. Helikopter ini sebelumnya telah membuktikan kehandalannya dalam berbagai operasi baik di Indonesia maupun di negara-negara lain. Di samping mampu melaksanakan misi-misi militer, Bell 412 EP mampu melaksanakan penerbangan sipil, operasi SAR, dan pemadam kebakaran.

www.kemhan.go.id

Senin, 13 Agustus 2012

1.600 pesawat dan helikopter tempur akan perkuat militer Rusia

Sukhoi Su-35 Flanker E
Rusia beli ribuan pesawat dan helikopter

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan militer Rusia akan memperoleh 1.600 pesawat tempur dan helikopter baru pada 2020 sebagai bagian dari upaya untuk memperkuat angkatan bersenjata negara tersebut. Putin bekerja keras untuk mengembalikan kebanggaan militer negara adidaya saat era Perang Dingin tersebut sejak terpilihnya ia pada 2000.

Penambahan yang direncanakan sebanyak 600 pesawat militer dan 1.000 helikopter itu merupakan bagian dari program 23 triliun rubel (720 miliar dolar) untuk memperlengkapi militer yang masih lemah karena permintaan pemotongan belanja negara saat runtuhnya Uni Soviet pada 1991. "Kami berbicara terutama tentang melengkapi pasukan kami dengan teknologi modern tingkat tinggi," kata Putin saat pertunjukan udara pada malam ulang tahun ke-100 pasukan udara negara tersebut, Sabtu.

Putin, yang memulai masa jabatan presiden enam tahun pada Mei lalu, mengatakan bahwa selain dengan adanya penambahan pesawat dan helikopter baru, pesawat militer yang ada akan dimodernisasi.

Dalam pidatonya saat pertunjukan udara di Zhukovsky, di luar Moskow, Putin berterima kasih kepada petugas angkatan udara, para veteran, dan pekerja industri. Ia mengatakan, membantu penerbangan kami saat menanggung masa-masa sulit pada 1990-an dan awal 2000-an.

Mantan perwira KGB Soviet (Badan Intelijen Nasional Soviet) yang sering memperingatkan tentang ancaman eksternal pada rapat umum itu, mengatakan selama kampanye pemilihan presiden bahwa Rusia membutuhkan militer yang lebih kuat untuk melindungi negara tersebut dari upaya dari asing untuk menyulut konflik di sekitar perbatasan.

www.antaranews.com

Minggu, 12 Agustus 2012

Jet tempur Sukhoi T-50 dilengkapi sistem radar canggih terbaru

Sukhoi T-50 PAK FA
Perusahaan Sukhoi menyampaikan bahwa mereka telah memulai lakukan uji coba sistem radar baru pada pesawat tempur generasi ke-5, Sukhoi T-50, pada rabu (8-8-2012) lalu.

Radar X-Band baru itu secara bertahap telah diinstal pada prototip ketiga pesawat tempur Sukhoi T-50 dan menunjukkan kinerja yang lebih stabil dan efektif dibandingkan dengan sistem radar canggih yang ada selama ini.

Sistem radar tersebut dikembangkan oleh Tikhomirov Scientific Research Institute of Instrument Design yang berbasis di Moskow dengan menggunakan elemen nanoteknologi.

Radar ini memiliki kisaran akuisisi target yang diperpanjang dimana mode pemindaian udara dan darat bisa dioperasikan secara bersamaan sehingga mampu menyerang beberapa sasaran sekaligus. Radar ini juga memiliki kemampuan penanggulangan perang elektronik.

Jet tempur T-50 yang juga dikenal sebagai proyek PAK-FA pertama kali terbang pada Januari 2010 dan secara resmi ditampilkan pertama kali kepada publik pada pelaksanaan Moscow Air Show 2011.

Saat ini ada tiga prototip pesawat Sukhoi T-50 yang sedang diuji dibawah program pengembangan PAK-FA. Sementara pesawat keempat diharapkan bisa untuk mengikuti program yang sama pada tahun ini juga.

