Cari di Blog Ini

Kamis, 31 Mei 2012

F-15SE Silent Eagle, Jet Tempur Berteknologi Stealth (Siluman)

F-15SE Silent Eagle adalah jenis pesawat jet tempur yang sudah mengadopsi teknologi stealth (siluman). Itu terlihat dari bahan penyerap gelombang radar yang melapisi beberapa bagian badan pesawat dan penggunaan ruang penyimpanan persenjataan internal (berada di bagian dalam badan pesawat). Boeing mengembangkan jet tempur siluman F-15SE Silent Eagle dengan desain dasar yang diambil dari model pesawat tempur F-15E. Pesawat tempur ini sudah ditampilkan di depan publik di St. Louis pada tanggal 17 Maret 2009. Prototipenya terbang pertama kali pada tanggal 8 Juli 2010 di Bandara Internasional Lambert St. Louis.




Pesawat tempur F-15SE Silent Eagle merupakan pengembangan dari jet tempur F-15E yang dilakukan oleh pabrikan pesawat terbang Boeing. F-15SE menggunakan beberapa fitur pesawat tempur siluman (stealth), diantaranya pemakaian bahan penyerap gelombang radar dan penggunaan ruang simpan persenjataan internal.

F-15SE Silent Eagle merupakan solusi desain inovatif yang dikembangkan untuk menanggapi kebutuhan pasar pesawat tempur internasional terhadap pesawat tempur berkinerja tinggi namun dengan biaya yang tidak terlalu mahal. Pesawat tempur dengan kinerja superior dibutuhkan oleh militer banyak negara menghadapi berbagai macam ancaman yang lebih beragam di masa depan. Seperti jet tempur F-15SE yang sudah memiliki fitur stealth dan ditunjang dengan aerodinamis yang unik, sistem avionik dan fitur pereduksi Radar Cross Section. Ruang persenjataan internal (CWB: Conformal Weapons Bays) guna menunjang kemampuan siluman F-15SE sanggup membawa berbagai jenis rudal Udara-ke-Udara dan Udara-ke-Permukaan.

F-15SE menggunakan ekor kembar yang terpasang vertikal dengan kemiringan 15 derajat yang ditujukan untuk menghindari gelombang radar dan meningkatkan efisiensi efek aerodinamika dan memberikan daya angkat yang lebih besar. Peningkatan aerodinamika juga didukung oleh sistem digital kontrol penerbangan (DFCS: Digital Flight Control System). Untuk melengkapi sistem pertahanan, pesawat ini juga dijejali dengan peralatan Digital Electronic Warfare System (DEWS) dari BAE System yang mendukung kinerja Radar AESA (Advanced Electronic Scanning Array) dari Raytheon.

Boeing pertama kali menampilkan pesawat tempur siluman F-15SE Silent Eagle pada tanggal 17 Maret 2009 di St. Louis. Lalu pada 8 Juli 2010 di Bandara Internasional Lambert St. Louis, prototipe pesawat tempur ini berhasil menjalani penerbangan perdana. Dalam penerbangan perdana yang berlangsung selama 80 menit tersebut, diuji coba juga sistem pada ruang (ceruk) persenjataan internal. Saat itu F-15SE membawa rudal AIM-120.

Pada bulan Juni 2010 situs Flightglobal melaporkan bahwa Boeing akan menawarkan F-15SE kepada Korea Selatan. Pembicaraan penawaran ini sebenarnya sudah terjadi sejak tahun 2009 namun belum bisa dilaksanakan karena Boeing belum mendapat izin dari Pemerintah AS untuk melakukan ekspor pesawat tempur dengan teknologi siluman (stealth). Izin tersebut baru diberikan pada tahun 2010, termasuk rencana ekspor ke beberapa negara lain.

Sumber diplomatik melaporkan pada 6 Juli 2010, pada sebuah pertemuan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah meminta Presiden AS Barack Obama untuk segera melakukan penjualan F-15SE. Namun permintaan negara zionis itu belum mendapat jawaban. Lain halnya dengan Korea Selatan, Boeing sendiri telah menyertakan F-15SE untuk ambil bagian dalam tender pengadaan 60 pesawat tempur siluman yang dibutuhkan oleh Angkatan Bersenjata Korea Selatan (baca: Korea Selatan buka tender pengadaan 60 pesawat tempur siluman). Pemenang tender bernilai Rp.62,63 triliun tersebut akan diumumkan oleh pihak Korea Selatan pada bulan Oktober 2012.

Spesifikasi Jet Tempur Siluman F-15SE Silent Eagle

Karakteristik Umum
  • Crew : 2
  • Panjang : 19,43 m
  • Lebar Rentang Sayap : 13,05 m
  • Tinggi : 5,63 m
  • Luas Area Sayap : 56,5 m²
  • Airfoil : NACA 64A006.6 root, NACA 64A203 tip
  • Berat Kosong : 14.300 kg
  • Berat Maksimum Lepas-Landas : 36.700 kg
  • Mesin Pendorong : 2 unit Pratt & Whitney F100-229
Kinerja
  • Kecepatan Terbang Maksimum : Mach 2.5+ (1.650+ mph, 2.650+ km/jam)
  • Radius Tempur : 1.480 km
  • Jarak Jangkau : 3.900 km dengan tangki BBM eksternal
  • Batas Ketinggian Penerbangan : 18.200 m
  • Kecepatan Panjat : 254+ m/detik
Persenjataan
  • 1unit meriam otomatis M61 Vulcan kaliber 20 mm dengan 510 putaran amunisi
  • 4 ruang (ceruk) persenjataan internal
Avionik dan Sensor
  • Radar APG-82 AESA
  • BAE Systems Digital Electronic warfare system (DEWS)
  • Digital "Fly-by-Wire" Flight Control System (DFCS)
  • Lockheed Martin Sniper IRST
  • Link-16
globalsecurity.org, wikipedia.org

Admiral Kuznetsov, Kapal Induk Milik Angkatan Laut Rusia

Kapal induk kelas Admiral Kuznetsov (juga dikenal sebagai Proyek 1143.5, kelas Brezhnev, atau kelas Kremlin hanya memiliki satu unit yang fungsional, yaitu Laksamana Armada Uni Soviet Kuznetsov. Satu-satunya kapal di kelasnya, Varyag, tidak pernah dibaktikan oleh Uni Soviet, Rusia atau Ukraina. Kapal ini dijual ke Republik Rakyat China, dan nantinya diperbaiki untuk berbakti kembali bersama Angkatan Laut RRC.

Kapal Induk Admiral Kuznetsov. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Kapal Induk Admiral Kuznetsov.

Admiral Kuznetsov, Kapal Induk Andalan Rusia.

Kapal induk merupakan kapal perang dengan ukuran besar dibanding jenis kapal perang lainnya karena memiliki peranan memuat pesawat tempur, pesawat peringatan dini, pesawat pengintai, dan berbagai peralatan tempur pendukung lainnya. Selain itu juga memiliki peranan sebagai pusat komando operasi dan armada pendukung operasi angkatan laut suatu negara. Kapal induk memimpin suatu gugus tugas yang biasa disebut Carrier Battle Group (CBG). Gugus tugas itu dipimpin satu kapal induk dan diiringi beberapa kapal pendamping, seperti kapal perusak, kapal logistik, fregat, dan kapal selam.

Kapal induk memiliki kemampuan beroperasi di laut luas yang jauh dari daratan utama suatu negara sehingga kepemilikan atas kapal raksasa ini mampu memberikan kemampuan efek penangkal tersendiri bagi angkatan laut suatu negara. Maka tak salah jika banyak negara jadi kepincut untuk memilikinya. Ambil contoh China, negara di Asia Timur ini sudah sejak lama mendambakan kapal induk untuk melengkapi armada kapal perangnya. Keinginan besar itu akhirnya terpenuhi pada tahun ini. Kapal induk Shi Lang (kapal induk bekas Uni Soviet yang dulu bernama Varyag) telah menjalani uji pelayaran kedua akhir November lalu.

Saat ini sudah ada sepuluh negara yang memiliki kapal induk, yakni Amerika Serikat, Rusia, China, Inggris, Prancis, Brasil, Spanyol, Italia, Thailand, dan India. Dari sepuluh negara tersebut, baru Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Prancis, Spanyol, dan Italia yang mampu memproduksi kapal induk sendiri. Di antara negara-negara tersebut, Rusia merupakan salah satu negara yang sudah mampu membuat dan mengoperasikan kapal induknya sendiri meski dari segi kuantitas jumlahnya hanya satu.

Rusia berusaha melengkapi angkatan lautnya dengan berbagai macam kapal perang dan kapal selam. Mulai dari kapal selam bertenaga nuklir Borey-class (dikenal dengan nama Proyek 955), kapal selam diesel-electric Lada-class (Proyek 677), kemudian masih ada kapal selam bermesin diesel Kilo-class (Proyek 636). Kiat ini sekaligus untuk mendongkrak kemampuan tempur angkatan lautnya yang mengalami penurunan. Kekuatan militer Rusia yang dulu masih bernama Uni Soviet pernah tercatat sebagai salah satu yang terbesar di dunia. Namun pascabubarnya Uni Soviet pada tahun 1990-an, semua itu langsung berubah 180 derajat. Kedigdayaan yang pernah dirasakan itu pun akhirnya memudar.

Rusia selaku pewaris Uni Soviet mengalami keterpurukan di bidang ekonomi dan politik. Tak perlu menunggu lama hingga akhirnya semua itu berimbas pada merosotnya kekuatan militer negeri Beruang Merah. Kemerosotan itu makin kentara saat berlangsungnya perang empat hari antara Rusia dengan Georgia pada 8-12 Agustus 2008 lalu. Meski dalam perang itu mencatat kemenangan telak, tetapi empat pesawatnya (satu pesawat pembom Tu-22 Backfire dan tiga pesawat tempur Su-25 Frogfoot) berhasil ditembak jatuh (Angkasa, 10/2008).

