Cari di Blog Ini

Minggu, 31 Maret 2013

Kopaska TNI-AL Gelar Latihan Sabotase Objek Vital Dan Combat Swimmer

Komando Pasukan Katak atau Kopaska TNI-AL telah menggelar Latihan Sabotase Objek Vital Dan Combat Swimmer yang berlokasi di kawasan Jembatan Suramadu Surabaya pada Selasa 26 Maret 2013. Dalam Latihan Sabotase Objek Vital Dan Combat Swimmer tersebut, selain Kopaska TNI-AL, juga melibatkan personil dari Badan Pengelola Wilayah Surabaya (BPWS) jembatan Suramadu, Kepolisian, dan Jasa Marga Surabaya. Pada latihan kali ini, Komando Pasukan Katak TNI-AL menggunakan beberapa peralatan, yaitu 2 unit kendaraan tempur air cepat (Sea Rider), Combat Boat, 4 unit Perahu Karet, senapan serbu MP-5, M-4, Sniper AW, APS, pistol Sig Sauer, bahan peledak jenis jenis TNT, dan Power Gel.
Kopaska (Komando Pasukan Katak) TNI-AL. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Sabotase Objek Vital dan Combat Swimer

Komando Pasukan Katak (Kopaska) adalah pasukan elite yang dimiliki TNI AL yang mempunyai keahlian khusus dalam bidang tempur dan sabotase bawah air. Pasukan khusus TNI AL ini terdiri dari dua satuan, satu berada di Koarmatim, Ujung, Surabaya dan satu lagi berada di bawah Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) yang bermarkas di Pondok Dayung Jakarta Utara.

Dalam rangkaian latihan K3 Kopaska, Selasa (26/03/2013) menggelar Latihan Sabotase Objek Vital dan Combat Swimmer di wilayah Jembatan Suramadu Surabaya. Latihan dipimpin langsung oleh Perwira Staf Operasi (Pasops) Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) Koarmatim Letkol Laut (P) Srigunanto.

Latihan K3 ini melibatkan 152 personil yang terdiri dari enam Tim Kopaska dan pendukung. Selain itu juga melibatkan personil Badan Pengelola Wilayah Surabaya (BPWS) Jembatan Suramadu, Kepolisian dan jasa marga Surabaya.

Adapun peralatan dan senjata yang digunakan dalam latihan ini berupa dua unit kendaraan tempur air cepat atau Sea Rider dan Combat Boat serta empat unit Perahu Karet. Jenis senjata yang dipakai antara lain senapan serbu MP-5, M-4, Sniper AW, APS, dan pistol Sig Sauer.

Latihan tempur K3 pada tahap Full Tactical Exercise (FTX) juga menggunakan Bahan Peledak (Handak) jenis TNT dan Power Gel untuk latihan peledakan atau demolisi. Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan tempur prajurit Kopaska Koarmatim serta menjalin koordinasi dengan instansi terkait dalam melaksanakan tugas Pengamanan Obyek Vital Nasional yang berada di wilayah Jawa Timur.

www.tni.mil.id

20 Kapal Perang Dan 2.000 Personil Marinir TNI-AL Terlibat Latihan Parsial III Operasi Amfibi 2013

Dalam pelaksanaan Latihan Parsial III Operasi Amfibi 2013 di Laut Jawa, TNI-AL mengerahkan 20 unit kapal perang dari berbagai unit, sekitar 2.000 prajurit Marinir, puluhan kendaraan tempur amphibi dan persenjataan artileri berat, serta 4 unit pesawat helikopter. Seluruh personil dan peralatan tempur yang dilibatkan dalam Latihan Parsial III Operasi Amfibi 2013 tersebut telah diberangkatkan dari Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, pada hari Selasa tanggal 26 Maret 2013 untuk menuju areal latihan yang berlokasi di sekitar perairan Laut Jawa.
KRI Makassar (590). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Sebanyak 20 KRI Ikuti Latihan Perang Di Laut Jawa

Sebanyak 20 Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dari jajaran Koarmatim, Koarmabar dan Kolinlamil mengikuti latihan perang di sekitar Laut Jawa, dengan sandi "Latihan Parsial III Operasi Amfibi 2013". Unsur - unsur Kapal Perang berbagai jenis, mulai dari kapal jenis Perusak Kawal Rudal (PKR), Kapal Cepat Rudal (KCR), Kapal Cepat Torpedo (KCT), Kapal Buru Ranjau (BR) dan Penyapu Ranjau (PR), Kapal Amfibi dan Landing Platform Dock (LPD), kapal patroli dan kapal bantu, bertolak dari Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Selasa (26/03/2013) menuju daerah latihan di sekitar perairan Laut Jawa.

Keberangkatan unsur Kapal Perang tersebut dipimpin langsung oleh Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H., M.Hum, yang berada di kapal markas KRI Makassar-590. Bertindak sebagai Panglima Komando Tugas Gabungan Amfibi (Pangkogasgabfib) adalah Komandan Gugus Keamanan Laut Armada RI Kawasan Timur (Danguskamlatim) Laksamana Pertama TNI Wuspo Lukito, S.E.

Selain melibatkan puluhan kapal perang, dalam Latihan Parsial III Operasi Amfibi juga mengerahkan sekitar 2.000 pasukan Marinir TNI AL dan peralatan tempur yang dimiliki, diantaranya 15 unit Tank Amfibi (Boyevaya Mashina Pyekhota) BMP-3F, 25 unit Tank Amfibi (Browne Transporter) BTR-50, 4 unit Tank LVT-7, 2 unit Tank (Bojové Vozidlo Pechoty) BVP-2, 6 unit Kendaraan Amfibi Pengangkut Artileri (KAPA), 4 unit Meriam Howitzer 105 MM, 2 unit peluncur roket multi laras RM 70 Grad,16 perahu karet serta didukung 3 Helikopter Bell dan 1 Helikopter Bolcow dari Puspenerbal Juanda.

Semua peralatan tempur tersebut diangkut oleh KRI Makassar-590, KRI Teluk Mandar-514, KRI Teluk Cenderawasih-533, KRI Teluk Banten-516, KRI Teluk Gilimanuk-531 dan KRI Teluk Sabang-544. Sedangkan untuk kegiatan air surveillance dalam latihan ini didukung 3 Helikopter Bell dan 1 Helikopter Bolcow.

Gerakan manuver dengan membentuk formasi-formasi tempur itu, bertujuan untuk melindungi dan menyerang lawan hingga berhasil mendaratkan pasukan pendarat dan menguasai tumpuan pantai.

www.tni.mil.id

Jumat, 29 Maret 2013

Malaysia Bersiap Beli 18 Unit Jet Tempur Baru

Angkatan Udara Malaysia tengah merencanakan pembelian 18 unit pesawat jet tempur baru untuk mengganti armada jet tempur MiG-29 yang sudah dianggap tua. Ada beberapa produk dari pabrikan pesawat tempur yang tengah dipertimbangkan oleh Malaysia, diantaranya JAS-39 Gripen buatan SAAB dari Swedia, Eurofighter Typhoon dari Inggris, F/A 18E/F Super Hornet buatan Boeing Amerika Serikat, Rafale buatan Dassault Aviation Prancis, dan Su-30 buatan Sukhoi Rusia.
JAS-39 Gripen. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Malaysia akan beli 18 pesawat tempur

Malaysia telah membidik lima pabrik pesawat dalam upayanya membeli 18 pesawat tempur baru sampai 2015 demi memperbarui skuadron MiG-29 buatan Rusia yang dinilai sudah tua, demikian kementerian pertahanan Malaysia seperti dikutip Reuters. Pilihan pabriknya jatuh di antara Typhoon buatan Eurofighter Inggris, JAS-39 Gripen buatan SAAB Swedia, Rafale buatan Dassault Aviation Prancis, F/A 18E/F Super Hornet buatan Boeing Amerika Serikat dan Su-30 buatan Sukhoi Rusia, kata Zahid Hamidi kepada Reuters.

Zahid mengaku belum mengetahui berapa dana untuk mendapatkan 18 pesawat baru itu, namun sejumlah sumber industri dirgantara menyebut angka miliaran dolar AS.