Kementerian pertahanan Rusia berencana untuk membeli 10 pesawat Sukhoi T-50 versi evaluasi setelah tahun 2012 dan kemudian membeli 60 pesawat versi standar setelah tahun 2015.

www.defencetalk.com

Sabtu, 11 Agustus 2012

Peningkatan anggaran pertahanan Indonesia bukan untuk melakukan tindakan agresi

Produk Militer PT Pindad
Presiden SBY: Peningkatan dan Modernisasi Alutsista Untuk Meningkatkan Kemampuan Pertahanan

Peningkatan alutsista dan modernisasi TNI dalam kurun waktu lima tahun yang dilakukan secara besar-besaran mendapat reaksi dari sejumlah pihak di tingkat internasional. Meski demikian peningkatan alutsista ini tidaklah berniat untuk melakukan tindakan agresi yang menyimpang dari semangat ASEAN. Peningkatan dan modernisasi alutsista ini karena semata-mata ingin meningkatkan kemampuan pertahanan baik dari tugas operasi perang terlebih lagi banyak sekali terdapat tugas operasi selain perang yang harus dilakukan. Hal tersebut diungkapkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat memberikan keterangan pers usai rapat koordinasi dengan Menhan, bersama jajaran Menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid 2 bidang Polhukam, Panglima TNI dan Kapolri, Kamis (9/8) di Mabes TNI, Cilangkap Jakarta.

Sementara itu, dalam peningkatan alutsista Presiden menginginkan untuk memiliki alutsista yang berkelas dunia melalui kemandirian industri pertahanan dalam negeri. Oleh karena itu pemerintah akan terus mendukung pengembangan program industri pertahanan dalam negeri dengan memberikan perhatian khusus terhadap pelaksanaan riset dan pengembangan dalam rangka menopang industri pertahanan. "Agar tidak tergantung dari luar lagi, maka pemerintah terus meningkatkan dan mengembangkan industri pertahanan sehingga Indonesia akan mandiri, namun dipertimbangan juga dari sisi ekonomi dan bisnisnya," jelas Presiden SBY.

Sehubungan peningkatan alutsista, pemerintah juga memberikan dorongan dengan meningkatkan anggaran pertahanan yang cukup signifikan pada setiap tahunnya. Menurut Presiden peningkatan anggaran pertahanan ini seiring dengan kondisi ekonomi saat ini juga terus meningkat, sehingga memungkinkan untuk membangun alutsista tersebut. Disampaikan Presiden mengenai peningkatan anggaran pertahanan ini yang dimulai dari Tahun 2004 sebesar 21,7 Triliun, Tahun 2009, 33,67 Triliun, Tahun 2012 sebesar 72,54 Triliun dan untuk tahun 2013 bisa dialokasikan sekitar 77 Triliun rupiah.

Presiden SBY menghimbau kepada jajaran Kemhan dan TNI untuk pengadaan alutsista ini dilakukan dengan mekanisme dan prosedur yang benar, sehingga mampu mencegah terjadinya penyimpangan dan penggelembungan anggaran pertahanan. "Saya berpesan kepada jajaran Kemhan dan TNI agar peningkatan anggaran yang cukup signifikan harus direncanakan dengan baik dan dikelola sebaik-baiknya dan cegah penyimpangan, karena kalau terjadi penyimpangan maka akan timbul masalah," harap Presiden SBY.

Tidak hanya dari pengelolaan anggaran, namun menurut Presiden setiap pengadaan alutsista maka harus terdapat kehandalan dari segi sistem dan teknologinya sehingga didalam penggunaannya dapat mendukung pelaksanaan operasi gabungan kearah yang lebih efektif.

dmc.kemhan.go.id

2 kapal selam nuklir Kelas Borey AL Rusia akan ditempatkan di Armada Pasifik

K-535 Yuri Dolgoruky Borey Class Nuclear Submarine
Deputi Menteri Pertahanan Rusia Alexander Sukhorukov pada Rabu lalu (8-8-2012) mengatakan bahwa dua kapal selam nuklir Borey Class milik AL Rusia akan dikerahkan untuk memperkuat Armada Pasifik.

Dua kapal selam nuklir strategis kelas Borey yang masing-masing bernama Yury Dolgoruky dan Alexander Nevsky yang saat ini sedang melakukan uji coba pelayaran di Laut Putih tersebut diharapkan sudah dapat dioperasikan secara penuh pada akhir tahun 2012. "Saya pastikan bahwa kapal selam Kelas Borey pertama itu akan ditempatkan memperkuat Armada Utara dan selanjutnya akan didistribusikan ke Armada Pasifik setelah semua infrastruktur benar-benar siap," kata Sukhorukov.

Kedua kapal selam Kelas Borey itu dibangun di galangan kapal Sevmash yang berlokasi di kota pelabuhan Severodvinsk di Laut Putih.