Andalan Rusia

Meskipun sudah tak sekuat dulu, tetapi Angkatan Laut Rusia tetap memiliki keberanian untuk beraksi jauh di luar wilayah negaranya. Hal ini bisa disimak dari pengiriman kapal induk Admiral Kuznetsov beserta beberapa kapal perang milik Rusia ke sebuah pangkalan militer di kota Tartus, Suriah. Aksi teranyar kapal induk Rusia itu terjadi pada 6 Desember lalu, di mana banyak media asing santer memberitakan tentang pengiriman rombongan kapal perang tersebut.

Di tengah situasi Suriah yang sedang memanas akibat gerakan demonstrasi rakyat untuk menggulingkan Rezim Presiden Bashar Al-Assad, tentunya pengiriman mesin perang itu membuktikan bahwa Rusia juga merasa waswas terhadap kondisi yang terjadi di Suriah. Suriah selama ini merupakan salah satu sekutu utama dan pembeli persenjataan Rusia. Apalagi pascatumbangnya Muammar Gaddafi di Libya rasa waswas Negeri Beruang Merah ini makin lama makin menjadi.

Situasi juga makin terasa panas karena pengiriman kapal induk Admiral Kuznetsov dan beberapa kapal perang milik Rusia terjadi setelah kapal perang negara-negara yang tergabung dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) terlebih dulu siaga di Laut Tengah. Setelah melakukan operasi militer di Libya, kapal perang milik NATO ini memang tak ingin buru-buru pulang kandang, tetapi memilih untuk berjaga-jaga di Laut Tengah.

Meski berdalih bahwa pengiriman rombongan kapal perangnya hanya merupakan bagian dari latihan rutin tahunan angkatan lautnya, tetapi banyak pihak yang menduga bahwa apa yang dilakukan oleh Rusia itu berkaitan dengan situasi yang terjadi di Suriah. Terlepas dari benar tidaknya kabar tersebut, kita mungkin dibuat penasaran seperti apa sebenarnya sosok kapal induk Admiral Kuznetsov itu?

Kapal induk satu-satunya yang dimiliki oleh Angkatan Laut Rusia itu memiliki nama resmi Admiral Flota Sovetskogo Soyuza Kuznetsov. Kapal induk yang dikenal sebagai Project 1143.5 ini didesain oleh Nevskoye Planning and Design Bureau, sedangkan basis pembangunannya dipercayakan kepada galangan kapal Nikolayev South Shipyard yang terletak di Ukraina. Kapal induk ini diluncurkan pada tahun 1985 dan mulai beroperasi secara penuh tahun 1995. Admiral Kuznetsov termasuk salah satu kapal induk yang rajin ganti nama. Awalnya kapal induk ini bernama Riga kemudian menjadi Leonid Brezhnev, lalu berubah menjadi Tbilisi dan terakhir menjadi Admiral Kuznetsov.

Di era Uni Soviet, ada satu kapal induk lagi yang sekelas dengan Admiral Kuznetsov yang diproduksi, yaitu kapal induk Varyag. Tatkala Uni Soviet bubar, kapal induk ini kemudian diserahkan kepada Ukraina. Tetapi beberapa tahun kemudian, Ukraina --sebagai pemilik baru kapal induk Varyag-- menjualnya ke China dengan alasan kesulitan dana.

Menurut situs globalsecurity.org, kapal induk Admiral Kuznetsov yang memiliki bobot 67.500 ton mampu melaju hingga kecepatan 32 knots dan mampu membawa pesawat tempur seperti Sukhoi Su-33, Yak-141 serta 24 helikopter Kamov. Bicara soal persenjataan, kapal induk ini dilengkapi dengan rudal antikapal permukaan Granit (SS-N-19), rudal permukaan ke udara Klinok, dan rudal permukaan ke udara Kashtan. Selain itu juga dilengkapi dengan roket antikapal selam UDAV-1.

Jika dibandingkan dengan AS, jumlah kapal induk yang dimiliki Rusia memang jauh ketinggalan. AS sendiri mengoperasikan tiga belas kapal induk, mulai dari USS Nimitz, USS Theodore Roosevelt, USS George Washington, USS John C Stennis, USS Harry S Truman, USS Ronald Reagan, USS Abraham Lincoln, USS George H W Bush, USS Enterprise, USS Kitty Hawk, USS John F Kennedy, USS Dwight D Eisenhower, dan USS Carl Vinson.

Dalam hal teknologi kapal induk, lagi-lagi Rusia harus mengakui keunggulan AS. Simak saja bagaimana kapal induk Admiral Kuznetsov masih menggunakan tenaga mesin diesel. Padahal kapal induk modern sudah menggunakan tenaga nuklir (termasuk sebelas dari ketiga belas kapal induk milik AS).

Terlepas dari itu semua, tahun 2008 lalu, Panglima Angkatan Laut Rusia pernah mengumumkan rencana untuk memodernisasi armada angkatan lautnya melalui pembangunan lima sampai enam kapal induk. Namun sayangnya hingga saat ini rencana tersebut belum terealisasi karena masalah anggaran.

www.suaramerdeka.com

Video kapal induk Rusia Admiral Kuznetsov :

viedo kapal induk Admiral Kuznetsov | PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara

Senin, 28 Mei 2012

Indobatt (TNI) Juara II Lomba Tembak antarkontingen UNFIL di Lebanon

Lomba Menembak
Prajurit TNI Juara Dua Lomba Menembak UNIFIL

Prestasi ditoreh prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Batalyon Mekanis Kontingen Garuda XXIII-F/UNIFIL (Indobatt) di Lebanon. Mereka meraih juara kedua pada pertandingan menembak tingkat United Nations Interim Force in Lebanon, bertempat di lapangan tembak Sector East Ebel El Saqi, Lebanon Selatan, Ahad (27/5).

Perwira Penerangan Satgas Konga XXIII-F/UNIFIL, Lettu Inf. Suwandi, melalui surat elektronik (surel) yang diterima di Jakarta, Senin (28/5), mengemukakan lomba menembak diikuti 14 tim dari 10 kontingen negara yang tergabung dalam UNIFIL. Dua kelas dilombakan dalam kesempatan ini. Adalah tembak pistol dan tembak senapan.

Yang keluar sebagai juara, tim petembak dari kontingen India dengan nilai kumulatif 660. Juara kedua disabet kontingen Indonesia (Indobatt) dengan nilai 603. Sedangkan juara III milik kontingen Malaysia (Malcoy) dengan nilai kumulatif 564. Medali bagi pemenang langsung diserahkan Komandan Sektor Timur UNIFIL Brigjen Julio Herrero Isla asal Spanyol. Untuk Indonesia, diterima Komandan Satgas Indobatt Letkol Inf. Suharto Sudarsono.

Sepuluh negara yang mengikuti Inter Contingent Combat Shooting Championship 2012 ini adalah India (Indbatt/India Battalion), Spanyol, Chinbatt (China Battalion), French (Prancis), Irishbatt (Irlandia Battalion), Malbatt (Malaysia Battalion), Kontingen Indonesia (Indo FPC, Indo FHQSU, Indobatt, dan POM TNI). Ikut pula Belubatt (Belgia Battalion), Malcoy (Malaysia Company), Nepbatt (Nepal Battalion), dan Rokbatt (Republic of Korea Battalion). Kegiatan ini merupakan sarana untuk silaturahmi dan menjalin hubungan yang baik sesama prajurit yang berasal dari seluruh dunia yang tergabung dalam UNIFIL sebagai "peacekeeper" di Lebanon Selatan ini.

Artikel dan Gambar : www.metrotvnews.com

Sabtu, 26 Mei 2012

Satu batalyon pasukan TNI akan kawal Natuna

Armada kapal perang TNI
Pangdam: Keberadaan pasukan di Natuna mendesak

Panglima Daerah Militer I/Bukit Barisan Mayor Jenderal TNI Lodewijk Freidrich Paulus menegaskan bahwa keberadaan pasukan di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau sudah mendesak. "Ini dilakukan demi menjaga kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari ancaman negara asing. Karena itu saya akan menambah jumlah pasukan di Natuna," katanya pada kunjungan kerja ke Natuna, 24-25 Mei, Jumat di Ranai.

Selain tujuan tersebut, salah satu faktor jarak antara Natuna dan Batam terlalu jauh. "Jika ada di Natuna, fungsi kontrol dapat dilaksanakan secara baik dan pembinaan akan lebih optimal," jelasnya.

Saat ini, lanjutnya jumlah personil Batalyon Khusus yang terdiri dari dua kompi di Natuna secara bertahap akan dilakukan penambahan hingga berjumlah satu batalyon. "Tentunya dilakukan secara bertahap," ujarnya sambil menekankan pentingnya dukungan dari bupati, Forum Kerja Perangkat Daerah (FKPD), tokoh masyarakat dan masyarakat sendiri.

Ia mengatakan dengan keberadaan kekuatan militer, salah satunya saling bekerja sama semua unsur termasuk TNI, ancaman kedaulatan dan keutuhan NKRI dari negara asing dapat ditangkal. "Coba lihat Singapura yang hanya negara kecil, namun memiliki kekuatan militer dan selalu ditunjukkan. Itu menekankan bahwa Singapura adalah negara yang kuat," sebutnya.

Menurut dia pengalaman Bangsa Indonesia pada kasus Sempadan dan Ligitan juga Ambalat menjadi pelajaran sangat penting bagaimana NKRI dilecehkan. "Sehingga kita perlu memperkuat kekuatan ini, tentunya tidak hanya TNI AD saja. Tetapi secara gabungan seluruh TNI," ucapnya yang sudah lima kali ke Natuna, kawasan perbatasan ini.

Jika sistem ini sudah tercipa dengan baik, lanjutnya apapun ancaman akan dapat ditangkal. "Tentunya kolaborasi dengan kepolisian dan pemerintah daerah," ujarnya.

www.kemhan.go.id

Kapal udara militer buatan Northrop Grumman siap lakukan penerbangan perdana

Northrop Grumman LEMV Airship
Kapal udara militer buatan Northrop Grumman siap lakukan penerbangan perdana

Sebuah kapal udara (Airship) yang telah selesai dibangun oleh perusahaan Northrop Grumman dijadwalkan akan melakukan penerbangan perdananya pada bulan Juni 2012. Uji penerbangan tersebut akan dilaksanakan di , New Jersey.