Keputusan pembelian pesawat baru ini diperkirakan diambil setelah Pemilu segera setelah Perdana Menteri Najib Razak mengakhiri masa jabatannya akhir April nanti. Koalisi Barisan Nasional yang sedang memerintah diperkirakan akan menang tipis dalam Pemilu yang yang seru nanti.

Kelima pabrikan pesawat tempur itu tampil pada pameran dirgantara Langkawi lalu. Kepada Reuters, keempat pabrik mengaku akan berupaya memenuhi pesanan Malaysia itu, namun Sukhoi belum mengeluarkan komentar apa pun.

Selasa lalu, SAAB telah menandatangani kesepakatan kerjasama industri ini dengan konglomerat Malaysia DRB-HICOM Berhad yang diantaranya untuk memasok suku cadang bagi pesawat tempur Gripen di seluruh dunia.

www.antaranews.com

Taiwan Beli 12 Pesawat Antikapal Selam P-3C Orion Dari AS

Negara Taiwan makin memperkuat alutsista Angkatan Laut-nya dengan membeli 12 unit pesawat antikapal selam P-3C Orion dari Amerika Serikat. Pihak AS telah menyetujui pembelian armada P-3C Orion oleh Taiwan tersebut pada tahun 2007. Paket pembelian tersebut dikirim secara bertahap dengan pengiriman awal pada tahun 2012.
P-3C Orion. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Taiwan segera terima pesawat antikapal selam Amerika Serikat

Taiwan bakal menerima pengiriman 12 pesawat antikapal selam dari Amerika Serikat pada pertengahan 2015, menurut satu laporan, Rabu (27-3-2013). Sementara Taiwan berusaha meningkatkan pertahanan angkatan lautnya menghadapi China. Kepala Staf Angkatan Laut Taiwan, Laksamana Madya Hsu Pei-shan, menyebutkan, kerangka waktu itu ketika ditanya seorang anggota parlemen tentang kemungkinan tertundanya pengiriman pesawat tersebut, kata satu laporan Kantor Berita Taiwan CNA.

Washington setuju pada 2007 akan menjual pesawat patroli jenis P-3C Orion yang sudah dilengkapi kepada Taiwan yang akan memperluas jangkauan pengawasan armada antikapal selamnya 10 kali lipat. Armada P-3C, yang akan berharga di bawah 2 miliar dolar Amerika Serikat dimaksudkan untuk mengganti pesawat antikapal selam S-2T yang sudah menua. Pengiriman lima dari 12 pesawat sebenarnya dijadwalkan pada 2012, disusul oleh dua lagi pada 2013, empat lainnya pada 2014 dan satu lagi pada 2015, kata Ma Wen-chun, dari Komisi Pertahanan.

Hubungan antara Taipei dan Beijing telah membaik sejak Ma Ying-jeou menjadi presiden Taiwan pada 2008 berbasis kebijakan bersahabat dengan China. Namun, Beijing masih memandang pulau itu sebagai bagian wilayahnya dan telah menolak mengesampingkan penggunaan kekuatan menghadapi Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri. Keduanya pecah pada 1949 setelah perang saudara.

Untuk menghadapi China, Taiwan membangun pasukan pertahanan yang diperlengkapi dengan persenjataan sebagian besar dari AS, kendati Washington mengalihkan pengakuan diplomatik dari Taiwan ke Bejing pada tahun 1979. Para pejabat pertahanan tak segera dapat dimintai komentar mengenai laporan CNA tersebut.

www.antaranews.com

Indonesia-Belarusia Kerjasama Produksi Sistem Kendali Senjata Untuk Panser Anoa

Indonesia dan negara Belarusia telah menandatangani MoU kerjasama produksi sistem kendali persenjataan atau RCWS (Remote Control Weapon System). Teknologi RCWS dari Belarusia ini akan dipergunakan pada panser atau APC Anoa yang diproduksi oleh PT Pindad. Sebagai negara mantan bagian Uni Soviet, Belarusia memiliki teknologi industri pertahanan yang cukup maju. Salah satu produk andalannya adalah RCWS (Remote Control Weapon System).
RCWS (Remote Control Weapon System). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Menhan: Indonesia - Belarus sepakat produksi pengendali senjata

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, Indonesia dan Belarus sepakat untuk memproduksi bersama pengendali senjata atau RCWS (Remote Control Weapon System) untuk senjata yang akan dipasangkan di Panser Anoa produksi PT Pindad. Menurut Purnomo, kerja sama tersebut dipayungi dalam nota kesepahaman bersama yang telah ditandatangani dirinya dengan Ketua Komite Industri Militer Negara Belarus Sergei Gurulev di Istana merdeka, Jakarta, Selasa (19/3/2013). "Yang barusan itu 'joint production' (produksi bersama) 'remote weapon system' untuk dipakai di Panser Anoa," katanya.

Ia mengatakan, selama ini 'remote control' tersebut dibeli dari Belarusia, dengan adanya kerja sama ini nantinya akan di produksi bersama antara Indonesia dengan Belarus. "Jadi nilai tambah untuk kita, kita bisa buka lapangan kerja, investasi bersama," katanya.

Selain itu, menurut dia, peningkatan kerja sama untuk industri pertahanan ke depan dapat ditingkatkan. Selain produksi bersama 'remote weapon control system', menurut Purnomo juga dapat ditingkatkan untuk produksi kendaraan pengangkut tank yang dapat mengangkut dua tank dan 'anti tank guide mission'. Ia menambahkan, Belarus memiliki kemampuan penguasaan dalam teknologi senjata sebagai salah satu pecahan dari Uni Soviet. "Jadi dulu sebelum Uni Soviet pecah, ada industrinya itu di berbagai tempat. Nah di Belarus ini ada juga industri pertahanan mereka," katanya.

Sementara itu Presiden Direktur PT Pindad Adik A Soedarsono mengatakan, remote control yang akan diproduksi tersebut akan dibenamkan di Panser Anoa sehingga dapat mengendalikan senjata dari dalam Panser. "Jadi nanti di Anoa itu tidak usah ada orang di atasnya. Itu produksinya di Pindad," katanya.

www.antaranews.com

Rabu, 27 Maret 2013

China Pesan 24 Jet Tempur Su-35 Dan 4 Kapal Selam Rusia

Negara China makin meningkatkan kemampuan tempur angkatan bersenjatanya dengan menyepakati pembelian 24 unit jet tempur Sukhoi Su-35 Flanker-E dan 4 unit kapal selam Lada Class dari Rusia. Kesepakatan pembelian paket persenjataan mutakhir tersebut telah ditandatangani oleh Presiden RRC di Moskwo pada akhir minggu lalu.
Sukhoi Su-35 Flanker-E. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Sukhoi Su-35 Flanker-E
China beli 24 pesawat tempur Rusia

China telah sepakat dengan Rusia untuk membeli 24 pesawat jet tempur dan empat kapal selam. Media milik pemerintah China melaporkan pembelian peralatan tempur yang disebut sebagai pembelian skala besar dari Rusia merupakan hal yang pertama dilakukan dalam sepuluh tahun terakhir. Dua kapal selam tersebut nantinya akan digarap di Rusia semantara dua kapal lainnya akan dkerjakan di China.

Kesepakatan pembelian peralatan tempur ini ditandatangani sebelum kunjungan Presiden China Xi Jinping ke Moskow pada akhir pekan lalu. Pembelian tersebut juga bagian dari upaya meningkatkan kerjasama militer di antara kedua negara. Wartawan mengatakan Moskow dan Beijing saat ini tengah berupaya untuk mengimbangi apa yang mereka lihat sebagai dominasi militer AS.

Anggaran besar

Surat kabar partai komunis, People's Daily dan China Central Television (CCTV) mengatakan spesifikasi pesawat yang dibeli China adalah jenis Su-35 dan empat kapal selam kelas Lada. Namun media milik pemerintah China itu tidak menyebutkan berapa nilai pembelian semua peralatan tempur tersebut.