Hingga tahun 2020 mendatang, Angkatan Laut Rusia diperkirakan akan menerima sedikitnya 10 kapal selam nuklir strategis kelas Borey.

Armada kapal selam yang akan dipersenjatai rudal balistik Bulava tersebut akan menjadi inti kekuatan kapal selam strategis Rusia setelah tahun 2018.

en.rian.ru

Kamis, 09 Agustus 2012

Angkatan Laut AS tawarkan pelatihan awak kapal selam TNI-AL

Pangkalan Kapal Selam AS di Pearl Harbor, Hawaii.
AS siap fasilitasi latihan awak kapal selam

Angkatan Laut Amerika Serikat melalui Pangkalan Kapal Selam Grup 7 di Hawaii siap memfasilitasi program pelatihan bagi awak dan calon awak kapal selam TNI AL. Tawaran itu disampaikan Komandan Kapal Selam AS Grup 7, Rear Admiral Philip Sawyer, saat melakukan kunjungan ke Komando Pengembangan dan Pendidikan Angkatan Laut (Kobangdikal) di Surabaya, Rabu.

Rombongan diterima Komandan Kobangdikal Laksamana Muda TNI Djoko Teguh Wahojo didampingi Wakil Komandan Kobangdikal Brigjen TNI (Mar) Prang Verry Kunto, Komandan Kodikopsla Laksma TNI Yayat Achmad Hadirat, dan Direktur Pengkajian dan Pengembangan Kolonel Laut (P) Rudwin Thalib.

Mengutip keterangan tertulis Kepala Bagian Penerangan Kobangdikal Mayor Laut (KH) Rohman Arif, fasilitas pelatihan itu tidak hanya untuk prajurit yang berada di Satuan Kapal Selam, tetapi juga mereka yang menempuh pendidikan Sekolah Kapal Selam di Kobangdikal.

Saat diskusi dengan Komandan Kobangdikal Laksda TNI Djoko Teguh Wahojo, Philip Sawyer juga menyampaikan keprihatinannya atas musibah kecelakaan yang menimpa prajurit kapal selam TNI AL saat melakukan latihan penyelamatan di Perairan Pasir Putih Situbondo, Jatim, beberapa waktu lalu. "Semua prajurit kapal selam adalah satu keluarga. Jika salah satu mengalami musibah, semua prajurit akan ikut merasakan kesedihan yang dialami," katanya.

Dalam kesempatan itu, Philip yang didampingi Atase Pertahanan Angkatan Laut AS Kapten Adrian Jansen, mendapat penjelasan tentang profil Kobangdikal yang salah satunya juga mendidik calon-calon awak kapal selam. Selanjutnya, mereka meninjau Sekolah Kapal Selam (Sekasel) dan fasilitas latihan serta mendapatkan penjelasan mengenai program pendidikan dan pelatihan bagi calon pengawak kapal selam di lembaga tersebut.

www.kemhan.go.id

Tiga pesawat latih pesanan TNI-AU dirampungkan perakitannya oleh PTDI

KT-1B Pesawat Latih
PTDI rampungkan perakitan tiga pesawat Korea KT-1B

PT Dirgantara Indonesia (PTDI) telah merampungkan pesanan perakitan tiga pesawat KT-1B buatan Korea untuk selanjutnya akan diserahkan kepada TNI AU. "Tiga pesawat sudah selesai dirakit sejak April 2012 lalu, Rabu ini ada dua pesawat yang akan diterbangkan ke Lanud Adisucipto Yogyakarta untuk selanjutnya diserahkan pihak Korea kepada TNI AU," kata Manager Bisnis Integrasi Binis Directorat Aircraft PTDI Slamet Kadan di sela-sela peresmian Indonesia - Japan Joint Airborne Cambaign Piser-L2 di Hanggar PTDI Bandung, Rabu.

Menurut Slamet, tiga pesawat yang baru selesai dirakit itu merupakan tiga dari 15 pesawat yang dipesan TNI-AU dari Korea. Pesawat propeler bermesin turbo itu akan menjadi pesawat akrobatik dan pesawat latih TNI AU yang berpangkalan di Lanud Adi Sucipto Yogyakarta.

Penyelesaian perakitan pesawat berwarna merah-merah itu bukan kali ini saja dilakukan PTDI, pada 2008 perusahaan dirgantara nasional itu juga merangkai lima pesawat sejenis yang saat ini memperkuat jajaran TNI-AU. "Akhir Agustus 2012 ini rencanaya ada dua pesawat lagi yang akan dirakit di sini (PTDI)," katanya.