Kapal udara yang menggunakan daya apung seperti balon udara untuk terbang ini dikenal dengan istilah Long Endurance Multi Intelligence Vehicle (LEMV). Memiliki panjang 300 kaki dan tinggi 70 kaki. Badan pesawat terbuat dari komposit serat karbon. Sebagai penggeraknya menggunakan beberapa propeller yang terpasang pada sisi lambung pesawat. Menurut situs resmi Northrop Grumman, LEMV bisa melaju dengan kecepatan 30 knot hingga 80 knot dan mampu terbang hingga ketinggian 30.000 kaki selama 21 hari non-stop.

Oleh militer AS, LEMV akan digunakan untuk kebutuhan misi ISR (Intelligence, Surveillance and Reconnaissance). Pada Juni 2010 lalu militer AS telah memberikan kontrak senilai USD$ 517 juta kepada Northrop Grumman untuk pengadaan kapal udara ini.

Alan Metzger, Direktur Program Airship di Northrop Grumman mengatakan kepada majalah The Engineer, bahwa LEMV harus mampu membawa kargo hingga seberat 2.500 pon dan mampu beroperasi di udara selama tiga minggu.

Menurut Metzger, biaya operasional LEMV jauh lebih murah dibanding pesawat konvensional untuk keperluan yang sama. Selama tiga minggu terbang, LEMV hanya membutuhkan 3.500 galon bahan bakar.

avweb.com, northropgrumman.com

Korea Selatan buka tender pengadaan 60 pesawat tempur siluman

F-15SE Silent Eagle
Korsel Membeli 60 Pesawat Tempur Siluman

Korea Selatan (Korsel) berencana meningkatkan kemampuan militernya secara signifikan dengan membeli 60 pesawat tempur berteknologi siluman atau stealth, 36 helikopter serbu, dan delapan helikopter angkatan laut. Keputusan pesawat buatan mana yang akan dibeli Korsel akan diumumkan Oktober tahun ini. Demikian diungkapkan juru bicara Badan Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) Pemerintah Korsel, Jumat (25/5/2012). "Kami berencana mengumumkan nama-nama pemasok senjata ini pada bulan Oktober," tutur juru bicara tersebut.

Tender pengadaan 60 unit pesawat siluman senilai 8 triliun won (Rp62,63 triliun) itu diikuti oleh pesawat F-35 Lightning II buatan Lockheed Martin dari AS, F-15 SE Silent Eagle buatan Boeing dari AS, dan Sukhoi T-50 PAK FA buatan Sukhoi dari Rusia. Pesawat Eurofighter Typhoon juga dikabarkan ikut dalam tender ini, meski pesawat ini bukan pesawat stealth dan beda kelas dengan F-15 maupun Sukhoi T-50.

Selain itu, Korsel juga menganggarkan 1,8 triliun won untuk membeli 36 heli serbu. Tender pengadaan heli perang ini diikuti oleh heli Apache buatan Boeing dari AS, Tiger buatan Eurocopter dari Eropa, dan heli T129 buatan Turki.

Rencana pembelian senjata besar-besaran ini sempat menuai kritik dari pihak oposisi di Korsel. Partai Demokrat Bersatu (DUP) mendesak pemerintah untuk tidak tergesa-gesa mengambil keputusan. "Diperlukan studi dan peninjauan kembali sebelum pemerintah melanjutkan pembelian berbagai senjata ini. Jika perlu, proyek ini biar diteruskan pemerintah berikutnya," ungkap DUP dalam pernyataan resmi kepada kantor berita AFP.

Korsel telah membeli sedikitnya 60 unit F-15 versi non-stealth sejak 2002 dalam dua tahap program modernisasi senjata. Semua ini dilakukan di tengah peningkatan ketegangan dengan Korea Utara (Korut). Dua negara bertetangga ini secara teknis masih berperang, karena Perang Korea 1950-1953 baru diakhiri perjanjian gencatan senjata, bukan traktat perdamaian penuh.

internasional.kompas.com

Pembuatan jet tempur KFX/IFX: Teknisi Indonesia mampu imbangi teknisi Korea Selatan

Desain Jet Tempur KFX/IFX
Prototipe pesawat KFX/IFX diharapkan selesai pada 2013

Pembuatan pesawat jet tempur Korea Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX) yang dilakukan bersama Korea Selatan terus mengalami perkembangan, bahkan tim dari kedua negara "Technical Development Test" (TDT), sehingga diharapkan prototipe pesawat tersebut telah selesai pada 2013. "Sepanjang 2012 ini, para teknisi diharapkan bisa menguasai pengembangan teknis pesawat KFX. Sampai sekarang, pengembangan teknis sudah berjalan sesuai rencana. Kalau pun mundur, akan kita upayakan untuk dikejar," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsekal Madya TNI Eris Herryanto usai menerima kunjungan delegasi Komite Kerja Sama Industri Pertahanan (DICC) Korea Selatan di Kantor Kemhan, Kamis.

Karena, lanjut dia, pada tahun 2013 para teknisi harus sudah beralih pada pencapaian berikutnya, yakni pengembangan mesin dan manufaktur sehingga diharapkan pada tahap ini sudah bisa dibuat enam buah prototipe pesawat KFX. Menurut dia, teknisi yang dikirim pemerintah Indonesia untuk melakukan alih teknologi pesawat tempur KFX/IFX bisa mengimbangi para teknisi dari Korea Selatan yang notabene adalah negara perancang pesawat itu. "Awalnya teknisi kita memang agak kesulitan mengimbangi teknisi mereka. Tapi, saat ini mereka sudah bisa mengimbangi," ujarnya.

Sekitar tujuh bulan lalu, Kemhan telah mengirimkan 37 teknisi untuk tahap awal proses alih teknologi. Mereka terdiri atas enam pilot pesawat tempur TNI Angkatan Udara, tiga orang dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kemhan, 24 teknisi dari PT Dirgantara Indonesia, dan empat dosen teknik penerbangan dari Institut Teknologi Bandung. Ia mengatakan, untuk pengiriman para teknisi selanjutnya, Kemhan akan mempersiapkan sarana dan prasana, sumber daya manusia, serta manajemen yang baik. "Biasanya kita akan meminta kepada pihak Korea, pengembangan apa yang bisa dilakukan lebih awal. Kita berupaya melengkapi sesuai dengan keinginan mereka agar alih teknologi berjalan sebaik-baiknya," tuturnya.

Khusus untuk SDM, lanjut Eris, Kemhan akan mencari teknisi yang bisa mengimbangi para teknisi Korea agar tak ada kendala dalam alih teknologi sehingga ke depan Kemhan akan membagi mana yang bisa dilibatkan dalam proses alih teknologi ini, baik dari kalangan industri, akademisi, maupun dari pihak pemerintah. Ia mengatakan, sebenarnya ada sedikit perbedaan yang memantik diskusi panjang dengan delegasi DICC Korea, yakni soal perbedaan sistem antara industri pertahanan dalam negeri dan Korea karena industri pertahanan di korea murni swasta, sedangkan di Indonesia di bawah BUMN. Oleh karena itu, dalam kerja samanya perlu ada beberapa poin yang harus didiskusikan, kata Eris. Kendati demikian, Kemhan berkomitmen bahwa alih teknologi ini tidak berfokus hanya pada hasil, tetapi pada proses. Hal ini dinilai penting agar proses alih teknologi benar-benar berjalan sempurna dan Indonesia bisa segera mampu membuat pesawat tempur sendiri.

Pimpinan DICC Korea Selatan Noh Dae-Lae mengatakan program alih teknologi dengan Indonesia selama ini berjalan baik karena kebijakan revitalisasi industri pertahanan di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ternyata memiliki arah yang sama dengan kebijakan di negaranya. "Diharapkan, ke depan hubungan kerja sama antara Indonesia dan Korea Selatan bisa terus-menerus ditingkatkan. Saya berharap kerja sama ini melaju cepat," ujarnya.

Pesawat tempur KFX adalah pesawat tempur generasi 4,5 atau setingkat dengan pesawat F-18 milik Amerika Serikat. Artinya, pesawat ini lebih canggih dari pesawat tempur yang dimiliki Indonesia, termasuk pesawat F-16 dan Sukhoi. Rencananya, proyek alih teknologi ini akan berlangsung hingga 2020 dengan jumlah pesawat yang akan dibuat adalah 150 unit senilai 8 miliar dolar Amerika. Sementara Indonesia akan mendapatkan sebanyak 50 unit dengan anggaran sebesar 1,6 miliar dolar Amerika.

www.kemhan.go.id

Jumat, 25 Mei 2012

Jet Tempur Sukhoi Su-37 Flanker-F

Sukhoi Su-37 Flanker-F adalah pesawat jet tempur multi-peran bermesin ganda yang diawaki oleh satu orang pilot yang merangkap mengoperasikan sistem persenjataan. Desain dasar jet tempur Sukhoi Su-37 Flanker-F diambil dari model pesawat tempur Su-27 yang juga dibuat oleh Biro Desain Sukhoi, Rusia. Nama Flanker-F diberikan oleh pihak NATO dalam laporan resminya. Kalangan penerbangan militer berpendapat bahwa pesawat tempur ini memiliki kemampuan bermanuver terbaik dibanding pesawat-pesawat tempur lain yang masih dalam tipe dan kelas yang sama.
Sukhoi Su-37 Flanker-F (Foto 1)

Sukhoi Su-37 Flanker-F (Foto 2)

Sukhoi Su-37 Flanker-F (Foto 3)

Sukhoi Su-37 Flanker-F (Foto 4)

Sukhoi Su-37 Flanker-F (Foto 5)

Galeri Wallpaper Foto Jet Tempur Sukhoi Su-37 Flanker-F
Sukhoi Su-37 adalah salah satu varian pesawat tempur bermesin jet yang dirancang oleh pabrikan pesawat Sukhoi di Rusia. Pihak NATO menyebut pesawat tempur ini dalam laporannya dengan kode Flanker-F. Pihak Sukhoi sendiri menyebutnya dengan nama Diablo. Sukhoi Su-37 Flanker-F merupakan jet tempur multi-peran berkursi tunggal dan bermesin ganda. Oleh Sukhoi, pesawat ini hanya dijadikan sebagai peraga teknologi untuk mengembangkan beberapa kemampuan sebuah pesawat tempur yang mereka produksi.