Anggaran pertahanan China pada tahun 2012 menurut data resmi pemerintah negara itu meningkat hingga 11 persen dibanding tahun sebelumnya atau mencapai angka lebih dari US$100 miliar. Namun sejumlah ahli di luar negara itu memperkirakan anggaran pertahanan China mencapai dua kali lipat dari data resmi yang mereka keluarkan. Sementara anggaran pertahanan AS saat ini mencapai US$700 miliar.

Beijing yang saat ini terlibat sengketa kepemilikan pulau dengan Jepang, tahun lalu juga telah meluncurkan pesawat induk pertamanya.

People's Daily dalam laporannya mengatakan bahwa China dan Rusia sudah berencana untuk menjalin kerjasama dalam pengembangan teknologi militer termasuk dalam menggarap rudal jarak jauh anti pesawat S-400, mesin dorong berkapasitas besar 117S, pesawat angkut besar IL-476, pesawat pengisi bahan bakar di udara IL-78.

www.bbc.co.uk

Sabtu, 23 Maret 2013

Malaysia Berminat Beli Pesawat CN-295 Buatan PT Dirgantara Indonesia

Negara Malaysia dikabarkan tertarik untuk membeli pesawat CN-295, pesawat angkut militer kelas menengah produksi PT Dirgantara Indonesia. Hal ini diungkap oleh Budiman Saleh, Direktur PT Dirgantara Indonesia, menjelang keikut-sertaan Indonesia pada event dirgantara Langkawi International Maritime and Aerospace (LIMA) yang digelar di Langkawi Malaysia pada 26 Maret 2013 hingga 30 Maret 2013. Malaysia ingin menggunakan pesawat CN-295 sehubungan merebaknya konflik di Sabah antara pasukan Kesultanan Sulu Filipina melawan militer Malaysia.
CN-295 TNI-AU. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
CN-295 TNI-AU
Konflik Sabah, Malaysia Tertarik Beli Pesawat CN 295 Buatan Indonesia

Dalam acara Langkawi International Maritime and Aerospace (LIMA), Indonesia akan memamerkan sejumlah pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia. Kabarnya, Malaysia tertarik pada pesawat CN 295 seiring dengan merebaknya konflik di Sabah.

Budiman Saleh, Direktur PT Dirgantara Indonesia, mengatakan ada beberapa pesawat yang akan dipamerkan. Di antaranya CN 295 dan produk-produk buatan PT DI lainnya. "Target kita dari Filipina, 212, 235, dan 295. Saat ini itu target kita Malaysia, yang juga tertarik 295 karena konflik Sabah. Korea tetap tertarik pada 212. PT DI punya stand, ada pesawat TNI AU aktif demo," kata Budiman saat jumpa pers di Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Jumat (22/3/2013).

Apa kelebihan CN 295? Menurut Budiman, pesawat itu generasi terbaru dari semua jenis 'medium lifter'. Pesawat jenis bisa sebagai pengganti pesawat Fokker 27. "Sebenarnya CN 235, nah yang bentuknya lebih itu CN 295, juga lebih besar mesinnya, hasil kerja sama dengan Airbus Military, Spanyol. Optimistis bakal banyak order," jelasnya.

Menhan Purnomo Yusgiantoro menambahkan, CN 295 sudah dikirim ke Langkawi. Selain pesawat di atas, ada juga Thailand yang tertarik dengan light transporter buatan PT DI. "Semoga nanti di sana kita bisa menarik perhatian," ucap Purnomo.

Acara LIMA digelar mulai tanggal 26-30 Maret 2013 di Langkawi, Malaysia. Peserta LIMA terdiri dari negara-negara di Asia Pasifik.

news.detik.com

Kamis, 21 Maret 2013

Litbang TNI-AD Dan PT Pindad Kembangkan Senapan Mesin Berat (Gatling Gun)

Sebuah prototype Senapan Mesin Berat (SMB) atau biasa disebut Gatling Gun sedang dikembangkan oleh Litbang TNI-AD bekerja sama dengan PT Pindad. Target proyek TNI-AD dan PT Pindad ini adalah menghasilkan sebuah senapan mesin berat (Gatling Gun) dengan kaliber 7,62 x 51 mm, kecepatan tembak 7.000 butir peluru per menit. Prototipe yang sedang diuji sekarang ini baru mencapai kecepatan tembak 3.000 butir peluru per menit.
Gatling Gun PT Pindad dan TNI-AD. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Gatling Gun PT Pindad dan TNI-AD
PT Pindad dan TNI AD Kembangkan Gatling Gun

Salah satu alat yang menarik perhatian pengunjung Jakarta International Defence Dialog (JIDD) adalah gattling gun yang dipamerkan di stan Kementerian Pertahanan. Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao bahkan sempat melongok melihat-lihat laras kaliber 7.56.

Dirut PT Pindad Adik Avianto mengatakan, saat ini gattling gun itu memang masih dalam fase prototipe. Uji statis telah selesai dilaksanakan. Dalam waktu dekat akan diadakan uji dinamik. Senjata ini bisa memuntahkan peluru dengan kecepatan 3.000 butir per menit. Kecepatan itu untuk mengimbangi kecepatan alat yang membawanya seperti helikopter serbu atau kapal perang.

Menurut Adik, proyek ini berasal dari pengembangan Litbang TNI AD. Sesuai dengan perencanaan dan doktrin, di waktu-waktu mendatang, dibutuhkan senjata seperti ini. "Jadi kalau ke depan kita pengadaan, Pindad sudah bisa menyediakan," kata Adik.

nasional.kompas.com

Rabu, 20 Maret 2013

Skuadron F-16 Fighting Falcon TNI-AU Disiapkan Untuk Kawal Selat Malaka

Satu skuadron jet tempur F-16 Fighting Falcon Block 52 TNI-AU akan ditempatkan di Pangkalan Udara TNI AU Roesmin Nuryadin di Pekanbaru. Keberadaan skuadron jet tempur F-16 Fighting Falcon disiapkan untuk lebih mengefektifkan tugas pengawasan dan pengawalan di kawasan Selat Malaka dan perbatasan Indonesia dengan Singapura dan Malaysia. Penempatan skuadron tempur baru ini akan meningkatkan status Pangkalan Udara TNI AU Roesmin Nuryadin di Pekanbaru dari Lanud tipe B menjadi Lanud dengan tipe A.
F-16 Fighting Falcon TNI-AU. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
F-16 Fighting Falcon TNI-AU
Perkuat Selat Malaka, F-16 Disiapkan di Pekanbaru

Demi memperkuat armada tempur di kawasan strategis Selat Malaka, Pangkalan Udara (Lanud) TNI Angkatan Udara Roesmin Nuryadin Pekanbaru bersiap menyambut satu skuadron pesawat tempur F-16 blok 52 lengkap dengan persenjataan mutakhir. Penambahan 24 pesawat F-16 Fighting Falcon dari Amerika Serikat itu sebagai bagian dari pembaruan armada tempur yang sudah ada di pangkalan TNI AU tipe B itu yaitu satu skuadron Hawk 100/200. "Berarti pada awal 2014, Lanud Roesmin Nuryadin akan memiliki dua skuadron tempur yang terdiri dari satu skuadron Hawk 100/200 dan satu skuadron pesawat F-16 dengan blok 52 lengkap dengan persenjataan mutakhir," ungkap Kepala Penerangan dan Perpustakaan (Kapentak) Lanud TNI AU Mayor Sus Filfadri kepada Media Indonesia di Pekanbaru, Selasa (19/3/2013).

Menurut Filfadri, satu skuadron pesawat tempur F-16 yang akan ditempatkan di Lanud Pekanbaru merupakan pesawat tempur terbaik yang disumbangkan oleh pemerintah Amerika Serikat kepada Indonesia. Jenis pesawat F-16 dengan tipe blok 52 itu rencananya juga akan mendapatkan sedikit peningkatan up grade khususnya di bagian persenjataan tempurnya. "Memang banyak yang bilang itu pesawat hibah, tapi F-16 itu hasil dari komitmen kerjasama kita dengan Amerika Serikat. Kondisinya juga sudah dicek dan sangat baik apalagi dengan tipe blok 52 yang terbaru," jelas Filfadri.