Pesawat KT-1B merupakan pesawat kecil dengan baling-baling bermesin turbo. Pesawat itu lebih besar dari pesawat Maserati. Menurut Slamet pesawat itu cukup lincah dan bisa bermanuver dalam banyak formasi. Perakitan pesawat itu sendiri dilakukan bersama teknisi dari perusahaan pembuatan KT-1B. "Perjanjian kontraknya sih antara Korea dengan TNI-AU, PTDI hanya mendapat order asembling dan perakitannya saja, seluruh komponen dikirim dari Korea," kata Slamet.

Sementara itu Assisten Dirut PTDI Bidang Manajemen Mutu Sonny Saleh Ibrahim menyebutkan perakitan pesawat KT-1B itu hanya sebatas menerima pesanan asembling aja. "PTDI tidak membuat pesawat KT-1B karena pasarnya sulit. PTDI konsentrasi pada CN-235 MPA dan N-295," kata Sonny Saleh Ibrahim menambahkan.

dmc.kemhan.go.id

Kemhan RI: Pengadaan Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) 10514 sudah sesuai prosedur

PKR 10514 TNI-AL
Proses Pengadaan Kapal PKR Sudah Sesuai Prosedur

Kementerian Pertahanan (Kemhan) menegaskan seluruh proses pengadaan 1 Unit Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) 10514 sudah sesuai prosedur dan terhindar dari unsur korupsi. Ketegasan ini disampaikan Kemhan untuk menanggapi berita dan informasi yang berkembang di masyarakat terkait dengan pengadaan Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) 10514 yang terindikasi korupsi.

Sebelumnya salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) mempermasalahkan beberapa hal yang terkait dengan pengadaan Kapal PKR dari Belanda. Salah satunya terdapat intervensi pemerintah kepada TNI AL agar membeli kapal tersebut, Kepala Staf TNI AL Laksmana Soeparmo, tersirat adanya penolakan terhadap rencana pembelian kapal perang dari Belanda itu dan permasalahan perbandingan pengadaan Kapal KPR dari Italia yang lebih dapat mengefisiensikan anggaran.

Sehubungan dengan hal tersebut, dapat dijelaskan bahwa pengadaan Kapal PKR dari Belanda kecil kemungkinan terjadinya korupsi karena pengadaan PKR sudah melalui proses yang panjang (hampir 2 tahun), dari mulai tahap perencanaan tanggal 16 Agustus 2010 sampai dengan ditandatangani kontrak pada tanggal 5 Juni 2012. Kontrak pengadaan PKR dengan skema joint production antara PT PAL Indonesia dan DSNS Belanda ditandatangani oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan (Baranahan) Kementerian Pertahanan (Kemhan) Mayjen TNI Ediwan Prabowo dengan Direktur Naval Sale of Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS), Evert Van den Broek, di Kantor Kemhan di Jakarta.

Selama proses pengadaan Kapal PKR telah dibentuk Tim Manajemen Proyek Kerjasama Pembangunan dari TNI AL yang bertugas menunjang keberhasilan proyek khususnya dalam Transfer of Technology (ToT) dan pemberdayaan Industri Pertahanan (PT. PAL Indonesia) dan lokal Konten. Hal ini sudah sangat jelas menegaskan tidak adanya pemaksaan Pemerintah kepada TNI AL dan adanya penolakan dari Kasal.

Terkait pengadaan Kapal PKR milik Italia, penawaran ToT yang ditawarkan untuk membangun Kapal secara keseluruhan di PT. PAL, bukan menjadi penentu kemenangan proses pengadaan ini. Dukungan logistic terpadu, sistem pemeliharaan dan komunaliti dengan kapal yang telah dimiliki TNI AL juga menjadi pertimbangan yang digunakan.