Su-37 dikembangkan berdasarkan desain Su-27. Modifikasi yang dilakukan misalnya pada sistem avionik dan sistem persenjataan. Pengembangan yang paling mencolok adalah pada nozzle vector pendorongnya. Nozzle vector ini yang membuat Su-37 mampu melakukan manuver terbang yang sebelumnya hampir tidak mungkin dilakukan oleh pesawat tempur lain.

Sebagai pesawat tempur peraga teknologi atau eksperimental, pihak Sukhoi hanya membuat 2 unit Su-37. Prototip pertama berhasil melakukan penerbangan perdana pada tanggal 2 April 1996 yang kemudian disusul oleh penerbangan perdana prototip kedua pada tahun 1998. Meskipun telah menunjukkan banyak kemampuan taktis sebagai pesawat tempur, namun belum pernah terdengar informasi bahwa pihak Sukhoi akan memproduksi Su-37 secara massal.

Kokpit

Bagian kokpit dilengkapi dengan empat layar Kristal cair yang menyajikan data taktis dan navigasi, monitor system onboard, dan panel kontrol kondisi operasi penerbangan. Untuk pilot tersedia stik pengendali pesawat, juga kontrol avionik untuk mengendalikan dan mengukur tekanan pada mesin pendorong. Keseluruhan sistem avionik pada Su-37 dibuat oleh perusahaan Kronstadt yang berkedudukan di St Petersburg.

Persenjataan

Sukhoi Su-37 Flanker-F bisa membawa 14 unit rudal Udara-ke-Udara dan persenjataan lainnya dengan total berat 8.000 kg. Untuk persenjataan eksternal, pesawat tempur ini menyediakan 12 cantelan untuk rudal, bom, roket, dan sebuah pod ECM (electronic countermeasures) untuk peperangan elektronik. Pesawat ini juga dilengkapi satu unit meriam mesin GSH-301 kaliber 30mm dengan kecepatan tembak 150 putaran.

Su-37 bisa dilengkapi dengan rudal Udara-ke-Udara jarak pendek R-73E berpandu infra merah dan rudal Udara-ke-Udara jarak jauh RVV-AE dengan panduan radar aktif. R-73E (pihak NATO menyebut dengan nama AA-11 Archer) adalah rudal yang mampu melakukan pengejaran target dari ketinggian 0,02 km hingga 20 km. Sedangkan RVV-AE (pihak NATO menyebut dengan nama AA-12 Adder) juga dikenal dengan nama RR-77, dapat mencegat target dengan kecepatan hingga 3.600 km/jam pada ketinggian 0,02 km hingga 25 km. Selain itu, Su-37 juga bisa dilengkapi dengan rudal Udara-ke-Permukaan seperti rudal jarak pendek Kh-25 (AS-12 Kegler) dan Kh-29 (AS-14 Kedge) yang memiliki hulu ledak 317 kg.

Sensor

Su-37 dilengkapi dengan sensor multi-fungsi. Misalnya radar Doppler NO-11M yang bisa melacak hingga 15 target secara simultan untuk mengunci target dan memandu penembakkan rudal Udara-ke-Udara. NO-11M diproduksi oleh NIIP, lembaga penelitian ilmiah desain instrume Tikhomirov. Selain itu juga tersedia radar NIIP NO-12 untuk pengendali tembak dan peluncuran rudal, sistem antisipasi pertempuran, pemetaan, dan sistem persenjataan yang terintegrasi.

Spesifikasi Jet Tempur Sukhoi Su-37 Flanker-F

Karakteristik Umum
  • Crew: 1
  • Panjang : 21,935 m
  • Lebar Bentang Sayap : 14,698 m
  • Tinggi : 5,932 m
  • Luas Area Sayap : 62,0 m²
  • Berat Kosong : 18.500 kg
  • Bobo Maksimum Lepas-Landas : 35.000 kg
  • Mesin Pendorong : 2 unit Lyulka AL-37FU
Kinerja
  • Kecepatan Maksimum : Mach 2,35
  • Jangkauan : 3.300 km
  • Batas Ketinggian Maksimum Penerbangan : 18.000 m
  • Gaya Berat Maksimum : +9/−3 g
wikipedia.org, airforce-technology.com

Video Jet Tempur Sukhoi Su-37 Flanker-F :

Video manuver terbang pesawat jet tempur Sukhoi Su-37 Flanker-F.

Hibah 25 unit LVT Korea Selatan kepada TNI harus mendapat persetujuan AS

LVT-7A1
Indonesia tunggu hibah 25 LVT dari Korea

Indonesia tengah menunggu untuk mendapatkan hibah 25 unit tank amfibi Landing Vehicle Tracked (LVT) dari Korea Selatan untuk digunakan oleh Korps Marinir TNI Angkatan Laut. "Namun, hibah 25 unit alat tempur LVT itu harus mendapatkan izin dari Amerika Serikat karena LVT itu merupakan buatan Amerika," kata Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono usai mengikuti sidang Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) di PT PAL Indonesia (Persero), Surabaya, Jawa Timur, Rabu.

Menurut Panglima TNI, Indonesia sebelumnya juga telah mendapatkan 10 unit LVT dari Korea Selatan. Namun, di Korsel masih ada 25 unit lagi yang masih layak digunakan dan dihibahkan. "Saat ini, sedang diproses untuk mohon dihibahkan pada Indonesia, tapi pelaksanaan hibah ini pun harus seizin Amerika. Kita masih menunggu keputusan dari Kemenhan Korea dan Amerika Serikat apakah menyetujui untuk dihibahkan ke Indonesia atau tidak," kata Panglima.

Mengenai pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) di dalam negeri, Panglima TNI selaku anggota KKIP mengatakan bahwa PT PAL sebagai "Lead Integrator" sangat penting untuk diberikan dukungan dalam mewujudkan pembangunan kapal, baik Kapal Cepat Rudal (KCR), Perusak Kapal Rudal (PKR), maupun kapal angkut. "KCR 40M sudah selesai dibangun dan ada beberapa unit. PT PAL juga akan membangun enam unit KCR-60M dan kapal 105 M, yakni PKR," katanya.

www.kemhan.go.id

6 prajurit TNI wakili Indobatt ikuti lomba menembak UNFIL di Lebanon

Pasukan Indobatt UNFIL
Prajurit POM TNI ikuti lomba tembak UNFIL

Komandan Satgas POM TNI Kontingen Garuda XXV-D/United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) Letnan Kolonel CPM Ida Bagus Rahwan Diputra mengirimkan petembak terbaiknya untuk mengikuti Lomba Tembak UNIFIL/Unifil Inter Contingent Combat Shooting Championship 2012 di Lapangan Tembak Sector East, Ebel El Saqi, Lebanon Selatan, Kamis (24/5).

Bapen Satgas POM TNI Konga XXV-D/UNIFIL Sersan Mayor Parjo melalui pesan elektronik kepada ANTARA di Jakarta, Jumat, menyebutkan prajurit POM TNI yang mengikuti kompetisi menembak antarkontingen ini adalah Lettu CPM Aris Suciadi, Serka Supriyadi dan Serka Agus Sri Waluyo (senjata laras panjang), serta Kapten CPM Hanif Iswanto, Lettu Pom Eko Setiawan, dan Serma Seprianus Samuel Sosang (senjata pistol).

Kegiatan lomba tembak UNIFIL Championship 2012 yang diselenggarakan Kontingen Indbatt (India Battalion) diikuti oleh kontingen yang berada di UNIFIL, antara lain Kontingen Spanyol, Chinbatt (China Battalion), French (Perancis), Irishbatt (Irlandia Battalion), Malbatt (Malaysia Battalion). Selain itu, Kontingen Indonesia (Indo FPC, Indo FHQSU, Indobattdan POM TNI), Belubatt (Belgia Battalion), Malcoy (Malaysia Company), Nepbatt (Nepal Battalion), Rokbatt (Republic of Korea Battalion), dan Indbatt (India Battalion).

Kepada peserta menembak, Komandan Satgas POM TNI Letnan Kolonel CPM Ida Bagus Rahwan Diputra menyampaikan pesan agar kegiatan ini dilaksanakan dengan baik dan tetap memperhatikan faktor keamanan personel maupun materiil. Dalam perlombaan ada yang kalah dan ada yang menang itu sudah biasa, untuk itu laksanakan dan junjung sportivitas yang tinggi. "Terlebih dari itu, kegiatan ini merupakan sarana untuk silaturahmi dan menjalin hubungan yang baik sesama prajurit yang berasal dari seluruh dunia yang tergabung dalam UNIFIL sebagai peacekeeper di Lebanon Selatan ini," tuturnya.

www.kemhan.go.id

Rabu, 23 Mei 2012

30 unit MBT Leopard 2A6 akan segera dikirim dari Jerman ke Indonesia pada Oktober 2012

Tank Leopard
30 Tank Leopard Jerman Siap ke Jakarta

Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, mengatakan pada Oktober ini, sebanyak 30 tank jenis Leopard yang dipesan dari Jerman akan dikirim ke Jakarta. "Awalnya tawaran datang dari Belanda dan Jerman, tetapi kita pilih Jerman karena lebih menjanjikan," kata Pramono, di Markas Kodam XII/Tanjungpura, Selasa 22 Mei 2012, di Pontianak.