Dia menambahkan, dipilihnya Pangkalan Udara TNI-AU Roesmin Nuryadin sebagai lokasi penempatan satu skuadron pesawat tempur F-16 itu tidak lepas dari lokasi strategis Lanud Pekanbaru yang secara geografis berada di kawasan Selat Malaka dan berbatasan langsung dengan Malaysia serta Singapura. "Dua skuadron tempur F-16 dan Hawk 100 juga untuk mendukung kekuatan kita di Sumatra dan Selat Malaka. Selain back up dari Lanud terdekat di Kalimantan Barat, Makasar serta Pulau Jawa," ujarnya.

Dengan penambahan armada tempur tersebut, lanjut Filfadri, pada 2014 status Lanud Roesmin Nuryadin Pekanbaru akan berganti dari Lanud tipe B menjadi tipe A dengan dipimpin perwira berpangkat bintang satu. Selain itu, guna mengimbangi dinamika pertahanan geopolitik kawasan di Selat Malaka, pemantauan radar yang ditempatkan di Pekanbaru, Medan, dan Ranai, Kepulauan Natuna akan semakin ditingkatkan. "Mengingat dari pengalaman sejarah bahwa TNI AU pernah menjadi kekuatan nomor 1 di Asia. Seperti itu juga soal ketergantungan kita pada Amerika Serikat ketika sparepart peralatan tempur diembargo. Karena itu, kebijakan saat ini ada kombinasi armada tempur antara Sukhoi dari Rusia, dan F-16 dari Amerika Serikat untuk menangkal ketergantungan itu," jelasnya.

www.metrotvnews.com

F-16 Fighting Falcon

F-16 Fighting Falcon adalah jet tempur multi-peran yang paling populer hingga kalangan yang awam dengan bidang dirgantara militer cukup mengenal pesawat jet tempur generasi 4 hasil rancangan perusahaan General Dynamics dari Amerika Serikat ini. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jet tempur F-16 Fighting Falcon dan hingga kini masih dioperasikan dan menjadi andalan TNI AU.
Dirancang sebagai pesawat tempur ringan hari, itu berkembang menjadi pesawat multirole semua cuaca yang sukses. Lebih dari 4.400 pesawat telah dibangun sejak produksi telah disetujui pada tahun 1976. Meskipun tidak ada lagi yang dibeli oleh Angkatan Udara AS, versi yang lebih baik masih sedang dibangun untuk pelanggan ekspor. Pada tahun 1993, General Dynamics menjual bisnis manufaktur pesawat kepada Lockheed Corporation, yang pada gilirannya menjadi bagian dari Lockheed Martin setelah merger dengan Martin Marietta 1995. Fighting Falcon adalah dogfighter dengan berbagai inovasi termasuk kanopi gelembung buram tanpa bingkai untuk visibilitas lebih baik, samping kontrol stick dipasang untuk memudahkan kontrol sedangkan manuver, duduk bersandar 30 derajat untuk mengurangi efek g-gaya pada pilot, dan penggunaan pertama dari stabilitas statis santai / fly-by sistem kontrol penerbangan-kawat yang membuat sebuah pesawat yang sangat gesit. F-16 memiliki meriam M61 Vulcan internal dan mempunyai 11 cantelan untuk senjata mounting, dan peralatan misi lainnya. Meskipun nama resmi F-16 Fighting Falcon, itu diketahui pilot sebagai "Viper", karena itu menyerupai ular berbisa ular dan setelah Starfighter Battlestar Galactica Colonial Viper. Selain aktif USAF, cadangan, dan unit penjaga udara nasional, pesawat yang digunakan oleh tim demonstrasi udara USAF, Angkatan Udara AS Thunderbirds, dan sebagai musuh / pesawat agresor oleh Angkatan Laut Amerika Serikat. F-16 juga telah dipilih untuk melayani di angkatan udara dari 25 negara lain. F-16 adalah, supersonik bermesin tunggal, multi-peran pesawat taktis. F-16 dirancang untuk menjadi memerangi biaya yang efektif "pekerja keras" yang dapat melakukan berbagai jenis misi dan menjaga kesiapan sekitar-the-clock. Hal ini jauh lebih kecil dan ringan dari pendahulunya, tetapi menggunakan aerodinamis maju dan avionik, termasuk penggunaan pertama dari stabilitas statis santai / fly-by-wire (RSS / FBW) sistem kontrol penerbangan, untuk mencapai kinerja manuver ditingkatkan. Sangat gesit, F-16 dapat menarik manuver 9-g dan dapat mencapai kecepatan maksimum lebih dari Mach 2.f-16 Fighting Falcon (wallpaper 2). Galeri foto wallpaper Pesawat tempur F-16 Fighting Falcon 2. Koleksi foto dan gambar Pesawat jet tempur F-16 Fighting Falcon 2. Fighting Falcon termasuk inovasi seperti kanopi gelembung untuk visibilitas yang lebih baik buram tanpa bingkai, sisi-mount kontrol menempel memudahkan kontrol selama manuver pertempuran, dan duduk bersandar untuk mengurangi efek g-gaya pada pilot. F-16 memiliki meriam M61 Vulcan internal dalam akar sayap kiri dan mempunyai 11 cantelan untuk memasang berbagai rudal, bom dan polong. Ini juga merupakan pesawat tempur pertama yang dibangun bertujuan untuk mempertahankan berbalik 9-g. Ini memiliki daya dorong-to-weight ratio lebih besar dari satu, menyediakan untuk mendaki dan mempercepat vertikal. F-16 Fighting Falcon dibedakan dengan memiliki empat ventilasi belakang port untuk meriam M61 sedangkan F-16C berikutnya hanya memiliki dua ventilasi di belakang port meriam. F-16 desain mempekerjakan planform dipotong-delta menggabungkan campuran sayap pesawat dan vortex-control forebody strakes, sebuah geometri-tetap, underslung udara masuk intake memasok aliran udara ke mesin jet turbofan tunggal, sebuah tri-pesawat konvensional empennage pengaturan dengan semua -bergerak horisontal "stabilator" tailplanes, sepasang sirip perut di bawah pesawat memanjang dari tepi sayap trailing, sepotong-tunggal, burung-proof "gelembung" kanopi, dan mendarat konfigurasi roda tiga gigi dengan hidung, belakang-mencabut steerable gear deploying jarak dekat di belakang bibir masuk.

F-16 Fighting Falcon (Gambar 1). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
F-16 Fighting Falcon (Gambar 1).

F-16 Fighting Falcon (Gambar 2). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Gambar 2.

F-16 Fighting Falcon (Gambar 3). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Gambar 3.

F-16 Fighting Falcon (Gambar 4). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Gambar 4.

F-16 Fighting Falcon (Gambar 5). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Gambar 5.
F-16 Fighting Falcon adalah jet tempur multi-peran yang dikembangkan oleh General Dynamics (lalu di akuisisi oleh Lockheed Martin), di Amerika Serikat. Pesawat ini awalnya dirancang sebagai pesawat tempur ringan, dan akhirnya ber-evolusi menjadi pesawat tempur multi-peran yang sangat populer. Kemampuan F-16 untuk bisa dipakai untuk segala macam misi inilah yang membuatnya sangat sukses di pasar ekspor, dan dipakai oleh 24 negara selain Amerika Serikat. Pesawat ini sangat populer di mata international dan telah digunakan oleh 25 angkatan udara. F-16 merupakan proyek pesawat tempur Barat yang paling besar dan signifikan, dengan sekitar 4000 F-16 sudah di produksi sejak 1976. Pesawat ini sudah tidak diproduksi untuk Angkatan Udara Amerika Serikat, tapi masih diproduksi untuk ekspor.

F-16 dikenal memiliki kemampuan tempur di udara yang sangat baik, dengan inovasi seperti tutup kokpit tanpa bingkai yang memperjelas penglihatan, gagang pengendali samping untuk memudahkan kontrol pada kecepatan tinggi, dan kursi kokpit yang dirancang untuk mengurangi efek g-force pada pilot. Pesawat ini juga merupakan pesawat tempur pertama yang dibuat untu menahan belokan pada percepatan 9g.