Bila dibandingkan dengan pengadaan Kapal PKR dari Belanda tersebut sangatlah banyak terdapat kelebihan, diantaranya mencakup penyediaan Program Transfer of Technology kepada Industri dalam negeri dalam hal ini PT. PAL untuk pemahaman filosofi desain dan pembangunan konstruksi Kapal. Terdapat perolehan Hak yang menguntungkan, yakni pihak Belanda dapat memberikan lisensi untuk memproduksi dan hak untuk mengekspor setiap kapal PKR yang dibangun di Indonesia. Disamping itu tanpa adanya biaya royalti, Pemerintah Indonesia mempunyai hak untuk memberikan lisensi untuk produksi dan hak untuk mengeskpor kepada industri Nasional Indonesia. Mengenai program training yang disediakan pihak Damen Schelde Naval Shipbuilding Belanda meliputi Familiarization, pengoperasian Kapal dan pemeliharaan tingkat organik untuk Anak Buah Kapal (ABK) termasuk pemeliharaan tingkat menengah untuk ABK ini serta pemeliharaan tingkat depo untuk Base Maintenance Team (BMT)

Pada kesempatan ini, dapat diberikan gambaran tentang Nilai ToT yang diberikan pihak DSNS (Damen) kepada PT. PAL Indonesia (Persero) adalah sebesar 7 Juta Euro. Besarnya nilai ToT diperoleh berdasarkan hasil negosiasi Kemhan dengan DSNS yang mempertimbangkan beberapa hal.

Diantaranya adalah berdasarkan standar biaya yang diterapkan di Eropa Timur, dan prioritas pencapaian sasaran penggunaan alokasi anggaran untuk 1 unit kapal PKR yang telah disetujui oleh user/TNI AL. Sehingga ToT merupakan prioritas namun tetap menjadi bahan pertimbangan yang harus diwadahi di dalam setiap pengadaan alutsista. Nilai ToT yang diberikan kepada PT. PAL Indonesia (Persero) untuk biaya pembayaran dalam rangka penggunaan personel dan fasilitas PT. PAL. Indonesia (Persero), sedangkan bahan dan raw materiil untuk pembangunan kapal ini didukung langsung oleh DSNS.

Adapun rincian penggunaan dari nilai ToT yang diberikan ini adalah untuk biaya pembangunan empat bagian/modul kapal sebesar 5,5 juta Euro dan untuk pelatihan personel PT. PAL Indonesia (Persero) di Vlissingen, Netherland dan di Surabaya, Indonesia sebesar 1, 5 Juta Euro. Total dari nilai ToT sebesar 7 Juta Euro belum termasuk Intellectual Property, materi ajar dan Tuition fee yang jika di hitung maka nilainya akan melebihi 7Juta Euro

Kapal PKR 10514 ini dilengkapi dengan main engine 2xdiesel engine, 2xE Drive (CODOE). Diesel Generator 4x715 kw, dan 2x435 kw, dan Gear Box CODOE, heavy duty. Combat System, yaitu persenjataan antiserangan udara, antiserangan kapal selam, dan antiserangan kapal atas air. Data teknis platform, yaitu LOA 105 meter, lebar 14 meter, draft 3,7 meter, displacement 2.335 ton, speed max/cruise/economic 28/18/14 knot, range at 14/18 knot 5.000 NM, edurance 20 hari, sea keepinh upto sea state 5, crews 120 orang, helli pad 10 ton. Harga kapal PKR 10514 per unitnya sebesar 220 juta dolar Amerika dengan waktu penyelesaiannya selama 49 bulan..

Demikian Siaran Press Pusat Komunikasi Publik Kemhan.

dmc.kemhan.go.id

Kopassus terima 315 pucuk senjata HK MP5 buatan Jerman

HK MP5SD6
Kemhan Serahkan 315 Pucuk Senjata Laras Pendek HK MP5 Kepada Kopassus

Dalam rangka memenuhi kebutuhan alat peralatan militer khususnya senjata yang berstandar internasional serta untuk membangun profesionalitas prajurit TNI Angkatan Darat khususnya Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Kementerian Pertahanan menyerahkan Senjata Laras Pendek HK MP5 sebanyak 315 pucuk kepada Kopassus. Penyerahan dilaksanakan secara simbolis oleh Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin kepada Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) Mayjen TNI Agus Sutomo, Rabu (8/8) di Markas Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur. Hadir pada acara tersebut Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kemhan Mayjen TNI Ediwan Prabowo dan sejumlah pejabat di lingkungan Kemhan, Mabesad dan Makopassus.

Senjata Laras Pendek HK MP5 yang diserahkan tersebut merupakan senjata hasil pengadaan Kemhan pada tahun 2010 yang terdiri dari 220 pucuk HK MP5 A4, 48 pucuk HK MP5 A5, 38 pucuk HK MP5K PWW dan 9 pucuk HK SD6. Senjata Laras Pendek HK MP5 yang merupakan buatan Heckler & Koch (HK) Jerman, memiliki spesifikasi berat 2,6 kg, panjang 680 mm dan kaliber 9 x 19 mm.