Sebanyak 30 unit tank ini, katanya, tinggal menunggu pihak Jerman untuk mengirimkannya ke Indonesia. Jenis yang akan dibeli adalah Leopard 2A6 yang merupakan hasil "retrofit 2A4" alias pengembangan teknologi terbaru karena cetak baru teknologi Leopard serupa sudah tidak diproduksi lagi.

Kelebihan memilih tawaran Jerman adalah dapat melakukan transfer of technology (TOT). Jerman juga menawarkan joint production untuk pembuatan beberapa bagian tank seberat 60 ton tersebut dengan menggandeng PT Pindad.

Masih terkait tank yang dibutuhkan TNI untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia, sedianya di Kalimantan Barat akan ditempatkan pula satuan tank. Pramono mengatakan, saat ini di Kalimantan Barat hanya dilengkapi dengan light tank dan ke depannya akan ditingkatkan dengan tank untuk tempur. Satuan Kavaleri di Kalbar juga akan ditingkatkan dari Datasemen menjadi batalion penuh.

www.tempo.co

Pemerintah AS berusaha jual drone Predator kepada Turki

MQ-1 Predator
Pemerintah AS berusaha jual drone Predator kepada Turki

Pemerintahan Presiden Barack Obama berusaha meyakinkan Kongres untuk memuluskan rencana penjualan pesawat tempur tanpa awak (drone) kepada Turki, demikian yang dikatakan oleh Presiden Turki kepada wartawan setelah pertemuan dengan pemimpin AS.

Tahun lalu Washington telah mengerahkan empat pesawat Predator yang terbang dari Irak ke kawasan Turki untuk memerangi pemberontak Kurdi. Sebagai sekutu NATO, Turki ingin memiliki dan mengoperasikan pesawat tempur UAV jenis ini, drone yang sudah digunakan oleh AS untuk menyerang pejuang militant di kawasan Yaman serta perbatasan Afghanistan dan Pakistan.

Namun sejumlah pengamat mengatakan bahwa beberapa anggota Kongres kemungkinan menentang rencana penjualan drone Predator kepada Turki mengingat ketegangan yang sedang berlangsung antara Turki dan sekutu terdekat AS, Israel. Sebuah serangan udara militer Turki yang gagal pada Desember tahun lalu yang ditujukan kepada Partai Pekerja Kurdistan dan menewaskan 34 warga sipil akan semakin mempersulit penjualan jenis sejata apa pun dari AS kepada Turki.

Meskipun demikian, President Turki Abdullah Gul tetap berharap pemerintah AS akan berusaha membantu rencana pembelian drone ini. "Mereka mencoba meyakinkan Kongres. Presiden Obama, Menteri Luar Negeri Clinton dan para stafnya terus mencoba yang terbaik," katanya.

Presiden Gul tidak mengungkapkan berapa jumlah pesawat Predator yang akan dibeli Turki.

www.huffingtonpost.com

Main Battle Tank (MBT) akan perkuat Kodam XII/Tanjungpura

Tank Leopard 2A6
Kodam XII/Tanjungpura diperkuat Batalion Kavaleri dan Tank

Mabes TNI AD akan memperkuat Kodam XII/Tanjungpura dengan penambahan satu batalion pasukan kavaleri dan alutsista tank berat dan ringan. "Kavaleri di Kodam XII/Tanjupura ini akan ditingkatkan. Dulunya hanya setingkat detasemen, sekarang akan menjadi batalyon dan lokasi markas Batalyon Kavaleri nantinya direncanakan akan dibangun di Kabupaten Bengkayang," kata Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Pramono Edhi Wibowo saat kunjungan kerja di Makodam XII/Tanjungpura, Selasa.

Dia mengatakan Kabupaten Bengkayang menjadi salah satu pilihan untuk penempatan satuan tersebut. Kodam XII/Tanjungpura juga akan mendapatkan tambahan alat utama sistem senjata (alutsista) berupa tank berat (main battle tank) dan tank ringan (light tank). "Penambahan alat ini untuk melengkapi peralatan di Kodam XII/Tanjungpura mengingat usianya baru menginjak 2 tahun untuk wilayah Kalbar dan Kalteng," tuturnya.

Menurut Edhi, tank yang digunakan Kodam XII/Tanjungpura saat ini adalah jenis tank ringan (light tank) yaitu AMF-13 yang sudah direprofit beberapat waktu yang lalu. Makanya, kedatangan dirinya ini juga dalam rangka untuk melengkapkan peralatan alutsista di Kodam XII/Tanjungpura. "Dengan adanya pergantian tank ringan yang dimiliki Kostrad, maka sebagian tank akan kita tempatkan di Kodam XII/Tanjungpura. Sebab, kita sedang menyiapkan tank berat untuk ditempatkan di Kostrad dan sejumlah Kodam di Indonesia, termasuk di Kodam XII/Tanjungpura," kata Edhi yang didampingi Pangdam XII/Tanjungpura, Mayjend TNI E Hudawi Lubis beserta sejumlah perwira.

Ia menjelaskan tank-tank yang akan ditempatkan di Kodam XII/Tanjungpura itu jenisnya bermacam-macam diantaranya scorpion dan lain sebagainya. Sebab, semua ini, kata Jenderal, dalam rangka penyempurnaan Kodam XII/Tanjungpura yang usianya sangat muda sekali. Terkait pembelian tank leopard yang akan dibeli oleh Pemerintah Indonesia, Edhi mengaku dirinya tetap akan memilih dua tempat (negara) yakni Jerman dan Belanda. Sebab, pihaknya sudah melakukan perjanjian/kesepakatan dengan kedua negara tersebut. "Kalau Belanda oke, kita siap. Dan jika Jerman akan menjual, tentunya kita akan siap membelinya. Intinya kita masih menunggu keputusan dari kedua negara tersebut. Mana yang lebh dulu," katanya.

Oleh karena itu, dirinya berharap pada bulan Oktober mendatang, tank tersebut bisa ada di Jakarta dan setidaknya yang akan datang nantinya sebanyak 30 unit. "Jumlah ini tergantung dari negara yang membuatnya, berapa banyak yang siap mengirimkan," katanya.

dmc.kemhan.go.id

Indonesia-Korea adakan pertemuan pertama Komite Kerjasama Industri Pertahanan

IFX/KFX
RI - Korea Adakan The 1st Defense Industry Cooperation Committee Meeting

Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan Dr Ir Pos M. Hutabarat MA, Ph.D, Senin (21/5), memimpin Defense Industry Cooperation Committee (DICC) Ke-1 antara Kementerian Pertahanan RI dengan Kementerian Pertahanan Republik Korea yang delegasinya dipimpin oleh Mr Noh Dae-Lae di Kantor Kemhan, Jakarta. Pertemuan yang berlangsung selama dua hari dan dilanjutkan kunjungan ke beberapa industri pertahanan ini sebagai tindak lanjut dari penandatanganan kerjasama MoU mengenai DICC pada tanggal 9 September 2011 lalu yang dimaksudkan untuk meningkatkan kerjasama bilateral kedua negara.

Dalam amanat pembukaannya Dirjen Pothan mengatakan bahwa kerjasama dalam bidang industri pertahanan antara kedua negara telah meningkat sangat baik. Seperti diketahui Indonesia telah menggunakan produk-produk pertahanan dari Republik Korea yang sebagian diantaranya sudah dipasarkan juga oleh perusahaan Indonesia. Menurut Dirjen Pothan Kemhan, pihak Kemhan RI berharap kerjasama antara industri pertahanan kedua negara ini dapat memberikan manfaat bagi kedua negara dan terus berkembang di masa mendatang.

Dirjen Pothan Kemhan melanjutkan, diharapkan industri pertahanan kedua negara dapat bekerjasama dengan erat dan dapat merancang tujuan bersama dalam pengembangan industri pertahanan. Sampai saat ini diantara RI dan Republik Korea telah terbangun kerjasama yang baik di bidang industri pertahanan seperti pembangunan bersama pesawat KFX/IFX, PT.Pindad dengan Dosan dalam pembangunan Wheel Armor Vehicle dengan 90 mm Canon. Dilanjutkan oleh Dirjen Pothan, kerjasama industri pertahanan antara kedua negara juga termasuk diantaranya ToT dalam teknologi kapal selam dengan DSNI 209, begitu juga kerjasama antara industri pertahanan kedua negara dalam bidang pengembangan propelan.

Dengan berbagai bentuk kerjasama dalam bidang industri pertahanan seperti yang telah disebutkan oleh Dirjen Pothan ini, dirinya berharap dalam pertemuan ini dapat dilaksanakan diskusi yang mendalam untuk meraih target yang diharapkan. Hasil pertemuan yang didapatkan sangat bergantung kepada keseriusan delegasi kedua negara dalam membangun saling pengertian dalam kerjasama yang saling menguntungkan.

DICC ini sesuai yang tertuang dalam MoU mencakup beberapa kegiatan antara lain; mendukung pengembangan dan produksi bersama, dan proyek bersama pada peralatan pertahanan dan suku cadang. Pertukaran dan peralihan informasi pada ilmu pengetahuan dan teknologi pertahanan nasional, pemasaran bersama produk pertahanan sebagai barang dagang internasional dan peningkatan keseimbangan perdagangan produk-produk dan jasa-jasa industri pertahanan.

Sementara itu pimpinan delegasi Korea Mr Noh Dae-Lae mengatakan bahwa pertemuan ini diharapkan dapat meningkatkan hubungan bilateral yang erat antara kedua negara khususnya dalam bidang industri pertahanan.

dmc.kemhan.go.id

Selasa, 22 Mei 2012

Militer AS uji coba layang-layang militer untuk digunakan diatas langit Afghanistan

Helikite
Militer AS uji coba layang-layang militer untuk digunakan diatas langit Afghanistan

Militer AS sedang menguji coba teknologi tinggi layang-layang militer sebagai metode untuk mengangkut peralatan komunikasi dan pengintaian diatas udara di kawasan terpencil Afghanistan.