Pada tahun 1993, General Dynamics menjual bisnis produksi pesawat mereka kepada Lockheed Corporation, yang kemudian menjadi bagian dari Lockheed Martin setelah merger dengan Martin Marietta pada tahun 1995. Pada tahun 1960-an, Angkatan Udara dan Angkatan Laut Amerika Serikat menyimpulkan bahwa masa depan pertempuran udara akan ditentukan oleh peluru kendali yang semakin modern. Dan bahwa pesawat tempur masa depan akan digunakan untuk mengejaran jarak jauh, berkecepatan tinggi, dan menggunakan sistem radar yang sangat kuat untuk mendeteksi musuh dari kejauhan. Ini membuat desain pesawat tempur masa ini lebih seperti interseptor daripada pesawat tempur klasik. Pada saat itu, Amerika Serikat menganggap pesawat F-111 (yang pada saat itu masih dalam tahap pengembangan) dan F-4 Phantom akan cukup untuk kebutuhan pesawat tempur jarak jauh dan menengah, dan didukung oleh pesawat jarak dekat bermesin tunggal seperti F-100 Super Sabre, F-104 Starfighter, dan F-8 Crusader.

Pada Perang Vietnam, Amerika Serikat menyadari bahwa masih banyak kelemahan pada pesawat-pesawat mereka. Peluru kendali udara ke udara pada masa itu masih memiliki banyak masalah, dan pemakaiannya juga dibatasi oleh aturan-aturan tertentu. Selain itu, pertempuran di udara lebih banyak berbentuk pertempuran jarak dekat dimana kelincahan di udara dan senjata jarak dekat sangat diperlukan.

Kolonel John Boyd mengembangkan teori tentang perawatan energi pada pertempuran pesawat tempur, yang bergantung pada sayap yang besar untuk bisa melakukan manuver udara yang baik. Sayap yang lebih besar akan menghasilkan gesekan yang lebih besar saat terbang, dan biasanya menghasilkan jarak jangkau yang lebih sedikit dan kecepatan maksimum yang lebih kecil. Boyd menganggap pengorbanan jarak dan kecepatan perlu untuk menghasilkan pesawat yang bisa bermanuver dengan baik. Pada saat yang sama, pengembangan F-111 menemui banyak masalah, yang mengakibatkan pembatalannya, dan munculnya desain baru, yaitu F-14 Tomcat. Dorongan Boyd tentang pentingnya pesawat yang lincah, gagalnya program F-111, dan munculnya informasi tentang MiG-25 yang saat itu kemampuannya terlalu dibesar-besarkan membuat Angkatan Udara Amerika Serikat memulai perancangan pesawat mereka sendiri, yang akhirnya menghasilkan F-15 Eagle.

Pada saat pengembangannya, F-15 berevolusi menjadi besar dan berat seperti F-111. Ini membuat Boyd frustrasi dan ia pun meyakinkan beberapa petinggi Angkatan Udara lain bahwa F-15 membutuhkan dukungan dari pesawat tempur yang lebih ringan. Grup petinggi Angkatan Udara ini menyebut diri mereka "fighter mafia", dan mereka bersikeras akan dibutuhkannya program Pesawat Tempur Ringan (Light Weight Fighter, LWF).

Pada Mei 1971, Kongres Amerika Serikat mengeluarkan laporan yang mengkritik tajam program F-14 dan F-15. Kongres mengiyakan pendanaan untuk program LWF sebesar US$50 juta, dengan tambahan $12 juta pada tahun berikutnya. Beberapa perusahaan memberikan proposal, tetapi hanya General Dynamics dan Northrop yang sebelumnya sudah memulai perancangan dipilih untuk memproduksi prototip. Pesawat mereka mulai diuji pada tahun 1974. Program LWF awalnya merupakan program evaluasi tanpa direncanakan pembelian versi produksinya, tetapi akhirnya program ini diubah namanya menjadi Air Combat Fighter, dan Angkatan Udara AS mengumumkan rencana untuk membeli 650 produk ACF. Pada tanggal 13 Januari 1975 diumumkan bahwa YF-16 General Dynamics mengalahkan saingannya, YF-17.

Spesifikasi Pesawat Tempur F-16 Fighting Falcon

Karakteristik Umum :
  • Kru: 1
  • Panjang: 49 ft 5 in
  • Lebar sayap: 32 ft 8 in
  • Tinggi: 16 ft
  • Luas sayap: 300 ft²
  • Airfoil: NACA 64A204 root and tip
  • Bobot kosong: 18,238 lb
  • Bobot terisi: 26,463 lb
  • Bobot maksimum lepas landas: 42,300 lb
  • Mesin: 1 unit Pratt & Whitney F100-PW-220 afterburning turbofan
  • Alternate powerplant: 1× General Electric F110-GE-100 afterburning turbofan
Kinerja :
  • Laju maksimum: >Mach 2 (1,320 mph, 2,124 km/h) at altitude
  • Radius tempur: 340 mi on a hi-lo-hi mission with six 1,000 lb (450 kg) bombs
  • Jarak jangkau ferri: >3,200 mi
  • Batas tertinggi servis: >55,000 ft
  • Laju panjat: 50,000 ft/min
  • Beban sayap: 88.2 lb/ft²
  • Dorongan/berat: F100 0.898; F110 1.095
Persenjataan :
  • Senjata api: 1 unit M61 Vulcan gatling gun kaliber 20 mm (0.787 in), 511 putaran
  • Roket: 2¾ in (70 mm) CRV7
  • Rudal: Air-to-air missiles: 6× AIM-9 Sidewinder, 6× AIM-120 AMRAAM, 6× Python-4. Air-to-ground missiles: 6× AGM-65 Maverick, 4× AGM-88 HARM, 4× AGM-119 Penguin
  • Bom: 2× CBU-87 cluster, 2× CBU-89 gator mine, 2× CBU-97, 4× GBU-10 Paveway, 6× GBU-12 Paveway II, 6× Paveway-series laser-guided bombs, 4× JDAM, 4× Mk 80 series, B61 nuclear bomb
wikipedia.org

Video Jet Tempur F-16 Fighting Falcon :
Video manuver terbang pesawat jet tempur F-16 Fighting Falcon.

Selasa, 19 Maret 2013

AH-64 Apache, Helikopter Tempur Buatan AS





AH-64 Apache adalah type helikopter militer dari jenis penyerbu / penempur yang bisa diterbangkan dalam berbagai keadaan cuaca. Helikopter serbu ini dikendalikan oleh dua orang crew dan persenjataan utamanya terdiri dari sebuah senapan mesin M230 kaliber 30 mm yang terletak di bawah hidung AH-64 Apache. Helikopter ini juga bisa membawa gabungan persenjataan lain seperti AGM-114 Hellfire dan pod roket Hydra 70 di empat hard point pada pangkal sayap. AH-64 Apache merupakan helikopter penyerang utama bagi Angkatan Darat Amerika Serikat dan merupakan pengganti helikopter serbu AH-1 Cobra.

AH-64 Apache telah dirancang oleh perusahaan Hughes Helicopters untuk memenuhi kebutuhan program Helikopter Serbu Angkatan Darat AS. Perusahaan McDonnell Douglas kemudian membeli Hughes Helicopters dan meneruskan pengembangan helikopter ini. Pengembangan selanjutnya helikopter ini kemudian telah menghasilkan helikopter AH-64D Apache Longbow yang kini diproduksi oleh Boeing Integrated Defense Systems. Helikopter-helikopter AH-64 milik Angkatan Darat A.S ini pernah beraksi dalam operasi-operasi di Panama, Perang Teluk, Afghanistan, dan Iraq.

AH-64 Apache digerakkan oleh dua unit mesin turbin aci General Electric T700 dengan knalpot yang terletak dibawah rotor. Apache AH-64 memiliki empat bilah rotor utama dan empat bilah rotor ekor. Posisi duduk crew dalam susunan depan dan belakang, pilot duduk di belakang atas, sementara petuga pengendali senjata duduk ruang kokpit berperisai yang berada di depan. Ruang crew dan tangki bahan bakar dilindungi sedemikian rupa sehingga helikopter ini dapat tetap diterbangkan meskipun menerima tembakan daripada senjata berkaliber 23 mm.