Wamenhan dalam sambutannya mengatakan, penyerahan senjata ini merupakan bagian implemantasi tanggung jawab negara dalam membiayai dan melengkapi tentara termasuk pasukan khusus yang memiliki kebutuhan sangat spesifik. Lebih lanjut Wamenhan menjelaskan, bahwa pengadaan untuk kebutuhan Alutsista TNI yang merupakan kebutuhan spesifik dilaksanakan secara langsung dan hal tersebut sudah diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres). Oleh karena itu, pembelian peralatan militer untuk kebutuhan pasukan khusus dilaksanakan secara langsung ke produsen agar terjamin kualitas dan akuntabilitas dari peralatan yang digunakan.

Kemhan sejak beberapa periode, dimulai Kabinet Indonesia Bersatu I sampai dengan sekarang telah memberikan perhatian khusus dalam rangka menambah kualitas dan kuantitas dari keperluan peralatan pasukan khusus yang diantaranya pengadaan senjata HK MP5 ini. Sebelumnya, Kemhan telah menyerahkan kurang lebih 104 pucuk dan kali ini menyerahkan 315 pucuk, dengan harapan bisa memenuhi kebutuhan operasional Kopassus.

Wemenhan menambahkan, Kemhan akan terus memberikan perhatian terhadap pasukan khusus agar memiliki kualitas internasional, diantaranya adalah dalam berbagai upaya kerjasama pertahanan dengan negara sahabat, Kemhan selalu memberikan suatu ruang bagi pasukan khusus untuk dapat berinteraksi didalam kerjasama pertahanan antar negara.

dmc.kemhan.go.id

Jumat, 03 Agustus 2012

Australia tolak HMAS Stirling dijadikan pangkalan kapal induk nuklir AS

HMAS Stirling Pangkalan AL Australia
Menteri Pertahanan Australia Stephen Smith telah menolak proposal rencana penempatan armada kapal induk dan kapal perang AS di negara tersebut. Rencana AS tersebut dikhawatirkan akan mengundang reaksi negatif dari China yang selama ini telah menjadi mitra dagang penting bagi Australia.

Proposal yang rencananya akan menggunakan pangkalan angkatan laut Australia di HMAS Stirling yang berdekatan Perth itu dikabarkan telah masuk dalam studi postur militer AS di kawasan Asia-Pasifik. Media di Australia mengatakan bahwa CSIS (Centre for Strategic and International Studies) yang berbasis di Washington telah menyampaikan proposal tersebut kepada Kongres.

Menhan Australia Stephen Smith mengatakan bahwa akses AS untuk menggunakan HMAS Stirling itu mungkin akan makan waktu lama, namun kapal induk Amerika tidak akan berbasis di Australia. "Ini merupakan laporan independen kepada pemerintah Amerika Serikat. Tapi ini bukan dokumen pemerintah Amerika Serikat," katanya. "Dasar pemikiran strategis itu adalah semakin pentingnya Samudera Hindia, terutama untuk kepentingan angkatan laut dan maritim."

Pada bulan Juni lalu, Pejabat Pentagon, Leon Panetta, mengumumkan di Singapura bahwa Amerika Serikat akan menggeser sebagian besar armada angkatan lautnya ke Pasifik pada tahun 2020 sebagai bagian dari fokus strategis baru di Asia. Pernyataan tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan kunjungan ke Australia tahun lalu oleh Presiden AS Barack Obama, yang mengumumkan peningkatan kerjasama pertahanan dengan Canberra dengan pengiriman 2.500 personil Marinir AS ke negara itu. Pasukan pertama sudah berada di Australia pada bulan April lalu dan akan dirotasi setiap enam bulan.

Ini adalah bagian dari rencana Washington untuk memperkuat kehadiran militernya di Asia-Pasifik, di tengah kekhawatiran terhadap meningkatnya pengaruh China di kawasan tersebut. Laporan CSIS mempertimbangkan berbagai pilihan untuk meningkatkan, mengurangi atau meninggalkan kehadiran militer AS di kawasan itu pada tingkat saat ini, kata media Australia.

Usulan lain dalam laporan tersebut adalah memperluas kehadiran Marinir AS yang melibatkan ribuan pasukan lainnya di utara Australia, demikian menurut Australian Financial Review. Tapi Menhan Smith menampik kabar itu dengan mengatakan, "Itu tidak berarti Australia harus menerima pengiriman pasukan Marinir AS dalam jumlah besar yang didatangkan dari Okinawa atau dari Guam."