Layang-layang militer tidak dirancang untuk terlibat dalam pertempuran, namun digunakan untuk terbang diatas pangkalan operasi militer yang berukuran terlalu kecil untuk mendukung operasional moda udara statis (Aerostatis) besar yang biasanya dioperasikan pada fasilitas militer berukuran besar seperti Pangkalan Udara Kandahar.

Layang-layang militer ini berguna bagi para prajurit yang menjaga pangkalan karena dapat membawa perlatan komunikasi dan kamera yang dilengkapi dengan penglihatan malam (Night Vision) sehingga bisa memberikan pindai visual di kawasan sekitarnya.

Layang-layang yang juga biasa disebut dengan nama Helikite ini adalah penggabungan antara layang-layang dan balon udara. Benda terbang ini termasuk dalam jenis aerostatis kecil. Pihal militer AS ingin mengetahui seberapa lama Heliket bisa dioperasikan secara efektif, bagaimana kinerjanya dalam cuaca berangin, dan apakah petugas darat bisa dengan mudah mengoperasikan layang-layang militer ini.

Selain menjalankan fungsi pengawasan, Helikite juga bisa digunakan untuk mengatur jaringan telepon seluler yang disesuaikan untuk operasi militer, kata Sandy Allsopp, pemilik perusahaan Helikites Allsopp yang berbasis di Inggris. Helikite produksi perusahaan ini digunakan oleh Angkatan Udara, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara Kerajaan Inggris.

Di banyak kawasan terpencil di Afghanistan, cakupan sinyal telepon seluler tidak merata dengan baik. Dengan bantuan Helikite, pihak militer dapat mengatur jaringan seluler sendiri yang memungkinkan para prajurit menggunakan telepon selulernya dengan SIM Card khusus untuk berkomunikasi atau saling mengirim data pada saluran aman.

Dari segi biaya, Helikte memang jauh lebih dibanding mengoperasikan peralatan terbang sejenis yang lain. "Anda bisa menghabiskan $ 10 juta untuk membeli satu unit pesawat UAV. Uang sebanyak itu bisa untuk membeli 200 unit Helikite," kata Allsopp.

Helikite jauh lebih efisien kinerjanya dibandingkan dengan aerostatis lain, seperti balon udara. Dengan ukuran yang sama dengan balon udara, sebuah Helikite mampu mengangkut peralatan yang lima kali lebih berat. Selain itu, Helikite tidak terlalu terganggu oleh kondisi angin dan mampu membubung lebih tinggi. Helikite atau layang-layang militer ini bisa mengudara hingga ketinggian 6.000 kaki.

www.military.com

Senin, 21 Mei 2012

TNI dan US Army gelar latihan bersama penanganan bencana alam di Malang

TNI dan US Army gelar latihan bersama penanganan bencana alam di Malang.
TNI dan US Army Latihan Bersama di Malang

Pasukan TNI menggelar latihan bersama dengan tentara Angkatan Darat Amerika Serikat, US Army Pasific (Usarpac), di Lapangan Rampal, Kota Malang, Jawa Timur dari 21-24 Mei 2012. Menurut Asisten Teritorial Divisi II Kostrad, Letkol (Inf) Junaedi, yang juga menjabat sebagai Komandan Satuan Reaksi Cepat (SRC) Wilayah Timur, latihan tersebut sebagai langkah antisipatif jika sewaktu-waktu ada bencana melanda Indonesia. "Sebagai negara yang memiliki 127 gunung berapi, dengan program kali ini, diharapkan mampu meningkatkan kemampuan tim Satuan Reaksi Cepat (SRC) Wilayah Timur Indonesia. Latihan kali ini, tim SRC yang di dalamnya ada unsur TNI-Polri juga akan didukung oleh unsur dari masyarakat," jelasnya saat ditemui sebelum acara seminar pra latihan bersama di Hotel Santika, Kota Malang, Senin (21/5/2012).

Para peserta latihan juga ada yang berasal dari kalangan sipil maupun dari mahasiswa. Tercatat ada perwakilan dari mahasiswa Unibraw, Unmer, UMM, dan ITN Malang. "Latihan bersama ini juga akan dilakukan sharing antara TNI dan US Army. Harapannya, akan diperoleh konsep-konser baru dan solusi terbaik dalam penanggulangan bencana yang bisa terjadi sewaktu-waktu," katanya.

Latihan gabungan ini bukan yang pertama dilakukan. Sebelumnya sudah pernah dilakukan 6 kali latihan yang digelar di tempat yang berbeda di Indonesia. Setiap kali latihan menghasilkan evaluasi dan solusi masing-masing. "Khusus latihan kali ini, dibuat skenario penanganan bencana alam di Gunung Berapi Semeru. Dalam penanggulangan bencana alam yang dilakukan selama ini, masih memiliki beberapa kelemahan. Hal ini membuat kinerja regu penolong/SAR menjadi tidak maksimal," katanya.

Saat ini tim SAR yang dimiliki Indonesia, menurut dia, masih kurang padu dalam hal komando dan koordinasi. Banyaknya komando yang berbeda di masing-masing satuan membuat kinerja menjadi tidak maksimal.

Sementara itu, menurut Komandan Usarpac, Kolonel William R Hollingsworth, latihan bersama itu diharapkan akan bisa meningkatkan komunikasi antara Usarpac dan TNI sehingga bisa lebih memadukan tim saat memberikan tertolongan pada korban bencana alam. "Baik di Amerika dan Indonesia sendiri," katanya.

Karena jelas Kolonel William, dengan adanya komunikasi yang baik antarpersonal, diharapkan bisa menyelamatkan lebih banyak nyawa korban bencana. "Dalam latihan bersama ini, tidak hanya sharing dan diskusi, tetapi juga latihan dan simulasi penanganan bencana di lapangan," katanya.

regional.kompas.com

Wamenhan Kunjungi Pabrik Pembuat Rompi Anti Peluru di Cinere dan Galangan Kapal di Babelan

Landing Craft Unit / LCU buatan PT Tesco Indomaritim
Wamenhan Kunjungi Pabrik Pembuat Rompi Anti Peluru di Cinere dan Galangan Kapal di Babelan

Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin didampingi Inspektur Jenderal Kementerian Pertahanan (Irjen Kemhan) Laksdya TNI Sumartono kembali mengunjungi perusahaan industri strategis dalam negeri Non Alutsista khususnya pembuat rompi anti peluru. Kali ini, Wamenhan mengunjungi PT. Persada Aman Sentosa, Senin (21/5) di Cinere, Depok, Jawa Barat. Turut pula mendampingi Wamenhan dalam kunjungan tersebut Dirjen Renhan Kemhan Marsda TNI Sunaryo serta sejumlah pejabat di lingkungan Kemhan, Mabes TNI dan Mabes Angkatan.

Saat kunjungan ke PT. Persada Aman Sentosa, Wamenhan diterima oleh Direktur Utama PT. Persada Aman Sentosa, Irwan Wardianto. Dalam kesempatan tersebut, Wamenhan dan rombongan melihat secara langsung proses produksi pembuatan rompi anti peluru. Selain memproduksi rompi anti peluru yang merupakan pesanan dari TNI, PT. Persada Aman Sentosa juga memproduksi helm anti peluru.

Usai kunjungan ke PT. Persada Aman Sentosa, Wamenhan selanjutnya mengunjungi Perusahaan Galangan Kapal, PT. Tesco Indomaritim di Babelan, Kab. Bekasi, Jawa Barat. Dalam kunjungannya ke PT. Tesco Indomaritim, Wamenhan yang juga didampingi Wakasal Lakdya TNI Marsetio diterima oleh langsung oleh Direktur Utama PT. Tesco Indomaritim, DR. Jamin Basuki. Dalam kesempatan tersebut, Wamenhan meninjau secara langsung proses pembuatan kapal pesanan Kemhan dan TNI AL. Selain mengerjakan beberapa kapal pesanan TNI AL, PT. Tesco Indomaritim juga mengerjakan beberapa kapal Pilot Boat 15 Meter pesanan dari PT. Palindo II (Persero).

PT. Tesco Indomaritim merupakan perusahaan galangan kapal swasta nasional yang didirikan pada tahun 1989, memiliki kegiatan membangun Kapal Cepat yang terbuat dari material Plat Aluminium dilengkapi dengan Sistem Penggerak Propeller atau Waterjet. PT. Tesco Indomaritim telah mengerjakan beberapa kapal pesanan dari TNI AL diantaranya Landing Craft Vehicle & Personel 12 Meter, Fast Patrol Boat 28 Meter dan Landing Carrier Utilities 24 Meter.

dmc.kemhan.go.id

3 kapal perang AS dijadwalkan akan sandar di Pelabuhan Umum Tanjung Perak

USS Vandegrift FFG-48
Pangarmatim: Kapal AS bersandar di Pelabuhan Umum

Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono mengungkapkan kapal perang Amerika Serikat tetap bersandar di Pelabuhan Umum Tanjung Perak. "Sesuai program, kapal perang AS tetap bersandar di pelabuhan umum. Agendanya juga tetap seperti jadwal," ujar Pangarmatim kepada wartawan ketika ditemui di sela Upacara Hari Kebangkitan Nasional di Gedung Negara Grahadi Surabaya, senin.

Tiga kapal perang AS yang membawa 831 personel dijadwalkan tiba 28 Mei 2012. Masing-masng Kapal US CG WAESCHE, US Navy USS Vandegrift FFG-48, dan USS GPN LSD 42. Sedangkan kedatangan pada 28 Mei hingga 8 Juni 2012. Beberapa kegiatan yang akan dilalui personel Angkatan Laut AS antara lain bakti sosial di Madura serta latihan bersama dengan 1.244 personel TNI AL di Pantai Banongan Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Latihan bersama itu juga akan melibatkan tiga kapal TNI AL dan peralatan tempur lainnya, dengan sandi "cooperation of afloat readiness and training" (CARAT). Dijadwalkan latihan berlangsung mulai 5-7 Juni 2012 di Situbondo.