Helikopter ini dipersenjatai dengan meriam rantai M230 berkaliber 30 mm yang dikendalikan menggunakan sistem pengendali pada helm yang digunakan oleh penembak, yang ditetapkan pada kedudukan terkunci menembak di depan, atau dikendalikan melalui Sistem Penandaan dan Perolehan Sasaran (TADS). AH-64 Apache membawa beberapa gabungan persenjataan pada gantungan senjata di pangkal sayapnya. Biasaannya terdiri dari rudal anti tank AGM-114 Hellfire, roket tak berpandu kaliber 70 mm (2.75 in) Hydra 70 dan rudal udara ke udara AIM-92 Stinger untuk mempertahankan diri. Jika terjadi situasi darurat, titik beban pada gantungan senjata bisa digunakan untuk dudukan personil saat evakuasi.

Helikopter tempur AH-64 Apache dirancang untuk bertahan pada garis depan dan bisa dioperasikan pada siang atau malam hari dalam berbagai macam jenis cuaca dengan menggunakan avionik dan elektronik seperti Sistem Penandaan dan Perolehan Sasaran, Sistem Penglihatan Malam Juruterbang (TADS/PNVS), pertahanan diri pasif inframerah, GPS, dan sistem pengendali persenjataan pada helm penembak (IHADSS).

Spesifikasi AH-64 Apache

Karakteristik Umum :
  • Jumlah Crew: 2 orang; pilot dan petugas persenjataan
  • Panjang: 17,73 m (dengan kedua-dua rotor dihidupkan)
  • Diameter rotor: 14,63 m
  • Tinggi: 3,87 m
  • Berat kosong: 5.165 kg
  • Berat berisi: 8.000 kg
  • Berat Maksimum Lepas-Landas: 9.500 kg
  • Mesin penggerak: 2× General Electric T700-GE-701 atau T700-GE-701C & T700-GE-701D (1990-hari ini) turboshaft, -701: 1,690 shp, -701C: 1,890 shp -701D 2,000 shp (-701: 1,260 kW, -701C: 1,490 kW)
  • Sistem rotor: 4 bilah rotor utama, 4 bilah rotor ekor
Kinerja :
  • Kecepatan Maksimum: 158 knot (293 km/jam)
  • Kecepatan jelajah: 143 knot (265 km/jam)
  • Radius Tempur: 480 km
  • Jarak Jangkau: 1.900 km
  • Ketinggian Maksimum: 6.400 m
  • Kecepatan Panjat: 12,7 m/detik
Persenjataan :
  • Meriam: 1× 30 x 113 mm meriam mesin M230 dengan putaran 1.200 butir peluru
  • Roket: Hydra 70 FFAR
  • Peluru Kendali: AGM-114 Hellfire, AIM-92 Stinger, dan AIM-9 Sidewinder

Senin, 18 Maret 2013

KRI Slamet Riyadi (352)

2 flight KRI Slamet Riyadi (352) adalah kapal perang jenis Perusak Kawal Berpeluru Kendali kelas Ahmad Yani yang dimiliki dan dioperasikan oleh TNI-AL. Sebelum dimiliki oleh Indonesia, kapal perang KRI Slamet Riyadi (352) adalah kapal fregat milik Angkatan Laut Belanda dengan nama Hr.Ms. Van Speijk (F802). Sejak tahun 1987 kapal perang ini memperkuat armada kapal perang TNI-AL.

KRI Slamet Riyadi (352). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
KRI Slamet Riyadi (352).
KRI Slamet Riyadi (352) merupakan kapal kedua dari kapal perang Perusak Kawal Berpeluru Kendali kelas Ahmad Yani milik TNI Angkatan Laut. Dinamai menurut Slamet Riyadi, salah seorang pahlawan nasional.

KRI Slamet Riyadi (352) merupakan kapal fregat bekas pakai AL Belanda (Hr.Ms. Van Speijk (F802)) yang kemudian dibeli oleh Indonesia. Kapal ini termasuk dalam Fregat kelas Leander dengan sedikit modifikasi dari disain RN Leander asli. Dibangun tahun 1963 oleh Koninklijke Maatschappij de Schelde, Vlissingen, Belanda dan mulai bertugas pada AL Belanda sejak 1967.

Pada tahun 1987, dibebastugaskan dari AL Belanda dan mendapat peningkatan kemampuan sebelum berpindah tangan ke TNI-AL pada tahun 1987. Termasuk di antaranya adalah pemasangan sistem pertahanan rudal antipesawat (sea-to-air missile/SAM) Mistral menggantikan Sea Cat. Di Indonesia, kapal ini bertugas sebagai armada patroli dengan kemampuan anti-kapal permukaan, anti-kapal selam dan anti-pesawat udara. Termasuk dalam kelas Ahmad Yani bersama KRI Slamet Riyadi antara lain KRI Ahmad Yani (351), KRI Yos Sudarso (353), KRI Oswald Siahaan (354), KRI Abdul Halim Perdanakusuma (355) dan KRI Karel Satsuit Tubun (356).

KRI Slamet Riyadi (352) memiliki berat 2.940 ton. Dengan dimensi 113,42 meter x 12,51 m x 4,57 m. Ditenagai oleh turbin uap dengan 2 boiler, 2 shaft yang menghasilkan 30.000 shp sanggup mendorong kapal hingga kecepatan 28,5 knot. Diawaki oleh maksimal 180 pelaut.

KRI Slamet Riyadi (352) dipersenjatai dengan berbagai jenis persenjataan modern untuk mengawal wilayah kedaulatan Indonesia. Termasuk diantaranya adalah :
  • 8 Peluru Kendali Permukaan-ke-permukaan McDonnel Douglas RGM-84 Harpoon dengan jangkauan maksimum 130 km (70 mil laut), berkecepatan 0,9 mach, berpemandu active radar homing dengan hulu ledak seberat 227 kg.
  • 4 Peluru kendali permukaan-ke-udara Mistral dalam peluncur Simbad laras ganda sebagai pertahanan anti serangan udara. Jangkauan efektif 4 km (2,2 mil laut), berpemandu infra merah dengan hulu ledak 3 kg. Berkemampuan anti pesawat udara, helikopter dan rudal.
  • 1 Meriam OTO-Melara 76/62 compact berkaliber 76 mm (3 inchi) dengan kecepatan tembakan 85 rpm, jangkauan 16 km untuk target permukaan dan 12 km untuk target udara.
  • 2 Senapan mesin 12,7 mm
  • 12 Torpedo Honeywell Mk. 46, berpeluncur tabung Mk. 32 (324 mm, 3 tabung) dengan jangkauan 11 km kecepatan 40 knot dan hulu ledak 44 kg. Berkemampuan anti kapal selam dan kapal permukaan.
KRI Slamet Riyadi (352) diperlengkapi radar LW-03 2-D air search, sonar PHS-32. Juga diperlengkapi dengan kontrol penembakan (fire control) M-44 SAM control serta perangkat perang elektronik UA-8/9 intercept. Sebagai pertahanan diri mempunyai 2 peluncur decoy RL.

KRI Slamet Riyadi (352) memiliki dek untuk 1 helikopter yang sebelumnya adalah Westland Wasp HAS 1 (kini pensiun) dengan fungsi sebagai heli anti kapal selam. Mungkin kini diganti dengan NBO-105 atau NAS 332L Super Puma.

wikipedia.org

KRI Ahmad Yani (351), Kapal Perang Jenis Fregat Milik TNI-AL

KRI Ahmad Yani (351) adalah kapal perang jenis fregat yang memperkuat armada kapal perang TNI-AL. Kapal ini merupakan kapal Perusak Kawal Berpeluru Kendali yang yang berada pada jajaran kelas Ahmad Yani. Sebelum dioperasikan oleh Indonesia (TNI-AL), KRI Ahmad Yani (351) sebelumnya adalah kapal fregat milik Angkatan Laut Belanda (HMNLS Van Speijk F804).

KRI Ahmad Yani (351). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
KRI Ahmad Yani (351).
KRI Ahmad Yani (351) merupakan kapal pertama dari kapal perang kelas Perusak Kawal Berpeluru Kendali Kelas Ahmad Yani milik TNI AL. Dinamai menurut Jendral Ahmad Yani, salah seorang Pahlawan Revolusi. KRI Ahmad Yani merupakan kapal fregat bekas pakai AL Belanda (HMNLS Van Speijk F804) yang kemudian dibeli oleh Indonesia.