Dalam pidatonya, Smith menyoroti pergeseran ke arah Asia-Pasifik sebagai kawasan dengan bobot global, khususnya tepi Samudra Hindia. "AS, China dan India akan menjadi kekuatan strategis besar di wilayah kami dan masyarakat internasional," katanya. "Munculnya tiga kekuatan strategis besar di wilayah ini akan diperlukan penyesuaian pada keseimbangan kekuatan di seluruh wilayah dan seluruh dunia. Kehadiran Amerika Serikat di kawasan Asia Pasifik sangat penting bagi perdamaian dan stabilitas di kawasan kami."

www.defencetalk.com

Iran tarik gugatan US$ 4 miliar jika Rusia berikan sistem rudal pertahanan udara S-300

S-300 Rudal Pertahanan Udara
Iran menyatakan akan menarik gugatan senilai US$ 4 miliar terhadap Rusia jika negara itu bersedia memberikan sistem rudal pertahanan udara S-300 kepada Republik Islam tersebut, demikian kata duta besar Iran untuk Rusia, pada Rabu (1-8-2012).

Sebelumnya Iran telah menggugat perusahaan pertahanan Rusia Rosoboronexport di pengadilan arbitrase internasional di Jenewa pada April 2012 lalu. Duta Besar Iran untuk Rusia Mahmoud Reza Sajjadi mengatakan dalam sebuah wawancara dengan harian Izvestia Rusia bahwa Iran menuntut kompensasi US$ 900 juta atas kegagalan Rusia untuk memberikan sistem persenjataan yang diinginkan negaranya. Bahkan pengadilan arbitase menambah lagi tuntutan $ 3 miliar untuk kompensasi. Sajjadi mengatakan dia berharap Teheran dan Layanan Teknik Militer Federal Rusia bisa melanjutkan negosiasi untuk mengatasi masalah tersebut.

Sebelumnya Rusia telah berusaha keras membujuk Iran agar menarik tuntutannya tersebut tapi Teheran selalu menolak.

Gugatan itu diajukan enam bulan setelah presiden Dmitry Medvedev menandatangani keputusan mengakhiri kontrak. Hal ini dianggap sejalan dengan Resolusi 1929 Dewan Keamanan PBB yang melarang pasokan senjata konvensional termasuk rudal dan sistem rudal, tank, helikopter tempur, pesawat tempur dan kapal perang kepada Iran. Namun Teheran bersikeras bahwa sistem rudal pertahanan udara S-300 tidak termasuk dalam resolusi PBB tersebut.

en.rian.ru

Pembangunan 3 kapal perang TNI-AL diresmikan di PT Kodja Bahari

PT. Dok dan Perkapalan (DKB) Kodja Bahari
Wamenhan Resmikan Pembangunan Tiga Kapal Perang

Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) RI Sjafrie Sjamsoeddin didampingi Irjen Kemhan Laksdya TNI Sumartono, dan Wakasal Laksdya TNI Marsetyo serta sejumlah Pejabat Mabes TNI dan Angkatan, Selasa (31/7), meresmikan pembangunan tiga kapal perang di Galangan Kapal PT. Dok dan Perkapalan (DKB) Kodja Bahari, di Jakarta, yang ditandai dengan peletakan lunas (keel laying) pembangunan satu unit kapal perang jenis Bantu Cair Minyak (BCM) serta pemotongan baja pertama (first steel cutting) untuk pembangunan dua unit kapal jenis Landing Ship Tank (LST).

Dalam sambutannya, Wamenhan mengatakan, Peristiwa peresmian ini merupakan bukti satu langkah maju dari peran PT Dok Kodja Bahari dalam membangkitkan industri pertahanan, sekaligus menjadi peran pemerintah sesuai dengan apa yang telah dicanangkan oleh Presiden RI untuk memodernisasi alutsista TNI. Terlebih, produk yang dihasilkan akan menjadi bahan laporan Bapak Presiden kepada rakyat Indonesia pada 5 Oktober 2014 di Surabaya.