Menanggapi munculnya tentangan dari sejumlah asosiasi pengusaha di pelabuhan, Pangarmatim enggan berkomentar. Ia beralasan tidak berhak memberikan statemen karena bukan di Pangkalan Makoarmatim. "Nanti saja keterangannya di Makoarmatim. Kalau di sini (Grahadi), saya belum bisa komentar," tukas dia.

Sementara itu, Gubernur Jatim Soekarwo pernah mengungkapkan, tidak menjadi permasalahan jika kapal perang AS bersandar di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. "Kalau bisa berunding dulu, daripada berteriak-teriak menolak. Sebab kalau bersikeras menolak itu tidak bisa, soalnya Tanjung Perak bukan hanya untuk kapal niaga, tetapi juga angkatan perang," paparnya.

Orang nomor satu di Jatim itu meminta agar dilakukan negosiasi antara pengusaha dengan Armatim TNI AL untuk menemukan solusi yang terbaik sehingga meminimaliasi dampak yang bisa merugikan kedua pihak. Kekhawatiran para pengusaha akan mengalami kerugian miliaran rupiah jika ada kapal perang bersandar selama beberapa hari di pelabuhan Tanjung Perak, dinilai gubernur berlebihan.

www.kemhan.go.id

BTR-80, Kendaraan tempur amfibi lapis baja angkut pasukan

BTR-80 adalah kendaraan tempur amfibi lapis baja pengangkut personil dengan roda 8x8 (APC: Armoured Personnel Carrier) yang dirancang oleh Uni Soviet. Produksi kendaraan ini dimulai pada tahun 1986 dan menggantikan versi sebelumnya, BTR-60 dan BTR-70 pada kesatuan militer Soviet. Menurut bahasa Rusia, BTR merupakan singkatan dari Bronyetransportyor yang secara harfiah diartikan sebagai "transporter lapis baja".

BTR-80A. Prokimal Online Kotabumi Lampung Utara
BTR-80 dikembangkan berdasarkan desain pada BTR-70. Versi BTR-80 didukung oleh sebuah mesin diesel amAZ-7403 dengan 8 silinder yang berkekuatan 260-hp dan berpendingin air menggantikan dua unit mesin ZMZ-4905 berbahan bakar bensin yang digunakan pada BTR-70. Pemilihan mesin diesel dianggap lebih baik karena lebih kuat dan lebih aman dari api dibandingkan menggunakan mesin berbahan bakar bensin seperti pada BTR-60 dan BTR-70. Mesin baru tersebut mampu membawa BTR-80 pada kelajuan hingga 80 km/jam di darat, sedangkan jika berenang pada permukaan air mampu mencapai kecepatan 9 km/jam. Dengan mesin ini juga, BTR-80 bisa melakukan perjalanan sejauh 600 km dengan sekali pengisian penuh tangki bahan bakar.

Suspensi yang terhubung pada 8 roda penggerak BTR-80 membuat semua rodanya bisa berputar secara mandiri sehingga digunakan istilah 8x8 pada kendaraan tempur ini. Kemampuan ini membuat BTR-80 dan kendaraan lain yang sejenis bisa melahap berbagai medan sulit di darat sesuai fungsinya sebagai kendaraan militer. Jumlah suspensi yang sama juga dimiliki oleh BTR-70, namun BTR-80 memiliki sasis yang lebih besar dan kuat.

BTR-80 berenang. Prokimal Online Kotabumi Lampung Utara
BTR-80 dioperasikan oleh tiga orang awak yang masing-masing bertugas sebagai Komandan, Pengemudi, dan Penembak. Sebagai kendaraan tempur angkut personil, BTR-80 dirancang untuk mengangkut hingga 7 orang personil bersenjata lengkap sebagai penumpang. Untuk memudahkan operasional pada malam hari, kendaraan militer ini juga sudah memiliki perlengkapan penglihatan malam (Night Vision).

Menurut situs www.globalsecurity.org, untuk melindungi awak dan penumpang dari gempuran senjata musuh, badan BTR-80 dilapisi baja dengan ketebalan hingga 12,7 mm. Selain itu, kendaraan tempur ini juga sudah dilengkapi dengan sistem perlindungan dari serangan Nuklir, Biologi, dan Kimia (Nubika) atau CBR (Chemical-Biological-Radiological). Juga tersedia sistem pelontar granat asap untuk kamuflase perlindungan.

Sebagai kendaraan tempur, BTR-80 memiliki persenjataan utama berupa senapan mesin KPVT berkaliber 14,5 mm berjarak tembak hingga 2.000 m. Selain senapan utama tersebut, juga dilengkapi dengan senapan mesin PKT kaliber 7,62 mm dengan jarak tembak 1.500 m – 2.000 m.

BTR-80A milik TNI yang dioperasikan di Lebanon. Prokimal Online Kotabumi Lampung Utara
BTR-80 terhitung sebagai kendaraan tempur lapis baja angkut militer yang cukup sukses secara komersial. Menurut situs Wikipedia.org, tidak kurang dari 39 negara sudah mengoperasikan BTR-80 dengan berbagai varian. Sebagai produsen, tentu saja Rusia yang paling banyak memiliki armada BTR-80. Konon negara ini memiliki hingga 4.000 unit BTR-80 dari berbagai varian. Posisi kedua dipegang oleh Bangladesh dengan kepemilikan 1.025 unit. Sedangkan Hungaria menjadi negara pengguna terbanyak ketiga dengan 513 unit BTR-80.

Indonesia juga termasuk dalam daftar negara yang mengoperasikan BTR-80. Sejak 15 November 2002, Korps Marinir TNI AL diperkuat 12 unit BTR-80A. Dan sejak tahun 2006, BTR-80A milik Korps Marinir TNI AL tersebut dilibatkan dalam operasi penjaga perdamaian di Lebanon oleh pasukan UNFIL Indonesia.

Pada varian BTR-80A (GAZ-59034) seperti yang dimiliki Indonesia, dilengkapi dengan persenjataan utama berupa senapan mesin 2A72 kaliber 30 mm dengan putaran 300. Senjata ini terpasang pada kubah yang disebut BPPU yang dilengkapi dengan pembidik 1PZ-9 untuk siang hari dan TPN-3 atau TPN-3-42 "Kristall" untuk malam hari.

wikipedia.org, globalsecurity.org

Video BTR-80 :