Kapal perang KRI Ahmad Yani (351) bersaudara dekat dengan Fregat Inggris Kelas HMS Leander dengan sedikit modifikasi dari desain RN Leander asli. Dibangun tahun 1967 oleh Koninklijke Maatschappij de Schelde, Vlissingen, Belanda dan mendapat peningkatan kemampuan sebelum berpindah tangan ke TNI Angkatan Laut pada tahun 1977-1980. Termasuk diantaranya adalah pemasangan sistem pertahanan rudal anti pesawat (SAM, Surface to Air Missile) Mistral menggantikan Sea Cat. Bertugas sebagai armada patroli dengan kemampuan anti kapal permukaan, anti kapal selam dan anti pesawat udara.

Pada tahun 2007, bersama dengan KRI Abdul Halim Perdanakusuma (355), selesai menjalani pergantian mesin yang dijalaninya selama 2 tahun. Saat ini KRI Ahmad Yani kembali memperkuat Komando Armada RI Kawasan Timur.

KRI Ahmad Yani (351) memiliki berat 2,940 ton. Dengan dimensi 113,42 meter x 12,51 meter x 4,57 meter. Ditenagai oleh turbin uap dengan 2 boiler, 2 shaft yang menghasilkan 30,000 shp sanggup mendorong kapal hingga kecepatan 28,5 knot. Diawaki oleh maksimal 180 pelaut.

KRI Ahmad Yani (351) dipersenjatai dengan berbagai jenis persenjataan modern untuk mengawal wilayah kedaulatan republik Indonesia. Termasuk diantaranya adalah :
  1. 8 Peluru Kendali Permukaan-ke-permukaan McDonnel Douglas RGM-84 Harpoon dengan jangkauan maksimum 130 Km (70 mil laut), berkecepatan 0,9 mach, berpemandu active radar homing dengan hulu ledak seberat 227 Kg.
  2. 4 Peluru kendali permukaan-ke-udara Mistral dalam peluncur Simbad laras ganda sebagai pertahanan anti serangan udara. Jangkauan efektif 4 Km (2,2 mil laut), berpemandu infra merah dengan hulu ledak 3 Kg. Berkemampuan anti pesawat udara, helikopter dan rudal.
  3. 1 Meriam OTO-Melara 76/62 compact berkaliber 76mm (3 inchi) dengan kecepatan tembakan 85 rpm, jangkauan 16 Km untuk target permukaan dan 12 Km untuk target udara.
  4. 2 Senapan mesin 12.7mm
  5. 12 Torpedo Honeywell Mk. 46, berpeluncur tabung Mk. 32 (324mm, 3 tabung) dengan jangkauan 11 Km kecepatan 40 knot dan hulu ledak 44 kg. Berkemampuan anti kapal selam dan kapal permukaan.
KRI Ahmad Yani (351) diperlengkapi radar LW-03 2-D air search, sonar PHS-32. Juga diperlengkapi dengan kontrol penembakan (fire control) M-44 SAM control serta perangkat perang elektronik UA-8/9 intercept. Sebagai pertahanan diri mempunyai 2 peluncur decoy RL.

KRI Ahmad Yani (351) memiliki dek untuk 1 helikopter yang sebelumnya adalah Westland Wasp HAS 1 (kini pensiun) dengan fungsi sebagai heli anti kapal selam. Mungkin kini diganti dengan NBO-105 atau NAS 332L Super Puma.

wikipedia.org

Jamaran II, Kapal Perang Destroyer Terbaru Buatan Iran Siap Diluncurkan

Komandan Angkatan Laut Iran, Laksamana Habibollah Sayyari, mengatakan bahwa kapal perang perusak (destroyer) terbaru buatan Iran, Jamaran II (Velayat), akan segera bergabung dengan armada angkatan laut negara itu dalam waktu dekat. Jamaran II adalah kapal perang jenis destroyer yang modern yang akan segera ditambahkan ke armada angkatan laut Iran. Sayyari mengatakan bahwa proses pembuatan kapal perang perusak ini sudah berada pada tahap akhir. Komandan Angkatan Laut Iran itu mengatakan bahwa Iran telah memproduksi kapal perang destroyer yang pertama, Jamaran, yang sudah bergabung dengan armada angkatan laut negara itu. Kehadiran kapal perang terbaru ini bertujuan untuk melindungi wilayah perairan Iran dan memberikan keamanan untuk kapal tanker minyak Iran dan kapal dagang di rute internasional. Dia juga mengatakan bahwa Iran akan segera mengirimkan armada ke-16 kapal perang ke Teluk Aden sebagai bagian dari upaya untuk memberikan keamanan bagi kapal-kapal Iran di daerah-pembajakan dipenuhi. Iran telah memulai kampanye swasembada industri pertahanan dan telah meluncurkan proyek-proyek militer banyak sejak kemenangan Revolusi Islam lebih dari 30 tahun yang lalu. Angkatan Laut Iran meluncurkan kapal perusak pertama negeri-diproduksi, Jamaran, di perairan Teluk Persia pada bulan Februari, 2010. Kapal perusak 1.420 ton dilengkapi dengan radar modern dan kemampuan perang elektronik lainnya. Ia memiliki kecepatan tertinggi hingga 30 knot dan memiliki helipad. Hal ini juga dilengkapi sistem anti-pesawat, anti-permukaan dan anti-bawah permukaan yang sangat canggih. Kapal juga telah dilengkapi dengan meriam angkatan laut torpedo dan modern.
Jamaran Class, kapal destroyer buatan Iran. PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Jamaran Class, kapal destroyer buatan Iran
Iran Siap Luncurkan Kapal Perang Jamaran II

Iran siap meluncurkan Jamaran II, kapal penghancur buatan dalam negeri di Laut Kaspia pada hari Minggu (17/3/2013) di hadapan Presiden Mahmoud Ahmadinejad. Jamaran II (Velayat), kapal perang wave-class, telah dirancang dan diproduksi oleh para ahli di Kementerian Pertahanan Iran dan memiliki state-of-the-art peralatan navigasi dan sistem pertahanan yang kompleks. Destroyer (kapal penghancur) Jamaran II adalah simbol dari kemampuan Republik Islam dan kekuatan menyampaikan pesan perdamaian serta persahabatan negara ke Laut Kaspia.

Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Ahmad Vahidi dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mayor Jenderal Hassan Firouzabadi juga akan menghadiri upacara untuk meluncurkan kapal perang tersebut. Jamaran II secara resmi akan bergabung dengan armada Angkatan Laut Iran dalam 6 bulan ke depan setelah selesainya tes akhir.

Dalam beberapa tahun terakhir, Iran telah membuat prestasi besar di sektor pertahanan dan mencapai swasembada dalam memproduksi peralatan militer dan sistem penting. Angkatan Laut Iran meluncurkan destroyer dalam negeri Sahand di pelabuhan selatan Bandar Abbas pada 8 September 2012 bersama kapal selam super berat yang dirombak Tareq 901. Angkatan Laut Iran meluncurkan kapal penghancur pertamanya, Jamaran, di perairan Teluk Persia pada bulan Februari 2010. Kapal dengan berat 1420 ton ini dilengkapi dengan sistem radar modern dan kemampuan perang elektronik lainnya.