Karenanya, kata Wamenhan lebih lanjut, PT Dok Kodja Bahari masih ada 2 episode tantangan lagi yang harus dimenangkan oleh PT Dok Kodja Bahari yaitu, masalah kualitas dan ketepatan waktu penyelesaian pembangunan kapal. Sedangkan ke depan, Wamenhan berharap PT Dok Kodja Bahari juga harus mampu berbicara tidak hanya pada skala nasional saja, tetapi juga pada tingkat regional. Dan untuk mewujudkan upaya tersebut, sedang dipikirkan wacana mengadakan joy sea trip bagi tamu-tamu dari negara luar pada event Indonesian Defence mendatang, sebagai bagian memperkenalkan kepada negara-negara luar tentang industri perkapalan khususnya yang berada di Jakarta, untuk menopang kebangkitan industri pertahanan. Mengingat, hal tersebut dapat menjadi cermin serta Indonesia dikenal dengan kebangkitan industri dan tidak mengenal krisis ekonomi global.

Sementara itu, Dirut PT Dok Kodja Bahari Riry Syeried Jetta dalam laporan kesiapan penyelesaian pembangunan kapal – kapal tersebut menyampaikan, bahwa kapal jenis BCM yang berukuran panjang 122,40 meter, lebar 16,50 meter, memiliki kecepatan maksimal 18 knots dan berkapasitas bahan minyak cair sebanyak 5500 m3 akan selesai pembangunannya dan diserahkan pada Bulan Desember 2013. Pola pembangunan kapal tersebut menggunakan Multiyard Single Construction Methode dengan sistem Integrated Hull Construction Outfitting & Painting, yakni dilaksanakan di tiga galangan di Jakarta yang dilakukan secara paralel serta pengerjaan konstruksi bangunan kapal sudah mencapai 550 ton dari total 1.770 ton. Sedangkan untuk kapal LST berukuran panjang 117 meter, lebar 16,40 meter dengan kecepatan maksimal 16 knots, diproyeksikan dapat mengangkut tank tidak hanya jenis BMP 3F tetapi juga untuk tank sekaliber Leopard.

dmc.kemhan.go.id

Rabu, 01 Agustus 2012

Kapal selam generasi terbaru AL Rusia mulai dibangun

K-535 Yuriy Dolgorukiy Borei Class
Rusia bangun kapal selam generasi terbaru

Presiden Vladimir Putin mengawasi pemulaian pembangunan satu dari kapal selam generasi terbaru, Senin, dan berjanji meningkatkan kekuatan angkatan laut dengan senjata nuklir untuk mengamankan wilayah perairan.

Saat memimpin upacara mengawali pembangunan kapal selam yang dinamai seperti nama pelopor bagi Rusia modern, Prince Vladimir, Putin mengingatkan kepentingan kekuatan angkatan laut untuk melindungi penghasil minyak Rusia di Arktik yang kaya minyak. "Jelas, angkatan laut adalah alat untuk melidungi kepentingan-kepentingan ekonomi nasional termasuk di daerah-daerah seperti Akrtik dimana sumber kekayaan biologi dan mineral terkonsentrasi," katanya.

Kapal selam generasi terbaru itu adalah kapal selam kelas Borei yang dirancang bisa membawa salah satu rudal nuklir antar-benua paling baru dan kuat negara itu, Bulava atau Mace. "Kita yakin bahwa negara kita harus mempertahankan statusnya sebagai salah satu dari kekuatan angkatan laut terkemuka," kata Putin dalam pertemuan antara pejabat pemerintah dan komandan angkatan laut di galangan Sevmash, Rusia utara. "Pertama kita berbicara tentang pembangunan bagian kekuatan nuklir strategis angkatan laut kita, tentang peran angkatan laut dalam mempertahankan keseimbangan nuklir strategis," katanya seperti dikutip AFP.

Menurut dia, Rusia akan memiliki delapan kapal selam kelas Borei pada 2020, dan pada saat yang sama angkatan laut akan menerima 51 kapal baru. Putin akan berusaha menjadikan kapal-kapal selam dan rudal menjadi satu landasan bagi angkatan laut Rusia, yang akan menerima seperempat dari 20 triliun rubel (621,31 miliar dolar AS) pada akhir dekade ini.

Setelah hampir dua dasa warsa kekurangan dana, Rusia harus memodernisasi kekuatan tempurnya, dan mendesain ulang persenjataan. Wakil Perdana Menteri yang bertugas menangani industri pertahanan, Dmitry Rogozin, mengatakan bahwa Moskow kemungkinan akan meminta bank-bank pemerintah untuk mendukung pendanaan melalui kredit senilai 200-300 miliar rubel setiap tahun bagi keseluruhan rencana itu.

www.antaranews.com