viedo BTR-80 | PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara

Minggu, 20 Mei 2012

Pesawat Jet Tempur F-14 Tomcat

F-14 Tomcat adalah pesawat tempur supersonik dengan mesin ganda, menggunakan sayap variable, memiliki dua tempat duduk untuk awak, yang dirancang untuk menyerang dan menghancurkan pesawat musuh baik pada siang maupun malam hari serta mampu dioperasikan di segala kondisi cuaca. F-14 Tomcat memiliki kemampuan untuk melacak hingga 24 target secara simultan dan bisa menyerang secara sekaligus 6 target yang berbeda menggunakan rudal Phoenix AIM-54A sambil terus memindai wilayah udara. Kelengkapan persenjataan lainnya meliputi system pencegat rudal, roket, dan bom. Manuver terbang pesawat tempur ini dikendalikan oleh dua ekor kembar dengan posisi vertikal dan dua sayap ayun geometris.
F-14 Tomcat (Foto 1)
F-14 Tomcat. Pengaturan umum yang terdiri dari nacelle panjang yang berisi radar hidung besar dan posisi awak 2 memperpanjang baik ke depan dan di atas mesin banyak spasi. Mesin sejajar dengan struktur pusat yang rata menuju ekor; berbentuk kupu-kupu airbrakes terletak antara sirip pada permukaan atas dan bawah. Secara keseluruhan, pesawat membentuk lebih dari setengah dari permukaan mengangkat jumlah aerodinamis. Sayap bahu-mount dan diprogram untuk menyapu otomatis selama penerbangan, dengan manual override disediakan. The, kembar menyapu sirip-dan-kemudi permukaan vertikal yang dipasang di rumah mesin dan miring ke luar. Poros sayap membawa-melalui struktur melintasi struktur pusat; Saldo melalui adalah 22 ft (6,7 m) panjang dan dibangun dari 33 bagian dilas elektron mesin dari titanium, yang berporos terletak tempel dari mesin. Kisaran menyapu normal adalah 20-68 derajat dengan 75-deg posisi "oversweep" disediakan untuk penyimpanan kapal hanggar; kecepatan sapuan adalah 7,5 derajat per detik. Untuk kontrol roll di bawah 57 deg, F-14 Tomcat menggunakan spoiler terletak di sepanjang sayap atas dekat trailing edge dalam hubungannya dengan semua bergerak, tailplanes menyapu, yang dioperasikan secara diferensial; di atas 57-deg menyapu, yang tailplanes beroperasi sendirian. Untuk manuver unswept, kecepatan rendah tempur, 2 luar bagian trailing edge flaps dapat digelar pada 10 deg dan bilah hampir penuh-span terdepan yang terkulai menjadi 8,5 deg. Pada kecepatan di atas Mach 1,0, baling-baling sarung tangan di tepi terkemuka dari bagian tetap dari sayap memperpanjang untuk memindahkan pusat aerodinamis maju dan mengurangi beban pada tailplane tersebut. The, tajam meraup 2-dimensi 4-kejutan intake mesin memiliki 2 variabel-sudut landai, pintu bypass di atap asupan, dan jalan tetap maju; nozel knalpot secara mekanik variabel. Dilihat dari depan, bagian atas intake yang miring ke arah garis tengah pesawat udara; dari atas, mesin yang miring sedikit ke arah luar untuk mengurangi gangguan antara aliran udara intake dan lapisan batas badan pesawat. Mesin buang melalui mekanis variabel, konvergen-divergen nosel. Setelah kehilangan tiga pesawat selama periode empat minggu pada tahun 1996, CNO memerintahkan pengaman mundur untuk meninjau apa yang dikenal dalam rangka untuk mengetahui apakah ada pembatasan operasional yang diperlukan untuk ditempatkan pada pesawat. Angkatan Laut ditempatkan pembatasan sementara pada F-14 di lingkungan, ketinggian kecepatan rendah tinggi. Afterburner penggunaan dilarang untuk F-14Bs dan F-14Ds di semua ketinggian kecuali untuk keadaan darurat operasional. Grumman F-14, dunia utama pertahanan udara tempur, dirancang untuk menggantikan F-4 Phantom II tempur (dihapus tahun 1986). F-14 diberikan perlindungan udara untuk serangan bersama tentang sasaran teroris Libya pada tahun 1986. F-14A diperkenalkan pada pertengahan 1970-an. Versi F-14A + upgrade, dengan yang baru General Electric F-110 mesin, sekarang luas di seluruh armada, lebih dari cocok untuk pejuang musuh di dekat-in, tempur udara. AWG-9 adalah pulsa-Doppler, multi-mode radar dengan kemampuan yang dirancang untuk melacak 24 target pada saat yang sama sekaligus merancang dan melaksanakan solusi pengendalian kebakaran selama 6 target. Dirancang pada tahun 1960 dan salah satu udara-ke-udara sistem tertua radar, AWG-9 masih merupakan perangkat lunak yang paling kuat dan baru akan meningkatkan kemampuannya untuk abad ke-21. Kokpit dilengkapi dengan Tampilan AN/AVG-12 Kaiser Head-Up (HUD) co-located dengan layar situasi AN/AVA-12 vertikal dan layar situasi horisontal. Sebuah Northrop AN/AXX-1 Televisi Kamera Set (TCS) digunakan untuk identifikasi target visual pada rentang panjang. Terpasang pada polong dagu, maka TCS adalah resolusi sirkuit tertutup sistem televisi tinggi dengan dua Fields kokpit dipilih Dari Lihat (FOV), lebar dan sempit. FOV yang dipilih akan ditampilkan di kokpit dan dapat direkam oleh Sistem Televisi Cockpit. Sebuah TCS baru, dalam pembangunan, akan dipasang di semua pesawat seri tiga. Tindakan Dukungan elektronik (ESM) tetap termasuk Litton AN/ALR-45 peringatan radar dan sistem kontrol, Magnavox AN/ALR-50 radar penerima peringatan, Tracor AN/ALE-29/-39 sekam / flare dispenser (dipasang di bagian belakang pesawat antara sirip), dan Sanders AN/ALQ-100 polong penipuan jamming. F-14 Tomcat ini memiliki 20-mm Vulcan internal yang Gatling-type senjata dipasang di sisi kiri, dan dapat membawa Phoenix, Sparrow, dan AAMs Sidewinder. Sampai 6 Phoenix rudal dapat dilakukan pada 4 stasiun pesawat antara mesin dan 2 tiang dipasang pada bagian tetap dari sayap, 2 AAM Sidewinder dapat dilakukan pada tiang sayap di atas gunung Phoenix. Meskipun F-14 diuji dengan bom konvensional "besi" pada cantelan eksternal pada 1960-an, BRU-10 rak ejeksi tidak cukup kuat untuk memberikan pemisahan yang bersih. Ujicoba pada 1988-1990 menunjukkan bahwa BRU-32 rak bisa drop Mk 80-seri bom dengan aman. Kemudian tes akan memenuhi syarat RUPS-88 HARM dan RUPS-84 Harpoon. Awal operasional kemampuan pada tahun 1973; penerbangan pertama pada tanggal 21 Desember 1970. 79 Tomcat telah dikirim ke Iran sebelum Revolusi 1979. Mereka biasanya beralasan karena kurangnya bagian, beberapa terlihat terbang selama Desember 1989 manuver Iran. Angkatan Laut AS memiliki 699 dalam layanan atau pada pesanan, dengan pengiriman berkelanjutan. (Pesawat ini tidak diperoleh oleh Korps Marinir AS.)

F-14 Tomcat (Foto 2)

F-14 Tomcat (Foto 3)

F-14 Tomcat (Foto 4)

F-14 Tomcat (Foto 5)

Galeri Wallpaper Foto Jet Tempur F-14 Tomcat :
F-14 Tomcat adalah pesawat tempur supersonik sayap ayun, yang bermesin dan berkursi ganda. F-14 merupakan pesawat tempur superioritas udara utama Angkatan Laut Amerika Serikat dari tahun 1972 sampai tahun 2006. Pesawat ini juga memiliki kemampuan serang darat setelah dilengkapi sistem LANTIRN. Pesawat ini mulai dikembangkan setelah kegagalan proyek F-111B, dan merupakan pesawat tempur generasi ke-4 pertama Amerika Serikat, yang dirancang dengan didasari pengalaman bertempur dengan pesawat-pesawat MiG buatan Soviet pada Perang Vietnam.

Pesawat ini mulai dipakai oleh Angkatan Laut Amerika Serikat pada tahun 1972, menggantikan F-4 Phantom II. Pesawat ini juga sempat diekspor ke Iran pada tahun 1976. Pada tanggal 22 September 2006, pesawat ini resmi dipensiunkan dan digantikan oleh F-18 Super Hornet.

Program F-14 Tomcat dimulai ketika pengembangan F-111B, varian Angkatan Laut Amerika Serikat dari program Tactical Fighter Experimental (TFX), dianggap tidak memuaskan, karena terlalu berat dan kurang lincah. Angkatan Laut AS membutuhkan pesawat tempur pertahanan armada (fleet air defense fighter, FADF) yang peran utamanya adalah mencegat pesawat pengebom Soviet sebelum mereka bisa meluncurkan rudal ke arah armada laut, selain itu Angkatan Laut AS juga menginginkan pesawat yang memiliki kemampuan superioritas udara yang baik.

Pada bulan Mei 1968, Kongres Amerika Serikat menghentikan pendanaan untuk program F-111B, membuat Angkatan Laut AS bisa mengembangkan pesawat baru yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Angkatan Laut AS kemudian memulai tender untuk pengembangan pesawat baru. Dari lima perusahaan yang memberikan proposal (empat diantaranya menawarkan pesawat dengan sayap lipat seperti F-111), McDonnell Douglas dan Grumman dipilih sebagai finalis pada Desember 1968, dan akhirnya Grumman memenangkan kontrak ini pada Januari 1969. Sebelum ini, Grumman memang merupakan mitra dalam pengembangan F-111B, dan mereka sudah mulai memikirkan dan merancang pesawat baru ketika merasakan bahwa program F-111B akan gagal. Desain awal dan perkiraan harga sebelumnya sudah sempat disebarkan ke petinggi Angkatan Laut sebagai alternatif F-111B. F-14 pertama kali terbang pada tanggal 21 Desember 1970, hanya 22 bulan setelah Grumman memenangkan kontrak ini.

Varian Jet Tempur F-14 Tomcat

712 unit pesawat tempur F-14 telah diproduksi antara tahun 1969 sampai 1991 di pabrik Grumman di Calverton, Long Island.
  • YF-14A: Prototip dan versi praproduksi. 12 buah.
  • F-14A: Versi produksi pertama, interseptor berkursi ganda untuk Angkatan Laut AS. Modifikasi pada saat-saat akhir menambahkan kemampuan serang darat. 545 buah dikirim ke Angkatan Laut AS, dan 79 buah ke Iran. 102 F-14A terakhir menggunakan mesin TF30-P-414A yang lebih baru. Selain itu, F-14A ke-80 diproduksi untuk Iran, tetapi akhirnya dipakai AS.
  • F-14A + Plus atau F-14B: Pembaruan dari F-14A dengan mesin GE F110-400. 38 pesawat baru diproduksi, dan 48 buah F-14A dimutakhirkan ke bersi B ini. Pada akhir tahun 1990-an, 67 F-14B diperbarui dengan badan pesawat baru dan peralatan avionik mutakhir. Pesawat dengan modifikasi ini diberi nama F-14B Upgrade.
  • F-14D Super Tomcat: Varian terakhir F-14. Mesin TF-30 diganti dengan GE F110-400, seperti pada F-14B. F-14D juga ditambah peralatan avionik digital terbaru termasuk Glass cockpit, dan radar APG-71 menggantikan AWG-9. 37 pesawat baru diproduksi, dan 18 F-14A dimutakhirkan ke versi D.
Spesifikasi Jet Tempur F-14 Tomcat

Karakteristik umum
  • Kru : 2 (Pilot dan Petugas Radar Intercept)
  • Panjang : 61 ft 9 in
  • Lebar sayap : Spread: 64 ft (19 m), Swept : 38 ft
  • Tinggi : 16 ft
  • Luas sayap : 565 ft²
  • Airfoil : NACA 64A209.65 mod root, 64A208.91 mod tip
  • Bobot kosong : 42,000 lb
  • Bobot terisi : 61,000 lb
  • Bobot maksimum lepas landas : 72,900 lb
  • Mesin : 2 unit General Electric F110-GE-400 afterburning turbofans
    • Dorongan kering : 13,810 lbf masing-masing
    • Dorongan dengan pembakar lanjut : 27,800 lbf masing-masing
Kinerja
  • Kecepatan maksimum : Mach 2.34 (1,544 mph, 2,485 km/jam)
  • Radius tempur : 500 nm
  • Jarak jangkau : 1,600 nm
  • Laju panjat : 45,000 ft/menit
  • Beban sayap : 113.4 lb/ft²
  • Rasio Dorongan dan Berat : 0.91
Persenjataan :
  • Cannon : 1 unit M61 Vulcan kaliber 20 mm
  • Peluru Kendali : AIM-54 Phoenix, AIM-7 Sparrow, AIM-9 Sidewinder
  • Bom : GBU-10, GBU-12, GBU-16, GBU-24, GBU-24E Paveway I/II/III LGB, GBU-31, GBU-38 JDAM, Mk-20 Rockeye II, Mk-82, Mk-83, Mk-84
Avionik
  • Radar Hughes AN/APG-71
  • AN/ASN-130 INS, IRST, TCS
wikipedia.org

Video Jet Tempur F-14 Tomcat :
Video manuver terbang pesawat jet tempur F-14 Tomcat.