Teheran telah berulang kali meyakinkan negara lain bahwa kekuatan militernya tidak menimbulkan ancaman bagi negara-negara lain, dan bersikeras bahwa doktrin pertahanan Republik Islam Iran sepenuhnya didasarkan pada pencegahan.

www.wartanews.com

Minggu, 17 Maret 2013

Sukhoi Su-30 Flanker-C, Jet Tempur Multiperan Buatan Rusia

Sukhoi Su-30 Flanker-C adalah pengembangan dari Su-27UB, dan memiliki beberapa varian. Seri Su-30K dan Su-30MK telah sukses secara komersial. Varian-varian ini diproduksi oleh KNAAPO dan Irkut, yang merupakan anak perusahaan dari grup Sukhoi. KNAAPO memproduksi Su-30MKK dan Su-30MK2, yang dirancang dan dijual kepada Tiongkok. Su-30 paling mutakhir adalah seri Su-30MK buatan Irkut. Antara lain Su-30MKI, yang merupakan pesawat yang dikembangkan khusus untuk Angkatan Udara India, serta MKM untuk Malaysia dan MKA untuk Aljazair..
Ini adalah pejuang multiperan untuk semua cuaca, udara-ke-udara dan udara-ke-permukaan misi interdiksi dalam. Su-30 dimulai sebagai sebuah proyek pengembangan internal di keluarga Su-27 Sukhoi oleh Sukhoi. Rencana desain adalah dirubah dan nama itu dibuat resmi oleh Kementerian Pertahanan Rusia pada tahun 1996. Dari keluarga Flanker, hanya Su-27, Su-30, Su-34 dan Su-35 telah diperintahkan ke produksi serial oleh Departemen Pertahanan. Semua yang lain, seperti Su-37, adalah prototipe. Su-30 memiliki dua cabang yang berbeda, diproduksi oleh organisasi bersaing: KnAAPO dan Irkut Corporation, baik yang datang di bawah payung grup Sukhoi. KnAAPO memproduksi Su-30MKK dan Su-30MK2, yang dirancang untuk dan dijual ke Cina, dan kemudian Indonesia dan Vietnam. Karena keterlibatan KnAAPO dari tahap awal pengembangan Su-35, ini pada dasarnya merupakan versi dua kursi dari pertengahan 1990-an Su-35. Cina memilih sebuah radar yang lebih tua tetapi lebih ringan sehingga bisa canards dihilangkan dengan imbalan muatan meningkat. Ini adalah pejuang pemogokan khusus dirancang untuk jangka panjang udara-ke-permukaan misi serangan, mirip dengan Amerika F-15E. Irkut tradisional melayani Pertahanan Udara Soviet dan, di tahun-tahun awal pengembangan Flanker, diberi tanggung jawab manufaktur Su-27UB, versi dua-kursi pelatih dari Su-27. Ketika India menunjukkan minat dalam Sukhoi Su-30, Irkut menawarkan multiperan Su-30MKI, yang berasal sebagai Su-27UB dimodifikasi dengan avionik yang tepat bagi para pejuang. Seiring dengan tanah-serangannya kemampuan, seri menambahkan fitur untuk peran superioritas udara, seperti thrust-vectoring, canards ke depan dan jangka panjangnya fase-array radar. Turunannya termasuk MKM, MKA dan MKV untuk Malaysia, Aljazair dan Venezuela, masing-masing. Rusia dalam pembicaraan untuk membeli dari Irkut produksi massal Sukhoi fasilitas pada 28 sampai 40 Su-30 pejuang C. Sangat disayangkan bahwa sejak 911 tontonan media yang sedang berlangsung Perang Global Melawan Teror dan Operasi Kebebasan Irak telah mengalihkan fokus publik dan media di Australia jauh dari kejadian di wilayah dekat. Dalam beberapa tahun terakhir beberapa perkembangan penting telah terjadi, dengan Malaysia dan Indonesia menandatangani kontrak untuk dan mengambil pengiriman, masing-masing, pertama mereka top-tier Sukhoi Su-30, dan India membangun produksi pesawat pertama sepenuhnya dikonfigurasi Su-30MKI. Sementara perkembangan ini diharapkan, mereka mewakili perubahan yang sedang berlangsung di daerah kekuasaan kedirgantaraan dan kemampuan yang Australia tidak harus memilih untuk mengabaikan. Beberapa analis pertahanan di Canberra berpendapat vokal di media bahwa Perang Global Melawan Teror tuntutan bahwa Australia merestrukturisasi secara fundamental doktrin dasar strategis dan memang membentuk kembali struktur kekuatannya.

Sukhoi Su-30 Flanker-C (Gambar 1). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Sukhoi Su-30 Flanker-C (Gambar 1).

Sukhoi Su-30 Flanker-C (Gambar 2). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Gambar 2.

Sukhoi Su-30 Flanker-C (Gambar 3). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Gambar 3.

Sukhoi Su-30 Flanker-C (Gambar 4). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Gambar 4.

Sukhoi Su-30 Flanker-C (Gambar 5). PROKIMAL ONLINE Kotabumi Lampung Utara
Gambar 5.
Pemerintah Republik Indonesia baru saja menerima kedatangan 2 unit jet tempur Sukhoi Su-30 dari 6 pesawat sejenis yang sudah dipesan. Pesawat ini adalah pesawat tempur yang dikembangkan oleh Sukhoi Rusia pada tahun 1996, dan masuk dalam jenis pesawat tempur multi-peran, yang efektif dipakai sebagai pesawat serang darat. Model Sukhoi SU-30 bisa dibandingkan dengan F/A-18E/F Super Hornet and F-15 Eagle, buatan Amerika Serikat.

Sukhoi Su-30 adalah pengembangan dari Su-27UB, dan memiliki beberapa varian. Seri Su-30K dan Su-30MK telah sukses secara komersial. Varian-varian ini diproduksi oleh KNAAPO dan Irkut, yang merupakan anak perusahaan dari grup Sukhoi. KNAAPO memproduksi Su-30MKK dan Su-30MK2, yang dirancang dan dijual kepada Tiongkok. Su-30 paling mutakhir adalah seri Su-30MK buatan Irkut. Antara lain Su-30MKI, yang merupakan pesawat yang dikembangkan khusus untuk Angkatan Udara India, serta MKM untuk Malaysia dan MKA untuk Aljazair.

Sukhoi Su-30 hanya bisa dinaiki oleh dua kru. Dengan panjang 21.935 m, lebar sayap: 14.7 m, tinggi: 6.36 m, luas sayap: 62.0 m², pesawat ini cukup handal untuk terbang jarak jauh. Bobot kosong: 17,700 kg dan bobot terisi: 24,900 kg. Pesawat ini bobot maksimum lepas landas: 34,500 kg. Menggunakan mesin: 2× AL-31FL low-bypass turbofan, pesawat ini laju maksimumnya mencapai Mach 2.0 (2,120 km/h, 1,320 mph) dengan jarak jangkau: 3,000 km at altitude.

Spesifikasi Jet Tempur Sukhoi Su-30 Flanker-C :
  • Kru : 2
  • Panjang : 21,935 m
  • Lebar sayap : 14,7 m
  • Tinggi : 6,36 m
  • Luas sayap : 62,0 m²
  • Bobot kosong : 17.700 kg
  • Bobot terisi : 24.900 kg
  • Bobot maksimum lepas landas : 34.500 kg
  • Mesin : 2unit AL-31FL low-bypass turbofans
    • Dorongan kering : 7.600 kgf masing-masing
    • Dorongan dengan pembakar lanjut : 12.500 kgf masing-masing
Kinerja
  • Kecepatan maksimum : Mach 2.0 (2.120 km/jam, 1,320 mph)
  • Jarak jangkau : 3.000 km pada ketinggian maksimal penerbangan
  • Ketinggian maksimum penerbangan : 17.300 m
  • Laju panjat : 230 m/detik
  • Beban sayap : 401 kg/m²
  • Dorongan/berat : 1.0
Persenjataan
  • Cannon : 1 unit GSh-30-1 kaliber 30 mm, 150 putaran
  • Rudal Udara-ke-Udara : 6 unit R-27ER1 (AA-10C), 2 unit R-27ET1 (AA-10D), 6 unit R-73E (AA-11), 6 unit R-77 RVV-AE(AA-12)
  • Rudal Udara-ke-Permukaan : 6 unit Kh-31P/Kh-31A rudal anti radar, 6 unit Kh-29T/L rudal berpandu laser, 2 unit Kh-59ME
  • Bom : 6 unit KAB 500KR, 3 unit KAB-1500KR, 8 unit FAB-500T, 28 unit OFAB-250-270
www.republika.co.id, wikipedia.org

Video Jet Tempur Sukhoi Su-30 Flanker-C :
Video manuver terbang pesawat jet tempur Sukhoi Su-30 Flanker-C.